Anda di halaman 1dari 17

A.

   KONSEP DASAR
1. Defenisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain
itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T,
2005)
2. Etiologi
Menurut Iskandar (2010) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor mammae belum diketahui.
Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah terid entifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor mammae.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae beresiko tiga
kali lebih besar untuk menderita tumor mammae.
c. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1,
BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker mammae.
d. Faktor usia
Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh
perubahan hormon akibat kehamilan, dapat mening katkan resiko terjadinya tumor
mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dib andingkan dengan hamil
pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae. Penggunaan
pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan
penggunaan pada usia lebih tua
3. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ
yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1) Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak
dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat
karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2) fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3) fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4) fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.

4. Tanda dan gejala


Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan
secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu
sendiri.
1) Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak
beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2) Nyeri pada daerah massa
3) Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.Dimpling
terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper. Cara
pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan
pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4) Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
5) Pengelupasan papilla mammae
6) Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7) ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
Penentuan ukuran tumor, penyebaran ke kelenjar limfe dan tempat lain pada carcinoma
mammae adalah sebagai berikut :
TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secar
langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu
sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler
terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA


STADIUM T N M
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N2 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
IIIB T4 Semua N M0
Semua T N3 M0
IV Semua T Semua N M1
5. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
2) Tes diagnosis lain
a. Non invasif
a) Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting.
Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba.
Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat
keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai
pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan
memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
b) Radiologi (foto roentgen thorak)
c) USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa
yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan
hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang
tebal/padat.
d) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena,
bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian
pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
e) Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui
metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul
glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan
histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan
menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini
merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat,
tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.
6. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk
metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru
akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami
gangguan persepsi sensori.
7. Penatalaksanaan medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu kuratif
(dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)

Penanganan Keterangan
Pembedahan
(kuratif) Mulai dari lumpektomi (pengangkatan jaringan yang luas dengan
Mastektomi parsial kulit yang terkena) sampai kuadranektomi (pengangkatan seperempat
(eksisi tumor local payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari
dan penyinaran) kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad)

Mastektomi total Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot pektoralis
dengan diseksi aksila minor
rendah
Mastektomi radikal Seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksila
yang dimodifikasi

Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor di bawahnya,
seluruh isi aksila

Mastektomi radikal Sama seperti masektomi radikal ditambah kelenjar limfe mamaria
yang diperluas interna
Non Pembedahan
(paliatif) Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi
Penyinaran pada kanker lanjut, pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe,
aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi

Kemoterapi Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang


lanjut

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,


Terapi hormaon dan progesterone, antiestrogen, ooforektomi, adrenalektomi,
endokrin hipofisektomi
B.       ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

1) PENGKAJIAN 
1. Keluhan Utama:
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah,
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
Kaji tingkat kesadaran klien, BB, tinggi badan, tekanan darah, suhu,
respirasi, nadi.
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : irama reguler, bentuk dada tidak simetris, pergerakan dada tidak
simetris, tidak ada pernafasan perut, ada tarikan pada payudara, puting susu
tidak menonjol
Palpasi: ada penurunan fremitus focal pada di salah satu dada,
pengembangan dada tidak simetris.
Perkusi: setelah diperkusi bagian paru aterior dan posterior saat pasien duduk
terdengar suara pekak.
Auskultasi: saat diauskultasi bagian anterior dan posterior bunyi terdengar
vesikuler.
c. Sistem kardio vaskuler
Inspeksi: konjungtiva annemis, crt<2 detik, tidak ada pulsasi apeks jantung,
tidak terlihat nadi karotis
Perkusi: terdengar bunyi dulness
Auskultasi: saat di auskultasi terdengar suara lubdup, dan tidak ada suara
tambahan.
6. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada Riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
7. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
8. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
9. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
10. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
11. Persepsi dan Konsep Diri
Mammae merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
12. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
13. Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
14. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
15. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada
16. Pemeriksaan Diagnostik
a. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
b. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
c. Penanda tumor
d. Mammografi
e. sinar X dada

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan masa tumor (D.0077)
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
 Objektif:

- Tampak meringis - Frekuensi nadi meningkat


- Bersikap protektif - Sulit tidur
- Gelisah

b. Gejala dan Minor


Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif :

- Tekanan darah meningkat - proses berpikir terganggu


- pola napas berubah - Menarik diri
- nafsu makan berubah - Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernapasan, deformitas
dinding dada
a. Gejalan dan Tanda Mayor
Subjektif : Dispnea
Objektif :
- Penggunaan otot bantu pernapasan.
- Fase ekspirasi memanjang.
- Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul
cheyne-stokes).
b. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Ortopnea
Objektif :
- Pernapasan pursed-lip. - Ventilasi semenit
- Pernapasan cuping menurun
hidung. - Kapasitas vital menurun
- Diameter thoraks anterior - Tekanan ekspirasi menurun
—posterior meningkat - Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ke
jaringan (D.0019)
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)     
Objektif : Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal .
b. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
- Cepat kenyang setelah makan 
- Kram/nyeri abdomen 
- Nafsu makan menurun. 
Objektif :

- Bising usus hiperaktif - Sariawan


- Otot pengunyah lemah - Serum albumin turun
- Otot menelan lemah - Rambut rontok berlebihan
- Membran mukosa pucat - Diare

4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik


(tekanan jaringan mammae)
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif :
- Nyeri - Kemerahan
- Perdarahan - Hermatoma
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada bentuk
tubuh karena proses penyakit (mammae asimetris) (D.0083)
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Mengungkapkan kekacauan/kehilangan bagian tubuh
Objektif :
- Kehilangan bagian tubuh
- Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
b. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
- Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh
- Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
- Mengungkapkan perubahan gaya hidup
Objektif
- Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara berlebihan
- Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh
- Fokus berlebihan perubahan tubuh
- Respon nonverbal pada perubahan dan presepsi tubuh
- Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu
- Hubungan sosial berubah
6. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi (D.0111)
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif
- Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjikan presepsi yang keliru terhadap masalah
b. Gejala dan Tanda Minor
- Menjalani pemeriksaan yang tepat
- Menunjikan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi,
histeria)
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh (D.0080)
a. Gejala dan Tanda Mayor.
Subjektif :
- Merasa bingung.
- Merasa khawatir dengan akibat.
- Sulit berkonsenstrasi
Objektif :
- Tampak gelisah. - Sulit tidur
- Tampak tegang.
b. Gejala dan Tanda Minor.
Subjektif.
- Mengeluh pusing. - Palpitasi.
- Anoreksia.
- Merasa tidak berdaya.
Objektif.
- Frekuensi napas - Tremos.
meningkat. - Muka tampak pucat.
- Frekuensi nadi - Suara bergetar.
meningkat. - Kontak mata buruk.
- Tekanan darah - Sering berkemih.
meningkat. - Berorientasi pada
- Diaforesis. masa lalu.
8. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya informasi (D.0142)
Faktor Risiko
1) Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus).
2) Efek prosedur invasi.
3) Malnutrisi.
4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.
5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
- Gangguan peristaltik, - Ketuban pecah lama,
- Kerusakan integritas - Ketuban pecah
kulit, sebelum waktunya,
- Perubahan sekresi pH, - Merokok,
- Penurunan kerja - statis cairan tubuh
siliaris,
6) Ketidakdekuatan pertahanan tubuh sekunder :
- Penurunan - Supresi respon
homolobin, inflamasi,
- Imununosupresi, - Vaksinasi tidak
- Leukopenia, adekuat.
3) Intervensi

Diagnosa Keperawatn Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Dukungan Nyeri Akut : Pemberian Analgesik
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24
adanya penekanan jam, diharapkan tingkat nyeri Observasi
masa tumor menurun dan kontrol nyeri
meningkat dengan kriteri hasil : a. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Tidak mengeluh nyeri b. Identifikasi riwayat alergi obat
 Tidak meringis c. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. narkotika, nonnarkotika, atau
 Tidak bersikap protektif NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
 Tidak gelisah d. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
 Kesulitan tidur menurun e. Monitor efektifitas analgesik
 Frekuensi nadi membaik
 Melaporkan nyeri Terapeutik
terkontrol
 Kemampuan mengenali f. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika
onset nyeri meningkat perlu
 Kemampuan mengenali g. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk
penyebab nyeri mempertahankan kadar dalam serum
meningkat h. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respons pasien
 Kemampuan i. Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak
menggunakan teknik diinginkan
nonfarmakologis
Edukasi
meningkat
j. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat Kolaborasi
k. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi

Kerusakan integritas Setelah dilakukan intervensi Perawatan Luka ( I.14564 )


jaringan berhubungan keperawatan selama … x 24
dengan faktor mekanik Observasi
jam, diharapkan integritas kulit
(tekanan jaringan a. Monitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
dan jaringan meningkat dengan
mammae) b. Monitor tanda –tanda inveksi
kriteria hasil :
Terapiutik
 elastisitas meningkat c. lepaskan balutan dan plester secara perlahan
d. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
 hidrasi meningkat
e. Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih non toksik,sesuai kebutuhan
 kerusakan jaringan menurun
f. Bersihkan jaringan nekrotik
 perdarahan menurun
g. Berika salep yang sesuai di kulit /lesi, jika perlu
 nyeri menurun h. Pasang balutan sesuai jenis luka
 hematoma menurun i. Pertahan kan teknik seteril saaat perawatan luka
j. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
k. Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
l. Berika diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5
g/kgBB/hari
m. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam
amino),sesuai indikasi
n. Berikan terapi TENS (Stimulasi syaraf transkutaneous), jika perlu
Edukasi
o. Jelaskan tandan dan gejala infeksi
p. Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein
q. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
r. Kolaborasi prosedur debridement (mis: enzimatik biologis
mekanis,autolotik), jika perlu
s. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi PROMOSI CITRA TUBUH (I.09305)
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 Observasi
perubahan pada jam, diharapkan citra tubuh  Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
bentuk membaik dan jaringan  Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
tubuh karena proses meningkat dengan kriteria  Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
penyakit (mammae hasil :  Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
asimetris)  Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
 Verbalisasi perasaan negatif Terapiutik
tentang perubahan tubuh  Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
menurun  Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
 Verbalisasi kekhawatiran  Diskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
pada reaksi orang lain  Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit,
menurun pembedahan)
 Melihat bagian tubuh  Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
membaik  Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
 Menyentuh bagian tubuh Edukasi
 Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
 Anjurka mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok

Ansietas berhubungan  Konsentrasi membaik Reduksi ansietas


dengan perubahan Observasi
gambaran tubuh
 Pola tidur membaik a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (Mis. Kondisi, waktu, stresor)
 Perilaku gelisan menurun b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Verbalisasi kebingungan c. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
menurun Terapeutik
 Perilaku tegang menurun d. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
e. Pahami situasi yang membuat ansietas
f. Dengarkan dengan penuh perhatian
g. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan.
h. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
i. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
j. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
k. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
l. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
m. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
n. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
o. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
p. Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
q. Kolaborasi pemberian antiansietas, jika perlu
Daftar pustaka

Brunner & suddarth, 2002 keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta :EGC

Mansjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran jilid 2. Jakarta : media aesculapius

Marilyn, Donges E, 2000, rencana Asuhan keperawatan (pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan) Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai