IV serta Pemanfaatannya
dalam Teknologi
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah dan Biji
Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem
perakaran serabut pada tumbuhan Monocotyledoneae dan sistem perakaran
tunggang pada tumbuhan Dicotyledoneae.
Akar tumbuhan juga dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
fungsinya. Misal akar pada wortel bermodifikasi menjadi umbi akar untuk
menyimpan makanan cadangan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Batang
Pertulangan daun ada yang menjari, menyirip, melengkung, dan ada yang
sejajar.
Pertulangan daun yang menjari, menyirip, dan melengkung terdapat pada
tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan pertulangan daun yang sejajar
terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae.
Biji
Sumber: goo.gl/90e9Vq
Sumber: goo.gl/w7mQ24
Sumber: goo.gl/5QzufG
a. Jaringan meristem
Sel-selnya mampu membelah diri secara terus-menerus untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan.
Sel-selnya berdinding tipis, berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal, dan relatif kaya akan protoplasma.
b. Jaringan epidermis
Terdiri atas selapis sel hidup yang berbentuk persegi panjang, tersusun rapat tanpa ruang antarsel, dan tidak berklorofil.
Berfungsi menutupi dan melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
c. Jaringan parenkim
Sel-selnya berukuran besar dan tipis, terdiri atas sel-sel hidup yang umumnya berbentuk segi enam, memiliki banyak
vakuola, dan memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga susunannya kurang rapat.
Struktur
dan
Fungsi
Jaringan
pada
Akar,
Batang,
dan
Daun
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Teknologi yang Terinspirasi dari
Struktur Tumbuhan
Jaringan epidermis memiliki bentuk seperti balok, tersusun rapat, dan tidak memiliki ruang antarsel.
Keadaan inilah yang mengilhami teknik pemasangan batu bata.
Pohon nyiur memiliki akar serabut yang mampu menopang tanaman tersebut meskipun struktur
tanahnya tidak stabil. Dari sinilah struktur akar tanaman nyiur diadopsi untuk menciptakan fondasi
”berserabut” pipa beton yang menyangga gedung-gedung besar.
Teknologi ini dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi matahari
untuk menghasilkan energi kimia.
Pembuatan air mancur dan sumur bor terinspirasi dari konsep kapilaritas pada jaringan
xilem. Daya kapilaritas ini memungkinkan akar dan batang tumbuhan menyerap air naik
melawan gaya gravitasi bumi.
Teknik sensor cahaya merupakan teknik yang digunakan pada lampu penerangan jalan yang
dilengkapi dengan fotoresistor atau LDR (light-dependent resistor) dan sakelar pengatur on/off
otomatis.
Teknik ini terinspirasi dari tumbuhan kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki stomata yang dapat
membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari untuk mengurangi penguapan air.
Proses membuka dan menutupnya stomata ini dipengaruhi oleh aktivitas sel penjaga stomata.
Di dalam sel penjaga ini terdapat reseptor cahaya yang disebut fotoreseptor, yang menginspirasi
pembuatan fotoresistor pada lampu penerangan jalan.
Dengan meniru lapisan permukaan daun tanaman seroja, sebuah perusahaan asal Jerman
mampu membuat teknologi lotusan untuk melapisi permukaan gedung pencakar langit. Gedung
pencakar langit yang dilapisi lotusan mampu membersihkan permukaannya sendiri dengan
tetesan air hujan, seperti halnya tanaman seroja.
Mekanisme penyerapan pada aquaporin (akar tanaman eceng gondok) menginspirasi ilmuwan
untuk mengembangkan teknologi pemurnian air. Dengan teknologi ini, air yang kotor dapat disaring
sehingga diperoleh air bersih yang aman untuk dikonsumsi.