SEPSIS NEONATORUM
B. Etiologi
1. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri
mampu menyebabkan sepsis.
2. Zat-zat pathogen dapat berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Penyebab
paling sering dari sepsis Escherichia Coli dan Streptococcus
grup B (dengan angka kesakitan sekitar 50 – 70 %., diikuti dengan
malaria, sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus grup A, dan streptococcus
viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes
simpleks (tipe II) dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki,
hepatitis, influenza, parotitis.
3. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan
tindakan.
4. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan.
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :
1. Perdarahan
2. Demam yang terjadi pada ibu
3. Infeksi pada uterus atau plasenta
4. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
5. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum
melahirkan)
6. Proses kelahiran yang lama dan sulit
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
1. Umum : Hipotermia/Hipertermia, tampak tidak sehat, malas minum,
letargi, sklerema
2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare,
hepatomegali
3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung,
merintih, sianosis.
4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit
lembab, hipotensi, takikardi, bradikardia.
5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas
minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun menonjol, high-pitched cry
6. Hematologi : ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura,
pendarahan. (Kapita selekta kedokteran Jilid II, Mansjoer Arief 2008).
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu,
tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-
naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang,
jaundice, muntah, diare, dan perut kembung.
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:
1. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau
darah dari pusar.
2. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan
koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau
penonjolan pada ubun-ubun
3. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan
pada lengan atau tungkai yang terkena
4. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri
tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
5. Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan
perut dan diare berdarah.
E. Komplikasi
1. Meningitis
4. Ikterus/kernikterus
F. Pemeriksaan Penunjang
Bila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis
secara menyeluruh. Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan
neutropemia dengan pergeseran ke kiri (imatur: total seri granolisik > 0,2).
1. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
2. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi
dapat mendeteksi organisme.
3. DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan
peningkatan neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
4. Laju endah darah dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat
menandakan adanya inflamasi.
H. Penatalaksanaan Medis
a. Suportif
a. Lakukan monitoring cairan elektrolit dan glukosa
b. Berikan koreksi jika terjadi hipovolemia, hipokalsemia dan hipoglikemia
c. Bila terjadi SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretik
Hormon) batasi cairan
d. Atasi syok, hipoksia dan asidosis metabolic.
e. Awasi adanya hiperbilirubinemia
f. Lakukan transfuse tukar bila perlu
g. Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima
nutrisi enteral.
b. Kausatif
Antibiotic diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya digunakan
golongan Penicilin seperti Ampicillin ditambah Aminoglikosida seperti
Gentamicin. Pada sepsis nasokomial, antibiotic diberikan dengan
mempertimbangkan flora di ruang perawatan, namun sebagai terapi inisial
biasanya diberikan vankomisin dan aminoglikosida atau sefalosforin generasi
ketiga. Setelah didapat hasil biakan dan uji sistematis diberikan antibiotic yang
sesuai. Tetapi dilakukan selama 10-14 hari, bila terjadi Meningitis, antibiotic
diberikan selama 14-21 hari dengan dosis sesuai untuk Meningitis.
I. Pencegahan
a. Pada masa Antenatal
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala,
imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan
gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila
diperlukan.
b. Pada masa Persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
c. Pada masa pasca Persalinan
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga
lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara
steril.
F. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat
memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.
Melakukan membantu atau mengarahkan kinerja aktifitas kehidupan sehari-hari.
Memberikan arahan keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada
klien. Mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan
perawatan kesehatan yang berkelanjutan dari klien. (Asmadi, 2014)
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Melihat dan
menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Menentukan apakah tujuan
keperawatan telah tercapai atau belum.Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan
keperawatan belum tercapai. (Asmadi, 2008)
Tahapan-Tahapan Evaluasi:
1. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi
2. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah
terpenuhi
3. Menginterpretasi dan meringkas data
4. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis
5. Menghentikan, meneruskan, atau merevisi rencana perawatan.
DAFTAR PUSTAKA