Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Tahun 2020/2021
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan
hipoperfusi, atau hipotensi. Kelainan hipoperfusi meliputi (tetapi tidak terbatas).
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat
minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau 1
dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2006).
B. ETIOLOGI
Menurut guntur (2007) penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai
macam kuman sperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu
disebabkan oleh bakteri. Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan
reaiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :
1. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan
2. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam lebih sebelum
melahirkan)
3. Proses kelahiran yang lama dan sulit
4. Selang infus yang jarang diberaihkan
5. Infekai pada umbilicus
a. Perdarahan
b. Demam yang terjadi pada ibu
c. Infeksi pada uterus atau plasenta
d. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan )
e. Ketuban pecah terlaku cepat saat melahirkan, 18 jam atau lebih sebelum
melahirkan
f. Proses melagirkan yang lama dan sulit
g. Streptococcus grup B
Dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran. Menurut Centers for
Diseases Control and Prvention (CDC) Amerika, paling tidak terdaoat bakteri pada
vagina atau rectum pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat
mengkontaminasi bayi selama melahirkan. Bayi prematur yang menjalani perawatan
intensif rntan terhadap sepsis karena system imun mereka yang belum berkembang
dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur invasive seperti infus jangka
panjang, pemasangan sejumlah kateter, dan bernafas melalui selang yang
dihubungkan dengan ventilator. Organisme yang normalnya hidup di permukaan kulit
dapat masuk kedalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti
yang telah disebut diatas.
Manifestasi Klinis
Menurut Arief,2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai
berikut :
1. Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema
2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksi, muntah, diare,
hepatomegaly
3. Saluran nafas : apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung,
merintih, sianosis
4. System kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi,
takikardi, brakikardi
5. Hematologi : icterus, splenomegaly, pucat, petekie, purpura,
perdarahan
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu,
tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya
turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa :
Kasus
An. H usia 6 hari lahir spontan di BPM dengan jenis kelamin laki-laki, ibu mengeluh bayinya
malas minum, gelisah sejak 1 hari yang lalu dan muntah sebanyak 3 kali di rumah. Hasil
pemeriksaan didapatkan Suhu 35,20C, RR 62x/menit, Nadi 165x/menit.
1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama anak : An.H
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal lahir : Mojokerto, 9 Maret 2020
Anak ke : 1 (satu)
Nama ibu : Ny. A
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kenanga mojokero
Nama ayah : Tn.B
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Kenanga mojokerto
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya malas minum, tampak gelisah sejak satu hari yang
lalu dan mengalami muntah sebanyak 3 kali di rumah.
c. Alasan kunjungan
Ibu ingin memeriksakan bayinya
d. Riwayat kebidanan
1. Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 9 kali di bidan
Trimester I : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 2 dan 3
bulan mengatakan merasa mual muntah.
Trimester II : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 4,5 dan 6
bulan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 7,8, dan 2
kali pada kehamilan 9 bulan mengatakan sering BAK.
2. Riwayat Natal
Ibu mengatakan bayinya lahir secara spontan ditolong oleh Bidan di
PMB tanggal 9 Maret 2020 jam 16.45 WIB, berat 2800gr, panjang
badan 40 cm.
3. Riwayat Post Natal
Ibu mengatakan menjalani masa nifas secara normal, tetapi pada hari
ke 5 bayinya malas minum, tampak gelisah dan mengalami muntah
sebanyak 3 kali di rumah.
4. Riwayat Alergi
Ibu mengatakan selama ini tidak memiliki riwayat alergi.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan berat badan bayi baru lahir 2800gr dan saat ini 3100gr,
panjang badan bayi baru lahir 40 cm dan saat ini 43 cm.
6. Riwayat Imunisasi
Sudah di imunisasi hepatitis B 0,5 ml IM di paha kanan, diberikan satu
jam setelah pemberian vitamin K pada saat bayi baru lahir.
7. Riwayat Status Gizi
Ibu mengatakan bayi hanya diberi ASI eksklusif.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang
menderita penyakit turunan (Hipertensi, diabetes, jantung) dan menular
(Hepatitis, HIV/AIDS).
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Sebelum sakit ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI 10-12x/hari
Saat sakit ibu mengatakan bayinya malas minum ASI
2. Eliminasi
Sebelum sakit ibu mengatakan bayinya BAB 2x, warna kuning,
lembek,
BAK 5-6 x/hari.
Selama sakit ibu mengatakan bayinya BAB 4-6x berupa ampas dan
lendir, warna kuning.
BAK ganti pampers 3x dengan kurang lebih 100 cc tiap pempers.
3. Istirahat Tidur
Sebelum sakit ibu mengatakan bayinya selalu tidur dan hanya
terbangun saat mau BAK dan BAB.
Saat sakit ibu mengatakan bayinya sering terbangun dan rewel.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : sedang
TTV :
- Suhu : 35,20C
- RR : 62x/menit
- Nadi : 142x/menit
Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
o Kepala : simetris, tidak ada chepal hematoma, caput
succedaneum
o Muka : simetris, tidak ada oedem
o Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
o Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada benjolan
o Mulut : bibir merah muda, mukosa basah, tidak ada labioskisis
dan labiopalatoskisis
o Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen
o Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
o Dada : simetris, tidak ada retraksi, jantung tidak bisisng
o Perut : normal, bulat, tidak ada benjolan, dan tidak ada
penonjolan disekitar tali pusat
o Tali pusat : tidak berbau, tidak ada perdarahan
o Punggung : tidak ada spina bifida
o Ekstremitas : atas bawah simetris, kedua kaki dan tangan sama
panjang, jari lengkap, kuku merah muda, tidak oedema
o Genetalia : testis sudah turun
o Anus : berlubang
b. Palpasi
o Ubun-ubun : berdenyut
o Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis
c. Auskultasi
o Thorax : tidak terdengar wezhing/ronchi
d. Perkusi
o Reflek patella : tidak dilakukan pengkajian
Pemeriksaan reflek
o Reflek moro : baik, saat bayi dikejutkan oleh suatra atau
gerakan maka kedua tangan serta kakinya merentang atau membuka
dan menutup lagi
o Reflek plantar : baik, saat telapak tangan bayi disentuh dengan
jari telunjuk, tangan bayi menggenggamnya
o Reflek suching : jelek, karena bayi malas minum, saat bayi
diberi putting susu bayi tidak membuka mulutnya dan tidak
menghisap
o Reflek tonic neck : baik, saat kepala bayi diarahkan menoleh kekiri
kepala bayi dapat kembali seperti semula
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Analisa
An.H umur 6 hari dengan sepsis neonatorum.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Mandiri
1) Mengobservasi keadaan umum, vital sign bayi setiap 3 jam dan intake output
cairan
Hasil : observasi telah dilakukan keadaan umum bayi sedang, hasil vital sign
Nadi 148x/menit, suhu 35,20C, RR 62x/menit dan BAB 10 cc, BAK 50 cc
2) Memberitahu ibu untuk mengganti popok setiap BAK/BAB
Hasil : ibu sudah mengganti popok bayi ketika BAK/BAB
3) Memberitahu ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin
Hasil : ibu telah memberikan ASI
Penatalaksanaan Kolaborasi
1) Melakukan tindakan sesuai advice dokter :
- Memasang oksigen nasal dengan kecepatan 2L/menit
Hasil : oksigen telah terpasang 2L/menit
- Memasang infuse
Hasil : infus telah terpasang 12 tetes/menit
- Memuasakan bayi sementara dengan OGT terbuka selama 37 jam
Hasil : bayi sudah dipuasakan
- Memberi Transfusi trombosit 150cc
Hasil : transfuse trombosit sudah diberikan
- Melakukan injeksi ampicillin 175mg/12 jam dan gentamisin 20mg/24 jam
secara IV
Hasil : sudah dilakukan
2) Menjaga kehangatan bayi dengan merawatnya dalam incubator dengan suhu
340C
Hasil : kehangatan bayi sudah dijaga dengan dirawat dalam incubator dengan
suhu 340C
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer Arif dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid ke 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG.
Muslihatun, N.W. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Syaifuddin, Bariabdul. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.