Anda di halaman 1dari 2

Dalam menentukan suatu penilaian terhadap tumor, perlu

dilakukan grading atau staging. Hal ini dilakukan untuk menentukan terapi yang terbaik
yang akan diberikan kepada pasien. Selain itu, grading maupun staging ini diperlukan
untuk memperkirakan prognosis pasien. Oleh karena itu, grading atau staging sangat
penting dalam pemeriksaan terhadap pasien.

1. Grading
Grading merupakan suatu penilaian yang kualitatif, bukan kuantatif. Grading biasanya
berdasarkan penampakan histopatologis. Penilaian grading ini dilakukan pada jaringan
tumor yang mempunyai sifat anaplastik yang paling besar. Dikarenakan hanya secara
kualitatif, grading kurang mempunyai arti klinis. Pada tahun 1920-an, Broders
menggolongkan sel-sel tumor pada bibir dan kulit berdasarkan ketidakbisaannya
pembedaan sel tumor dengan sel normal, yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Pengklasifikasian grading berdasarkan bisa tidaknya sel-sel kanker dibedakan dengan
sel yang normal. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. GX : penampakan tidak bisa dinilai
b. G1 : sel tumor dengan sel normal bisa dibedakan dengan jelas
c. G2 : sel tumor dengan sel normal bisa dibedakan dengan cukup jelas
d. G3 : sel tumor dengan sel normal susah dibedakan
e. G4 : sel tumor dengan sel normal tidak bisa dibedakan
Dalam penentuan grading, biasanya digunakan pemeriksaan mikroskopik dengan
pewarnaan hematoxylin and eosin (HE). Grading juga memerlukan pemeriksaan
histologis yang melingkupi morfologi sel dan juga keadaan sitosolik sel, walaupun tidak
semua jenis kanker memerlukannya. Salah satu contohnya adalah prostaic
adenocarcinoma yang hanya memerlukan arsitektur sel dan tumor renal yang hanya
memerlukan bentuk inti sel.

2. Staging
Staging yang biasanya dilakukan adalah dengan menggunakan prinsip TNM. TNM
didasari oleh 3 komponen, yaitu T (tumor primer), N (ada atau tidanya metastasis yang
berkaitan dengan getah bening), dan M (jarak metastasis dari tumor primer). Klasifikasi
T adalah sebagai berikut:
a. Tx : tumor masih belum bisa digolongkan
b. T0 : tidak ditemukan tumor primer
c. Tis : carcinoma in situ
d. T1 : tumor primer berukuran <2cm
e. T2 : tumor primer berukuran 2-5 cm
f. T3 : tumor primer berukuran >5cm
Klasifikasi N adalah sebagai berikut:
a. Nx : penyebaran ke KGB masih belum diketahui
b. N0 : tumor tidak bermetastasis pada KGB
c. N1 : tumor bermetastasis ke KGB ipsilateral axillary lymph node(s)
d. N2 : tumor bermetastasis dari KGB menuju ke kelenjar lain
e. N3 : tumor bermetastasis lewat KGB dan telah menyebar ke bagian tubuh yang lain
Klasifikasi M adalah sebagai berikut:
a. Mx : metastasis masih belum bisa didentifikasi
b. M0 : metastasis tidak berjarak jauh
c. M1 : metastasis berjarak jauh
Dengan menggabungkan klasifikasi dai T, N, dan M, didapatkan klasifikasi TNM secara
umum, yaitu:
a. Stage 0 (Tis, N0, M0)
b. Stage I (T1, N0, M0)
c. Stage IIA (T0-N1-M0; T1-N1-M0; T2-N0-M0)
d. Stage IIB (T2-N1-M0; T3-N0-M0)
e. Stage IIIA (T0-N2-M0; T1-N2-M0; T2-N2-M0; T3-N1-M0; T3-N2-M0)
f. Stage IIIB (T4-N4-M0; T4-N1-M0; T4-N2-M0)
g. Stage IIIC (Any T-N3-M0)
h. Stage IV Any T-any N-M1

Damjanov I, Fan F (ed.). Cancer Grading Manual. New York: Springer Scince; 2007.p.
1-4.
American Joint Committee on Cancer AJCC. Cancer Staging Manual. 6th ed. New York:
Springer; 2002.p.7`

Anda mungkin juga menyukai