DISUSUN OLEH :
APRICILA FITRIA HASTUTI
1410.721.007
A. DEFINISI
Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan positf
atau negatif yang menghasilkan aloiran udara terkontrol pada jalan napas
pasien sehingga mampu mepertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam
jangka waktu yang lama (Purnawan & Saryono, 2010).
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif
yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu
yang lama. (Brunner dan Suddarth, 1996)
B. FISIOLOGI PERNAPASAN VENTILATOR
a. Hipoksemia yang teah dapat terapi oksigen maksimal namun tidak ada
perbaikan
3. Secara fisiologis memenuhi kriteria
a. RR > 35x/menit
b. Tidal volume <5ml/kgBB
c. Kapasitas vital <10ml/kg/BB
d. Tekanan inspirasi maksimal <25 cm H2O
e. PO2 <60 mmHg dengan FiO2 21%
f.
PO2 <70 mmHg dengan FiO2 40%
g. PO2<100 mmHg dengan FiO2 100%
h. PaCO2 > 55 mmHg
i.
Minute volume (MV) <3 liter/menit atau >20 liter per menit
j.
Penggunaan otot tambahan pernapasan
4. Indikasi lain
a. Pemberian sedasi berat
b. Menurunkan kebutuhan oksigen baik secara sistematik atau miokard
c. Menurunkan TIK dan mencegah TIK
E. KONTRAINDIKASI
1. Pemakaian alat ventilasi umumnya sangat membantu pasien yang
menagalami masalah pernapasan. Tidak ditemukan kontraindikasi dalam
penggunaannya, kecuali jika telah terjadi komplikasi lain yang menyertai
perjalanan penyakitnya.
2. Pada pasien dengan fraktur basal tengkorak rentan terpasang ventilator
F. KLASIFIKASI VENTILATOR
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut
mendukung ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif
dan ventilator tekanan positif.
1. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada
eksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi
memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi
volumenya. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik
yang berhubungn dengan kondisi neurovaskular seperti poliomyelitis,
distrofi muscular, sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia gravis.
Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang
kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.
2. Ventilator Tekanan Positif
Ventilator
tekanan
positif
menggembungkan
paru-paru
dengan
Disebut juga dengan modus control. Karena pada modus ini, pasien
menrima volume dan frekuensi pernapasan sesuai dengan yang telah diatur.
Sedangkan pasien tidak dapat bernafas sendiri.
2. ACV (Assist Control Ventilation)
Pada modus ini, pasien menerima volume dari mesin dan bantuan nafas,
tetapi hanya sedikit. Pasien diberikan kesempatan untuk bernapas spontan.
Total jumlah pernapasan dan volume semenit ditentukan oleh pasien sendiri.
3. IMV (Intermitent Mandatory Ventilation)
Pasien menerima volume dan frekuensi pernapasan dari ventilator.
Keuntungannya adalah pasien diberikan kesempatan untuk bernapas sendiri.
4. Pressure Support
Modus ini memberikan bantuan ventilasi dengan cara memberikan tekanan.
Pada saat pasien inspirasii, mesin memberikan bantuan nafas sesuai tekanan
positif yang telah ditentukan. Modus ini sangat baik untuk digunakan pada
proses penyapihan pasien dari penggunaan ventilator.
5. SIMV (Syncronize Intermitent Mandatory Ventilation)
Modus ini sama dengan IMV, hanya pada modus ini bantuan pernafasan dari
ventilator disesuaikan kapan terjadi pernapasan sendiri.
Penatalaksanaan
FiO2
Mengkalibrasikan analyzer
b. Pressure
High pressure limit
High pressure limit biasanya disetting 10 cmHg diatas PIP pasien ratarata. Alarm akan berbunyi jika tekanan meningkat dimanapun selama
masih di sirkuit ventilator.
Penyebab
Penatalaksanaan
Turunkan
flow
rate/VT/gunakan
control mode
Pasien
melawan
(fighting)
masalahnya
ada
pada
ventilator.
Jika ada usaha nafas dari pasien,
gunakan SIMV
Low inspiratory pressure
Biasanya disetting 5-10 cmHg dibawah PIP. Alarm akan berbunyi
jika tekanan di sistem lebih rendah dari settingan
Penyebab
Penatalaksanaan
yang lepas
Low O2 pressure
Alarm akan aktif jika tekanan sumber udara tidak adekuat
Penyebab
Penatalaksanaan
Kehilangan
Jika
karena
turunnya
Low PEEP/CPAP
Parameter alarm PEEP/CPAP biasanya diatur 3-5cmHg dibawah
settingan PEEP/CPAP yang digunakan
Penyebab
Kerusakan
Penatalaksanaan
pada
sirkuit Evaluasi
dan
koreksi
sumber
ventilator
kerusakan
c. Volume
Rendahnya volume tidal ekspirasi atau minute volume venyilation
Penyebab
Penatalaksanaan
cuff
Jika
kebocoran
tidak
dapat
(VT)
untuk
dalam
hilang
penggunaan Kaji
penyebab
penurunan
dengan
mendapatkan
VT
inpirasi
yang
tertinggi
disebabkan
karena
sensor
dan
susun
memanjang
dengan
dengan
meningkatkan
Penatalaksanaan
alasan/penyebab
mengalami
pasien
peningkatan
volume
ekspirasi:kecemasan,
hipoksemia,
yang
nyeri,
asidosis
dikarenakan
metabolic
menurunnya
ventilator
tidak sesuai
Adanya
kebisingan
yang Keluarkan
cairan
dari
selang)
dapat
selang
Penyebab
Penatalaksanaan
sambungan
ekshalasi
kembali
dengan
ventilator
e. I:E ratio
Alarm I:E ratio akan berbunyi jika I:E ratio mencapai 1:3 atau dibawah
1:1,5.
Penyebab
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
oksigen
Disfungsunya microproccesor
(Brunner and Suddarth, 2002 ; Hudak and Gallo, 1995; Pierce, 1995;
Tanjung, 2003)
I. VARIABEL DALAM VENTILATOR
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter
yang diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, 4
variabel penting dalam ventilasi mekanik tersebut yaitu :
1. Frekuensi pernafasan permenit, yaitu jumlah berapa kali inspirasi di berikan
ventilator dalam 1 menit (10 12 bpm)
2. Tidal volume, yaitu jumlah gas/udara yang di berikan ventilator selama
inspirasi dalam satuan ml/cc atau liter (5-10cc/kgbb)
3. Konsentrasi oksigen (FiO2) yang diberikan pada inspirasi (21-100%)
4. Positive end respiratory pressure / flow rate, yaitu kecepatan aliran gas atau
voleme gas yang dihantarkan permenit (liter/menit)
Pada klien dewasa, frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x / menit. Tidal
volume istirahat 7 ml / kg BB, dengan ventilasi mekanik tidal volume yang
digunakan adalah 10-15 ml / kg BB. Untuk mengkompensasi dead space dan
untuk meminimalkan atelektase (Way, 1994 dikutip dari LeMone and Burke,
1996).
Jumlah oksigen ditentukan berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam
gas. Karena resiko keracunan oksigen dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur
dengan level rendah. PO2 dan saturasi oksigen arteri digunakan untuk
menentukan konsentrasi oksigen. PEEP digunakan untuk mencegah kolaps
alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveolikapiler.
J. EFEK VENTILATOR
Akibat dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke
jantung terhambat, venous return menurun, maka cardiac output juga menurun.
2.
Infeksi paru
3.
Keracunan oksigen
4.
5.
6.
7.
1.
Vasokonstriksi cerebral
Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal
akibat dari hiperventilasi.
2.
Oedema cerebral
3.
Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari
hipoventilasi.
4.
5.
Gangguan kesadaran
6.
Gangguan tidur.
2.
Perdarahan lambung.
2.
3.
4.
5.
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator
tekanan positif. Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung
dan pembuluh darah besar dengan demikian mengurangi arus balik vena dan
curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan
pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli. Kondisi ini dapat cepat
berkembang menjadi pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu
arus balik vena, curah jantung dan tekanan darah.
Untuk
mengevaluasi
fungsi
jantung
perawat
terutama
harus
Jenis ventilator
Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll)
Pengaturan volume tidal dan frekuensi
Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan.
Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang.
Humidifikasi
Alarm
PEEP
Catatan:
Jika terjadi malfungsi system ventilator, dan jika masalah tidak dapat
diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat, perawat harus siap memberikan
ventilasi kepada klien dengan menggunakan Bag Resuscitation Manual.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi
mekanik yaitu :
1.
2.
3.
4.
5. Volume tidal
6. Inspirasi negative kuat
7. Ventilasi semenit
8. Tekanan inspirasi
9. Volume ekspirasi kuat
10. Aliran-volume
11. Sinar X dada
12. Status nutrisi / elektrolit.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup :
1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penyakit yang
mendasari, atau penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau
penyapihan (pengesetan ventilator tak tepat) .
2. Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas
yang
berhubungan
dengan
ventilasi
mekanik
adalah
untuk
cara
ventilator
dipertahankan
untuk
terutama
jika
berkepanjangan
akibatnya
perawat
harus
2.
3.
Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan
jumlah sel darah putih.
4.
5.
Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis, gerak tubuh atau alat
komunikasi lainnya.
6.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif
b.d. ketidakmampuan untuk
batuk dan terpasangnya alat di
trakea
Data :
berubahnya
frekuensi
dan
kedalaman
pernafasan
bunyi
nafas
tidak
normal
sianosis (+)
Tanda-tanda
vital
normal
Tidak
ada
retraksi
dinding dada
Akral hangat
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
biasanya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TV
RR
Takipnea / bradipnea
bila dilepaskan dari
ventilator
PaCO2
TUJUAN DAN
EVALUASI
KRITERIA
Tujuan :
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam, pasien
akan memiliki pola nafas yang
efektif
Kriteria Evaluasi :
Tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan
Tidak ada sianosis atau
hipoksia
AGD dalam rentang
normal
Tidak ada takipnea
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
selama penghisapan
7.
8.
Meningkatkan ventilasi
9.
Klien
dengan
ventilator
dapat
mengalami
hiperventilasi
/
hipoventilasi, dispnea, dan nafas cepat
sebagai kompensasi
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
EVALUASI
KRITERIA
Tujuan :
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam, masalah
perubahan membrane mukosa
oral tidak menjadi actual
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
4. Periksa
selang
terhadap
adanya
kemungkinan obstruksi, contoh terlipat
atau akumulasi air. Alirkan selang sesuai
indikasi
Mengontrol
/
menyusun
alat
sehubungan dengan penyakit utama
klien
2.
Mencegah
pengeringan
luka
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terpasang
selang
intubasi
Ketidakmampuan
menelan cairan oral
Penurunan
saliva
didaerah mucosal
Bersihan oral tidak
efektif
TUJUAN DAN
EVALUASI
KRITERIA
Kriteria Evaluasi :
Saliva
di
daerah
mukosa meningkat
Mukosa lembab
Area membran mukosa
oral bersih
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan
3x24
jam,
kebutuhan komunikasi pasien
dapat terpenuhi
INTERVENSI KEPERAWATAN
sesuai kebutuhan
3.
4.
1.
Mempertahankan
kelembaban,
mencegah
kekeringan
membrane
mukosa
Membantu pasien untuk berkomunikasi
sehingga kebutuhan pasien terpenuhi
2.
3.
Terpasang
Endotrakeal/trakheosto
mi
Kelemahan/paralisis
neuromuskular
Ketidakmampuan bicara
Kriteria Hasil:
Kebutuhan
pasien
terpenuhi
Pasien
termotivasi
untuk
melatih
kemampuan bicara
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam, pasien
mampu mengontrol ansietas
1.
Kriteria Evaluasi:
Menyatakan kesadaran
2.
Data:
RASIONAL
Memfokuskan
perhatian
pada
kemampuan sendiri, meningkatkan rasa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Peningkatan
otot/tegangan wajah
Insomnia
Gelisah
Terlalu waspada
Perasaan ketakutan
Fokus pada diri
Menyatakan
masalah
tentang
perubahan
kejadian hidup
INTERVENSI KEPERAWATAN
kontrol
kontrol
3.
4.
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 ja, pasien
tidak mengalami infeksi
Kriteria evaluasi
Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
Suhu normal (36,5-37,5
C)
Tidak ada takipnea dan
takikardi
Tidak
terjadi
peningkatan sputum
disfungsi
respons
Tujuan:
1.
1.
Mencegah infeksi
2.
3.
Batasi pengunjung
4.
5.
Risiko
RASIONAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
penyapihan
ventilator
b/d
keterbatasan/kekurangan
cadangan
energi,
nyeri,
penurunan motivasi, riwayat
penyapihan lama
Data:
Mengatakan
kekhawatiran
akan
penyapihan
Ketidaktahuan rencana
setelah penyapihan
Riwayat
pemasangan
ventilator yang lama
Nafsu makan menurun
Menjelaskan
Mendiskusikan
individual
teknik
rencana
RASIONAL
dari penyapihan
Penyapihan menimbulkan ansietas
sehubungan dengan kemampuan untuk
bernapas sendiri dan kebutuhan
ventilator jangka panjang
penyapihan.
dan harapan
Membantu
pasien
untuk
siap
menghadapi
proses
penyapihan,
membantu mengatasi takut dan
ketidaktahuan,
meningkatkan
kerjasama dan pencapaian yang
diharapkan
6.
Kebutuhan
oksigen
berlebihan
meningkatkan
kemunmgkinan
kegagalan
7.
8.
Meyakinkan
nutrisi
adekuat
untuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
EVALUASI
KRITERIA
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
memenuhi kebutuhan energi untuk
penyapihan
9.
DAFTAR PUSTAKA
Gallo dan Hudak (1997). Keperawatan Kritis, ed.6 vol.1 Jakarta: EGC. Buku
asli; Critical Care Nursing: A Holistic Approach. Philadelphia:
Lippincott.
LeMone P and Burke KM. (1996). Medical-surgical nursing : critical thinking
in
Lippincott-Raven Publishers.
Smeltzer SC, Bare BG. (1996). Brunner & Suddarts textbook of medicalsurgical nursing. (8th ed). Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.
Wirjoatmodjo K. (2000). Anestesiologi dan Reanimasi: Modul dasar untuk
Pendidikan S1 Kedokteran. Jakarta: DIKTI.
Brunner & Suddarth. (2002). Brunner & Suddarths textbook of medical surgical
nursing, 8th ed. (Agung Waluyo et. al., Penerjemah). Philadelphia: Lippincott
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., and Geissler, A.C. (2000). Nursing care
plans: guidelines for planning and documentating patientcare. (I Made K.
dan Ni Made S., Penerjemah). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Hudak, Gallo. (1995). Keperawatan kritis pendekatan holistik, ed. ke-6. Jakarta
EGC
Pierce, Lynelle N.B. (1995). Guide to mechanical ventilation and intensive
respiratory care, 1st edition. Philadelphia: WB. Saunders Company)
Tanjung, Dudut. (2003). Asuhan keperawatan klien dengan ventilator mekanik.
Style sheet:
http//:www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3600/3/keperawatandudut.pdf (diakses tanggal 11 Februari 2013)
Purnawan, I., Saryono. 2010. Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik.
Jakarta: Rekatama.