Disusun Oleh:
ERNI RUKMANA (G2C009024)
Gambaran Kasus
BAB I ASSESSMENET GIZI ................................................................................... 1
A. Perencanaan ........................................................................................................... 13
B. Implementasi ........................................................................................................ 15
BAB MONITORING DAN EVALUASI .................................................................. 17
ii
Gambaran kasus
Tn. S, laki-laki berusia 43 tahun dengan tinggi badan 162 cm dan berat badan 71 kg
masuk rumah sakit (RS) pada tanggal 21 oktober 2012. Kurang dari 2 minggu pasien
mengeluh pusing hingga mual, keluhan makin memberat apabila pasien beraktifitas, tidak
berkurang dengan istirahat. Pasien pernah di rawat di rumah sakit Moewardi kurang lebih 1
tahun yang lalu sebanyak dua kali dengan batu ginjal dan sudah di operasi. Punggung turi
pasien terasa sakit dan nyeri apanila. Pasien di diagnosis dokter menderita chronic kidney
disease IV dengan masalah azokemia uropati obstruktif, klinis ISK, Congestive Heart Failure
New York Heart III (CHF NYH III), nefrolitiasis sinistra post ekstraksi, dan dislipidemia.
Data fisik tanggal 21 Oktober 2012:
TD = 150/100 mmHg
Nadi = 100/menit
RR = 28x/menit
Suhu = 370C
iii
BAB I
ASESMEN GIZI
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
No RM : 01115832
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 43 Tahun
Pekerjaan : Buruh kayu
Ruang rawat inap : Melati 1/ 7
Tanggal masuk : 21 Oktober 2012
Tanggal Pengambilan Kasus : 21 Oktober 2012
Dokter yang menangani : Dr. Irma
Diagnosis Medis : Chronic Kidney Disease stage IV
Masalah - Azotemia uropati obstruktif
- Klinis ISK
- CHF NYHA III
- Nefrolitiasis sinistra post ekstraksi
- Dislipidemia
B. Skrining
Skrining dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2012 dengan menggunakan
formulir nutrition risk screening (NRS) 2004 . Skor yang didapat dari formulir NRS
yaitu 0, sehingga disimpulkan pasien tidak berisiko gizi kurang (terlampir).
C. Pengkajian Data Antropometri
Hasil pengukuran antropometri Tn. S pada tanggal 21 Oktober 2012
didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Tinggi Badan (TB) = 162 cm
2. Berat Badan (BB) = 71 kg
IMT = 27 kg/m2
Berat Badan Ideal = (162-100)-10% (162-100) = 55,8 kg
3. LLA = 27 centimeter
Kesimpulan: Status gizi pasien tergolong overweight berdasarkan IMT indonesia
dengan range 25-27 kg/m2
1
D. Pengkajian Data Biokimia
Pengkajian data biokimia pada tanggal 21-23 Oktober 2012 dapat dilihat tabel 1.
Tabel 1. Pengkajian Data Biokimia
21 22 23
Bakteri +
21 22 23
5
Kesimpulan: Aktifitas SMRS tergolong berat walaupun pasien tidak pernah
olahraga, sedangkan pada saat masuk rumah sakit aktivitasnya tergolong ringan.
4. Ketersedian Makanan
Ketersediaan makan pasien dengan makan 2x/hari dengan waktu yang teratur.
Pasien lebih sering makan di luar rumah pada jam kerja yaitu pagi dan siang. Istri
pasien masak di rumah tapi pasien tidak sempat makan karena kerja di pagi hari
sehingga pasien sering makan diluar rumah. Makanan yang sering di konsumsi
tempe dan tahu goreng.
Kesimpulan: Ketersediaan makan di rumah tercukupi, tetapi pola makan
kebiasaan pasien tidak teratur dilihat dari pasien sering makan di luar rumah.
5. Kemampuan pasien untuk menerima makanan
a. Kemampuan pasien untuk menerima makanan SMRS
Pasien tidak mempunyai alergi apapun terhadap makanan dan tidak mengalami
kesulitan dalam menelan makanan. Asupan makanan pasien sebelum masuk
rumah sakit di rumah sakit tergolong cukup.
b. Kemampuan pasien untuk menerima makanan MRS
Pasien selalu menghabiskan makan dari rumah sakit. Pasien tidak mengalami
kesulitan makan.
Kesimpulan: tidak ada perubahan kemampuan pasien untuk menerima makan
sebelum sakit dan saat sakit.
6. Pemenuhan kebutuhan pasien
a. Pemenuhan kebutuhan gizi sebelum masuk rumah sakit diketahui sebagai
berikut
REE (Miflin,laki-laki) = (9,99 x BB) + (6,25 x TB) (4,92 x U) + 5
= (9,99 x 55,8) + (6,25 x 162) (4,92 x 43) + 5
= (557,44) + (1012,5) (211,56) + 5
= 1353,38 kkal
Kebutuhan energi = BMR x faktor aktivitas (berat)
= 1353,38 x 1,5
= 2030,07 kkal
Kebutuhan protein = 15 % x 2030,07 = 304.5 kkal
= 76,1 gram
6
Kebutuhan lemak = 16% x 2030,07 = 324,81 kkal
= 36 gram (lemak tak jenuh)
= 9 % x 2030,07 = 182,70 kkal
= 20 gram (lemak jenuh)
Kebutuhan karbohidrat = 60 % x 2030,07 = 1218.04 kkal = 304.5 gram
Tabel 4. Perbandingan asupan makan dengan kebutuhan energi SMRS
Keterangan Energi Protein Lemak (gram) KH Fe Koleste-
(kkal) (gram) (gram) (mg) rol(mg)
Jenuh Tak Jenuh
Asupan SMRS
1821,4 91,4 37,2 36,5 207,9 15 80,4
Kebutuhan SMRS 2030,07 76,1 20 36 304,5 11,3 300
Pencapaian (%) 89 119 186 101 68 132 26
Keterangan Cukup Lebih Lebih Cukup Kurang Lebih Kurang
Sumber: Data primer terolah, 2012
b. Rata-rata pemenuhan kebutuhan gizi selama di rumah sakit dari hasil recall
pada tanggal 21-22 diketahui sebagai berikut.
Tabel 5. Perbandingan asupan makan dan kebutuhan di rumah sakit
Keterangan Energi Protein Lemak (gram) KH Fe Koleste-
(kkal) (gram) (gram) (mg) rol (mg)
Jenuh Tak jenuh
7
Kesimpulan: Berdasarkan data diatas asupan gizi makro secara keseluruhan
cukup, tetapi untuk lemak tak jenuhnya kurang.
8
G. Data Riwayat Personal
1. Keluhan Utama Pasien
Pasien mengeluh pusing hingga mual.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit kurang lebih 2 minggu pasien mengeluh pusing hingga
mual, keluhan makin memberat apabia pasien beraktifitas, tidak berkurang dengan
istirahat. Pasien pernah masuk rumah sakit kurang lebih 1 tahun yang lalu sebanyak
2x dengan batu ginjal dan sudah dioperasi.Punggung terasa sakit dan nyeri apabila
ditekan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kurang lebih satu tahun yang lalu pasien operasi batu ginjal 2x di rumah sakit
Moewardi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu dan kakak pasien mempunyai riwayat ginjal.
5. Riwayat obat-obatan
Sebelum sakit pasien konsumsi suplemen dan minum-minum alkohol. Setelah
pasien mengetahui penyakitnya pasien konsumsi obat kolestreril.
6. Sosial ekonomi
Pasien memiliki seorang istri dan 2 orang anak. Saat ini pasien tinggal dengan istri
dan dua anaknya. Pasien bekerja sebagai tukang kayu sedangkan istrinya tidak
bekerja. Pendidikan terakhir pasien adalah Sekolah Menengah Pertama. Biaya
perawatan pasien di rumah sakit ditanggung oleh Jamkesmas.
9
BAB II
DIAGNOSIS GIZI
A. Matriks Diagnosis2
Tabel 7. Matriks
Parameter Kemungkinan diagnosis gizi
NI NC NB
Riwayat gizi
Makanan/minuman tinggi kalori/lemak 1.5; 2.2; 2.4
Lemak yang berisiko 5.6.2; 5.6.3
Kelebihan asupan protein 2.2; 5.4; 5.7.2 2.2
Pemilihan makanan yang salah 5.8.1
Rendahnya pengetahuan makanan dan 5.1 2.2
gizi
Data biokimia
Kalsium ion menurun 5.9.1
Kolesterol 5.4; 5.6.2; 1.5
5.6.3
Kolesterol HDL menurun 5.4; 5.6.2; 5.10.2
5.6.3;
Kreatinin meningkat 5.4 2.2
Hematokrit 2.2
Trigliserida meningkat 5.4;5.6.2;5.6.3
Ureum meningkat 3.1; 5.4; 5.7.2
Fisik / klinis
Tekanan darah meningkat 4.2
Riwayat personal pasien
Hipertensi 2.1;4.3; 5.4
Batu ginjal 5.10.1
overweight 2.2;5.6.3;5.8.3 1.4
; 5.8.4
10
B. Problem-(Probability) Etiology-SignSymptom
Tabel 8. Problem-(Probability) Etiology-SignSymptom
No Problem (Probability) Etiologi Sign/Symtoms
1. Penurunan kebutuhan Penurunan fungsi ginjal total kolesterol > 200
protein dan lemak (NI mg/dl (205 mg/dl,
5.4) kolesterol hdl < 40 (30
mg/dl), trigliserida <
150 (222 mg/dl),
kreatinin dan ureum
meningkat
11
C. Rumusan Diagnosis
1. Penurunan kebutuhan asupan protein dan lemak (NI. 5.4) berkaitan dengan
penurunan fungsi ginjal ditandai dengan total kolesterol > 200 mg/dl (205
mg/dl, kolesterol hdl < 40 (30 mg/dl), trigliserida < 150 (222 mg/dl),
kreatinin dan ureum meningkat.
2. Kurangnya pengetahuan makanan dan gizi (NB 1.1) berkaitan belum pernah
mendapatkan konseling gizi sebelumnya terkait dengan penyakit CKD yang
di derita ditandai dengan konsumsi makanan tinggi lemak di lihat dari
asupan 131 % dan gorengan 6 x sehari dan susu kambing lebih dari 1x
sehari.
3. Overweight (NC.3.3) berkaitan dengan aktifitas fisik seperti olahraga tidak
pernah dilakukan dan Aktifitas fisik seperti olahraga tidak pernah dilakukan
dan pola makan yang tidak benar dengan kebiasaan pasien makan di luar
rumah ditandai dengan BMI 27 kg/m2.
12
BAB III
INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Macam intervensi
a. Pemberian makanan / terapi diit (ND 1.2)
Modifikasi jenis makanan dan jenis zat gizi dalam makanan pada waktu
tertentu. Pemberian diit rendah protein 43,9 gram, dan rendah dengan energi yang
diberikan sebesar 1697 kkal.
b. Edukasi gizi mendalam ( E-2)
Edukasi gizi diberikan kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya peran
gizi sebagai penunjang dalam memperbaiki keadaan pasien chronic kidney disease
IV, Azotemia uropati obstruktif, Klinis ISK,CHF NYHA III, nefrolifiasis sinistia
pos ekstrak dan dislipidemia.
2. Tujuan intervensi
a. Memenuhi kebutuhan asupan energi, protein dan zat gizi lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan penyakit pasien.
b. Membantu menurunkan kadar ureum dan kreatinin hingga batas normal
c. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya mengenai pola makan yang
seimbang terkait kondisi pasien.
3. Preskripsi diit
a. Prinsip diit3,4
1). Energi cukup, 30 kkal/kgBB/hari, yaitu 1674 kkal
2). Protein rendah, 0,75 gr/kgBB/hari, yaitu 43,9 gram
3). Lemak sedang, 25% dari kebutuhan energi total, yaitu 46,5 gram
4). Karbohidrat cukup yaitu 274 gram
5). Mengonsumsi serat cukup yaitu 25 gram/hari
6). Natrium dibatasi, yaitu 2-3 gram/hari
b. Perhitungan kebutuhan gizi4,5
Kebutuhan pasien saat masuk RS (MRS) :
Energi = 30 kkal/kgBBI
= 30 x 55,8
= 1674 kkal 307, 2 kkal ( infus D5%) = 1098 kkal
13
Protein = 0,75 gr/kgBBI
= 0,75 x 55,8
= 41,84 (9,3 %)
Lemak = 17% x 1674 kkal
= 284, 58 kkal = 31,62 gram (lemak tak jenuh)
= 8 % x 1674 kkal
= 133,92 kkal = 14,88 gram (lemak jenuh)
Karbohidrat = 61,3% x 1674
= 1099,8 kkal
= 274 gr 76,8 gram ( infus D5%) = 130 gr
Natrium = 107 mg (natrium bahan makanan) + 1893 mg (garam dapur)
Setiap hari penderita mendapat infus dekstrosa 5% 16 tpm
= 16 x 60 ( 1 menit) x 24 ( 1 jam) = 23040 tph
1 ml = 15 tetes
= 23040 = 1536 ml
15
Kh dari infus = 5% x 1536 = 76,8 gram
Energi dari infus = 76,8 x 4 kkal = 307,2 kkal
B. Implementasi
1. Pemberian makanan/terapi diet (ND 1.2)
a. Macam diet diberikan diet rendah protein 41,85 dengan energi 1674 kkal.
b. Diet diberikan melalaui oral dalam bentuk lunak.
c. Pemberian diet yaitu 3 kali makan utama dan 2 kali selingan.
d. Range pembuatan menu Tn. S dapat dilihat pada tabel 10.
e. Nilai gizi yang diberikan pada saat intervensi dapat dilihat pada tabel 11.
14
Tabel 10. Range untuk pembuatan menu Gizi Tn. S
Energi 1675 kkal Range (10%) 1560,6-1841,4 kkal
P 41,85 gr Range (5%) 39,76-43,94 gram
L 46,5 gr Range (5%) 44,17-48,82 gram
Kh 274 gr Range (5%) 260,3-287 gram
15
2. Edukasi gizi
Tabel 12. Edukasi gizi
Pelaksanaan Edukasi Gizi
Hari, tanggal Sabtu 27 Oktober 2012
Jam 11. 00 WIB
Tempat Ruang Penyakit Dalam Melati 1 lantai 1 kelas III kamar 7E
Topik Diet untuk penderita CKD stage IV
Tujuan Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang penatalaksanaan diet
untuk penderita Diet untuk penderita CKD IV (azotemia uropati obstruktif, Klinis
ISK,CHF NYHA III, nefrolifiasis sinistia pos ekstrak dan dislipidemia)..
Sasaran Pasien dan keluarga
Waktu + 10 menit
Materi - Menjelaskan gambaran umum CKD stage IV (azotemia uropati obstruktif, Klinis
ISK,CHF NYHA III, nefrolifiasis sinistia pos ekstrak dan dislipidemia).
- Menjelaskan cara penatalaksanaan diet khusus untuk CKD stage IV (azotemia
uropati obstruktif, Klinis ISK,CHF NYHA III, nefrolifiasis sinistia pos ekstrak
dan dislipidemia) .Menjelaskan bahan makanan yang diperbolehkan, dihindari
dan dibatasi.
- Menjelaskan cara pengolahan makanan yang baik dan benar.
- Menjelaskan cara mengatur diet yang baik dan benar.
- Memberikan contoh menu sehari sebagai gambaran contoh penatalaksanaan diet.
Metode Tanya jawab dan diskusi bersama
Media Leaflet
Evaluasi - Pasien dan keluarga mengerti tentang pelakasanaan diet khusus penderita CKD
stage IV (azotemia uropati obstruktif, Klinis ISK,CHF NYHA III, nefrolifiasis
sinistia pos ekstrak dan dislipidemia)..
- Pasien mengerti bahan makanan yang diperbolehkan, dihindari dan dibatasi serta
cara pengolahan yang benar.
- Pasien mengerti pentingnya asupan yang benar untuk mejaga kesehatan dan
tekanan darah.
- Dukungan dari keluarga kepada pasien dalam menjalankan pola hidup dan
makan sehat.
16
BAB IV
MONITORING EVALUASI
17
C. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi
Tabel 15. Perkembangan data laboratorium pasien
Parameter Waktu Metode Target pencapaian Hasil
Hemoglobin 27 Oktober Tes Nilai Hb turun mendekati 15,7 gr%
2012 laboratorium normal (12-15,6 gr%)
Hematokrit Nilai Ht turun mendekati 47 gr%
normal (33-45 gr%)
Eritrosit Nilai eritrosit (4.10-5.10 4,98 jt/ul
jt/ul)
Leukosit Nilai leukosit normal 8,6 rb/ul
(4,5 -11 rb/ul)
Klorida Nilai klorida naik 100 mmol/L
mendekati normal
(98-107 mmol/L)
18
BAB V
PEMBAHASAN
20
kreatinin hingga batas normal. Intervensi juga dilakukan melalui pemberian edukasi
mendalam untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya mengenai pola
makan yang seimbang terkait kondisi pasien.
Diet yang diberikan diet rendah protein 41 gram dan rendah garam. Diet
rendah protein diberikan untuk mencegah azetomia (protein dalam urin) dan
penumpakan hasil metabolisme4. Diet rendah garam dimaksudkan untuk menjaga agar
fungsi ginjal tidak semakin menurun karena kemampuan ginjal dalam mengontrol
natrium dan air berkurang. Selain itu juga untuk mencegah peningkatan tekanan darah
dan rasa haus pada pasien. Pemberian makanan dalam bentuk lunak karena pasien
sesak nafas4. Berdasarkan perhitungan kebutuhan sesuai kondisi pasien, maka
kebutuhan gizi yang harus dicukupi adalah energi 1674 kkal, protein tinggi yaitu 0,75
gr/kgBB (41,85 gram), lemak sedang yaitu 25% dari total kebutuhan energi (46,5
gram) dan karbohidrat cukup yaitu 274 gram.
Intervensi pada hari pertama tanggal 24 Oktober 2012 diberikan diit 1473,7
kkal dengan penambahan infus D5%. Intervensi hari kedua dilakukan pada 25
Oktober 2012 dengan diit energi 1504,4 kkal dengan penambahan D5%. Intervensi
hari ketiga dilakukan 26 Oktober 2012 dengan diit 1458 kkal. Selama tiga hari
intervensi pasien mampu menghabiskan bubur, lauk hewani snack, lauk nabati, dan
sayur dimakan karena motivasi pasien untuk sembuh tinggi.
22
BAB V
KESIMPULAN
Pasien Tn. S masuk di Rumah Sakit Dr. Moewardi dengan diagnosa chronic kidney
disease IV dengan masalah azokemia uropati obstruktif, klinis ISK, CHF NYHA III,
nefrolitiasis sinistra post ekstraksi, dan dislipidemia. Selama intervensi pasien mendapat diet
rendah garam dan rendah protein 41, 85 gram dalam bentuk lunak. Target asupan makan
yaitu asupan makan pasien mencapai 100% dari total kebutuhan gizi dan semua asupan sudah
mencapai target.
Pemberian edukasi mendalam kepada pasien dan keluarga diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga. Dengan demikian, diharapkan pasien
mampu menerapkan pola hidup makan dan hidup sehat terkait penyakit diderita dan patuh
menjalankan diet yang diberikan. Kondisi fisik dan klinis pasien selama intervensi menjadi
lebih baik, dimana keluhan pusing sudah berkurang dan hemoglobin mendekati normal.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Farmakologi dan Teraupetik FKUI. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2009.
2. Persagi dan AsDI. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Bandung.2009.
3. Wright M, Jones C. Clinical Practice Guidelines. Nutrition in CKD. UK Renal Association
5th Edition, 2009-2010.www.renal.org/guidelines
4. Wilkens KG, Juneja V. Medical Nutrition Therapy for Renal Disorders. In : Stump Sylvia
Escott, Mahan L. Kathleen, editors. Krauses, Food, Nutrition, & Diet Therapy. 11th ed.
United States. Saunders; 2008. p.921-59.
5. Sukandar E. Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah
Bagian Penyakit Dalam FK UNPAD; 2006.
6. Abboud H, Henrich W L. Stage IV Chronic Kidney Disease. Deparemen oh Nephrology,
Glickman Urological and Kidney Intitute, Cleveland Clinic. 7 januari 2010.
www.nejm.org
7. Hall P M. Nephrolithiasis Treatment, causes, and prevention. 2009.
http://www.ccjm.org/content/76/10/583.full
8. Price SA, Wilson LM. Patofosiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.
9. Group Health Cooperative. Heart Failure Prevention, Diagnosis, and Treatment Guideline.
Review April 2011.
10. Tsimihodimos V, Mitrogianni Z, Elisaf. Dyslipedemia Associated with Chronic Kidney
Disease. 24 Februari 2011 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3106357/
11. Pearlman B, Mihretu T. Erythropoietin in Congestive Heart Failure. US Cardiology,
2006;3(2):122-24
24