Singkong atau yang biasa disebut ubi kayu merupakan tanaman yang mudah sekali
dibudidayakan, bahkan di tanah yang marjinal tanaman ini bisa hidup dan dapat memberikan
hasil. Selain itu kandungan karbohidrat yang berasal dari umbi kayu sangan tinggi , sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti beras. Berikut merupakan morfologi tanaman singkong.
1. Akar Singkong
Daun singkong tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang panjang. Daun
singkong berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk menjari dengan anak daun
berbentuk elips yang berujung runcing. Posisi duduk daun spiral dengan rumus 2/5, ruas
antara tangkai daun pendek 3-5 cm. Warna daun muda (pucuk) hijau kekuningan atau
hijau keunguan sedangkan daun dewasa berwarna hijau tua dan bagian tiap daun (cuping
daun) berukuran lebar (p/l <5 cm) dengan jumlah tiap daun 5, 6, dan 7 helai, berbentuk
lanset ujung daun meruncing (Restiani, Roslim, & Herman, 2014). Tangkai daun panjang
dengan warna hijau, merah, kuning, atau kombinasi dari ketiganya .
4. Bunga Singkong
Bunga pada singkong muncul saat 9 bulan setelah tanam. Umbi berbentuk
silindris (Cylindrical) dengan ketebalan korteks, sedang (2-3 mm), Bunga betina lebih
dulu muncul dan matang. bunganya berumah satu (Monoecius) dan proses
penyerbukannya bersifat silang. Jika selama 24 jam bunga betina tidak dibuahi, bunga
akan layu dan gugur (Restiani, Roslim, & Herman, 2014)
a. Epidermis
Epidermis pada daun dikotil terdiri dari satu lapis sel dan letaknya terdapat baik pada
lapisan bawah maupun lapisan atas daun. Jaringan epidermis pada daun dikotil pada
dasarnya memiliki 2 buah fungsi utama, yaitu
1) Melindungi lapisan di dalam sel daun dari kekeringan
2) Menjaga struktur bentuk daun sehingga bentuk daun menjadi tidak rusak
b. Kutikula
Kutikula pada daun bertipe dikotil pada umumnya terletak pada permukaan atas dan
bawah daun, sama seperti epidermis. Selian itu, kutikula juga mengalami penebalan
dari zat kutin, sama seperti epidermis. Kutikula ini lebih bekerja sebagai pelapis
permukaan atas dan bawah daun. Fungsi utama dari kutikula ini adalah untuk
mencegah proses penguapan air yang terjadi pada permukaan daun.
c. Stomata
Stomata pada daun dikotil terletak pada lapisan bawah maupun lapisan atas dari daun.
Fungsi stomata pada daun dikotil, yaitu
1) Stomata berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara pada daun,
mengingat stomata merupakan elemen penting dalam proses respirasi tumbuhan.
2) Stomata memiliki sel penjaga yang berfungsi untuk mengontrol proses terbuka
dan tertutupnya stomata.
d. Mesofil
Jaringan mesofil pada daun dikotil terletak di antara lapisan epidermis atas dan
bawah. Fungsi utama sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Jaringan mesofil
pada daun dikotil memiliki ciri-ciri:
1) Jaringan mesofil daun dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
jaringan spons
2) Jaringan palisade daun dikotil tersusun sangat rapat dan biasanya berbentuk
silinder. Jaringan palisade pada daun dikotil juga mengandung klorofil.
3) Jaringan spons pada daun dikotil berbentuk tidak teratur dan susunan antar selnya
sangat longgar. Jaringan spons memiliki bentuk bercabang-cabang dan berisi
kloroplas.
e. Urat daun
Urat daun letaknya pada helai daun dan bisa dilihat secara kasat mata. Fungsi utama
dari urat daun sebagai transportasi zat-zat yang diperlukan oleh daun. Urat daun
tumbuhan dikotil berbentuk menyirip atau menjari.
2. Akar Singkong
3. Batang Singkong
Sebagai organ esensial tumbuhan, batang memiliki struktur anatomi yang terdiri
dari lapisan terluar berupa jaringan epidermis, kemudian jaringan kortikal dan jaringan
pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. (Rahman, 2022)
Pada dikotil memiliki susunan jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem yang
disandingkan, dengan susunan xilem di dalam dan floem di luar. Sedangkan, pada
tumbuhan monokotil susunan jaringan pengangkut antara xilem dan floem saling terikat
dengan susunan yang tersebar.
Pada dikotil terdapat kambium vaskuler antara xilem dan floem. Ini disebut
kambium intravaskuler karena terletak di antara dua jaringan transportasi. Kambium
intravaskuler ini merupakan hasil perkembangan dari jaringan parenkim yang berada
diantara berkas pembuluh angkut. Kambium ini dapat menciptakan pertumbuhan
sekunder untuk memungkinkan diameter batang tanaman dikotil meningkat. Sedangkan
monokotil tidak melakukan itu yang dapat menyebabkan tumbuhan monokotil tidak
mengalami pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batangnya tidak membesar.
DAFTAR PUSTAKA
Center, G. (n.d.). Morfologi Pohon Singkong. Retrieved from Garden Center Web site:
https://gardencenter.co.id/pohon-singkong/
Restiani, R., Roslim, D. I., & Herman. (2014). KARAKTER MORFOLOGI UBI KAYU
(Manihot esculenta Crantz) HIJAU. JOM FMIPA Volume 1. No. 2 .