KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANG PARIAMAN
Nomor : 445/ 040.l /KEP/1/2022
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Alhamdullillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala berkat dan anugrah yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Buku Panduan Pedoman Pelayanan Gizi RSUD Padang Pariaman ini
dapat selesai disusun.
Buku ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan gizi kepada pasien di RSUD Padang Pariaman. Dalam
buku pedoman ini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup dan tatalaksana
Pelayanan Gizi kepada pasien di RSUD Padang Pariaman.
Buku pedoman ini disusun atas kerjasama dan masukan berbagai pihak,
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penyusun tidak lupa menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi
atas tersusunnya Pedoman Pelayanan Gizi RSUD Padang Pariaman.
DIREKTUR
RSUD PADANG PARIAMAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
- Visi pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang bermutu di
rumah sakit yang bersifat paripurna.
- Misi pelayanan gizi rumah sakit adalah
1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan
dan kepuasan klien/pasien untuk menunjang aspek promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif serta meningkatkan kualitas hidup
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
3. Mengembangkan penelitian sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi terapan
1. Tujuan
2. Sasaran
D. Ruang Lingkup
3. Penyelenggaraan makananan
BAB II
PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari assesmen/pengkajian, pemberian diagnosis,
intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada pasien di rawat jalan. Asuhan gizi
rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan ditetik, edukasi
dan penyuluhan gizi.
A. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau
kelompok dengan membantu mencari solusi masalah gizinya melalui nasehat
gizi mengenai jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diet yang tepat,
jadwal makan dan cara makan, jenis diet dengan kondisi kesehatannya.
B. Sasaran
Pasien dan keluarga
Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama
Individu pasien yang datang atau dirujuk
Kelompok masyarakat rumah sakit yang dirancang secara periodik oleh
rumah sakit
C. Mekanisme Kegiatan
1. Di Poli Gizi
Terdiri atas 4 tahap :
a. Assesmen atau pengkajian gizi (skrining)
Tujuan dilakukan skrining untuk mengetahui apakah pasien
membutuhkan asuhan gizi secara khusus. Skrining ini dilakukan sekali
dalam 1 sampai 2 minggu untuk mencegah terjadinya keadaan gizi
salah.
b. Perencanaan pelayanan gizi dengan menetapkan tujuan dan strategi
Berdasarkan masalah gizi yang diidentifikasi melalui tahap
asesmen maka ditetapkan rencana pelayanan gizi yang meliputi
penetapan diet (preskipsi diet), tujuan diet dan strategi mencapai
tujuan. Strategi yang dilakukan adalah memberi informasi untuk
penyediaan makanan yang sesuai kebutuhan gizi, penyakitnya, selera
makan dan kemampuan pasien untuk menerimanya.
c. Implementasi pelayanan gizi sesuai rencana
Implementasi pelayanan gizi hendaknya sesuai dengan rencana
yang disusun dalam hal penyediaan diet yang tepat secara oral,
enteral, atau panenteral, pengukuran biokimia darah dan urine yang
diperlukan, pengukuran antropometri, serta penyuluhan dan konsultasi
gizi yang sesuai.
d. Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi
Implementasi pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi yaitu nilai
biokimia darah dan urine, antropometri, asupan makanan,
perkembangan penyakit secara keseluruhan, sikap terhadap makanan
dan pengetahuan tentang diet yang harus dijalani. Bila hasil evaluasi
menunjukan bahwa tujuan tidak tercapai atau timbul masalah baru,
maka dilakukan peninjauan kembali terhadap tiap tahap proses
pelayanan gizi.
2. Di tempat lainnya
Pelayanan gizi rawat jalan juga dapat dilakukan diluar poli gizi seperti
di ruang tunggu rawat jalan dan wilayah sekitar rumah sakit dalam bentuk
kegiatan :
a. Penyuluhan gizi
Kegiatan penyuluhan bekerja sama dengan PKRS (Promosi
Kesehatan Rumah Sakit) dilakukan kepada kelompok pasien yang
berada di ruang tunggu rawat jalan atau yang bertujuan untuk
memberikan informasi tentang anjuran pola makan yang sesuai
sehingga merangsang keingintahuan pasien untuk mendalami diet
yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya.
b. Pembuatan media informasi tentang makanan
Pembuatan media seperti leaflet, poster, atau media audio visual
bekerja sama dengan PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat rumah
sakit tentang pola makanan yang sesuai dengan penyakit yang
dideritanya, makanan yang sehat dan gizi seimbang serta ASI ekslusif.
D. Alur Pelayanan
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari
proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan,
penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi dan konseling gizi serta monitoring dan
evaluasi gizi.
A. Tujuan
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
B. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien.
C. Mekanisme Kegiatan
Pelayanan gizi Rawat Inap dilakukan di Ruang VVIP dan VIP, Ruang
Interne, Ruang Jantung, Ruang Neuro, Ruang Perawatan Anak, Ruang Bedah,
Ruang Kebidanan, Ruang Mata/THT, Ruang Paru dan Ruang Isolasi
Terdiri atas 4 tahap :
a. Assesmen atau pengkajian gizi (skrining)
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan
gizi oleh perawat ruangan dan penetapan order diit awal (Preskripsi diet
awal) oleh dokter. Tujuan dilakukan skrining untuk mengetahui apakah
pasien beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi
khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan metabolik, anak,
geriatri, kanker, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis.
Skrining ini dilakukan oleh perawat 1 x 24 jam setelah pasien masuk
rumah sakit dan didokumentasikan dalam Rekam Medis Pasien bagian
Assesmen Awal Keperawatan. Metode skrining gizi yang digunakan di
RSUD Padang Pariaman adalah MST (Malnutrition Screening Tools) untuk
pasien dewasa dan Strong Kids untuk pasien anak dan MNA (Mini
Nutrisional Assesmen) untuk pasien geriatri.
Bila hasil skrening gizi menunjukan pasien beresiko malnutrisi, maka
dilakukan pengkajian/assesmen gizi dan dilanjutkan dengan langkah-
langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Nutrisionis Ruangan. Pasien
dengan status gizi baik atau tidak beresiko malnutrisi, dianjurkan melakukan
skring ulang pada hari ke 7. Jika hasil skrening ulang beresiko malnutrisi
maka dilakukan asuhan gizi terstandar.
2. Diagnosa Gizi
Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau Problem
Etiologi dan Symptoms. Diagnosa gizi dikelompokan menjadi tiga domain
yaitu domain asupan, domain klinis dan domain prilaku.
3. Intevensi Gizi
Ada dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan intervensi dan
implementasi. Perencanaan intervensi meliputi penetapan tujuan dan preskripsi
diit (perhitungan kebutuhan gizi, jenis diit, modifikasi diit, jadwal dan jalur
makanan). Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana
nutritionis melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada
pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait.
Implementasi pelayanan gizi hendaknya sesuai dengan rencana yang
disusun dalam hal penyediaan diet yang tepat secara oral, enteral, atau
panenteral, pengukuran biokimia darah dan urine yang diperlukan, pengukuran
antropometri, serta penyuluhan dan konsultasi gizi yang sesuai.
D. Pencatatan Pelaporan
Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi. Cara
pendokumentasian Proses Asuhan Gizi Terstandar di RSUD Padang Pariaman
adalah ADIME (Assessment Diagnosis Intervensi Monitoring & Evaluasi.
E. Alur Pelayanan
Pasien Masuk
Vvvvvvv
Skrining Gizi
S
Tujuan
tercapai
Tujuan
tidak tercapai
BAB IV
PENYELENGGARAAN MAKANAN
A. RUANG LINGKUP
1. Perencanaan penyelenggaraan makanan.
2. Pengadaan bahan makanan baik basah maupun kering
3. Proses produksi atau pengolahan bahan makanan menjadi makanan siap saji
4. Proses distribusi makanan untuk pasien rawat inap dan karyawan tertentu.
5. Melaksanakan dan memantau kegiatan Penyelenggaraan makanan di Instalasi
Gizi .
B. ALUR PELAYANAN
C. TATA LAKSANA
1. Perencanaan Menu
Langkah–langkah perencanaan menu:
a. Bentuk tim kerja, untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien,
tenaga pengolah.
b. Menetapkan macam menu, mengacu pada tujuan pelayanan rumah
sakit, maka perlu ditetapkan macam menu, yaitu menu standar, menu
pilihan dan kombinasi keduanya.
c. Menetapkan siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu, perlu
ditetapkan macam menu yang cocok dengan sistim penyelenggaraan
makanan yang sedang berjalan. Siklus menu di buat untuk 7 hari dan
kurun waktu penggunaan selama 1 tahun.
d. Menetapkan pola menu, yaitu pola dan frekuensi macam hidangan
yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama periode satu
putaran menu. Dengan penetapan pola menu dapat dikendalikan
penggunaan bahan makanan sumber gizi dengan mengacu gizi
seimbang
e. Menetapkan besar porsi, merupakan banyaknya golongan bahan
makanan yang direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan
satuan penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku di rumah
sakit.
f. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang dan malam pada
setiap putaran menu termasuk jenis selingan.
g. Merancang format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan
pola menu yang telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih
dimasukan dalam format menu sesuai golongan bahan makanan.
h. Melakukan penilaian menu dan merevisi menu diperlukan
instrument penilaian yang selanjutnya instrumen tersebut disebarkan
kepada Panelis, dan kepala pelaksana sampai menu disetujui.
i. Melakukan test awal menu, hasil uji coba langsung diterapkan untuk
perbaikan menu.
D. DOKUMENTASI
Untuk memantau dan menilai pencapaian indikator yang telah ditetapkan,
diperlukan data atau informasi yang diperoleh dari catatan dan laporan terkait
dengan aspek yang akan dinilai. Pencatatan dan pelaporan merupakan bentuk
pengawasan dan pengendalian pada setiap langkah kegiatan dan pelaporan
dilakukan berkala sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
(bulanan/semester/tahunan).
Dokumentasi dari Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi yakni :
1. Pengadaan makanan
a) Formulir pemesanan bahan makanan harian
b) Pencatatan penerimaan bahan makanan
c) Pencatatan sisa makanan
2. Penyelenggaraan makanan.
a) Rekap jumlah porsi makan pasien berdasarkan kelas perawatan, jenis
diet, bentuk makanan.
b) Laporan pasien diet biasa dan diet khusus.
c) Laporan pergantian diet pasien
d) Laporan pasien pulang
e) Rekap jumlah ekstra fooding pegawai setiap bulan
3. Perlengkapan dan peralatan
a) Inventaris peralatan masak
b) Inventaris peralatan makan
4. Anggaran belanja
a) Rekapitulasi belanja bahan makanan pasien
b) Usulan anggaran belanja bahan makanan
c) Laporan stok opname bahan makanan.
5. Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan makanan.
BAB V
HIGIENE DAN SANITASI
Higiene dan sanitasi makanan adalah usaha kesehatan preventif yang menitik
beratkan kegiatan pada usaha kesehatan individu. Sanitasi makanan merupakan
salah satu upaya pencegahan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu dan merusak kesehatan mulai
dari sebelum makanan diproduksi, selama proses persiapan, pengolahan,
distribusi, sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap dikomsumsi oleh
konsumen.
Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah
sakit. Pelayanan gizi merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang
menjadi tolak ukur penilaian kualitas layanan di rumah sakit karena instalasi gizi
menyediakan makanan sebagai kebutuhan dasar bagi pasien rawat inap untuk
mendukung proses kesembuhannya. Layanan gizi pada pasien-pasien yang
dirawat inap tidak hanya menyediakan makanan sesuai dengan kondisi pasien atau
penyakit pasien namun penjelasan tentang pengaturan makanan pasca rawat inap
yang akan dilaksanakan di rumahpun diberikan dengan tujuan supaya pasien dan
keluarga yang merawat mampu menjaga dan mengatur makanan untuk membantu
mempercepat proses pemulihan dan mencegah penyakit kambuh kembali terutama
penyakit yang sangat dipengaruhi oleh makanan. Kegiatan penyehatan makanan
dan minuman di rumah sakit menekankan terwujudnya kebersihan dan keamanan
makanan dalam alur perjalanan makanan sebelum dikonsumsi oleh konsumen.
Oleh karena itu alur sanitasi makanan perlu difahami agar diperoleh gambaran
yang jelas dan titik rawan dalam jalur yang dapat menimbulkan resiko bahaya.
Oleh karena itu diperlukan panduan untuk menjelaskan tentang pedoman
hygiene dan sanitasi makanan untuk menjaga kualitas mutu makanan yang
disajikan kepada konsumen/pasien.
a. RUANG LINGKUP
Hygiene dan sanitasi makanan mencakup semua proses dalam rangka
menjaga mutu dan keamanan makanan yang disajikan kepada pasien dan
konsumen. Ruang lingkup dalam hygiene dan sanitasi makanan adalah semua
titik kegiatan dalam proses penyelenggaraan makanan meliputi:
1. Instalasi Gizi (ruang penerimaan bahan makanan, ruang persiapan, ruang
pengolahan dan ruang distribusi)
2. Petugas penerimaan, pengolahan, dan distribusi makanan
b. TUJUAN
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit ditujukan
untuk :
1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan
konsumen
2. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan
melalui makanan
3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan
makanan
c. TATA LAKSANA
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman di rumah sakit menekankan
terwujudnya kebersihan dan keamanan sebelum dikonsumsi oleh
pasien/konsumen. Oleh karena itu diperlukan langkah penting untuk
mewujudkan hygiene dan sanitasi makanan, meliputi;
1. Mencapai dan mempertahankan hasil produksi yang sesuai dengan suhu
hidangan (panas/dingin)
2. Penyajian dan penanganan yang layak terhadap makanan yang
dipersiapkan lebih awal
3. Memasak tepat waktu dan suhu
4. Dilakukan oleh pegawai/ penjamah makanan yang sehat mulai dari
penerima hingga distribusi
5. Memantau setiap waktu suhu makanan sebelum dibagikan
6. Memantau secara teratur bahan makanan mentah dan bumbu-bumbu
sebelum di masak
7. Panaskan kembali sisa makanan menurut suhu yang tepat (74ᶿ C)
8. Menghindari kontaminasi silang antara bahan mkanan mentah,makanan
masak melalui orang (tangan), alat makan dan alat dapur
9. Bersihkan semua permukaan alat/ tempat setelah digunakan untuk
makanan
d. DOKUMENTASI
Dokumentasi yang mendukung dalam pelaksanaan Higiene Sanitasi
Makanan diantranya adalah standar pencucian peralatan, standar higiene
sanitasi penjamah makanan, tempat pengolahan, standar pemeriksaan
kesehatan penjamah makanan dan standar operasional prosedur lainnya.
BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
A. PENGERTIAN
1. Pengawasaan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi menajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan
rencana, insturksi, pedoman, standart, peraturan dan hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan
pembetulan atau perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah
yang ditetapkan.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen.
Ada 4 langkah yang akan dilakukan dalam pengawasan dan
pengendalian mutu pelayanan yaitu:
a. Penyusunan standar meliputi standar biaya, standar performance
mutu, standar kualitas keamanan produk.
b. Penilaian kesesuaian yaitu membandingkan dari produk yang
dihasilkan atau pelayanan yang ditawarkan terhadap standar tersebut.
c. Melakukan koreksi bila diperlukan.
d. Perencanaan peningkatan mutu.
B. IDENTIFIKASI INDIKATOR MUTU PELAYANAN
Identifikasi mutu pelayanan gizi di Instalasi Gizi RSUD Padang
Pariaman adalah sebagai berikut:
N Sistem Indikator Prioritas Waktu DimensiMutu
o
1 Input Ketersediaan tenaga ahli 2 1 Th
gizi yang sesuai kompetensi
Ketersediaan tenaga juru 2 1 Th
masak yang sesuai
kompetensi 2 1 Th
Fasilitas dan peralatan
dapur yang memadai 2 1 Th
Pembakuan
SPO pelayanan 2 6 Bln
Instalasi gizi
Kejelasan sistem
pengadministrasian
instalasi gizi
2 Proses Ketepatan Pemberian Diet 1 1 bln Safety
Ketepatan Waktu Distribusi 1 1 bln Keefektifan
Makanan
Sisa Makan Pasien 1 1 bln
Terapi gizi yang 1
terdokumentasi dalam CPPT
Kepatuhan petugas terhadap 2 1 bln
pedoman
dan SPO
3 Output / Keluhan pasien 1 1 bln Kenyamanan
Outcome terhadap pelayanan
Instalasi Gizi
Indikator Mutu Unit Instalasi Gizi RSUD Padang Pariaman Tahun 2022 adalah:
1. Ketepatan Pemberian Diet
2. Ketepatan Waktu Distribusi Makanan
3. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
4. Terapi Gizi yang terdokumentasi dalam CPPT
5. Keluhan pasien terhadap pelayanan Instalasi Gizi.
Indikator Mutu Prioritas Instalasi Gizi RSUD Padang Pariaman adalah Ketepatan
Waktu Distribusi.
C. KERTAS KERJA PENYUSUNAN KAMUS INDIKATOR / ABSTRAKSI
Kertas kerja penyusunan kamus indikator Mutu unit Instalasi gizi adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan Pemberian Diet Pasien
No Kamus / Abstraksi Penjelasan
1 Judul Ketepatan Pemberian Diet Pasien
2 Definisi Operasional Ketepatan Pemberian Diet adalah kesesuaian
antara jenis diet yang diberikan kepada pasien
dengan permintaan diet dari dokter dan
Nutrisionis Ruangan yang ditulis dalam Amprah
Diet oleh petugas Rawat Inap.
3 Inklusi Semua pasien rawat inap yang mendapat
pelayanan diet
4 Eksklusi Pasien Puasa dan Pasien yang mendapat Nutrisi
Parenteral
5 Bagian / Unit Instalasi Gizi dan IRNA
6 PIC Ka. Instalasi Gizi dan Ka. IRNA
7 Kebijakan Mutu / Dimensi Safety dan Efisien
Mutu
8 Rasionalisasi Ketepatan Pemberian Diit pasien berhubungan
dengan safety dan efisiensi bahan.
9 Numerator Jumlah pemberian makanan dalam satu
bulan dikurangi jumlah pemberian makanan
yang salah diet dalam satu bulan.
10 Denominator Jumlah pemberian makanan dalam satu bulan
11 Formula