Carsinoma mammae merupakan suatu penyakit neoplasma ganas akibat dari pertumbuhan
abnormal sel yang berasal dari parenkim, paling banyak berasal dari ductus laktiferus (70%),
epitel lobulus (10%), dan sisanya sebagian kecil mengenai jaringan otot dan kulit payudara. Sel
abnormal pada mammae terus tumbuh dan akan membentuk benjolan pada mammae. Apabila
benjolan tersebut tidak egera dikontrol, maka sel abnormal pada mammae akan bermetastase ke
jaringan-jaringan tubuh lain (DeVita, 2015).
Etiologi
Penyebab ca mammae belum jelas, namun terdapat beberapa faktor resiko timbulnya ca
mammae, yaitu:
a. Usia dan hormonal
Seiring bertambahnya usia maka resiko seseorang menderita ca mammae juga semakin
meningkat (Shah, 2014). Hal ini dihubungkan dengan hormon reproduksi wanita,
terutama estrogen endogen. Usia dini saat menarche, nulipara atau usia lanjut pada saat
kehamilan pertama, dan usia menopause meningkatkan resiko terkena ca mammae. Pada
wanita menopause, obesitas dan terapi penggantian hormone pascamenopause (HRT),
keduanya berkorelasi positif dengan kadar estrogen plasma, dikaitkan dengan
peningkatan resiko ca mammae (Carrol, 2017).
b. Riwayat keluarga
Wanita yang di diagnosis dengan riwayat keluarga positif ca mammae lebih berisiko atau
memiliki predisposisi mutasi genetik. Resiko berkembangnya ca mammae meningkat
1,5-3 kali lipat pada wanita yang mempunyai ibu atau saudara perempuan dengan riwayat
ca mammae (Morrow, 2015).
c. Genetik
Merupakan faktor risiko ca mammae dengan menyebabkan sindrom kanker payudara-
ovarium herediter. Beberapa mutase gen yang berperan ialah BRCA1 dan BRCA2.
Mutasi signifikan lainnya termasuk p53 (sindrom Li-Fraumeni), PTEN (sindrom
Cowden), dan STK11 (sindrom Peutz-jeghers) (Kabel dan Baali, 2015).
d. Paparan radiasi pengion
Risiko terkena ca mammae dari radiasi dada paling tinggi jika wanita terpapar radiasi
selama remaja, saat mammae masih berkembang. Contohnya pada wanita yang saat anak-
anak atau orang dewasa muda diobati dengan terapi radiasi di dada karena kanker lain
seperti Hodgkin atau limfoma non-Hodgkin memiliki resiko ca mammae yang jauh lebih
tinggi (ACS, 2016).
Staging
1. Ca mammae awal (stadium 0-IIA), yaitu tumor yang belum menyebar di luar payudara
atau kelenjar getah bening aksila. Tipe kanker ini dapat dioperasi untuk mengangkat sel
kanker, namun juga dapat dilakukan sistemik neoadjuvant pra operasi (Jezdic, 2018).
2. Ca mammae lanjut-terlokalisir (stadium IIB-III), yaitu tumor yang telah menyebar dari
payudara ke jaringan terdekat atau kelenjar getah bening. Pada sebagian besar pasien,
pengobatan untuk tipe kanker ini dimulai dengan terapi sistemik. Bergantung pada
seberapa jauh kanker telah menyebar, tumor yang berkembang secara local mungkin
dapat dioperasi atau tidak dapat dioperasi (dalam hal ini pembedahan masih dapat
dilakukan jika tumor menyusut setelah terapi sistemik) (Jezdic, 2018).
3. Ca mammae metastasis (stadium IV), yaitu ketika tumor telah menyebar ke bagian lain
dari tubuh, seperti tulang, hati, atau paru-paru. Tumor yang menyebar ke tempat yang
jauh disebut metastasis. Ca yang metastasis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dilakukan treatment secara berkelanjutan (Jezdic, 2018).
4. Ca mammae lanjut, yaitu istilah yang menggambarkan ca mammae local yang tidak dapat
dioperasi dan ca mammae metastasis (Jezdic, 2018).