Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR KEGIATAN SISWA

PEMBUATAN HERBARIUM

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Kelas/Semester : Kelas VII/ Semester Ganjil
Materi Pembelajaran : Pembuatan Herbarium
Alokasi Waktu :

Teori Dasar

HERBARIUM

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk

tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor

Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di

bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas sertam encatatnya sebagai koleksi ilmiah

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan.

Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan,

biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Herbarium merupakan suatu spesimen dari

bahan tumbuhan atau hewan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu.

Sebuah herbarium dapat memberikan empat layanan utama yaitu: 1). Mengidentifikasi bahan

percobaan, 2). Dasar untuk penelitian dan persiapan flora, monogafi dan revisi, 3).

Pengajaran, 4). Pengamatan bahan bukti percobaan. Spesimen yang di herbarium sering

digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan taksonomi tanaman.


MEMBUAT HERBARIUM

Alat dan Bahan

1. Botol bekas yang terbuat dari kaca dan tidak ada lekukan (botol nercafee, botol selai )
2. Spesimen Rumput Laut
3. Formika (jika tidak ada dapat diganti dengan mika, namun usahakan mika tidak terlalu
lentur);
4. Larutan pengawet (FAA : Formalin, Alkohol, Asetat + CuSO4)
5. Gunting;
6. Sekop untuk mengambil spesimen;
7. Spidol.
8. Bor

Langkah Kerja:

1. Eksplorasi tempat yang di duga terdapat spesimen Rumput laut, kemudian ambil dengan
menggunakan sekop secara hati-hati. Ingat: Spesimen yang akan diawetkan harus
terdapat organ lengkap dan utuh serta tidak cacat. Organ yang harus ada meliputi:
rhizoid
2. Bersihkan kotoran dan tanah yang terdapat pada spesimen yang akan di awetkan dan
hati-hati terhadap organ yang penting agar tidak rusak;
3. Kemudian potong formika dengan gunting dan sesuaikan ukurannya dengan bagian
dalam botol. usahakan formika yang telah di potong dan ketika dimasukkan ke dalam
botol tidak mudah bergerak ke samping (harus rapat);
4. Tempatkan posisi penempelan spesimen dan tandai dengan spidol. Dalam
penempatannya dibutuhkan estetika agar spesimen yang diawetkan nampak bagus dan
pemanfaatannya sebagai media pembelajaran bisa terlihat begitu juga dengan organnya.
Tunjukkan organ gemma cup beserta thallusnya, beserta rhizoid;
5. Lubangi formika yang telah ditandai dengan bor;
6. kat spesimen dengan senar pancing pada formika yang telah dilubangi secara hati-hati
agar organ yang ingin ditunjukkan tidak rusak;
7. Kemudian isilah botol dengan larutan pengawet sampai penuh dan tutuplah botol dengan
rapat;
8. Awetan basah Rumput Laut siap digunakan.

Anda mungkin juga menyukai