DISUSUN OLEH :
Dwi Puspitasari (1001140011)
Esti Novita Sari (1001140015)
Hestia Kristanti (1001140021)
Rahmatullah Hidayat (1001140039)
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan pengetahuan bagi mahasiswa dan
mahasiswi DIII Keperawatan IIA maupun bagi para pembaca.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kelompok dari dosen
Keperawatan Anak. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis Menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari rekan-
rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.4 Patofisiologi
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui
beberapa cara yaitu:
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus
masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Penyebab infeksi adalah virus
yang dapat menembus plasenta antara lain:virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki,
influenza, parotitis. Bakteri yang melalui jalur ini antara lain: malaria, sipilis, dan
toksoplasma.
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan serviks
naik mencapai korion dan amnion.Akibatnya terjadi amnionitis dan korionitis,
selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi. Cara lain yaitu pada saat
persalinan, kemudian menyebabkan infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi,
saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman ( misalnya: herpes
genetalia, candida albicans, gonorrhea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah melahirkan
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi sesudah kelahiran,
terjadi akibat infeksi nasokomial dari lingkungan di luar rahim (misalnya melalui alat-
alat penghisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau
dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi, dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nasokomial. Infeksi juga dapat melalui luka umbilikus. (Surasmi,
2003)
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sepsis neonatorum ada tiga tahap yaitu sebagai beikut :
1. Perawatan umum:
a. Tindakan aseptik
b. Pertahankan suhu tubuh sekitar 36,5-37ºC.
c. Jalan napas harus bersih, artinya jangan sampai ada gangguan napas.
d. Cairan diberikan dengan infus.
e. Lakukan perawatan bayi dan tali pusat dengan baik.
2. Medikamentosa :
a. Beri antibiotik kombinasi.
b. Evaluasi hasilnya 3-5 hari, bila tidak berhasil, ganti antibiotik.
c. Uji sensitivitas kuman sehingga antibiotik diberikan dengan tepat.
d. Antibiotik diberikan perpanjangan selama 7 hari setelah perbaikan secara
klinis.
3. Simtomatik : pengobatan simtomatik diberikan dan sesuai dengan gejala klinisnya
(obat penurun panas, obat anti kejang). Transfusi darah sehingga Hb 11g%.
Pemantauan terhadap perawatan pasien adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan keadaan umum, tanda-tanda vitalnya,
2. Perhatikan keseimbangan nutrisi dan cairan.
3. Evaluasi gambaran darahnya.
4. Persiapan alat darurat
2.7 KOMPLIKASI
1. Kelainan bawaan jantung,paru,dan organ-organ yang lainnya
2. Perdarahan
3. Infeksi pada uterus atau plasenta
4. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
5. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
6. Proses kelahiran yang lama dan sulit
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: malaise
b. Sirkulasi
Tanda: tekanan darah normal/sedikit dibawah jangkauan normal denyut perifer
kuat,cepat,takikardia (syok).
c. Eliminasi
Gejala: diare
d. Makanan dan Minuman
Gejala: anoreksia, mual, muntah
e. Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, pusing, pingsan
Tanda: gelisah, ketakutan
f. Nyeri / Keamanan
Gejala: abdomiral
g. Pernafasan
Gejala: tacipnea, infeksi paru.
Tanda: Suhu naik( 39,95OC) kadang abnormal dibawah 39,95OC
h. Seksualitas
Gejala: puripus perineal
i. Penyuluhan Pembelajaraan
Gejala: masalah kesehatan kronis riwayat selenektomi penggunaan antibiaotik
5. Evaluasi
1. Hipertermi teratasi
2. Diare teratasi
3. nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi
4. kerusakan integritas kulit tidak terjadi
5. Ketakutan pada keluarga berkurang sampai dengan hilang
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan
jaringan lain. Sepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistmik
akibat infeksi selama 1 bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus,jamur, dan protozoa
menyebabkan sepsis bayi baru lahir. (Depkes,2007)
Sepsis neonatorum dapat terjadi karena prematur, cacat bawaan, Mikroorganisme
berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Tanda dan gejala pada sepsis neonatorum
umumnya tidak jelas dan tidak spesifik.
B. Saran
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memahami konsep dasar penyakit
sepsis neonatorum yang berguna bagi profesi dan orang sekitar kita.
Bagi masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan tentang penyakit sepsis neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA
http://estyocta.blogspot.co.id/2011/10/sepsis-neonatorum.html
https://viethanurse.wordpress.com/2008/12/01/askep-pada-sepsis-neonatorum/
http://askepku92.blogspot.co.id/2013/08/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan.html