Anda di halaman 1dari 29

KANKER PAYUDARA

Pengertian Kanker Payudara


• Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan
sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan
dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel.
• Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel
• Kanker payudara adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal
• Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam
jaringan mammae .
• Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas
• Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari parenkim, stoma areola, dan
papila mamae.
Etiologi
• Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker
payudara
• Hormonal :
• Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium
mempunyai peran penting dalam kanker payudara.
• Dua hormon ovarium utama-estradiol dan
progesterone mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi
faktor pertumbuhan bagi kanker payudara
• Faktor resiko yang tidak dapat di ubah (unchangable)
1. Umur
• Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun.
2.  Menarche Usia Dini
• Menarche dini  lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormone
estrogen dan progesterone.
3. Menoupause usia lanjut
• Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami
kanker payudara.
4. Riwayat keluarga / genetik
• 10% kanker payudara bersifat familial. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen probabilitas.
5. Riwayat penyakit payudara jinak
• Faktor resiko yang dapat diubah / dicegah (changeable)
1. Riwayat kehamilan
• penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort,
• kehamilan pertama > 35 tahun, resiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun
untuk terkena kanker payudara (RR=3,6).
• Wanita yang multipara atau belum pernah melahirkan mempunyai faktor resiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita
multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0)
2. Obesitas dan konsumsi lemak tinngi
• Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor resiko terjadinya kanker payudara.
3. Penggunaan Hormone dan Kontrasepsi Oral
• Kandungan estrogen dan progestron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer payudara.
4. Konsumsi Rokok
• Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahawa diperkirakaan
resiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
merokok (OR=2,36).
5. Riwayat Keterpaparan Radiasi
• Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan resiko kanker payudara.
• Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan resiko
bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam sehari untuk terkena kanker payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).
 
Patofisiologi
• Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui
namun bisa diindentifikasi melalui beberapa faktor resiko,faktor ini
penting dalam membantu mengembangkan program pencegahan.
• Hal yang selalu harus diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa
kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang terindentifikas
kecuali lingkungan hormonal mereka.
• Kanker payudara berasal dari jaringan epitel, mula-mula hiperplasia sel-
sel dengan perkembangan sel-sel atipik -> karsinoma insitu  invasi
stroma  kanker ( butuh waktu 7 tahun)
• Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau
beberapa dekade setelah diagnosis pertama dan terapi.
Tanda dan gejala
• Gejala- gejala tidak di sadari dan tidak di rasakan pada stadium dini  berobat dalam
kondisi stadium lanjut  mempersulit penyembuhan
• Gejala yang timbul
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama benjolan makin
keras dan bentuknya tidak beraturan.
2. Saat benjolan mulai membesar,barulah mulai terasa nyeri saat ditekan, karena terbentuk
penebalan pada kulit payudara.
3. Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena terjadi pembengkakan.
4. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
5. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam yang tadinya
berwarna merah muda berubah menjadi kecoklatan.
6. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak sedang hamil.
7. Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah diobati.
8. Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau d’orange) akibat dari neoplasma menyekat
drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting kuli.
Stadium Kanker Payudara
Stadium I Tumor teraba dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fixasi/
infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot).
Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.
Kelenjer getah bening regional belum teraba.
Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak
dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.
Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa
kelenjer getah bening axila yang masih bebas
diameter kurang dari 2 cm.
Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal.
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30-40%.
Staium III A Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas di
jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama lain.
Menurut data Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih dari
sepertiga permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening axila
melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm.
Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit,
dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.

  Stadium IV Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah
bening axila supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet
menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit,
kelenjar limfa yang ada di batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah
mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative bukan lagi
kuratif(menyembuhkan).
Klasifikasi penyebaran TNM
TX tumor primer tidak dapt ditentukan
TIS Karsinoma insitu dan penyakit Paget pada papilla tanpa teraba
tumor
TO tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 tumor  < 2 cm
T2 tumor  2 – 5 cm
T3 tumor  > 5 cm
T4 tumor dengaa penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke
kulit dengan
tanda  udem, tukak, peau d’ orange
T Keterangan
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
To Tidak terbukti adanya tumor primer
Tis Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
T1 Tumor < 2 cm
T1a Tumor < 0,5 cm
T1b Tumor 0,5 – 1 cm
T1c Tumor 1 – 2 cm
T2 Tumor 2 – 5 cm
T3 Tumor diatas 5 cm
T4 Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran
langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4a Melekat pada dinding dada
T4b Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
T4c T4a dan T4b
T4d Mastitis karsinomatosis
NX kelenjer regional tidak dapat ditentukan
NO tidak teraba kelenjer aksila
N1 teraba kelenjer aksila homolateral yang tidak melekat
N2 teraba kelenjer aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya
N3 terdapat kelenjer mamaria internal homolateral
MX tidak dapat ditentukan metastasis jauh
MO tidak ada metastasis jauh
M1 terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjer supraklavikular

Keterangan:
• Lekukan pada kulit, retraksi papilla atau perubahan lain pada kulit kecuali    yang terdapat
pada T4 bisa terdapat pada T1, T2, atau T3  tanpa mengubah klasifikasi.
• Dinding thorak adalah iga, otot interkostal, dan m. seratus anterior tanpa otot pektoralis.
Komplikasi
1. Limpedema
• Karena sumbatan tumor
2. Sidroma hiperkalsemik
• kanker menghasilkan hormon yang meningkatkan kadar kalsium darah/
hormon yang secara langsung mempengaruhi tulang.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Non Invasive
1. Mammografi
• yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang diradiasikan pada payudara,
dapat melihat struktur internal payudara (deteksi dini tumor atau kanker), kelebihannya
mampu mendeteksi tumor yg blm teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam
stadium dini. Wkt yg tepat unt melakukan mammografi pada wanita usia produktif
adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. ketepatan pemeriksaan 83%-95%.
2. Ultrasound
• akurat dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam membedakan
antara kista dengan massa padat. Keuntungannya : tidak ada radiasi dan tidak ada nyeri.
3. Computed Tomografi dan Magnetic Resonance Imaging Scans
• Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi kelainan payudara
b. Invasiv
1. Sitologi Aspirasi
• Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini sangat akurat.
Kelemahan teknik ini adalah ketidak mampuan untuk menentukan
secara akurat resptor estrogen dan progesterone pada specimen
yang sangat kecil.
2. Core Needle Biopsy (CNB)
• CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor
estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa
gambaran histopatologi.
3.   Biopsy
a. Biopsy Eksisi
b. Biopsi Insisi
c. Needle-Guided Biopsy (GNB)
• NGB merupakan biopsy dengan bantuan mamograf.
d. Ultrasound-Guided Biopsy (UGB)
• Untuk lesi yang tidak teraba anamun terlihat gambarannya melalui
ultrasound.
e. Nipple Discharge Smear (NDS)
• Setelah menekan daerah puting maka akan keluar cairan  diusap pada
gelas kaca difikasi dan dapat dilihat untuk dievaluasi secara sitologi.
f. Nipple Biopsy
• Sebuah potongan nipple /areola complex bisa dieksisi dalam lokal anatesi
dengan tepi minimal.
Penatalaksanaan
1. Pembedahan/operasi
• Mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang kanker payudara, pada
stadium I dan II.
• Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif
(menghilangkan gejala-gejala penyakit).
• Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars
yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara.
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
disekitar ketiak.
2. Radioterapi
• menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang
masih terisisa di payudara setelah payudara, mempunyai efek kurang baik seperti
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara
menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
• Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini
diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
• Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh
karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat laju
perkembangan sel kanker
• Pencegahan Kanker Payudara
• adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker
payudara dan secara tidak langsung akan menurun angka kematian
akibat kanker payudara.
a. Pencegahan Primodial
• yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang memiliki
faktor resiko. Pencegahan primodial dilakukan melalui promosi kesehatan
yang ditunjukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
• Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat
yang sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara.
Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindari diri dari
keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
• Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan
insiden kanker payudara yang dapat dilakukan dengan:
1. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
2. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga.
3. Menghindari terlalu banyak terkena sinar X atau jenis radiasi lainnya.
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.Serat akan
menyerap zat-zat yang bersifat karsinigen dan lemak, yang kemudian
membawanya keluar melalui feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu
atau tempe.
6. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama
yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia, seperti
jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak,
kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.
• SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur.
• Cara ini sangat efektif :
• Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari
setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi
cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan
tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan
lebih mudah ditemukan.
• Jika sudah menopause pilihlah satu hari tertentu, misalnya
hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap
bulan.
Langkah 1 Berdiri didepan cermin, pandanglah kedua payudara.
Letakkan kedua tangan dipinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang.
Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting,
pengerutan, penarikan atau
Langkah 2 Lebih diarahkan perhatian kecermin, tangkaplah kedua tangan di belakang kepal dan tekan ke
depan.
Langkah 3 Angkat lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara
lembut, hati­-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari
tangan membentuk lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah
puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara
dengan ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau di
bawah kulit.

Langkah 4 Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila keluar
darah atau adanya cairan yang spontan.
Langkah Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan
rata. Berbaringlah dengan lengan kanan dibelakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk
diletakan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat
pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4).
Lakukan pula untuk payudara kiri
• Pencegahan Sekunder
• Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati
para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang
lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui
diagnosa dan deteksi dini dan pemberian
pengobatan.
Pengkajian dada – thorak
a)   Inspeksi
• Pada stadium 1
• biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan pada
payudara,dengan ukuran 1-2 cm.
• Pada stadium 2
• biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara dengan ukuran
dengan tumor 2,5-5 cm.
• Pada stadium 3A
• biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan tumor yang
sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.
• Pada stadium 3B
• bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan kanker sudah
melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan otot dada.
•  Pada stadium 4
• Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan mestastase jauh
keorgan lain seperti paru-paru.
b) Palpasi
• Pada stadium 1
• biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
• Pada stadium 2
• biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
• Pada stadium 3A
• biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
• Pada stadium 3B
• biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .
• Pada stadium 4
• biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru –paru
mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan fungsinya.
c) Perkusi
• Pada stadium 1
• biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.
• Pada stadium 2
• biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum
mengalami metastase.
• Pada stadium 3A
• Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
• Pada stadium 3B
• biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana parenkim
paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru paien yang
disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika
kanker telah bermetastase pada organ paru.
• Pada stadium 4
• biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru pasien
didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari kanker
mammae yang berlanjut,dan nafas akan terasa sesak.
d)  Auskultasi
• Pada stadium 1
• biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan inspirasi lebih panjang, lebih keras,
nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-)
• Pada stadium 2
• biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru clan inspirasi lebih panjang lebih keras,
nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara
nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan wheezing (-)
• Pada stadium 3 A
• Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras,
nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara
element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan wheezing (-)
• Pada stadium 3 B
• biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras nadanya lebih tinggi dari pada
inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah
menyebar ke seluruh bagian payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan
terjadinya penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis.
• Pada stadium 4
• biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari
pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat
• suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke bagian tubuh lainnya seperti paru ­
pare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi
penumpukan secret pada daerah lobus paru.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan penyakit(kompressi atau dekstruksi, jaringan saraf, infiltrasi syaraf,
atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi dan adanya penekanan masa tumor
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh diafragma sekunder terhadap ancites dan efusi
pleura
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker,
konsekwensi kemoterapi, radiasi, pembedahan misalnya, anoreksia, iritasi lambung, penyimpangan, rasa mual, distress
emosional, control nyeri batuk
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi, peningkatan energi (status hipermetabolik)
kebutuhan psikologis atau emosional berlebihan dan perubahan kimia tubuh: efek samping obat-obatan : kemoterapi
5. Gangguan intergritas kulit / jaringan berhubungan dengan Penurunan imunologis, Penurunan status nutrisi, anemia.
6. Gangguan rasa nyaman: cemas berhubungan dengan krisis situasi (kanker) ancaman pada perubahan status kesehatan,
fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga, transmisi atau penularan perasaan
interpersonal, perubahan gambaran tubuh.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau radioterapi misal kehilangan rambut, mual
dan muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi, kelelahan berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan
bedah.
8. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta pengobatan penyakit berhubungan dengan kurang
informasi.

Anda mungkin juga menyukai