1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah dan Biji
Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem
perakaran serabut pada tumbuhan Monocotyledoneae dan sistem perakaran
tunggang pada tumbuhan Dicotyledoneae.
Akar tumbuhan juga dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
fungsinya. Misal akar pada wortel bermodifikasi menjadi umbi akar untuk
menyimpan makanan cadangan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
MORFOLOGI AKAR
Pertulangan daun ada yang menjari, menyirip, melengkung, dan ada yang
sejajar.
Pertulangan daun yang menjari, menyirip, dan melengkung terdapat pada
tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan pertulangan daun yang sejajar
terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae.
Struktur stomata Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah Xylem berfungsi
yang dapat dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk untuk
membuka dan jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan
menutup ini mengangkut zat
tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu mineral dari akar
berfungsi sebagai
tempat terjadinya
parenkim palisade dan parenkim spons. Pada parenkim ke daun yang
pertukaran gas dan palisade kandungan klorofil lebih banyak yang berfungsi sebagai akan digunakan
air. pengubah energi panas matahari sebagai energi kimia yang untuk
digunakan untuk fotosintesis. Hal tersebut mengakibatkan fotosintesis
proses fotosintesis dapat berlangsung efesien
Biji
Sumber: goo.gl/90e9Vq
Sumber: goo.gl/w7mQ24
Sumber: goo.gl/5QzufG
b. Jaringan epidermis
Terdiri atas selapis sel hidup yang berbentuk persegi panjang, tersusun rapat tanpa ruang antarsel, dan tidak berklorofil.
Berfungsi menutupi dan melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
c. Jaringan parenkim
Sel-selnya berukuran besar dan tipis, terdiri atas sel-sel hidup yang umumnya berbentuk segi enam, memiliki banyak
vakuola, dan memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga susunannya kurang rapat.
Struktur dan
Fungsi
Jaringan
pada Akar,
Batang, dan
Daun
Jaringan epidermis memiliki bentuk seperti balok, tersusun rapat, dan tidak memiliki ruang antarsel.
Keadaan inilah yang mengilhami teknik pemasangan batu bata.
Pohon nyiur memiliki akar serabut yang mampu menopang tanaman tersebut meskipun struktur
tanahnya tidak stabil. Dari sinilah struktur akar tanaman nyiur diadopsi untuk menciptakan fondasi
”berserabut” pipa beton yang menyangga gedung-gedung besar.
Teknologi ini dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi matahari
untuk menghasilkan energi kimia.
Pembuatan air mancur dan sumur bor terinspirasi dari konsep kapilaritas pada jaringan
xilem. Daya kapilaritas ini memungkinkan akar dan batang tumbuhan menyerap air naik
melawan gaya gravitasi bumi.
Teknik sensor cahaya merupakan teknik yang digunakan pada lampu penerangan jalan yang
dilengkapi dengan fotoresistor atau LDR (light-dependent resistor) dan sakelar pengatur on/off
otomatis.
Teknik ini terinspirasi dari tumbuhan kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki stomata yang dapat
membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari untuk mengurangi penguapan air.
Proses membuka dan menutupnya stomata ini dipengaruhi oleh aktivitas sel penjaga stomata. Di
dalam sel penjaga ini terdapat reseptor cahaya yang disebut fotoreseptor, yang menginspirasi
pembuatan fotoresistor pada lampu penerangan jalan.
Dengan meniru lapisan permukaan daun tanaman seroja, sebuah perusahaan asal Jerman mampu
membuat teknologi lotusan untuk melapisi permukaan gedung pencakar langit. Gedung pencakar
langit yang dilapisi lotusan mampu membersihkan permukaannya sendiri dengan tetesan air
hujan, seperti halnya tanaman seroja.
Mekanisme penyerapan pada aquaporin (akar tanaman eceng gondok) menginspirasi ilmuwan untuk
mengembangkan teknologi pemurnian air. Dengan teknologi ini, air yang kotor dapat disaring
sehingga diperoleh air bersih yang aman untuk dikonsumsi.