Anda di halaman 1dari 8

Klasifikasi Tanaman Singkong

Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan oleh (Medanense, 2016), klasifikasi tanaman


singkong adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta

Morfologi Tanaman Siongkong

Singkong atau yang biasa disebut ubi kayu merupakan tanaman yang mudah sekali
dibudidayakan, bahkan di tanah yang marjinal tanaman ini bisa hidup dan dapat memberikan
hasil. Selain itu kandungan karbohidrat yang berasal dari umbi kayu sangan tinggi , sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti beras. Berikut merupakan morfologi tanaman singkong.
1. Akar Singkong

Tanaman singkong akan menyimpan cadangan makanannya di dalam akarnya


atau umbinya. Semakin banyak cadangan makanan yang dimilikinya, semakin besar pula
umbi yang bisa dipanen.
Dengan kata lain kesuburan media tanahnya ikut berperan dalam tumbuh
kembang tanaman singkong ini. Apabila unsur hara dan berbagai zat lainnya dapat
dipenuhi sempurna, kemungkinan cadangan makanannya pun akan semakin berkualitas.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa jenis akar pohon singkong yaitu akar tunggang
dan akan tumbuh menjadi tumbuhan dikotil. Berdasarkan dari informasi singkat
mengenai morfologi akarnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa bagian akar ubi kayu satu
ini sangat penting untuk perkembangannya.
2. Batang Singkong
Batang pohonnya berbentuk bulat dan memanjang, serta mampu menghasilkan
kayu yang tampak berbuku buku. Batangnya sendiri dipercaya mampu memanjang
hingga berukuran 2 hingga 3 cm saja. Sedangkan diameter batangnya tergantung dari sub
species serta varietasnya sendiri. Namun secara umum, batangnya memiliki warna
kecoklatan dan terdapat tonjolan kecil bergantung di bagian batangnya.
Bagian dalam batang pohon singkong berwarna keputihan dan terdapat benjolan
kecil pula yang akan muncul dari batangnya. Dengan ini dapat diketahui bahwa
morfologi batangnya tampak unik dan berbeda dibandingkan dengan jenis tanaman
lainnya. (Center)
3. Daun Singkong

Daun singkong tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang panjang. Daun
singkong berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk menjari dengan anak daun
berbentuk elips yang berujung runcing. Posisi duduk daun spiral dengan rumus 2/5, ruas
antara tangkai daun pendek 3-5 cm. Warna daun muda (pucuk) hijau kekuningan atau
hijau keunguan sedangkan daun dewasa berwarna hijau tua dan bagian tiap daun (cuping
daun) berukuran lebar (p/l <5 cm) dengan jumlah tiap daun 5, 6, dan 7 helai, berbentuk
lanset ujung daun meruncing (Restiani, Roslim, & Herman, 2014). Tangkai daun panjang
dengan warna hijau, merah, kuning, atau kombinasi dari ketiganya .
4. Bunga Singkong
Bunga pada singkong muncul saat 9 bulan setelah tanam. Umbi berbentuk
silindris (Cylindrical) dengan ketebalan korteks, sedang (2-3 mm), Bunga betina lebih
dulu muncul dan matang. bunganya berumah satu (Monoecius) dan proses
penyerbukannya bersifat silang. Jika selama 24 jam bunga betina tidak dibuahi, bunga
akan layu dan gugur (Restiani, Roslim, & Herman, 2014)

Anatomi Tumbuhan Singkong


1. Daun Singkong

a. Epidermis
Epidermis pada daun dikotil terdiri dari satu lapis sel dan letaknya terdapat baik pada
lapisan bawah maupun lapisan atas daun. Jaringan epidermis pada daun dikotil pada
dasarnya memiliki 2 buah fungsi utama, yaitu
1) Melindungi lapisan di dalam sel daun dari kekeringan
2) Menjaga struktur bentuk daun sehingga bentuk daun menjadi tidak rusak
b. Kutikula
Kutikula pada daun bertipe dikotil pada umumnya terletak pada permukaan atas dan
bawah daun, sama seperti epidermis. Selian itu, kutikula juga mengalami penebalan
dari zat kutin, sama seperti epidermis. Kutikula ini lebih bekerja sebagai pelapis
permukaan atas dan bawah daun. Fungsi utama dari kutikula ini adalah untuk
mencegah proses penguapan air yang terjadi pada permukaan daun.
c. Stomata
Stomata pada daun dikotil terletak pada lapisan bawah maupun lapisan atas dari daun.
Fungsi stomata pada daun dikotil, yaitu
1) Stomata berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara pada daun,
mengingat stomata merupakan elemen penting dalam proses respirasi tumbuhan.
2) Stomata memiliki sel penjaga yang berfungsi untuk mengontrol proses terbuka
dan tertutupnya stomata.
d. Mesofil
Jaringan mesofil pada daun dikotil terletak di antara lapisan epidermis atas dan
bawah. Fungsi utama sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Jaringan mesofil
pada daun dikotil memiliki ciri-ciri:
1) Jaringan mesofil daun dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
jaringan spons
2) Jaringan palisade daun dikotil tersusun sangat rapat dan biasanya berbentuk
silinder. Jaringan palisade pada daun dikotil juga mengandung klorofil.
3) Jaringan spons pada daun dikotil berbentuk tidak teratur dan susunan antar selnya
sangat longgar. Jaringan spons memiliki bentuk bercabang-cabang dan berisi
kloroplas.
e. Urat daun
Urat daun letaknya pada helai daun dan bisa dilihat secara kasat mata. Fungsi utama
dari urat daun sebagai transportasi zat-zat yang diperlukan oleh daun. Urat daun
tumbuhan dikotil berbentuk menyirip atau menjari.
2. Akar Singkong

No Jaringan Letak Fungsi


1 Epidermis Bagian terluar akar Jalan masuk air dan garam
mineral.
2 Korteks Daerah di sebelah Cadangan makanan
dalam epidermis
3 Endodermis Lapisan sebelah dalam -Mengatur masuknya air
korteks dan di sebelah tanah ke dalam pembuluh.
dalam perisikel -Menyimpan zat makanan.
4 Periskel Sebelah dalam lapisan Membentuk cabang akar
endodermis dan cambium gabus.
5 Xilem Bagian tengah akar Mengangkut air dan garam
mineral dari tanah menuju
daun
6 Floem Di antara jari-jari yang Mengangkut zat makanan
dibentuk oleh xilem yang dibuat daun menuju ke
seluruh bagian tumbuhan
7 Empulur Bagian tengah di antara Menyimpan cadangan
bangunan bentuk makanan
bintang di dalam xilem

3. Batang Singkong
Sebagai organ esensial tumbuhan, batang memiliki struktur anatomi yang terdiri
dari lapisan terluar berupa jaringan epidermis, kemudian jaringan kortikal dan jaringan
pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. (Rahman, 2022)
Pada dikotil memiliki susunan jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem yang
disandingkan, dengan susunan xilem di dalam dan floem di luar. Sedangkan, pada
tumbuhan monokotil susunan jaringan pengangkut antara xilem dan floem saling terikat
dengan susunan yang tersebar.
Pada dikotil terdapat kambium vaskuler antara xilem dan floem. Ini disebut
kambium intravaskuler karena terletak di antara dua jaringan transportasi. Kambium
intravaskuler ini merupakan hasil perkembangan dari jaringan parenkim yang berada
diantara berkas pembuluh angkut. Kambium ini dapat menciptakan pertumbuhan
sekunder untuk memungkinkan diameter batang tanaman dikotil meningkat. Sedangkan
monokotil tidak melakukan itu yang dapat menyebabkan tumbuhan monokotil tidak
mengalami pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batangnya tidak membesar.
DAFTAR PUSTAKA

Center, G. (n.d.). Morfologi Pohon Singkong. Retrieved from Garden Center Web site:
https://gardencenter.co.id/pohon-singkong/

Medanense, H. (2016). Identifikasi Tumbuhan . Medan: Herbarium Medanense Sumatra Utara.

Rahman, F. A. (2022). Buku Ajar Anatomi Tumbuhan. Mataram: CV Alfa Press.

Restiani, R., Roslim, D. I., & Herman. (2014). KARAKTER MORFOLOGI UBI KAYU
(Manihot esculenta Crantz) HIJAU. JOM FMIPA Volume 1. No. 2 .

Anda mungkin juga menyukai