Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI TELEMETRY DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Tentu
saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit degeneratif serta penyakit
psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini yang menghadapi threeple burden
diseases.
Namun tetap saja penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit jantung
koroner the silence killer. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit
jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung
mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian akibat PJK adalah 16 %.
kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi 26,4 %. Angka kematian
akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di negara kita.
Tingginya angka tersebut, mengakibatkan PJK sebagai penyebab kematian nomor
satu. 1)
Sebagian besar PJK terjadi akibat penurunan suplai oksigen (iskemia) pada otot
jantung lantaran penyempitan pembuluh koroner oleh pengerasan di dinding dalam
pembuluh koroner yang disebut plak aterosklerosis. 2) Penderita penyakit jantung
koroner yang mengalami serangan jantung cukup banyak. Di RS Dr Sardjito
misalnya, setiap bulannya terdapat sekitar 30-40 pasien yang mengalami serangan
jantung dan masuk ke ICCU. Sekarang tendensi penderitanya semakin muda. Ada
pasien berusia 30 tahun sudah mengalami serangan jantung. Kasus serangan jantung
pada orang berusia muda lebih kerap disebabkan oleh faktor gaya hidup yang kurang
sehat, misalnya terbiasa mengonsumsi makanan berlemak, merokok, dan kurang olah
raga. Penyakit jantung koroner di usia muda ini lebih banyak diderita oleh pria,
sementara wanita biasanya di atas 55 tahun. 3).
Angka ini hampir sama di belahan negara dunia lainnya, penyakit jantung merupakan
penyebab kematian nomor satu pada orang Amerika dewasa. Setiap tahunnya, di
Amerika Serikat:
478000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner.
1,5 juta orang mengalami serangan jantung.
407000 orang mengalami operasi peralihan.
300000 orang menjalani angioplasti.
Penyakit jantung, stroke, dan aterosklerosis merupakan penyakit yang mematikan. Di
seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori
penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat, yang banyak dilakukan
seiring dengan berubahnya pola hidup.4)
Dari hasil pengalaman klinis di Kuwait masalah yang sama dihadapi. Menurut
seorang teman yang bekerja di ruang gawat darurat medikal, rata-rata 30 pasien
dengan keluhan chest pain (nyeri dada) dan MI (myocard infark) setiap harinya
dirawat, dan ini baru dari satu RS di Kuwait saja. Namun ada yang menarik saat
dalam perawatan pasien dengan PJK di ruangan medikal/surgikal, yakni ada alat yang
dikenal dengan nama TELEMETRY. Alat tersebut akan dibahas dalam tulisan ini,

guna membantu mengenalkannya untuk rumah sakit, dokter dan perawat di Indonesia.
Sayangnya belum ada informasi atau akses, apakah telemetry telah dipergunakan di
RS di Indonesia atau minimal di RS Jantung - Harapan Kita.
Telemetry Dalam Perawatan Pasien dgn PJK/ACS (Acute Coronary Syndrome)
Ada kalanya pasien dengan PJK/ACS saat dirawat di rumah sakit cukup memerlukan
perawatan di ruang stabil, seperti di ruang rawat medikal/surgikal tanpa harus dirawat
secara intensif di CCU. Disini ada satu alat yang digunakan untuk memonitor irama
jantung/sinus rytme dan gambaran rekaman EKG jantung pasien yang dikenal dengan
nama telemetry.
Alat ini berukuran sebesar ponsel umumnya diletakkan di dada pasien, dan dapat
dimasukkan saku dengan tali pengikat yang dikaitkan dengan elektroda (5 6 kabel).
Telemetry dilekatkan melalui kabel , dengan tempat sama seperti saat meletakkan
patch alat monitor jantung. Sehingga meskipun pasien selalu dianjurkan untuk
bedrest/tirah baring bagi penderita PJK/ACS, namun dengan telemetry pasien tidak
selalu memerlukan cardiac monitor yang statis.
Sehingga jika pasien tersebut ingin ke toilet ataupun melakukan latihan/exercise,
pasien dapat selalu termonitor kondisi jantungnya dengan monitor dari ruang
telemetry/CCU. Telemetry bersifat portable dan tidak menyakitkan pasien. Namun
apabila pasien ingin mandi atau melakukan prosedur khusus (CT, X-ray,
Echocardiogram, dsb), maka telemetry perlu dilepas, karena terdapat rangkaian
elektrik dan hantaran gelombang suara yang dapat mengganggu pasien.
Telemetry merupakan alat komunikasi wireless (gelombang suara) yang merubah
gelombang suara kedalam bentuk data. Prinsip dasar telemetry adalah menangkap
parameter dalam frekuensi gelombang, yang kemudian dirubah kedalam data. Setelah
itu data ini dapat ditransfer ke media lain, seperti telepon, jaringan komputer atau
melalui serat optic.
Alat ini dalam bidang kesehatan dikenal dengan istilah Bio telemetry atau The
Wireless Medical Telemetry Service (WMTS), yang umum dimonitor dari ruang CCU
(Coronary Care Unit). Telemtery digunakan pada pasien di ruang medikal/penyakit
dalam atau surgikal/bedah , untuk merekam abnormalitas irama/denyut jantung.
Pasien dipasang telemetry (dengan 5 6 kabel patch), yang dapat langsung merekam
dan mengintreprestasikan data irama jantung pasien. Alat ini sangat berguna untuk
diagnosis awal kondisi patologi jantung oleh dokter dan membantu perawat melihat
kondisi penyakit pasien jantung koroner akut atau kritis. 5)
Berikut adalah beberapa definisi telemetry dari
http://dictionary.reference.com/browse/telemetry antara lain adalah :
1. any of certain devices or attachments for determining distances by measuring the
angle subtending a known distance. 2. Electricity. the complete measuring,
transmitting, and receiving apparatus for indicating, recording, or integrating at a
distance, by electrical translating means, the value of a quantity. 3. to transmit (radio
signals, data, etc.) automatically and at a distance, as between a ground station and

an artificial satellite, space probe, or the like, esp. in order to record information,
operate guidance apparatus, etc.
Secara mudahnya telemetry adalah satu alat penangkap data yang portable, yang
menggunakan sistem transmisi gelombang suara dan tanpa kabel. Atau ada juga yang
menyebutnya ilmu dan tehnologi yang menggunakan instrument pengukuran data
menggunakan gelombang suara, dengan tanpa kabel, radio, remote, dari pesawat
antariksa, kendaraan bergerak, manusia dan kondisi fisik hewan dsb.
Tentu saja aplikasi telemetry sangat ditunjang dengan kemampuan dokter/perawat
dalam membaca ECG (elektocardiogram), namun saat ini telemetry yang ada telah
didesain sedemikian rupa terkoneksi dengan program komputer yang langsung
menganalisa patologi kelainan jantung pasien. Seperti sinus bradikardia/takikardia,
VT (Ventrikel Tacycardia) , AF (Atrial Fibrilasi), MI (myocard infark) yang fatal
dapat segera terdeteksi. Sehingga perawat telemetry akan segera menginformasikan
ke perawat ruang medikal/surgikal, akan adanya kelainan irama jantung pasien dan
perawat di ruangan medikal/surgikal akan melakukan ECG dan menginformasikan ke
dokter untuk dapat segera mem-follow up lebih lanjut.
Bagaimana penggunaan telemerty
Pada mulanya alat ini banyak dipergunakan untuk kepentingan militer seperti untuk
aero telemetry dalam unmanned air vehicle (UAV)/pesawat tanpa awak untuk
pemetaan intelejen, pertahanan sistem angkasa luar, menangkap sinyal rudal dan
sistem pertahanan udara. Telemetry bahkan juga di gunakan untuk kepentingan
industri minyak dan pabrik kimia untuk menangkap getaran alat-alat di pabrik, untuk
kegiatan balap mobil guna mengkaji kecepatan mobil, getaran kendaraan dan fungsi
kendaraan; serta untuk kepentingan kegiatan alam bebas, seperti memonitor lokasi
hewan di hutan atau laut dengan melalui GPS (Global Positioning System).
Telemetry yang menggunakan transmisi wireless/gelombang suara, dapat memonitor
kondisi suatu lingkungan atau parameter lainnya. Alat ini semula banyak digunakan
untuk kepentingan satelit angkasa luar, robot bergerak, dan umum dipakai di stasiun
angkasa luar seperti the Space Shuttle and the International Space Station (ISS). Alat
ini banyak digunakan untuk memonitor kondisi fisik astronot, dan memastikan
lingkungan kerja yang adekuat di stasiun angkasa luar. Telemetry juga digunakan oleh
Hubble Space Telescope (HST) teleskop angkasa luar terbesar di Amerika Serikat.
Seperti Satelit Lapan-TUBSAT merupakan pengembangan dari satelit eksperimental
yang pernah dibangun di TUB (Technical University of Berlin) dan Lapan di
Indonesia. Satelit ini membawa sistem komunikasi untuk keperluan telemetry and
telecommands (TTC) yang beroperasi pada frekuensi 436,075 Megahertz dengan laju
transfer data 1200 bps untuk kepentingan Indonesia. Data video dari sistem kamera
dikirimkan ke stasiun bumi melalui sistem komunikasi data pada frekuensi 2220
Megahertz. 7)
Transmiter telemetry terdiri dari beberapa perangkat yaitu sebuah encoder merupakan
instrument yang membaca sinyal digital atau analog, modulator dan transmitter
wireless dengan antena. Telemetry terdiri dari antena penerima, dan set amplifier radio
rekuensi, sebuah demodulator dan alat perekam gelombang suara denyut jantung. Alat

ini akan dapat memproses data rekaman denyut jantung dan menganalisanya melalui
penghubung komputer.
Telemetry Menangkap Suara dan Irama Denyut Jantung
Gelombang radio yang dipakai untuk telemetry berbeda-beda tergantung tujuan
penggunaan alat ini. Untuk kepentingan aero space/kegiatan angkasa luar gelombang
yang digunakan di Amerika Serikat adalah 2.300 2.390 MHz, sedangkan di Kanada
menggunakan gelombang 2.300 2.483,5 MHz.
Sedangkan gelombang untuk medical telemetry di AS sendiri menggunakan frekuensi
460 470 MHz, namun masih diduga dapat terjadi interference gelombang radio.
Wireless Medical Telemetry Service (WMTS) gelombang disana memiliki beberapa
frekuensi meliputi 608-614 MHz, 1395-1400 MHz, and 1427-1432 MHz.
Frekuensi gelombang ini masih terus dikaji karena adanya interferensi/pengaruh dari
gelombang radio yang digunakan oleh polisi, pemadam kebakaran, taksi dan
perusahaan truk, yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien.9)
Wireless medical telemetry service (WMTS) adalah sebuah alat telemetry yang
digunakan untuk memonitor parameter fisiologi pasien/tanda-tanda vital , umumnya
irama jantung yang menggunakan komunikasi jarak jauh dengan gelombang radio /
radio-frequency (RF). Komunikasi ini terjadi antara transmitter yang diletakkan di
tubuh pasien dan tempat pusat monitor yang tersentral yang umumnya diawasi
beberapa orang perawat, melalui komputer. Tentu saja telemetry dapat membantu
pasien agar tetap dapat melakukan aktifitas dan tidak terganggu dengan cardiac
monitor yang menggunakan koneksi hard-wire dan layar yang berada dekat tempat
tidur pasien. 10)
Wireless Medical Telemetry Service (WMTS) di Amerika Serikat sekarang diset dalam
frekuensi 608 614 MHz, 1395 1400 MHz, 1429 1432 MHz untuk menghindari
interference dari gelombang lainnya. AHA (American Hospital Association)
merekomendasikan kelompok kerja (pokja) WMTS, dan mendefinisikan WMT
(wireless medical telemetry ) sebagai the measurement and recording of
physiological parameters and other patient-related information via radiated bi- or
unidirectional electromagnetic signals
Bahkan disana telah dibuat aturan lebih lanjut, tentang pelayanan kesehatan yang
berhak menggunakan WMTS, termasuk dokter, perawat, dan tehnisi telemetry dan
juga pelatihan penggunaannya. Disana telah dibuat aturan tentang peralatan telemetry,
batasan power, emisi gelombang suara, sistem proteksi, agar tidak mengganggu
gelombang yang digunakan untuk kepentingan proyek angkasa luar AS. Semisal harus
berjarak 80 km dari pusat proyek NASA dan berkoordinasi tentang penggunaan
gelombang yang digunakan dengan pihak militer.11)
Telemetry merupakan bagian telemedicine. Penyediaan pelayanan kesehatan
(termasuk klinis, pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer
informasi (audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat
telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan
melibatkan dokter, perawat, pasien dan pihak-pihak lain.12)

Penyuluhan Kesehatan Pada Pasien Yang Menggunakan Telemetry


Penyuluhan kesehatan pada pasien dengan penderita penyakit jantung koroner sangat
penting. Sehingga peran perawat sebagai tenaga kesehatan sangatlah penting disini,
termasuk kepada pasien dengan penggunaan telemetry. Perawat telemetry adalah
perawat yang memiliki keahlian tinggi, karena diharapkan mampu menganalisa
rekaman EKG dan melakukan asuhan keperawatan yang akurat, serta memberikan
penyuluhan kesehatan kepada pasien.
Penderita PJK saat dirawat menggunakan telemetry sangat memerlukan penyuluhan
kesehatan. Dalam artikel tentang Teaching patients about telemetry, Squires, Allison,
Ciecior, Dana 2000, memberikan satu ilustrasi kasus :.
Bob Baird, 47, is in your telemetry step-down unit following a myocardial infarction
(MI). Hes in bed, watching TV, when he goes into supraventricular tachycardia with
a rate of 150 beats/ minute. The monitor alarm at the nurses station sounds, and you
hurry into his room. Mr. Baird seems fine, so you ask him about chest discomfort and
a few other assessment questions, then call the physician. Mr. Baird doesnt have a
display cardiac monitor in his room and, with the memory of his MI fresh in his mind,
is getting worried, especially when you administer intravenous adenosine as ordered.
Although his heart rate drops to 80 beats/ minute and his rhythm converts to normal
sinus rhythm, hes worried. He wonders, Am I really okay?
Sebagai perawat, apa yang semestinya kita jelaskan dan beri penyuluhan kesehatan
terhadap pasien yang menggunakan telemetry ? Ternyata di Amerika Serikat sendiri
diperoleh data, bahwa banyak perawat telemetry yang tidak atau sedikit sekali
memberikan penyuluhan kesehatan dan informasi tentang telemetry serta asuhan
keperawatannya.
Rata-rata litelatur lebih menjelaskan tentang tehnologi telemetry. Namun sedikit
sekali yang menjelaskan tentang apa reaksi pasien terhadap telemetry, dan apa yang
seharusnya perawat ajarkan tentang telemetry dan alat cardiac monitor yang lain
kepada pasien.
Dari hasil penelitian terhadap 43 pasien CCU yang menjalani bedah jantung ,
didapatkan 63% pasien tidak mendapatkan penjelasan tentang telemetry. Sebagian
besar mereka senang jika semua informasi tentang tindakan dijelaskan terlebih dulu.
Alasan mengapa perawat tidak menjelaskannya, adalah karena keterbatasan waktu.
Dan sebagian besar perawat menganggap tehnologi ini sudah biasa, namun tentu saja
berbeda dengan asumsi pasien yang tentu belum memahami tentang alat ini.13)
Ada satu studi yang pernah dilakukan oleh Theresa Reilly, Humbreck, J Rejck di
Abington Memorial Hospital, 2002 tentang penggunaan Nurse-managed model dalam
perawatan pasien dengan telemetry di ruang medical-surgikal unit. Studi ini
menggunakan model retrospektif/cohort dimana perawat telemetry yang telah
bersertifikasi menggunakan kriteria penilaian dokter - untuk mengakaji kondisi 1000
pasien yang menggunakan telemetry selama 5,5 bulan. Hasil yang didapatkan ternyata
jumlah jam pemasangan telemetry lebih singkat 39.8 jam dibandingkan dengan 62
jam dengan model manajemen telemetry biasa. 76 pasien, dari total 1000 pasien
membutuhkan perawatan lebih lanjut (CCU) guna mendapatkan perawatan lebih
intensif. 14)

Perawat telemetry
Di Amerika Serikat khususnya perawat telemetry adalah perawat yang paling dicari
dan digaji lebih mahal dari perawat lainnya. Coba saja anda klik lewat search engine
google kata telemetry nurses maka akan banyak sekali lowongan kerja untuk itu
disana.
Perawat telemetry melakukan asuhan keperawatan yang menghubungkan pasien
dengan mesin pengukur denyut jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen dalam
darah, dan informasi EKG. Alat kecil ini dihubungkan dengan layar komputer dimana
perawat telemetry dapat memonitor, sehingga selanjutnya dapat menentukan diagnosa
keperawatan secara tepat dan cepat.
Salah satu komponen utama perawat telemetry adalah pendidikan. Perawat telemetry
harus memiliki kemampuan dasar tentang tehnologi kedokteran dan pengobatan untuk
penyakit kardiovaskular, sering menghadiri seminar, dan pendidikan kursus tambahan
seperti ACLS (AcuteAdvanced Cardio Live Support) dan Kursus EKG. Mereka
juga harus mampu memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga
tentang diet, exercise, pengobatan, pembatasan aktifitas pasien, dsb.
Perawat telemetry umumnya berhubungan dengan pasien yang memiliki riwayat
bedah jantung yang mendapatkan pengobatan khusus gangguan jantung. Sehingga
pengetahuan tentang EKG, patofisiologi gangguan jantung khususnya aritmia jantung,
asuhan keperawatan dan pengalaman klinis khususnya di CCU sangat diperlukan.15)
dikutip dari : Nur Hartono
Link Pustaka :
1. http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/20/kot06.htm
2. http://www.sinarharapan.co.id/
3. http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/
4. http://id.inaheart.or.id/?p=49
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Telemetry
6. http://dictionary.reference.com/browse/telemetry
7. http://kompas.com/kompas-cetak/0512/02/muda/2256755.htm
8. http://whatis.techtarget.com/
9. http://www.fda.gov/cdrh/safety/111605-wmts.html
10. http://www.fcc.gov/Bureaus/Engineering_Technology/
11. http://www.fda.gov/cdrh/emc/wmt-about.html
12. http://www.idionline.org/iptek-isi.php?news_id=1003
13. http://www.findarticles.com/
14. http://www.aacn.org/AACN/
15. http://www.nursingdegreeguide.org/articles/

Anda mungkin juga menyukai