Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Kanker payudara merupakan salah satu kanker terbanyak ditemukan
di Inggris, biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak dikuadran lateral atas.

B. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor risiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
- umur > 30 tahun
- melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
- tidak kawin dan nulipara
- usia menars < 12 tahun
- usia menopause > 55 tahun
- pernah mengalami infeksi, trauma, atau depresi tumor jinak payudara
- terpai hormonal lama
- mempunyai kanker payudara kontralateral
- pernah mengalami radiasi didaerah dada
- ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara permpuan, adik / kakak
- kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistik yang ganas.

C. Patologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung
pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda
penyakit payudara ganas sesudah menopause (postmenopause). Respon
prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai Estrogen Dependent
mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe estrogen, dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul pada
jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor estrogen dependent di identifikasi dengan suatu uji estrogen
reseptor assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker ini
memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,
oophorectomy, atau adrenalectomy).
Tumor payudara ganas berbeda dari tumor payudara yang tidak
berbahaya. Tumor ganas biasanya tersendiri, bentuknya tidak beraturan,
keras, masanya tidak bergerak dengan kecendrungan menempel kuat pada
otot-otot pectoral dan kulit, menyebabkan retraksi atau dimpling pada kulit.
Kulit ini dapat menjadi menebal, memberikan suatu efek orange peel.
Keterlibatan lymph nodes terdapat pada sekitar duapertiga wanita pada waktu
diagnosis. Tempat-tempat lainnya untuk metafisis adalah paru-paru, tulang,
liver, glandula adrenal, dan ovaries.
Kanker payudara diklasifikasikan menggunakan klasifikasi TNM. T
menunjukkan pada ukuran tumor, N untuk nodal involvement(keterlibatan
nodal), dan untuk metafisis. Kalsifikasi kanker payudara menunjukkan dasar
untuk melakukan prognosis dan petunjuk penggunaannya.

D. Manifestasi klinis
Pasien biasanya dating dengan keluhan benjolan / masa dipayudara,
rasa sakit, keluar cairan dari putting susu, timbulnya kelainan kulit (Zimpling,
kemerahan, ulserasi, poau d orange), pembesaran kelenjar getah bening, atau
benda metastasisjauh setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas
sebelum dibuktikan tidak.
Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya factor-faktor risiko pada
pasien, dan pengaruh siklus haid terdapat keluhan atau perubahan ukuran
tumor.
Untuk meminimalkan pengaruh hormone estrogen dan progesterone,
sebaiknya pemeriksaan dilakukan kurang lebih satu minggu dihitung dari hari
pertama haid.

E. Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara,
mammografi, dan aspirasi jarum halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis.
Untuk menentukan metastasis dapat dilakukan foto thoraks, bone survey,
USG abdomen / hepar.
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi / tumor yang solid
dan kistik. Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang
mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglandular yang
lebih sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda
primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign
(stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologist,
adanya mikrokalsifikasi, adanya spikulae, dan distorsi pada struktur arsitektur
payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan areola, adanya bridge of tumor,
keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi
dalam jaringan lemak di belakang mammae, dan adanya metastasis ke
kelenjar ( gambaran ini tidak khas). Pemeriksaan gabungan USG dan
mammografi memberikan ketepatan diagnostic yang lebih tinggi.

F. Klasifikasi THM tumor kanker payudara


Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
To : Tidak terbukti adanya tumor primer
Tis : - Kanker insitu
- Kanker intarduktal atau lobular insitu
- Penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor

T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : tumor 0,5-1 cm
T1c : tumor 1-2 cm
T2 : Tumor 2-5 cm
T3 : tumor >5 cm
T4 : Beberapa ukuran tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada
atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot interkostal, otot serates
anterior. Tidak termasuk otot pertoralis.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b: Edema,peau d orange, ulserasi kulit, nodul satelit, pada daerah
payudara yang sama.
T4c : T4a dan T4b
T4d : Karsinoma unflamtoir = mastisis karsinomatosis
Hx : Pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukan
Ho : Tidak teraba kelenjar axila
H1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
H2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama
lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
H3 : Terdapat pembesaran kelenjar mamaria internal homolateral
Mx : Metastasis jauh tidak dapat ditentukan
Mo : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh, termasuk ke kelenjar supraklavikula

G. Stadium kanker payudara


Stadium I : Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak
terfiksasi pada kulit atau otot pektordis, tanpa dugaan metastasik axila
Stadium II : Tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis axila atau
tumor dengan diameter 2-5 cm dengan / tanpa metastasis axila
Stadium IIIa : Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebasr dari jaringan
sekitarnya dengan / tanpa metastasis axila yang masih bebas satu sama lain ;
atau tumor dengan metastasis axilla yang melekat
Stadium IIIb : Tumor dengan metastasis infra atau supra klavikula atau tumor
yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoraks
Stadium IV : Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh
H. Penatalaksanaan
Batas an stadium yang masih operable / kurabel adalah stadium IIIa.
Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan
pengobatan paliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker, yaitu :
1. Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi
mastektomi radikal.
Setelah itu periksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan
radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat pula dilakukan mastektomi
simpleks yang harus diikuti radiasi bod dari daerah KGB regional. Pada
T2H1dilakukan mastektomi radikal dan radiasi lokal didaerah tumor bod
dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral
atau medial payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB regional.
Alternatif lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan teknik
Breast Conserving Therapy, berupa satu paket yang terdiri dari
pengangkatan tumor saja (tumorektomi), ditambah diseksi axila dan
radiasi kuratif (ukuran tumor < 3 cm) dengan syarat tertentu. Metode ini
dilakukan dengan eksisi baji, reseksi segmental, reseksi parsial,
kwadranektomi, ataiu lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB
axila secara total.
Syarat teknik ini adalah :
- Tumor primer tidak lebih dari 2 cm.
- H1b kurang dari 2 cm
- Belum ada metastasis jauh
- Tidak ada tumor primer lainnya
- Payudara kontralateral bebas kanker
- Payudara bersangkutan belum pernah mendapat pengobatan
sebelumnya (kecuali lumpektomi)
- Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasilnya
kosmetiknya tidak terlalu menonjol
- Tumor primer tidak terlokasi dibelakang putting susu
2. Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi
anjuran, atau mastektomi simpleks ditambah radio terapi pada tumor bed
atau KGB regional. Pada stadium yang lebih lanjut, lakukann tindakan
paliatif dengan tujuan :
a. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik / tinggi dan
menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
b. Tidak mempercepat atau menunda kematian
c. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
Perawatan paliatif dilakukan berdasarkan stadium, yaitu :
1. Pada stadium IIIb dilakukan biopsy insisi, dilanjutkan radiasi. Bila residu
tidak ada, tunggu bila relaps, ditambahkan dengan pengobatan hormonal
dan kemoterapi. Namun, bila residu setelah radiasi tetap ada, langsung
diberikan pengobatan hormonal sebagai berikut :
a. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral.
b. Pada pasien sudah 1-5 tahun menopause periksa efek estrogen. Bila
positif, lakukan seperti (n), bila negative seperti (c). Obsevasi selama
6-8 minggu. Bila respon baik, teruskan terapi, tetapi bila respon
negative dilakukan kemoterapi dengan CMF (CAF) minimal 12 siklus
selama 6 minggu
c. Pada pasien pasca menupause lakukan kemoterapi hormonal inhibitif /
aditif .
2. pada stadium IV
a. Pada pasien premenopause dilakukan ooferektomi bilateral. Bila
respons posistif , berikan aminoglutetimid atau tamefon. Bila relaps /
respons negative, berikan kemoterapi CMF / CAF
b. Pada pasien sudah 1-5 tahun menopause, periksa efek estrogen. Efek
estrogen dapat diperiksa dengan estrogen / progesterone reseptor (ER /
PR). Bila positif, lakukan seperti (a), bila negative, lakukan seperti (c)
c. Pada pasien pasca menopause berikan obat-obatan hormonal seperti
tamoksifen, estrogen, progesterone, atau kortikostiroid
Keterangan : C = Cyclophophamide, M = Methotrexate, F = S
Flucurasil
I. Diagnosis banding
1. Fibrodenoma mamae (FAM), merupakn tumor jinak payudara yang biasa
terdapat pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal,
batas tegas, tidak yeri, dan motil. Terapi pada tumor ini cukup dengan
eksisi.
2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas,
konsistensi padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang
haid, ukuran membesar, biasanya bilateral/ multiple. Terapi tumor ini
dengan medika mentosa simtomatis.
3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besarv, terbentuk bulat
lonjong, berbatas tegas, motil, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.
Terapi tumor ini dengan mastektomi simple.
4. Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat
tersumbatnya saluran / duktus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu ug
baru / setelah menyusui.

MASTEKTOMI
PENGERTIAN

Mastektomi adalah pengangkatan seluruh atau sebagian payudara


disebabkan oleh kanker payudara stadium I dan II, untuk stadium III dan IV
dilakukan kombinasi dan kemoterapi radiasi dan terapi hormone
Pada wanita premenopause dengan kanker payudara dilakukan dengan
terapi hormonal yang terdiri dari androgen dan estrogen, sebab kanker payudara
wanita sering tering tergantung pafda estrogen atau testosteron (Bachman 1989)
Hasil pembedahan payudara tergantung pada jenis pembedahan :
1. Pembedahan jenis lumpektomi parsial
- Protesis payudara tidak dibutuhkan
- Limfadema tidak terjadi
- Terapi radiasi sering dilakukan setelah pembedahan
2. Pembedahan jenis mastektomi sederhanaan / modifikasi
mastektomi radikal
- Protesis payudara dilakukan karena seluruh payudara diangkat dan
lifadema sering terjadi
Pasien sering sekali berfikiran buruk dan merasa terancam hidupnya
karena kanker payudara. Metastase payudara selalu muncul karena tindakan
pembedahan tumor. Metastase dapat mengenai tulang, paru, otak, dan hati (Bachman
1989)
Rekontruksi pembedahan payudara dapat dilakukan dengan segera oleh
seorang ahli bedah plastik, setelah mastektomi untuk menghindari perawatan yang
kedua kalinya atau sesudah penyembuhan luka insisi dan terapi radiasi dijalankan
sepenuhnya, rekontruksi payudara tidak dapat disertai kemoterapi atau terapi radiasi,
karena tindakan itu dapat berpengaruh kurang baik pada mastektomi.
Persiapan preoperasi sama seperti bedah lain, setelah operasi pasien dapat
segera kembali keruang perawatan bedah dengan :
- Infus IV
- alat drainage pada luka
- Balutan pada luka operasi
- penyangga lengan dengan bantal
Berdasarkan keinginan dokter, latihan pada bahu dapat dilakukan pada
hari pertama pasca operasi atau ditunda sampai alat drainage luka dilepas.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian data dasar
a. Riwayat adanya faktor-faktor resiko :
- Pasca menopause pada wanita nulipara
- Wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan payudara
b. Pemeriksaan fisik dasar pada pemeriksaan umum
Pemeriksaan payudara terhadap abnormalitas sehubungan dengan kanker
payudara
- Tanda-tanda primer :
Keras, tidak bergerak, tidak teratur, menggumpal bila diraba
- Tanda-tanda sekunder (penyebab metastase)
Puting susu mengularkan cairan bening, susu atau darah, perubahan
pada kulit payudara (kemerahan, bengkak, tersisik, berlekuk)
Puting susu masuk kedalam
c. Pemeriksaan diagnostic
Biopsi untuk membuktikan adanya tanda kanker
Reseptor estrogen diuji dengan pemeriksaan specimen jaringan yang
diperoleh melalui biopsy
Mammografi dilakukan untuk menentukan adanya massa kistik atau padat
d. Kaji pengetahuan pasien tentang pemeriksaan pada payudara sendiri

2. Pengkajian pasca operasi


Observasi / temuan
Hemoragik
Edema lengan yang sakit : limfadema
Atelektasis
Perubahan emosional prilaku yang berbeda :
- Anxietas
- Depresi
- Merah
- Menarik diri
- Perasaan putu asa
- Perubahan citra tubuh
Insisi : Insisi donor kulit, insisi pencangkokan putting susu
- Kemerahan
- Nyeri
- Pembengkakan
- Drainage
Drainage luka

3. Potensial komplikasi
- Shock hemoragik
- Infeksi
- Kerusakan pleksus bbrankhialis : kontraktur, memendeknya otot
- Pneumonia

4. Perawatan segera pasca operasi


- Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman
- Berikan cairan peroral bila dipesankan
- Berikan cairan perenteral bila dipesankan
- Ukur masuk dan keluaran, kosongkan draine luka dan ukur cairan setiap 8
jam
- Bantu dan ajarkan pasien untuk mengubah posisi, batuk dan nafas dlm setiap
2 jam
- Auskultasi dada terhadap bunyi nafas setiap 4 jam
- Gunakan balutan, tekan jika perlu
- Laksanakan latihan rentang gerak

5. Diagnosa yang sering muncul pasca operasi


a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit.
Perubahan ekstisitas kulit, dan lain-lain
Intervensi
- Kaji balutan / luka untuk karakteristik drainage, awasi jumlah edema,
kemerahan, nyeri pada insisi dan lengan, awasi suhu
- Tempatkan pada posisi semo fowler
- Jangan melakukan pengkuran TD, menginjeksi obat per IV pada lengan
yang sakit
- Kolaborasi : antibiotic sesuai indikasi
b. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan, trauma jaringan
Intervensi :
- Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas
- Diskusikan cersasi payudara
SUMBER
- Susan Martin Tucker (Et All), 1998, Standar Perawatan Pasien, Proses
Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi, Edisi V, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
- Barbara C, 1989,, Perawatan Medikal Bedah 3, Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung
- Arif Mansjoer (Et All), 1977, Kakpita Selekta Kedokteran, Edisi III
Jilid 2, Media Aesculapisus, FKUI, Jakarta
- Marilynn E. Dongoes (Et All), 1999, Rencana Asuhan Keperawatan,
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
POST OP MASTEKKTOMI

PENGKAJIAN
I. Biodata
a.Identitas pasien
Nama : Ny. Dj
Umur : 46 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku / bangsa : Manado / Indonesia
Status : Kawin
Alamat : Komp. Beringin RT 12 No 1
Banjarbaru
Tanggal MRS : 31 03 04 pukul 17.35
Tanggal pengkajian : 03 04 - 04
No Register : 04 02 04
Diagnosa medis : Ca. Mammae sinistra
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 47 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan :-
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Komp. Beringin RT 12 No 1
Banjarbaru
Hubungan dengan pasien : Suami

II. Riwayat penyakit


A. Keluhan utama
Nyeri di payudara kiri ( luka post op)
B. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh nyeri dan ada benjolan sebesar telur ayam pada
payudara kiri 1 bulan lalu, kemudian pada tanggal 1april dilakukan
operasi mastektomi
C. Riwayat penyakit dahulu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama dan tidak pernah
dioperasi, klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan gastritis dan
tidak pernah dirawat di rumah sakit
D. Riwayat penyakit keluarga
Didalam keluarga klien tidak ada menderita penyakit yang sama
dengan klien.

III. Pemeriksaan fisik


A. Keadaan umum
Keadaan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : - TD = 130/90 mmHg
Pols = 100x / mnt
Resp = 24x / mnt
Temp = 37,6 C
B. Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada nyeri, tidak ada lesi dan perdarahan.
Rambut terlihat rontol, tidak ada ketombe, kebersihan cukup.
C. Kulit
Waran kulit kuning langsat, turgor baik, tidak ikterik, terdapat luka
jahitan dikulit bagian mammae sinistra 10 cm, tidak ada oedem

D. Mata dan penglihatan


Letak kedua mata simetris, pergerakan bola mata sinkron, kunjungtiva
merah muda, tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak
ada secret.
E. Hidung dan penciuman
Cavum nasi kanan kiri s9imetris, tidak ada secret, tidak ada
peradangan / polip, tidak ada perdarahan, fungsi penciuman dalam batas
normal (klien dapat membedakan bau minyak angin dengan bau the)
F. Pendengaran dan telinga
Bentuk daun telinga simetris, tidak ada cerumen, tidak ada peradangan,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran dalam
batas normal (ditandai dengan klien dapat menjawab pertanyaan perawat
dengan baik dalam jarak 60 cm)
G. Mulut dan gigi
Posis bibir atas dan bawah simetris, bibr tidak sianosis, jumlah gigi
lengkap, tidak ada pembesaran /dan bawah simetris, bibr tidak sianosis,
jumlah gigi lengkap, tidak ada pembesaran /peradangan tonsil, tidak ada
stomatitis, mukosa bibr kering, tidak ada gangguan bicara, fungsi
pengecapan terganggu (klien merasa pahit bila menelan)
H. Leher
Tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran
tyroid.
I. Dada / pernafasan
Terdapat luka post op pada mammae sinistra 10 cm, kulit tampak
merah, teraba hangat dan teraba jahitan pada mammae sinistra, tidak ada
sesak nafas, tidak ada bunyo tambahan, tidak menggunakan alat bantu
pernafasan, sirkulasi tekanan darah 130/90 mmHg
J. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada lesi dan peradanga, tidak terba pembesaran
hati dan limfe, tidak ada nyeri tekan didaerah epigastrium dan daerah
abdomen lainnya.
K. Sistem reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, klien sudah menikah dan
mempunyai 3 orang anak, siklus menstruasi teratur 1 bulan sekali, klien
merasa nyeri pada saat haid
L. Ekstrimitas atas dan bawah
- Ekstrimitas atas
Tangan kanan dan kiri simetris, jumlah jari tangan lengkap, pada tangan
kanan, terpasang infuse D5 % 28 tetes per menit, tangan kiri klien dan
bahu kiri klien mengalami gangguan gerak, klien sulit menggerakkan
lengan kiri
- Ekstrimitas bawah
Kaki kiri dan kanan simetris, jumlah jari kaki lengkap, tidak terdapat
luka.

IV. Kebutuhan fisik, psikologis, social dan spiritual


A. Aktivitas dan istirahat
Klien tidur siang jam, pada malam hari klien mengeluh sulit tidur, baru
dapat tidur pukul 01.00-05.00, klien tidak merasa segar saat bangun tidur.
B. Nutrisi
Nafsu makan menurun, klien sudah boleh minum, diet klien selama di
rumah sakit bubur biasa TKTP. Klien hanya menghabiskan 2 sendok
makan dari porsi yang disediakan.
C. Personal hygiene
Pasien tidak mandi hanya diseka oleh keluarga 1x sehari, ganti baju bila
kotor.
D. Eliminasi
- Klien BAB terakhir tadi pagi konsistensi feces busa
- BAK 2-3x sehari warna kuning muda, bau khas.
E. Psikososial
Hubungan dengan keluarga baik, hubungan dengan perawat baik, klien
mudah diajak bicara oleh perawat dan terbuka dengan jawaban yang
diberikan kepada perawat, klien sudah dapat menerima dengan kondisinya
saat ini.
F. Spiritual
Pasien beragama islam, selama dirawat di rumah sakit klien tdk shalat
seperti biasa.

V. Pemeriksaan penunjang dan pengobatan


A. Laboratorium
Hb : 11,9 gr/dl
B. Roentgen : -
C. EKG : -
D. Pengobatan
Infuse RL / D5 : 28 tts/mnt
Esilgon :1x1
Amoxan : 3 x 1 gr/IV
Pronalges (suppositoria) :3x1

VI. Analisa data


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : Klien mengatakan nyeri pada Luka post op Nyeri
daerah post op serta bahu dan
lengan kiri
Do : Klien tanpak meringis
kesakitan
TD : 130/90 mmHg
Pols : 100 x/mnt
Resp : 24 x/mnt
2 Ds : Klien mengatakan nyeri bila Gangguan Penurunan mobilitas fisik
mengerakan lengan kiri. neurumuskular pada lengan dan bahu kiri
Do :
Klien tampak membatasi
gerakan pada lengan dan
bahu kiri
Genggaman jari tangan
kiri klien sangat lemah
Rentang gerakl klien
terbatas
3 Ds : Anoreksia Nutrisi kurang dari
- Klien mengeluh tidak nafsu kebutuhan
makan
- Klien mengatakan BB
sebelum sakit 52 kg dan
merasakan BB nya
menurun, klien
mengatakan badan terasa
lemas.

Do : Klien menghabiskan
makanan yang disediakan
hanya 2 sendok makan
4 Ds : Klien mengatakan tidak ada Penurunan masukan Kekurangan volume cairan
keinginan minum. oral dan cairan
Do :
- 2 gelas / hari klien
minum
- mukosa mulut dan bibir
kering.
5 Ds : Nyeri dan ketidak Gangguan istirahat dan tidur
- Klien mengatakan sulit nyamanan
tidur
- Keluarga klien mengatakan
bahwa klien baru dapat
tidur pukul 01.00 dini
hari sampai pukul 05.00
- Klien tidak merasa segar
wakti bangun tidur
- Klien merasakan nyeri
pada luka post op, bahu,
dan lengan kiri hingga
sulit berkonsentrasi
untuk tidur.
Do : Klien tampak lesu dan lemah
VII. Diagnosa keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN IMPLIMENTASI EVALUASI
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri berhubungan dengan - Klien tidak mengelu nyeri - Kaji tingkat kualitas - Membantu dalam - Mengkaji keluhan Nyeri sedikit
luka post op ditandai dengan : - Klien tenang myeri mengidentifikasi nyeri, skala nyeri berkurang dengan
Klien mengatakan nyeri pada - Tanda vital kembali normal - Melakukan teknik derajat ketidak 4, muka klien skala 3
daerah post op serta bahu dan R : 18-24 x/mnt distraksi nyamanan meringis
lengan kiri P : 70-80 x/mnt - Kolaborasi dalam - Dapat mengalihkan kesakitan.
TD : 120/80 mmHg pemberian obat anti rasa nyeri klien - Melakukan teknik
nyeri sesuai indikasi - Menghilangkan rasa distraksi : dengan
nyeri mengajak klien
bicara.
- Kolaborasi dalam
pemberian
pronalges
(suppositoria)
- Tanda vital setelah
diobservasi : resp
= 24 x/mnt, TD =
130/90 mmHg,
pols = 100 x/mnt
2 Gangguan mobilitas fisik - Peningkatan kekuatan - Menjelaskan - Penjelasan dapat - Menjelaskandan - Klien dapat
(lengan, bahu) yang bagian tubuh yang sakit. perlunya upaya untuk membantu perawat membantu klien mengerakkan
berhubungan dengan nyeri - Rentang gerak normal. meningkatkan untuk mendapatkan menggerakkan lengan kirinya
gangguan neuromuscular mobilitas yang dapat kooperasi meskipun tangan dan jari dan
ditandai dengan : menolak ditoleransi tidak nyaman dan tangan secara menggenggam
upaya untuk bergerak, - Meningkatkan mencegah kekakuan perlahan. jari-jari tangan
membatasi rentang gerak. aktivitas sesuai sendi. - Membantu klien kiri dengan hati.
toleransi, membantu - Tirah baring yang duduk ditempat - Klien
klien ketika duduk / lama dapat tidur. mengatakan
bersandar menurunkan - Menjelaskan kepada dapat dengan
kemampuan diri klien tentang perlahan
pentingnya menggerakkan
meningkatkan lengannya meski
mobilitas pada ada nyeri.
lengan kiri setiap - Klien dapat
hari. duduk ditempat
tidur dengan
bantuan orang
lain.
3 Perubahan nutrisi kurang dari - Meninngkatkan nafsu - Kaji masukan diet - Mengetahui - Mengawasi masukan Klien mengatakan
kebutuhan berhubungan makan klien - Beri porsi kecil tapi masukan nutrisi. nutrisi klien, klien tidak mampu
dengan anoreksia ditandai - Klien menghabiskan porsi sering. - Memberikan hanya menghabiskan mengahbiskan
dengan : klien melaporkan makan yang disdiakan. kesempatan untuk 2 sendok makan. porsi makan yang
kurang minat pada makanan, meningkatkan - Memberikan dihabiskan, hanya
klien tidak mengahbis kan masukan nutrisi, dorongan keluarga 4 sendok
porsi makanan yang disediakan tindakan ini untuk membantu makan. Nutrisi
2 sendok makan. meningkatkan klien dalam penuhan kurang dari
masukan maupun nutrisi. kebutuhan.
nafsu makan.
4 Kekurangan volume cairan - Minum 8 gelas / hari - Awasi jumlah dan tipe - Klien tidak - Mengawasi masukan - Mukosa mulut
berhubungan dengan - Mukosa mulut dan bibir masukan cairan dan mengkonsumsi cairan dan keluaran dan bibir masih
penurunan masukan oral dan basah. keluaran urine. cairan sama sekali urine peroral 2 kering
cairan ditandai dengan mukosa - Berikan cairan mengakibatkan gelas / hari - Kekurangan
mulut dan bibir kering. tambahan, IV sesuai dehidrasi / - Memberkan cairan belum
kebutuhan. mengganti cairan tambahan IV, infuse teratasi
yang hilang RL 28 tts/mnt
berdampak
keseimbangan
elektrolit
- Pemenuhan
kebutuhan cairan
dan menurunkan
kekurangan cairan

Anda mungkin juga menyukai