Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

KD. 3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup dalam lima kingdom
Indikator :
3.3.1 Menjelaskan prinsip pengklasifikasian makhluk hidup
3.3.2 Menjelaskan tujuan dan manfaat pengklasifikasian makhluk hidup
3.3.3 Membedakan dasar klasifikasi makhluk hidup secara alami, artifisial, dan modern.
3.3.4 Mengurutkan tingkatan takson pada sistem kalsifikasi makhluk hidup
3.3.5 Membandingkan sistem klasifikasi makhluk hidup dalam lima kingdom.
3.3.6 Mengidentifikasi makhluk hidup melalui kunci determinasi sederhana.
3.3.7 Menerapkan prinsip binomial nomenklatur dalam penamaan spesies makhluk hidup.

Prinsip

Tujuan
Pendahuluan
Manfaat

Alami

Sistem klasifikasi Artifisial

Filogeni

Klasifikasi makhluk
hidup Sistem 2 Kingdom

Perkembangan sistem klasifikasi filogeni Sistem 3 Kingdom

Sistem 4 Kingdom

Sistem 5 Kingdom

Urutan Takson

Kunci Determinasi

Binomial Nomenclature

Binomial Nomenclature

Metri Yetti,S.Pd 196812051991032005| 1


KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
1. Definisi Klasifikasi Makhluk Hidup
Setiap spesies tumbuhan maupun hewan terdiri dari sejumlah individu. Antara
satu spesies dengan spesies lain terdapat sejumlah perbedaan, antara lain ukuran, umur,
bentuk tubuh, pola warna, dan jenis kelamin. Oleh karena jumlah individu serta
keanekaragaman yang begitu besar, para ilmuwan biologi telah mengembangkan suatu
sistem yang dapat memudahkan kita mempelajari dan mengenali makhluk hidup. Sistem
tersebut adalah sistem klasifikasi. Pada sistem klasifikasi, makhluk hidup
dikelompokkan secara sistematis dan bertahap. Cabang ilmu biologi yang mengkaji
pengelompokkan makhluk hidup disebut taksonomi.
Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus
pada abad ke-18. Prinsip klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah
pengelompokkan makhluk hidup bedasarkan persamaan ciri (makin banyak persamaan
ciri, makin dekat hubungan kekerabatan) dan pemberian nama dengan sistem binomial
nomenclature.

2. Dasar-dasar klasifikasi
Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup
lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu/lebih persamaan yang akan
dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian. Beberapa dasar yang digunakan dalam
klasifikasi antara lain:
Tabel 3.3.1. Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup dan Contohnya

No Dasar Klasifikasi Contoh


1 Persamaan ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves
(burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh
2 Perbedaan berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk
herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora,
yaitu pemakan daging
3 Manfaat Ayam dimanfaat sebagai bahan makanan, sedangkan elang
sebagai predator (pemangsa) anak ayam
4 Ciri morfologi bentuk paruh dan jumlah sayap
5 Ciri Anatomi dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas
pengangkut, ada tidaknya sel kambium
6 Ciri Biokimia Jenis-jenis enzim, protein, dan DNA dalam tubuh makhluk
hidup
3. Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
b. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis yang lain.
c. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
4. Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
a. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
b. Mengetahui jenis-jenis makhluk hidup.
c. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
5. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Berdasarkan dasar-dasar klasifikasi, sistem klasifikasi makhluk hidup dapat
dibedakan menjadi klasifikasi sistem alami, klasifikasi sistem artifisial, klasifikasi sistem
filogenik dan klasifikasi sistem modern.

a. Klasifikasi Sistem Buatan (Artifisial)


Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada
makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Klasifikasi buatan diperkenalkan
oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat
reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya).
Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma.
Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan
yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang
digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
b. Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki
terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada
tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu
pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/bentuk tubuh alami, sehingga
terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip,
hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun
menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya. Tokoh lain yang
mengemukakan klasifikasi sistem alami adalah Michael Adams dan Jean Baptiste de
Lamarck.
c. Klasifikasi Sistem Filogeni
Klasifikasi sistem moderen dibuat berdasarkan hubugan kekerabatan
organisme (filogenetik), ciri-ciri gen, atau kromosom serta ciri-ciri biokimia.
Klasifikasi dengan menggunakan sistem modern memanfaatkan teknologi-teknologi
yang terus berkembang, sehingga struktur terkecil dari makhluk hidup (sel) dapat
diamati. Contoh pada sistem klasifikasi 3 domain yang didasarkan pada lapisan
membran inti sel, makhluk hidup dikelompokkan menjadi archaebacteria, prokariotik,
dan eukariotik.
6. Tingkat Takson Dalam klasifikasi
Kegiatan pengelompokkan makhluk hidup menghasilkan kelompok-kelompok
takson (Jamak:taksa). Banyak sedikitnya persamaan atau perbedaan ciri antar-anggota
suatu kelompok makhluk hidup akan menentukan tingkat (jenjang) takson dan juga
menunjukkan tingkat kekerabatannya. Tingkat takson adalah tingkatan unit atau kelompok
makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah. Urutan
tingkatan takson mulai dari yang tertinggi sampai terendah yaitu:
Tabel 3.3. 2. Urutan Tingkatan Takson Tumbuhan dan Hewan
Dalam Bahasa
Untuk Tumbuhan Untuk Hewan Indonesia
Regnum Kingdom Dunia (kerajaan)
Divisio Phylum Divisi (filum)
Classis Classis Kelas
Ordo Ordo Bangsa
Familia Familia Suku
Genus Genus Marga
Species Species Spesies (jenis)

Tiga katagori takson yang dalam praktek sehari-hari banyak dipakai adalah spesies, genus
dan familia. Batasan dari ketiga takson tersebut adalah sebagai berikut :
a. Jenis (spesies), merupakan sekelompok individu yang memiliki sifat morfologi,
anatomi dan fisiologi yang sama. Makhluk hidup sejenis memiliki jumlah kromosom
yang sama. Perbedaan ciri yang nampak pada makhluk sejenis disebabkan oleh
perbedaan susunan gen pada kromoson.
b. Marga (genus), merupakan takson yang mencakup sejumlah jenis yang menunjukkan
persamaan struktur alat reproduksinya.
c. Suku (familia), merupakan takson yang meliputi sejumlah marga dengan jenis yang
berasal dari nenek moyang yang sama.
Tabel 3.3.3. Contoh Tingkatan Takson pada Hewan
TINGKATAN NAMA ORGANISME
TAKSON Manusia Kucing
Kingdom Animalia Animalia
Filum Chordata Chordata
Subfilum Vertebrata Vertebrata
Kelas Mammalia Mamalia
Ordo Primata Carnivora
Famili Homonidae Felidae
Genus Homo Felis
Spesies Homo sapiens Felis catus

Tabel 3.3.4. Contoh tingkatan takson pada tumbuhan


TINGKATAN NAMA ORGANISME
TAKSON Manusia Durian
Regnum Plantae Plantae
Divisio Spermatophyta Spermatophyta
Subdivisio Angiospermae Angiospermae
Kelas Monocotyledonae Dicotyledonae
Ordo Poales/Glumiflorae Malvales
Famili Poaceae/Graminae Bombacaceae
Genus Oryza Durio
Spesies Oryza sativa Durio zibethinus

Tumbuhan dan Hewan memiliki perbedaan tata cara penamaan/penulisan, terutama pada
tingkat famili pada hewan dan tumbuhan, serta tingkat ordo dan division pada tumbuhan.
a. Pada hewan
1) Nama famili berasal dari nama genus ditambah
idae. Contoh: Ranidae berasal dari Rana (katak).
2) Nama subfamili berasal dari nama genus, ditambah inae.
Contoh: Fasciolinae berasal dari Fasciola (cacing
pita).
b. Pada tumbuhan
1) Nama famili diberi akhiran aceae atau ae
Contoh: Ranunculaceae berasal dari Ranunculus.
Leguminoceae berasal dari Leguminose.
2) Nama ordo diberi akhiran ales.
Contoh: Filiales (paku-pakuan)
3) Nama divisio diberi akhiran phyta
Contoh: Spermatophyta.

7. Perkembangan Sistem Klasifikasi Filogeni


Sistem klasifikasi makhluk hidup selalu mengalami perkembangan dari masa ke
masa. Ada beberapa sistim klasifikasi yang pernah digunakan secara internasional, yaitu
sistem dua kingdom, sitem tiga kingdom, sistem empat kingdom, sitem lima kingdom,
sistem enam kingdom, sitem delapan kingdom, dsbg.

b. Sistem dua kingdom


Kalasifikasi sistem dua kingdom dikemukakan oleh Aristoteles. Sistem
klasifikasi ini membagi organisme di bumi ini menjadi dua kelompok besar
(kingdom), yaitu Plantae dan Animalia.
1) Kingdom Plantae, merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan
sendiri (autotrof), memiliki klorofil, namun tidak dapat bergerak bebas.
2) Kingdom Animalia, merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanan sendiri (autotrof), tidak memiliki klorofil, dan dapat bergerak aktif.

c. Sistem tiga kingdom


Klasifikasi sistem tiga kingdom di kemukakan oleh Ernest Haeckel pada tahun
1866, setelah ditemukanya mikroskop cahaya untuk mengungkap adanya organisme
uniseluler. Sistem klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi tiga kelompok
besar, yaitu protista, plantae dan animalia.

d. Sistem empat kingdom


Klasifikasi sistem empat kingdom dikemukakan oleh Herbert Copeland. Sejak
ditemukan mikroskop elektron untuk mengungkap struktur ultramikroskopik sel, misal
ada atau tidak adanya membran inti. Organisme yang tidak ada membran inti disebut
prokariota, sedangkan organisme yang memiliki membran inti disebut eukariota.
Sitem klasifikasi ini membagi organisme dibumi menjadi empat kelompok besar, yaitu
Monera, Protista, Plantae dan Animalia.

e. Sistem lima kingdom


Klasifikasi sistem lima kingdom dikemukakan oleh R.H. Whittaker pada tahun
1969. Dasar klasifikasi yang digunakan, yaitu ciri struktur sel dan cara memperoleh
makanannaya. Jamur dipisahkan dari kingdom plantae dengan alasan jamur tidak bisa
membuat makananya sendiri. kasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi lima
kelompok besar yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.
Sistem Lima Kingdom

Monera Protista Fungi Plantae Animalia

Bakteri Protozoa Porifera

Alga biru Alga


Coelenterata

latyhelmintes

Nematelmintes

Chordata Echinodermata Arthropoda Moluska Annelida

Gambar 3.3.1. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom

8. Tata Nama Ilmiah Makhluk Hidup


Nama ilmiah makhluk hidup diambil dari genus dan spesies dalam klasifikasi
makhluk hidup. Berikut adalah tata nama ilmiah makhluk hidup:
a. Nama suatu spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (spesies).
b. Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama
nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
c. Nama spesies menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan.
Contoh: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya)
d. Nama spesies dicetak miring atau digaris bawahi secara terpisah.
Contoh: Bambusa spinosa atau Bambusa spinosa
e. Apabila nama spesies tidak/belum diketahui, kata spesies boleh disingkat menjadi sp.
Dan tidak dimiringkan/digarisbawahi
Contoh: Bambusa sp.
f. Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya
harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Contoh: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis
g. Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama spesies
melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah tingkat spesies
maka ditulis terpisah.
Contoh: Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan)
h. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama spesies tersebut.
Contoh: Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).

Contoh Tingkatan Takson dan Penulisan nama ilmiah

Gambar 3.3.2. Contoh


tingkatan takson hewan
Pada gambar di atas, kingdom Animalia memiliki banyak anggota. Pada tingkat kingdom,
masing-masing anggota memiliki persamaan sedikit sehingga kekerabatannya jauh.
Pada tingkat genus, anggota sedikit, namun persamaan ciri banyak sehingga memiliki
kekerabatan yang dekat. Hal ini menandakan bahwa setiap spesies dengan nama genus sama
adalah 2 spesies yang berkerabat dekat.
9. Identifikasi Makhluk Hidup
Bila ditemukan suatu organisme baru yang belum dikenal, maka organisme
tersebut perlu diidentifikasi. Kegiatan identifikasi diawali dengan mengamati ciri-cirinya,
kemudian mencari persamaan maupun perbedaanya dengan cara membandingkan
organisme baru tersebut dengan organime acuan yang sudah diketahui sebelumnya.
Setelah diketahui ciri-cirinya dan dibandingkan dengan organisme acuan, kemudian
diberikan nama. Dalam melakukan identifikasi diperlukan hal-hal berikut.
a. Pengetahuan tentang klasifikasi makhluk hidup
b. Buku referensi
c. Pedoman atau kunci determinasi
d. Ganbar organisme
e. Spesimen acuan
Penggunaan kunci determinasi merupakan cara yang paling sering digunakan
untuk mengidentifikasi tumbuhan maupun hewan. Identifikasi dengan menggunakan
kunci determinasi harus dilakukan secara bertahap, karena setiap kunci determinasi
memiliki batas kemampuan yang berbeda. Ada kunci yang mengidentifikasi sampai
tingkat family, genus, atau sampai spesies.
Format pada kunci determinasi biasanya dikotom atau disebut kunci dikotom. Kunci
dikotom merupakan kunci determinasi dengan menelusuri jalur yang telah ditetapkan
oleh keputusan beraturan dengan setiap pilihannya adalah biner (karena hanya ada dua
alternatif).
Kunci dikotom terdiri dari sederetan bait atau kuplet yang diberi nomor dan setiap bait
terdiri dari dua baris yang disebut penuntun. Penuntun berisi cir-ciri yang bertentangan
satu dengan lainnya. Ciri-ciri tersebut disusun sedemikian rupa sehingga pemakai kunci
determinasi memilih satu diantara dua/lebih sifat yang bertentangan, dan seterusnya.
Akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan atau hewan yang
diinginkan.

Contoh kunci determinasi sederhana :


1. Determinasi tumbuhan
1) a. Memiliki batang sejati.......................................................................2
b. Tidak memiliki batang sejati.................................................................Lumut Hati
2) a. Pada batang terdapat jaringan pembuluh..........................................3
b. Pada batang tidak ditemukan pembuluh................................................Lumut Daun
3) a. Tumbuhan berbunga...........................................................................4
b. Tumbuhan tidak berbunga......................................................................4
4) a. Pada daun terdapat bintik kuning/coklat............................................Tumbuhan Paku
b. Pada daun tidak terdapat bintik kuning/coklat.......................................5
5) a. Tumbuhan dengan bunga sejati..........................................................6
b. Tumbuhan dengan tidak bunga sejati.....................................................9
6) a. Berakar serabut...................................................................................7
b. Berakar tunggang...................................................................................8
7) a. Batang berongga.................................................................................Padi
b. Batang tidak berongga............................................................................Jagung
8) a. Bunga berbentuk kupu-kupu..............................................................kacang
b. Bunga tidak berbentuk kupu-kupu.........................................................9
Dari contoh kunci determinasi sederhana di atas maka dapat ditulis kunci determinasi
dari masing-masing spesies, misalkan padi adalah 1a-2a-3a-4b-5a-6a-7a, sedangkan
kacang memiliki kunci determinasi 1a-2a-3a-4b-5a-6b-8a.
2. Determinasi hewan
1. A. Tidak bertulang belakang ..............................................................................
B. mempunyai ruas-ruas tulang belakang.............................................................3
2. A. Tubuh lunak, kaki tidak berbuku-buku................................................Mollusca
B. Tubuh tidak lunaK, kaki berbuku-buku............................................................4
3. A. Bergerak dengan sirip...........................................................................Pisces
B. Bergerak bukan dengan sirip............................................................................6
4. A. Memiliki sayap..................................................................................................5
B. Tidak memiliki sayap..........................................................................Crustacea
5. A. Bersayap sisik...................................................................................Lepidoptera
B. Bersayap lurus....................................................................................Orthoptera
6. Dan seterusnya

Langkah-langka:
1. amati ciri-ciri hewan, kemudia cocokan ciri-ciri dengan pernyataan yang terdapat
dalam setiap urutan pernyataan kunci nomor identifikasi diatas.
2. tuliskan nomor-nomor urutan yang tertera di setiap awal pernyataan sesuai hingga
mendapatkan naman takson yang tertera pada akhir pernyataan.
Contoh1: udang  1A tidak bertulang belakang........... (2) maka lihat pernyataan ke-2.
Pilih pernyataan 2A atau 2B yang merupakan ciri-ciri udang. Lanjutkan seterusnya
hingga ditemukan tingkat takson kelas yang dimaksud.
Jika sudah maka kita bisa merumuskan ciri-ciri dan menemukan tingkat takson
spesies-spesies di atas
Tabel 3.3.5. Tabel contoh kunci determinasi hewan
No Nama lokal spesies Urutan Kunci Determinasi Golongan
1 Udang 1A-2B-4B Crustacea
2 Cumi-cumi 1A-2A Mollusca
3 Ikan Mas 3A-1B Pisces
4 Kupu-kupu 1A-2B-4A-5A Lepidoptera

10. Kladogram merupakan salah satu cara atau metode pengelompokkan makhluk hidup
untuk menunjukkan hubungan kekerabatan antar makhluk hidup berdasarkan persamaan
ciri-ciri yang dimiliki. Kladogram hanya menunjukkan derajat kesamaan/ kemiripan
namun tidak dapat menjadi patokkan evolusi makhluk hidup tersebut.
Istilah-istilah dalam kladogram:
1. Outgroup  kelompok yang tidak memiliki satu pun karakteristik yang sama dengan
spesies pada kelompok lainnya
2. Ingroup  semua spesies yang memiliki minimal 1 ciri yang sama dengan spesies
lainnya
3. Analog  semua spesies yang mempunyai struktur dari nenek moyang yang berbeda
tapi fungsi yang sama
4. Homolog  semua spesies memiliki struktur nenek moyang yang sama tapi fungsi
berbeda
5. Monofiletik/ Satu suku semua spesies yang berasal dari 1 nenek moyang yang sama
6. Polifiletik/ selain suku  semua spesies yang berasal dari 2/lebih nenek moyang yang
berbeda
g. Parafiletik/ banyak suku  semua spesies yang berasal dari 1 nenek moyang yang
sama tapi tidak semua anggota dalam kelompok tersebut masuk dalam kelompok ini.

Langkah membuat kladogram pertama yaitu identifikasi ciri-ciri. Hasil identifikasi dapat
dituangkan seperti pada tabel 3.4.

Contoh 3. Membuat kladogram


Akan dibuatkan kladogram dari spesies kura-kura, kuda, serigala, macan tutul dan kucing
rumah. Hasil identifikasi ciri disajikan seperti tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3.6 Tabel karakter hasil identifikasi
Berdasarkan tabel 3.4, maka dapat dibuat kladogram sebagai berikut.

Gambar 3.3.3. Kladogram yang menunjukkan hubungan kekerabatan pada mamalia


DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Moch & Djoko Martono. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Aryulina, Diah & dkk. 2004. Biologi SMA untuk Kelas X. Jakarta: Esis.
Campbell & Reece Mittchell. 2000. Biologi Edisi kelima Terj. dari Biology, oleh Sutarmi &
Sugiri. Jakarta: Erlangga.
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
Kistinnah, Idun & Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA untuk Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai