Anda di halaman 1dari 16

TELAAH JURNAL KEPERAWATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG
INFUS

•Sri Aria Indah Putri, S.Kep


•Kodariyah , S.Kep
•Prima Wiasari, S.Kep
•Adek Suci Ramadhani, S.Kep

PRAKTEK PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
BAB I Latar Belakang
Terapi intravena adalah Tehnik atau cara pemberian melalui
menempatkan cairan steril infus juga mengalami kemajuan, yang
digunakan sebagai tindakan diagnostik
melalui jarum langsung ke ataupun sebagai cara pemberian terapi.
vena pasien. Biasanya Salah satu cara pemberian yang paling
cairan steril mengandung sering digunakan adalah pemasangan
elektrolit (natrium, kalsium, infus perifer atau perifer intravenous
catheter (PIC) untuk memberikan
kalium), nutrien (biasanya transfusi darah, obat, cairan maupun
glukosa), vitamin atau obat. untuk pengambilan sampling darah

Salah satu komplikasi yang sering


didapatkan dari kathether intravena
Penelitian musawanita
Khusus di ruangan Interne
adalah kejadian phlebitis. Phlebitis
atau ruangan penyakit dalam
mengatakan
wanita, hampir 100% pasien merupakan inflamasi vena yang
disebabkan oleh iritasi kimia
kelelahan pada
membutuhkan akses intravena,
maupun mekanik. Hal ini
baik untuk pemenuhan nutrisi
pasien
parenteral, untukleukemia
terapi antibiotik, ditunjukkan dengan adanya daerah
yang merah, nyeri dan
adalah masalah
untuk akses transfusi produk
pembengkakan di daerah
darah dan trombosit. Maka
paling banyak
kecenderungan dan
untuk terjadinya penusukan atau sepanjang vena.
Insiden plebitis meningkat sesuai
serius yang
flebitis lebih dapat
banyak . dengan lamanya pemasangan jalur
intravena.
RUMUSAN MASALAH
“Rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan
uraian latar belakang masalah adalah faktor – faktor apa
saja yang mempengaruhi kejadian phlebitis pada pasien
yang terpasang infus?”

TUJUAN PENELITIAN
Makalah ini secara khusus bertujuan untuk:

Mengetahui teori terkait pemberian terapi intra vena


Mengetahui teori flebitis
Menelaah cara penulisan jurnal
Menelaah konten jurnal
Manfaat penelitian

 Untuk Perawat di
Ruangan
 Untuk Institusi
Pelayanan
 Untuk mahasiswa
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Therapi intravena

Faktor yg
DEFENISI mmpengaruhi Komplikasi

Pemasangan kateter • Umur pasien • Flebitis


intravena adalah • Prosedur yang • Infiltrasi
menempatkan cairan diantipasi • Emboli udara
steril melalui jarum • Aktivitas pasien
• Kelebebihan
langsung ke vena pasien. • Jenis IV
Biasanya cairan steril beban sirkulasi
• Terapi IV
mengandung elektrolit • Sakit sebelumnya • Reaksi piogenik
(natrium, kalsium,
• Kesukaan pasien
kalium), nutrien
(biasanya glukosa), • Tourniquet
vitamin atau obat. • Membentuk
genggaman
• posisi
Cont...

2. Plebitis

Pengenalan
DEFENISI Klasifikasi
tanda plebitis

merupakan • Plebitis kimiawi • 0 = tak ada tanda


plebitis
peradangan pada • 1 = tanda dini
tunika intima • Plebitis mekanik
plebitis
pembuluh darah • 2 = stadium dini
vena, yang sering • Plebitis bakteri plebitis
dilaporkan sebagai • 3 = stadium
komplikasi • Post infus plebitis moderat plebitis
pemberian terapi • 4 = stadium awal
tromboplebitis
infus.
• 5 = stadium lanjut
tromboplebitis
CONTOH...
BAB III
TELAAH JURNAL
1. TELAAH PENULISAN

1. Judul 2. Abstrak
Kelebihan Jurnal
 Jurnal ini memiliki abstrak
 Judul jurnal sudah baik dan dengan jumlah kata sebanyak 203
terdiri dari 20 kata kata, menjelaskan secara singkat isi
 Pada jurnal ini nama penulis dari jurnal.
sudah ditulis dengan benar,  Jurnal ini juga menjelaskan
tanpa menggunakan gelar. langkah-langkah melakukan
penelitian.
 Pada judul jurnal juga di
 Abstrak pada jurnal ini sudah
paparkan alamat jurnal
baik dan berurutan yang terdiri dari
sehingga kita mengetahui jurnal
tujuan, metode, hasil dan
ini diterbitkan dari mananya.
kesimpulan serta kata kunci.
Kelemahan Jurnal
 Pada jurnal tidak dijelaskan
instrument yang digunakan dalam
penelitian.
3.
PENDAHULUAN

Kelebihan Jurnal
• Pendahuluan pada jurnal ini sudah baik memiliki 8 paragraf dengan
jumlah kalimat berkisar dari tiga sampai sembilan kalimat.
• Pada jurnal ini, sudah terdapat penelitian lain yang sejenis yang
mendukung penelitian jurnal.
• Pada jurnal ini fenomena yang dibahas adalah kompleksitas tenaga
di Rumah Sakit, Infeksi nosokomila, plebitis akibat pemasangan
infus dan peran perawat
• Pada jurnal ini, sudah terdapat penelitian lain yang sejenis yang
mendukung penelitian jurnal.
Kelemahan Jurnal
• Pendahuluan pada jurnal ini tidak menjelaskan terkait manfaat dan
penjelasan terkait mengetahui faktor faktor plebitis akibat
pemasangan infus.
CONT...

4. Pernyataan 5. Tinjauan 6. Kerangka 7. 8. Populasi &


masalah pustaka konsep metodologi sampel
penelitian

Dalam jurnal ini Jurnal ini sudah Dalam Desain •Populasi dalam
terdapat mencantumkan penulisan ini, penelitian yang penelitian ini
pernyataan tinjauan tidak tercantum digunakan adalah seluruh
masalah yang kepustakaan kerangka adalah pasien yang
jelas. sebagai acuan konsep dan deskriptif terpasang infus
konsep, akan hipotesis corelasi dengan selama bulan
tetapi di dalam pendekatan Juni tahun 2018
jurnal tidak crossectional sebanyak 269
terdapat grand orang
teori yang
digunakan •Sampel 169
sebagai acuan orang
dalam
penelitian
CONT...

9. Hasil 10. Pembahasan 11. Kesimpulan 12. Daftar


Penelitian Pustaka

Kekurangan Kelebihan Jurnal Kelebihan jurnal Kelebihan Jurnal


Jurnal Daftar pustaka yang
 Pendapat penulis  kesimpulan telah dijadikan referensi
 Tabel uji bivariat diikuti dengan data mencakup semua pada penelitian ini
tidak dicantumkan yang memperkuat hasil penelitian telah menggunakan
dalam jurnal pernyataan penulis referensi yang
Kekurangan jurnal bervariasi sebanyak
Kekurangan Jurnal 14 daftar pustaka
 tidak
 Penulis belum memaparkan hasil Kekurangan Jurnal
menunjukkan dari analisa univariat Ada beberapa
hasilnya hanya referensi yang
dapat menggunakan
digeneralisasikan referensi lebih dari
untuk pasien lima tahun terakhir,
dewasa saja yaitu pada tahun
2007.
2. Telaah Konten
• Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden
berumur 41 – 50 tahun, jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan. Juga diketahui bahwa mayoritas tidak terjadi plebitis yaitu 138
orang (86,25%) dengan ukuran infus yang digunakan adalah ukuran 22.
Hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas tidak terjadi plebitis yaitu 138
orang (86,25%) dengan jenis cairan yang digunakan adalah hipotonik yaitu 93
orang (58,12%) dan hipertonik yaitu 45 orang (28,13%). Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa mayoritas tidak terjadi plebitis yaitu 138 orang
(86,25%) dengan lokasi pemasangan adalah area punggung tangan.
Hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas tidak terjadi plebitis yaitu 138
orang (86,25%) dengan lama terpasang < 3 hari, Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa mayoritas tidak terjadi plebitis yaitu 138 orang (86,25%)
dengan insersi 1 kali insersi yaitu 110 orang (68,75%)
Analisis statistik yang digunakan uji chi square. Hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa ada hubungan ukuran infus dengan plebitis, ada
hubungan jenis cairan dengan plebitis, ada hubungan lokasi pemasangan
dengan plebitisada hubungan lama infus terpasang dengan plebitis, ada
hubungan jumlah insersi dengan plebitis.
2. PEMBAHASAN

Lokasi
Ukuran infus Jenis cairan pemasangan

Pada penelitian ini Jika ada pasien yang Pergerakan tangan


kejadian flebitis mendapatkan terapi yang dipasang infus
cairan yang dapat menyebabkan
yang terjadi karena
terjadinya perubahan
ukuran katater mempunyai
posisi kateter, jika
intravena yang osmolalitas tinggi
fiksasi kateter kurang
dipasang tidak (hipertonis), maka kuat. Akibatnya dapat
sesuai dengan resiko phlebitis menimbulkan
ukuran vena pasien meningkat. Oleh pergeseran kateter,
sehingga mudah sebab itu perawat kebocoran atau
terjadi gesekan harus timbulnya sumbatan
ketika pasien mempertimbangkan sehingga
untuk memilih vena menyebabkan
bergerak sehingga
gangguan dalam
terjadi peradangan besar
pemberian terapi
di sekitar area yang intravena dan
terpasang infus. akhirnya
Cont...

Lamanya infus
terpasang
Jumlah insersi

Jumlah insersi yang


dimaksud adalah jumlah
Apabila pemasangan insersi (penusukan)
infus ≥ 72 jam maka infus yang dilakukan
akan berpeluang oleh perawat sebelum
untuk terjadinya insersi yang berhasil.
flebitis. Hal ini Kejadian phlebitis
disebabkan mudahnya terjadi disebabkan
masuk kuman pada karena tehnik insersi
area pemasangan intravena yang tidak
infus karena daerah dilakukan dengan benar
tusukan sudah dapat menyebabkan
meruapakan jendela perlukaan pada lokasi
bagi mikro organisme insersi yang dapat
dari luar tubuh untuk dijadikan sebagai port
masuk kedalam tubuh. de entry bagi
PENUTUP

Kesimpulan :
Saran :
Salah satu infeksi nosokomial adalah infeksi luka infus
atau phlebitis. Phlebitis merupakan daerah bengkak, 1. Bagi perawat dapat sebagai
kemerahan, panas, dan nyeri pada kulit sekitar tempat pengetahuan terbaru dalam melihat
kateter intravaskular dipasang (kulit bagian luar). faktor faktor yang berhubungan
Faktor penyebab dari phlebitis terdiri dari internal adalah dengan kejadian plebitis pada pasien
usia, status gizi, stres, kondisi vena, faktor penyakit yang terpasang infus di rumah sakit.
pasien rawat inap yang terpasang infus serta jenis 2. Bagi ruangan rawat inap Interne
kelamin. Wanita agar dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang pelayanan keperawatan dengan
berhubungan dengan kejadian plebitis pada pasien yang mengevaluasi kembali tentang faktor
terpasang infus yaitu ukuran infus, jenis cairan yang penyebab terjadinya plebitis sehingga
digunakan, lokasi pemasangan infus, lama infus angka kejadian plebitis bisa berkurang
terpasang, jumlah insersi. atau tidak terjadi sama sekali,
diantaranya tentang keterampilan
perawat dalam melakukan pemberian
infus.

Anda mungkin juga menyukai