Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMMAE

I. KONSEP DASAR MEDIS


A. Pengertian
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Wijaya, 2005).
Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 - 49
tahun dan letak terbanyak dikuadran lateral atas (Arief Mansjoer, dkk, 2000 ).
Kanker payudara adalah keganasan yang jarang terjadi dengan pola
pertumbuhan duktus atau disertai sekresi kelenjar payudara dan keringat
(Dorland, 1998)

B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui,tetapi ada beberapa faktor resiko yang
menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker
payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya
meningkat hampir 1% setiap tahun.
2. Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. resiko
terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara

Lidya Sampe P., S.Kep 3


Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum
berusia 60 tahun; resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker
payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.
4. Menarke Dini
Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
5. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun
mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada
usia 20 tahun.
6. Menopause pada usia lanjut
Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk
mengalami oovarektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai
resiko sepertiganya.
7. Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker
payudara; wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat
kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
8. Paparan terhadap radiasi ionisasi masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun. Pada keadaan ini beresiko hampir dua kali lipat
9. Obesitas
Resiko terendah diantara wanita pasca menopause. Bagaimanapun,
wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka
kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan
diagnosis yang lambat.
10. Kontrasepsi oral
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini
menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.
11. Terapi penggantian hormone

Lidya Sampe P., S.Kep 4


terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker
payudara pada terapi penggantian hormone. Wanita yang berusia lebih
tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakan untuk
jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun ) dapat mengalami
peningkatan resiko. Sementara penambahan progesterone terhadap
penggantian estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium, hal
ini tidak menurunkan kanker payudara.
12. Masukan alkohol
Sedikit resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol
bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya dua kali
lipat diantara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Di negara
dimana minuman anggur dikonsumsi secara teratur (mis , Francis dan
Itali), angkanya sedikit lebih tinggi. Beberapa temuan riset
menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan
untuk mengalami kanker payudara pada tahun – tahun terkhirnya.

C. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu – satunya penyakit, tapi banyak
tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan
estrogennya, dan usia permulaanya. Penyakit payudara ganas sebelum
menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause
(post menopouse). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan
berbagai penyakit berbahaya lainya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent”
mengandung reseptor yang mengikat estrodol, suatu tipe estrogen, dan
pertumbuhanya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul pada
jaringan normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor
“estrogen dependent” diidentifikasi dengan suatu uji “estrogen reseptor assay
(ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker – kanker payudara hormone-
dependent. Kanker – kanker ini memberikan respon terhadap hormone
treatment (endocrine chemotherapy, oovorectomy, atau adrenalektomy)

Lidya Sampe P., S.Kep 5


Tumor payudara ganas berbeda dari tumor payudara yang tidak
berbahaya. Tumor ganas biasanya tersendiri, bentuknya tidak beraturan keras,
massanya tidak bergerak dengan kecenderungan menempel kuat pada otot-
otot pectoral dan kulit, menyebabkan retraksi atau dimpling pada kulit. Kulit
dapat menjadi menebal, memberikan suatu efek “orange peel” keterlibatan
limpe nodus terdapat pada sekitar dua pertiga pada wanita pada waktu
didiagnosi. Tempat – tempat lainnya untuk metastasis adalah paru – paru,
tulang, liver, glandula adrenal, dan ovaries. (Long,1996)

D. Klasifikasi dan stadium.


Pengelolaan pada pasien dengan kanker mammae didasarkan pada tiga
kriteria yaitu dari pentahapan histologi, jenis klasifikasi TNM, dan
berdasarkan pentahapan TNM.
Ditinjau dari pentahapan histologi memberiakan prognosis yang lebih
akurat. Tahap – tahap yang penting diringkas sebagai berikut:
1. Tahap I
Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus
limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastase.
2. Tahap II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5
cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak
terdeteksi adanya metastase.
3. Tahap III
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan
sembarang ukuran yang menginfasi kulit atau dinding, dengan nodus
limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, dan tanpa bukti adanya
metastasis.
4. Tahap IV
Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe
normal atau kankerosa, dan adanya metastasis jauh. (Smeltzer, 2002)

Lidya Sampe P., S.Kep 6


Klasifikasi TNM kanker payudara adalah sebagai berikut :

Tahap ukuran tumor Keterlibatan nodul Metastae


I Kurang dari 2 cm (T1) Tidak ada (N0) Tidak ada (M0)
II Kurang dari 5 cm (T1 Axillary nodes dapat Tidak ada (M0)
atau T2) berpindah (N1)
III Lebih dari 5 cm dengan Axillary nodes tetap atau dapat Tidak ada (M0)
infasi kulit atau melebar berpindah (N1 atau N2)
pada dinding dada.
IV Setiap ukuran (setiap)) Setiap nodes (setiap N) Ya (M1)
( Long, 1996)

Berdasar Pentahapan TNM diadaptasi oleh the American join commitee on


cancer staging and result reporting adalah :
Tahap 0 Tis N0
M0
Tahap I T1 N0
M0
Tahap IIA T0 N1
M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap IIB T2 N1
M0
T3 N1 M0
Tahap IIIA T0 N2
M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0

Lidya Sampe P., S.Kep 7


Tahap IIIB T4 Sembarang N
M0
Sembarang T N3 M0
Tahap IV Sembarang T Sembarang N
M1
Tumor primer (T)
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ; karsinoma intraduktol, karsinoma lobular in situ, atau
penyakit paget’s putting susu dengan atau tanpa tumor.
T1 Tumor kurang dari 2 cm dalam dimensi terbesarnya.
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm dalam dimensi
terbesarnya.
T3 Tumor lebih dari 5 cm dalam dimensi terbesarnya.
T4 Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan kedinding dada atau
kulit.
Nodus limfe regional (N)
N0 Tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1 Metastasis kenodus limfe aksilaris ipsilateral (s) yang dapat digerakkan
N2 Metastasis kenodus limfe aksilaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu sama
lain atau pada struktur lainnya
N3 Metastasis kenodus limfe mamaria internal ipsilateral
Metastasis jauh (M)
M0 Tidak ada metastasis yang jauh
M1 Metastasis jauh (termasuk metastasis kenodus limfe sub klavikular
ipsilateral)
(Smeltzer & Bare, 2002)

E. Tipe –tipe atau jenis kanker payudara


Pemeriksaan histologis sel – sel kanker membantu menentukan
prignosis dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana

Lidya Sampe P., S.Kep 8


penyakit berkembang. Disini terdapat bentuk atau tipe –tipe kanker payudara
antara lain adalah:
a. Karsinoma duktal mengifiltrasi
Adalah tipe histology yang paling umum., merupakan 75 % dari semua
jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat
dipalpasi. Kanker ini biasanya bermetastase ke nodus aksila.
b. Karsinoma lobular menginfiltrasi
Ini jarang terjadi, merupakan 5% dari 10% kanker payudara. Tumor ini
biasanya terajadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada
payudara bila dibandingkan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih
umum multisentris, dengan demikian, dapat terjadi penebalan beberapa
area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal
menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus
aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasinya bebeda. Karsinoma
duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak. Sementara
lobular biasanya mermetastase ke permukaan meningen.
c. Karsinoma medular
Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat,
sehingga prognosisnya seringkali lebih baik. Menempati 6% dari kanker
payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus.
d. Karsinoma musinus
Menempati sekitar 3% dari kanker payudara, penghasil lender juga
tumbuh lebih lambat; sehingga, kanker ini mempunyai prognosis yang
lebih baik dari lainnya.
e. Karsinoma inflamatori
Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1%-2%) dan menimbulkan
gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Kanker
setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri. Payudara secara abnormal
keras dan membesar. Kulit diatas tumor merah dan agak hitam. Sering
terjadi edema dan retraksi putting susu.
f. Karsinoma duktal tubular

Lidya Sampe P., S.Kep 9


Karsinoma ini menempati hanya sekkitar 2% dari kanker karena
metastasisnya aksilaris secara histology tidak lazim, maka prognosisnya
sangat baik.
g. Penyakit paget
Adalah tipe kanker payudara yang jarang terjadi. Gejala yang sering
timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara. Tumornya itu
sendiri dapat duktal atau invasive. Masa tumor sering tidak dapat diraba
di bawah puting di mana penyakit ini timbul. Hanya dengan
menggunakan mammografi mungkin merupakan satu-satunya
pemeriksaan diagnostik yang mendiagnosis tumor.
h. Karsinoma payudara insitu
- Karsinoma duktal insitu (DCIS)
Ada dua sub tipe mayor : komedo dan non komedo. Pengobatan
yang palling umum adalah mastektomi dengan kesembuhan 98%
atau 99%. Namun terapi konservatif payudara adalah pilihan yang
masuk akal yang mungkin dipertimbangkan untuk lesi setempat.
- Karsinoma lobular insitu (LCIS)
Ditandai dengan proliferasi sel-sel di dalam lobulus payudara. LCIS
biasanya merupakan temuan incidental yang umumnya terletak
dalam area multisenter penyakit, dan jarang berhubungan dengan
kanker invasive. Biasanya terjadi pada wanita usia muda dan
mungkin dianggap pertanda pra-malignan. (Smeltzer & Bare, 2002)

F. Manifestasi klinik
a. Benjolan pada payudara. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri
pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar,
lalu merekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara
atau puting susu.
b. Erosi atau eksema puting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik
ke dalam (retraksi), berwarna merah muda sampai menjadi oedema,
hingga kulit kelihatan seperti jeruk (peau d’orange), mengkerut atau
timbul borok (ulkus pada payudara). Borok itu makin lama makin besar

Lidya Sampe P., S.Kep 10


dan mendalam sehingga dapat menghancurkan payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah.
c. Perdarahan pada puting susu
d. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul jika tumor timbul sudah
besar, sudah timbul borok atau jika sudah ada metastase ke tulang-tulang.
e. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening ketiak, bengkak pada
lengan dan penyebaran kanker di seluruh tubuh.
G. Data penunjang
1. Deteksi dan diagnosis dari kanker
Diawali dengan riwayat penyakit yang berkaitan dengan payudara dan
pemeriksaan fisik dari payudara.
2. USG payudara
Dapat membedakan lesi atau tumor yang kistik
3. Mamografi
4. Radiogram jaringan lunak merupakan pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk
dapat teraba dan pada banyak keadaan dapat memberikan dugaan ada
tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi juga
bermanfaat sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita- wanita sehat
yang asimptomatik dan dalam memberikan dugaan atau menentukan
diagnosis suatu kelainan.
5. Aspirasi jarum halus
Sifat massa yang dapat dibedakan antara kistik atau padat. Kista akan
mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal
dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa dalam tindak lanjut
selam 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindak lanjut. Jika massa
menetap atau terbentuk kembali, atau jika cairan aspirat mengandung
darah maka ini merupakan indikasi dilakukan biopsi
6. Biopsi
Untuk pemeriksaan histologik dapat berupa eksisional, seluruh massa
diangkat atau inssional (sebagian dari massa dibuang).
7. USG abdomen

Lidya Sampe P., S.Kep 11


Dapat membeakan lesi atau tumor yang kistik
8. Foto thorak
Untuk menentukan destruksi kosta dan klavikula ada atau tidak adanya
lesi titik maupun sklerotik. (Arief Mansjoer,dkk: 2000)

H. Penatalaksanaan
Analisis mikroskopik dari specimen menyatakan ada atau tidaknya
keganasan. Jika specimen bersifat ganas, maka direncanakan untuk tindakan
pembedahan. Tipe pembedahan untuk kanker payudara tergantung pada
luasnya tumor dan metastasis. Tipe – tipe pembedahan itu antara lain:
a. Pembedahan:
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran) Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan
yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatn seperempat payudara. Pengangkatan atau pengambilan
contoh dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium, radiasi,
dosis tinggi mutlak perlu.
2. Mastektomi lokal dengan diseksi aksila rendah
Seluruh payudara semua atau sebagian besar kelenjar limfe di lateral
otot pectoris minor
3. Mastektomi radikal yang di modifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila.
4. Mastektomi radikal
Seluruh payudara otot pectoris mayor dan minor dibawahnya seluruh
aksila.
5. Mastectomy radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar
limfemamaria interna

b. Non pembedahan
1. Kemoterapi

Lidya Sampe P., S.Kep 12


Adjuvan sistemik setelah mastektomi, paliatif pada penyakit yang
lanjut.
2. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen dan androgen,
progesterone, antiestrogen, oovorektomi, adrenektomi,
hipofisektomi.

II. KONSEP KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Aktivitas dan istirahat
Gejala :
 Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan
 Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada
malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam
 Pola tidur (mis; tidur tengkurap)
 Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan, tingkat stress yang tinggiu
Sirkulasi
Gejala :
 Kongesti unilateral pada lengan yang terkena (system
limfe)
 Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan pada tanda vital
Integritas Ego
Gejala :
 Stressor konstan dalam pekerjaan/ pola dirumah
 Stress/takut tentang diagnosa, prognosis dan harapan
yang akan datang
 Masalah tentang perubahan dalam penampilan
misalnya alopesia, lesi cacat dan pembedahan

Lidya Sampe P., S.Kep 13


 Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus
asa, tidak mampu, tidak mampu, rasa bersalah,
kehilangan control, depresi
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah

Eliminasi
Gejala :
 Perubahan pola defekasi misalnya darah pada feses,
nyeri saat defekasi
 Perubahan pola eliminasi urinarius misalnya nyeri atau
rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering
berkemih
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
Makanan/cairan
Gejala :
 Kebiasaan diet buruk (mis; rendah serat, tinggi lemak,
aditif, bahan pengawet)
 Anoreksia, mual/muntah
 Intoleransi makanan
 Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan
hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema
Neurosensori
Gejala : Pusing; sinkope.

Nyeri/keamanan
Gejala :
 Nyeri bervariasi mis; ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

Lidya Sampe P., S.Kep 14


 Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi dan biasanya
mengindikasikan penyakit fibrotik
Pernapasan
Gejala :
 Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan
seseorang yang merokok)
 Pemajanan asbes
Keamanan
Gejala :
 Massa nodul aksilla
 Edema, eritema kulit sekitar
 Pemajanan pada kimia, toksik dan karsinogen
 Pemajanan matahari lama/ berlebihan
Tanda :
 Demam
 Ruam kulit, ulserasi
Seksualitas
Gejala :
 Adanya benjolan payudara; perubahan pada ukuran
dan kesimetrisan payudara
 Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu; rabas
putting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau
putting meregang
 Riwayat menarke dini, menopause lambat, kehamilan
pertama lambat
 Masalah tentang seksualitas/keintiman

Tanda :
 Perubahan pada kontur/massa payudara

Lidya Sampe P., S.Kep 15


 Kulit cekung, berkerut; perubahan pada warna/tektur
kulit, pembengkakan, kemerahan, atau panas pada
payudara
 Putting retraksi, rabas putting (serosa, serosangiosa,
sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan
kanker, khususnya bila disertai benjolan)
Penyuluhan/pembelajaran
Gejalah :
 Riwayat kanker pada keluarga mis; ibu, bibi, saudara
wanitaatau nenek yang kanker payudara
 Sisi primer, penyakit primer, tanggal ditemukan
diagnosa
 Penyakit metatastasis; sisi tambahan yang terlibat.
 Riwayat pengobatan; riwayat sebelumnya untuk
tempat kanker dan pengobatan yang diberikan
Prioritas Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian
2. Meningkatkan keyamanan
3. Membantu pasien/orang terdekat menerima situsi dan kondisi
4. Mencegah komplikasi
5. Membuat program rehabilitasi individual
6. Memberi informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan
kebutuhana pengobatan
Tujuan Pemulangan
1. Menerima situasi secara nyata
2. komplikasi dicegah/minimal
3. program latihan dilakukan
4. proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan program
terapi dipahami. (Doenges, et al, 2000)

B. Diagnosa Keperawatan

Lidya Sampe P., S.Kep 16


1. Takut/ansietas b/d ancaman kematian, ancaman konsep diri,
perubahan gambaran diri, kehilangan bagian tubuh
2. Kerusakan integritas kulit b/d pengangkatan bedah kulit/jaringan,
perubahan sirkulasi, adanya edema, destruksi jaringan oleh radiasi
3. Nyeri b/d prosedur pembedahan ; trauma jaringan, interupsi saraf,
diseksi otot
4. Harga diri rendah b/d perubahan struktur anatomi tubuh, prosedur
bedah yang mengubah gambaran tubuh
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d efek kemoterpi, radiasi,
pembedahan
6. Kerusakan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskuler, stimulus
nyeri atau ketidaknyamanan, pembentukan edema
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b/d kurang terpajan dengan informasi, salah interpretasi.
(Doenges, et al, 2000)

C. Fokus intervensi
Menurut Doenges (2000) Diagnosa Keperawatan yang muncul pada
kasus kanker payudara adalah:

a. Nyeri berhubungan dengan kompresi atu desttuksi jaringan


Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri berkuarang,skala nyeri
turun, pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan
ketrampilan relaxasi, ekspresi wajah rileks.
Intervensi keperawatan:
1. Tentukan riwayat nyeri misal: lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan
intensitas ( skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang
digunakan, evaluasi sadari terapi tertentu miasal: pemberian
radiasi kemoterapi
2. Berikan tindakan kenyamanan besar missal (reposis, gosokan
punggung dan aktifitas (missal: musik atau TV)

Lidya Sampe P., S.Kep 17


3. Dorong penggunaan terapi nyeri(missal: tehnik relaksasi) musik
dan sentuhan terpai terapeutik.
4. Pemberian analgesic sesuai indikasi.

b. Ansietas b/d ancaman/perubahan pada status kesehatan


Tujuan : Ansietas berkurang
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan
dan berkurangnya rasa takut, mendemonstrasikan
penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi
aktif dalam aturan pengobbatan.
Intervensi yang dilakuakan:
1. Tinjau ulang pengalaman pasien sebelumnya dengan kanker
tertentu, apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan
apakah kesimpulan pasien telah tercapai.d
2. Dorong pasien untuk mengumgkapkan pikiran dan
perasaannya.
3. Berikan lungkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.
4. Pertahankan kontak sering dengan pasien bicara dengan
menyentuh jika tepat.
5. Jelaskan prosedur
6. Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur, libatkan
orang terdekat dalam intervensi.

c. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan struktur anatomi


tubuh
Tujuan : Pasien mampu menerima kondisinya
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan adaptasi dan mennyatakan
penerimaan pada situasi diri, mengenali dan
menyatu dengan perubahan konsep diri,
mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri

Lidya Sampe P., S.Kep 18


dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit dan
kemungkinan keterbatasan.
Intervensi:
a Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat bagaimana
diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan
pribadi pasien (rumah dan aktivitas)
b Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan
pengobatan tertentu termasuk kemungkina efek pada aktivitas
seksual
c Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan
d Perhatikan perilaku menarik diri menyangkal atau terlalu
memperhatikan tubuh (perubahan).

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


kemoterpi, radiasi, pembedahan
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : BB meningkat, makan/peningkatan masukan
diit
turgor baik, albumin meningkat, data laborat
normal.
Intervensi:
a Pantau masukan makanan setip hari.
b Ukur( TB,BB,LL)
c Dorong pasien untuk makan tinggi kalori kaya nutrient, dengan
masukan cairan yang adequate
d Dorong penggunaan suplemen dan makan sedikit tapi sering.

e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok


hipovolemik
Tujuan : Volume caiaran terpenuhi

Lidya Sampe P., S.Kep 19


Kriteria hasil: Menunjukkan keseimbangan cairan adekuat,TTV
stabil, membran mukosa lembab, turgor baik.
Intervensi :
a Pantau masukan dan haluaran dan berat jenis, masukkan semua
sumber haluaran misalnya muntah, diare, luka basah hitung
keseimbangan cairan 24 jam.
b Timbang berat badan sesuai indikasi,
c Monitor TTV
d Kaji turgor kulit, dan kelembaban membrane mukosa
e Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml per hari
sesuai toleransi
f Kolaborasi pemberian cairan IV sesuai indikasi.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasi


pembedahan
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor, kalor,
dolor),tidak mengalammi demam.
Intervensi:
1. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf
dan pengunjung,
2. Tekankan hygiene personal
3. Pantau suhu
4. Kaji tanda-tanda infeksi.
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan
badan kulit ataujaringan, destruksi jaringan, efek radiasi dan
kemoterapi
Tujuan : Integritas kulit kembali normal
Kriteria hasil :Luka cepat sembuh, tidak terdapat
komplikasi/meningkatkan penyembuhan luka,
berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah
komplikasi.

Lidya Sampe P., S.Kep 20


Intervensi :
1. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker,
2. Perhatikan kerusakan, atau menghambat penyembuhan luka,
3. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
4. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk
kulit yang kering daripada menggaruk
5. Balikkan atau ubah posisi dengan sering
6. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep
dan bedak kecuali diizinkan oleh dokter.

Lidya Sampe P., S.Kep 21

Anda mungkin juga menyukai