KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”
NOMOR: 163/SK/RSIA-PT/VI/2014
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa panduan partisipasi staf kesehatan lainnya dalam peningkatan mutu merupakan
upaya efisien di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”;
b. bahwa panduan partisipasi staf kesehatan lainnya dalam peningkatan mutu terlaksana
dengan baik, perlu kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
sebagai dasar partisipasi staf kesehatan lainnya dalam peningkatan mutu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2009, tentang Praktek
Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit.
3. Kepmenkes Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004, tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
4. Kepmenkes Nomor: 369//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Bidan
5. Kepmenkes Nomor: 370//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan
6. Kepmenkes Nomor: 374//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Gizi
7. Kepmenkes Nomor: 375//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Radiografer
8. Permenkes Nomor: 1796/MENKES/Per/VIII/2011, tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
9. Permenkes Nomor: 1438/MENKES/Per/IX/2010, tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
10. Keputusan Nomor: SK 002/RSBPT/IX/2013, Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi
Rumah Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
11. Keputusan Nomor: SK 001/YHB/VIII/2012 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 09 Juni 2014
Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
I. PELAYANAN FARMASI
A. PENDAHULUAN
Suatu organisasi idealnya harus peduli dengan mutu atau kualitas yang dihasilkannya,
terlebih organisasi dibidang jasa, pelayanan maupun gabungan jasa-barang, seperti organisasi
Rumah Sakit. RSIA “Pondok Tjandra” sebagai sarana kesehatan utama untuk upaya
kesehatan, maka tiada hentinya selalu berbenah diri meningkatkan, memperbaiki mutu,
kualitas bentuk layanannya. Profesi kesehatan yang di RSIA “Pondok Tjandra” hendaknya
selalu ditingkatkan, dioptimalkan fungsi dan perannya untuk pencapaian mutu layanan
optimal, terukur bagi masyarakat.
Instalasi Farmasi RSIA “Pondok Tjandra” merupan bagian dari organisasi Rumah
Sakit, Penunjang Medik yang juga harus berbenah diri untuk mendukung output layanannya.
Profesionalisme profesi kesehatan, terutama apoteker di RSIA “Pondok Tjandra” sangat
diperlukan untuk mencapai hasil keluaran optimal. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
hendaknya merubah paradigma yang melekat padanya selama ini. IFRS selama ini hanya
terjebak di pelayanan stock, harus segera berbenah diri ke bentuk pelayanan pasien dan
bangsal dengan tanpa mengurangi perannya sebelumnya..
Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di RSIA
“Pondok Tjandra”, merupakan bagian tidak dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien. Salah satu peningkatan layanan yang
dikembangkan adalah Pelayanan Informasi Obat dan Pelayanan Farmasi Klinis. Pelayanan
informasi obat dan pelayanan farmasi klinis menanggapi keprihatinan masyarakat akan
mortalitas dan morbiditas terkait pengunaan obat, kerasionalan pengunaan obat, semakin
meningkatnya biaya perawatan pasien karena makin meningkatnya biaya obat dan makin
tingginya harapan masyarakat.
Pelayan farmasi klinis merupakan kerja tim, apoteker dengan profesi kesehatan lain
memecahkan kasus perawatan pasien untuk menghasilkan outcome, hasil yang maksimal
untuk pasien. Pelayanan Farmasi Klinis memerlukan pengetahuan terapi tinggi bagi
apotekernya, kemampuan komonikasi, monitoring respon obat ke pasien, pelayanan informasi
obat. Pelayanan Farmasi Klinis lebih ditekankan dipelayanan rawat inap rumah sakit dan
berorientasi lebih ke pasien.
Quality Assurance atau jaminan mutu adalah suatu konsep yang mencakup segala
aspek secara individual atau bersama-sama dapat mempengaruhi mutu suatu produk (WHO).
Kharateristik mutu modern berciri orientasi kepada pelanggan. Mutu modern
menghendaki konsep berpikir secara sistem oleh semua pihak, partisipasi aktif manajemen
puncak (top management). Juga menghendaki pemahaman setiap orang terhadap tanggung
jawab spesifik menciptakan mutu, aktivitas berorientasi tindakan pencegahan terjadinya
kerusakan atau penyimpangan proses kerja. Hal tersebut dilaksanankan karena filosofi yang
menganggap bahwa mutu merupakan “jalan hidup“ (way of life).
Jaminan mutu mencakup empat kaidah yaitu berorientasi pada pemenuhan harapan
dan kebutuhan pelanggan atau masyarakat, berfokus pada sistem dan proses, menggunakan
data untuk menganalisis proses pemberian komoditi. jaminan mutu mendorong diterapkan
pendekatan tim untuk pemecahan masalah dan perbaikan mutu berkesinambungan.
Mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI) adalah penampilan atau kinerja yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, disatu pihak menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak
lain tata cara penyelenggaraannya sesuai standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan farmasi RSIA “Pondok Tjandra” adalah pelayanan farmasi yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai
tingkat kepuasan rata-rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai standar pelayanan
profesi yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi.
Kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu produk
yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan merupakan pengalaman
yang akan mengendap di dalam ingatan pasien sehingga mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian ulang produk yang sama (Endang H, 1998).
C. RUMAH SAKIT DAN PELAYANAN FARMASI
Sesuai dengan fungsinya. maka rumah sakit termasuk sarana kesehatan yang
diperlukan demi tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adapun tugas pokok
dari Farmasi RSIA “Pondok Tjandra”, meliputi:
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi.
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatkan
mutu pelayanan farmasi.
5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
rumah sakit.
A. PENDAHULUAN
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan
pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan
gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses
perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi
pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya. Pengaruh tersebut bisa
berjalan timbal balik. Hal tersebut diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi
tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi
dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi.
Terapi gizi yang menjadi salah satu factor penunjang utama penyembuhan tentuya
harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan
perubahan fungsi organ selama penyembuhan. Dengan kata lain, pemberian diet pasien harus
dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan satatus gizi dan
kesehatan masyarakat baik dalam maupun diluar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung
jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.
a. Visi
Visi pelayanan gizi RSIA “Pondok Tjandra” adalah pelayanan gizi yang bermutu di
rumah sakit yang bersifat paripurna sesuai dengan jenis dan kelas rumah sakit.
b. Misi
Misi pelayanan gizi RSIA “Pondok Tjandra” sejalan dengan misi rumah sakit adalah :
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tenaga pelayanan zat gizi yang mempunyai
kompetensi dan kemampuan sebagai berikut :
• Menegakkan diagnosa gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan.
• Menentukan kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta pemberian
makanan yang sesuai dengan keadaan klinis dan metabolisme.
• Melakukan pengkajian diet dan pola makan dengan cara anamnesa diet (system
recall dan record).
• Mengubah dan menterjemahkan perskripsi diet, dari mulai perencanaan menu
sampai menyajikan makanan sesuai dengan keadaan pasien.
• Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
• Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK).
• Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi pada pasien dan
keluarganya.
C. MEKANISME PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
Kegiatan PGRS dapat dilaksanakan berdasarkan mekanisme berikut ini :
Penjelasan :
Mekanisme Pelayanan Gizi di RSIA “Pondok Tjandra” dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:
A. SANITASI MAKANAN
1. Pengertian
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan
pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan minuman dari
segala bahaya yang dapat menganggu atau merusak kesehatan mulai dari makanan
sebelum diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan
sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikomsumsi oleh
konsumen.
2. Tujuan
• Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen.
• Menurunya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan melalui
makanan.
• Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penaganan makanan.
3. Pelaksanaan sanitasi makanan dan penyelenggaraan makanan
• Ruang pengolahan
• Bangunan
• Sarana dan peralatan untuk pelaksanan sanitasi makanan.
4. Prinsip penyehatan makanan dalam penyelenggaraan makanan
• Bahan makanan
• Hygine tenaga penjamah makanan
• Perilaku, kebisaan dan sikap bekerja
• Prosedur kerja
• Upaya pengendalian
5. Pengawasan sanitasi dalam penyelengaraan makanan
B. KESELAMATAN KERJA
1. Pengertian
Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus ditetapkan dalam
rangka menghindari kecelakanan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas.
2. Tujuan
• Mencegah dan menguragi kecelakaan
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
• Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
• Member pertolongan pada kecelakaan, Dll
3. Prinsip keselamatan kerja pegawai dalam proses penyelenggaraan.
4. Prosedur keselamtan kerja
PEMBIAYAAN MAKANAN
A. Pengertian
Biaya makanan adalah biaya bahan-bahan yang dipakai untuk menghasilkan makanan
yang diperlukan.
B. Tujuan
• Penyusunan anggaran belanja
• Pengawasan dan pengendalian biaya agar tercapai efesiensi biaya makanan
• Menilai prestasi kerja pengadaan makanan
C. Perhitungan biaya makanan
• Perhitungan biaya bahan makanan
• Perhitungan biaya tenaga kerja
• Perhitungan biaya overhead
A. Pengertian
1. Pengawasaan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi menajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, insturksi, pedoman,
standart, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai
tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen.
B. Bentuk-bentuk pengawasaan dan pengendalian
• Pencatatan dan pelaporan
• Pengawasaan tandart porsi
• Pengawasan harga
• Pengendalian biaya
III. PELAYANAN LABORATORIUM
A. PENDAHULUAN
Pengambilan spesimen di ruang sampling mulai jam 07.30 WIB - poliklinik tutup.
Dilakukan pemeriksaan spesimen di ruang laboratorium.
Hasil pemeriksaan laboratorium diambil di Instalasi Laboratorium jam 15.00 WIB
atau saat pasien kontrol kembali.
Pengambilan spesimen ke ruang perawatan secara reguler yaitu : ronde I jam 10.00
WITA, II jam 15.00 WITA, dan III jam 04.30 WITA
Dilakukan pemeriksaan spesimen di ruang laboratorium sesuai permintaan.
Hasil pemeriksaan laboratorium diambil oleh petugas ruang perawatan secara reguler,
yaitu : hasil pemeriksaan sampel ronde I jam 14.00 WITA, II jam 19.00 WITA,
dan III jam 08.00 WITA (kecuali untuk pemeriksaan Kimia Klinik )
A. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata-mata merupakan
tanggung jawab departemen kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dan seluruh sektor,
termasuk masyarakat dan swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat di pengaruhi oleb
upaya pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang kondusif bagi
terciptanya status kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan berwawasan
kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan seluruh potensi masyarakat termasuk swasta
sangatlah diharapkan.
RSIA “Pondok Tjandra” rnenyediakan bentuk pelayanan medis sebagai bentuk
pendukung dan pelayanan bermutu kapada masyarakat, salahsatu diantaranya adalah
pelayanan Radiologi. Pelayanan Radiologi merupakan pelayanan penunjang medis yang
bertujuan memberikan hasil diagnosa. Radiologi dalam operasionalnya memanfaatkan radiasi
pengion dalarn hal ini Sinar - X , yang telah diketahui selain manfaatnya juga efek atau
dampak negative dan sinar- X perlu mendapat perhatian . Sehingga dalam pemanfaatan sinar -
X nya dapat memperhatikan kaidah -kaidah dan keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan Instalasi Radiologi ini
yang disusun dan berbagai buku acuan dan standar yang berlaku, yang disesuaikan dengan
kondisi RSIA “Pondok Tjandra” sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit
Radiologi dan sisi landasan hukum. Mekanisme pelayanan, sarana pendukung SDM, logistik
dan fasilitas setra peralatan. sanitasi dan K3, dan tak kalah penting pembiayaan dan
pengawasan dan pengendalian mutu.
B. RUANG LINGKUP
C. BATASAN OPERASIONAL
a. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan
bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik imejing dan terapi,
yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan radio aktif
seperti antara lain Sinar Rontgen (Sinar X), sinar gama, pancaran partikel pengion
(elektron. neutron, positron dan proton) serta bukan energi pengion (non pengion)
seperti antara lain gelombang ultrasonik, gelombang infrared, gelombang
magnetis. gelombang mikro (microwave) dan radio frekwensi.
b. Radiodiagnostik Imaging adalah cabang dan Ilmu Radiologi dalam bidang
diagnosik yang rnenggunakan alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion
maupun bukan pengion (nonpengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan
radio aktif yang menghasilkan citra (imej) dan morfologi tubuh manusia dan faal
tubuh manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen (sinar x),
sinar inframerah, radio nuklir, gelombang ultrasonik, gelombang magnetis dan
emisi positron
c. Pelayanan Radiologi Sederhana adalah pelayanan penunjang untuk diagnostik
dan terapi dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana yang meliputi
pemeriksaan Thorax dan Abdomen polos
d. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat
atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
e. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagostik yang paling
sederhana (radiografi dan fluroskopi)
f. Tenaga Profesional / Formal Radiologi adalah tenaga yang mencakup dokter
spesialis radiologi (Radiologist), Radiografer, Fisikawan Medik.
g. Tenaga Penunjang Radiologi adalah tenaga yang mencakup Teknisi Pesawat
rontgen pesawat radiologi, dokier umum ditatar dibidang radiologi, paramedis,
ditatar dibidang radiologi, petugas administrasi radiologi, petugas kamar gelap.
h. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi/langkah-
langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
i. Tim Monitoring Pelayanan Radiologi adalah tim yang berada di Dinas
Kesehatan yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi yang
berada diwilayahnya.
j. Foto Rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang menggunakan sinar
X, yaitu gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang
sangat pendek (0,05A- 0,125A) sehingga mempunyai daya tembus tinggi.
k. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10juta Hz.
l. Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk pelaksanaan
tindakan medis.
m. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar- X
n. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi untuk
menghilangkan sinar hambar yang mengenai kaset.
o. Developer dan Fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga terbentuk bayangan tampak.
p. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dan bahan tidak tembus sinar X yang
berfungsi untuk indentifikasi pasien.
q. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga terlindung
dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
r. AP (Antero Posterior) yaitu arah sinar dan sisi pasien menuju ke sisi belakang
pasien sejajar bidang sagital.
s. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasin atau sejajar dengan bidang
coronal pasien.
t. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 450 dan bidang sagital atau coronal
pasien.
u. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara umum di
unit radiologi
v. lnstruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Unit Radiologi
D. PENUTUP
1. Sudah seharunya RSIA “Pondok Tjandra” meningkatkan mutu pelayanan untuk
memberikan yang terbaik untuk pasien dan masyarakat.
2. Dengan adanya Program Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Radiologi, dan Pelayanan Gizi akan meningkatkan kemampuan, profesionalisme
menuju pelayanan RSIA “Pondok Tjandra” lebih berkualitas.
3. Pelayanan tersebut (sebagai bagian pemeriksaan penunjang) dilaksanakan di
RSIA “Pondok Tjandra” harus mampu mengembangkan system, mekanisme serta
prosedur yang dapat menjamin terjadinya medical error, terlebih untuk pasien
rawat inap.
4. Diperlukan komitmen yang kuat dan berkesinambungan demi tercapainya
Program pelayanan berkualitas di RSIA “Pondok Tjandra” dengan saling kontrol,
kolaborasi antar profesi kesehatan yang ada di Rumah Sakit dengan menjunjung
tinggi Asuhan Pelayanan RSIA “Pondok Tjandra”.
E. DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju Produk
yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Untuk
Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit, Magister
Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mulyadi, Bagus, et. al., 2001, Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan
Rumah Sakit, Worl Health Organization – Direktorat Jendral Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Nawawi, H. Hadari, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ke-3, Gama
Press, Yogyakarta.
Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah
Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr. Sardjito/FK-UGM,
Yogyakarta.
Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,