Anda di halaman 1dari 14

Definisi : Elektrokardiogram (EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan merekam aktivitas

listrik jantung. Tes ini menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik yang disebut elektrokardiograf.
Elektrokardiograf akan menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan pada layar
pemantau.

EKG tidak menyakitkan karena tanpa pengaliran arus listrik dan tanpa sayatan (noninvasif). Dokter
akan menempelkan elektrode, umumnya berjumlah 10 atau 12 buah, berbahan plastik dan
berukuran kecil, di dada, lengan, dan tungkai. Elektrode disambungkan dengan kabel-kabel ke mesin
elektrokardiograf. Aktivitas kelistrikan jantung kemudian diukur dan dicetak oleh mesin EKG, serta
diinterpretasi oleh dokter sebagai penunjang diagnosis.

Definisi

: A. Jantung dan Elektrokardiogram (EKG)

Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem
kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru sedangkan sisi kiri memompa darah ke
seluruh tubuh. Jantung mempunyai empat ruangan, atrium kanan dan kiri , ventrikel kanan dan kiri.
Seperti terlihat pada Gambar 1. Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena
mempunyai sifat membentuk impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis. Pembentukan impuls
listrik terjadi dalam sistem penghantar jantung. Adapun jalur hantaran listrik jantung normal terjadi
dalam urutan berikut : nodus sinoatrial (SA) – nodus atrioventrikular (AV) – berkas His – cabang
berkas – serabut purkinje – otot ventrikel [Atwood.1996] Pembentukan dan hantaran impuls listrik
ini menimbulkan arus listrik yang lemah dan menyebar melalui tubuh. Kegiatan impuls listrik pada
jantung ini dapat direkam oleh elektrokardiograf dengan meletakkan elektroda- elektroda ke
berbagai permukaan tubuh (sadapan/leads). Rekaman grafik potensial-potensial listrik yang
ditimbulkan oleh jaringan jantung ini disebut sebagai elektrokardiogram (EKG) [Khandpur.1997].
Sebuah perangkat elektrokardiograf yang penampil outputnya berupa plotter akan menampilkan
hasil perekaman pada sebuah kertas grafik millimeter blok seperti pada Gambar 2 berikut Pada
Gambar 2 di atas, suatu pulsa jantung normal manusia memiliki nilai magnitude sebesar 1.1 mV, hal
ini dapat dilihat dengan menghitung jumlah kotak dari titik Q ke titik R, dimana jumlah kotak
tersebut ada 11 kotak. Masing-masing

2.1. Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah cara-cara pemeriksaan yang menghasilkan

gambar bagian dalam tubuh manusia untuk tujuan diagnostik yang dinamakan

pencitraan diagnostik. Menurut Patel (2005:2), radiologi merupakan ilmu kedokteran

yang digunakan untuk melihat bagian tubuh manusia yang menggunakan pancaran

atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Modalitas


pencitraan (modality) merupakan istilah dari alat-alat yang digunakan dalam bidang

radiologi untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit. Pemeriksaan radiologi

memungkinan suatu penyakit terdeteksi pada tahap awal sehingga akan

meningkatkan keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Jenis pemeriksaan ini

dilakukan dengan menggunakan peralatan pencitraan diagnostik yang

perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu fisika, kimia, dan biologi

serta teknologi elektronika, dan komputer. Dalam pembangunan suatu fasilitas

kesehatan, peralatan pencitraan diagnostik merupakan investasi terbesar dari seluruh

anggaran yang diperlukan (Kartawiguna & Georgiana, 2011:1).

Tugas pokok radiologi adalah untuk menghasilkan gambar dan laporan

temuan pemeriksaan untuk keperluan diagnosis, yang bersama-sama dengan teknik

dan temuan diagnostik lainnya akan menjadi dasar tindakan perawatan pasien.

Meskipun radiologi merupakan komponen utama dari diagnosis, namun radiologi

tidak terbatas hanya untuk keperluan pencitraan diagnostik. Radiologi juga berperan

dalam terapi intervensi seperti biopsi, dan pengobatan lainnya, seperti aplikasi

pembuluh darah termasuk recanalization (menghilangkan penyumbatan) atau lysis

(pengurangan simptom suatu penyakit akut secara bertahap (gradually)

(Kartawiguna & Georgiana, 2011:3).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di

Sarana Pelayanan Kesehatan menyatakan bahwa, pelayanan radiologi sebagai

bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan

bagian dari amanat Undang–Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

10

Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan

pelayanan yang berkualitas. Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan


radiologi diagnostik khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan

kesehatan, mulai dari sarana pelayanan kesehatan sederhana, seperti puskesmas dan

klinik–klinik swasta, maupun sarana pelayanan kesehatan yang berskala besar

seperti rumah sakit kelas A. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat

dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang

menggunakan radiasi pengion dan non pengion (gelombang mekanik). Dengan

berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang

cukup pesat, baik dari peralatan maupun metodenya.

-Prosedur Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) umumnya berlangsung 5-8 menit. Tes ini bisa dilakukan di rumah sakit atau
klinik yang memiliki fasilitas pemeriksaan EKG, dan pengerjaannya biasa dilakukan oleh perawat.
Sebelum berbaring di tempat tidur pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian atas, serta
melepas aksesoris atau benda yang terdapat dalam kantong pakaian yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil pemeriksan.

Setelah berbaring di tempat tidur, elektrode-elektrode akan ditempelkan di dada, lengan, dan
tungkai pasien. Hindari berbicara dan menggerakkan anggota tubuh karena dapat mengacaukan
hasil tes.

Tiap kabel elektrode tersambung ke mesin EKG dan akan merekam aktivitas kelistrikan jantung.
Dokter akan menginterpretasi aktivitas kelistrikan jantung berdasarkan gelombang yang ditampilkan
di layar pemantau dan akan dicetak pada kertas.

-Prosedur Pemeriksaan Radiologi


Sebagaimana yang telah disebutkan, ada berbagai macam pemeriksaan radiologi. Berikut akan
dijelaskan masing-masing pemeriksaan radiologi.

Pemeriksaan foto Rontgen


Pemeriksaan foto Rontgen dilakukan untuk menampilkan bagian tubuh pasien dalam gambar 2
dimensi dengan menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi sinar-X.

Pemeriksaan fluoroskopi

Fluoroskopi adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambar bagian
dalam tubuh. Berbeda dari pemeriksaan Rontgen biasa yang menampilkan gambar, fluoroskopi
menampilkan bagian tubuh pasien dalam format seperti video.

Fluoroskopi bisa dilakukan untuk keperluan diagnosis, atau untuk membantu dokter dalam
menjalankan berbagai prosedur, seperti katerisasi jantung. Lama pemeriksaan fluoroskopi
tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.

Pemeriksaan ultrasound (USG)

Pemeriksaan USG dilakukan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi, yang diarahkan ke
bagian tubuh yang akan diperiksa. Gelombang suara tersebut akan memantul saat mengenai objek
padat, seperti organ dalam tubuh atau tulang. Kemudian, pantulan gelombang suara akan ditangkap
oleh alat (probe) yang ditempelkan ke permukaan tubuh pasien, dan diolah oleh komputer menjadi
gambar 2 dimensi atau 3 dimensi. Pemeriksaan ultrasound umumnya berlangsung selama 20-40
menit.

Pemeriksaan CT scan

Pemeriksaan CT scan bertujuan menampilkan gambar bagian dalam tubuh pasien dengan lebih jelas
dari berbagai sudut. CT scan dijalankan menggunakan mesin pemancar sinar-X yang dilengkapi
sistem komputer khusus, sehingga bisa menampilkan gambar organ tubuh secara detail. Gambar
yang dihasilkan dapat digabungkan menjadi gambar 3 dimensi.

Pemeriksaan CT scan umumnya berlangsung selama 20 menit hingga satu jam. Setelah prosedur CT
scan selesai, dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.

Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI adalah salah satu metode untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh. Berbeda
dengan pemeriksaan lain, MRI dilakukan menggunakan mesin yang dilengkapi medan magnet kuat
yang dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien. Pemeriksaan MRI bisa berlangsung
hingga satu jam atau lebih.

Pemeriksaan kedokteran nuklir

Pemeriksaan kedokteran nuklir menggunakan mesin pemindai yang dilengkapi dengan kamera
gamma. Kamera gamma ini berfungsi menangkap sinar gamma yang dihasilkan cairan radioaktif
(tracer), yang disuntikkan pada pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. Sinar yang ditangkap kamera
gamma akan diolah oleh komputer menjadi gambar 3 dimensi. Kemudian, dokter akan menganalisa
gambar dan membuat diagnosis.

Proses pengambilan gambar umumnya berlangsung kurang dari satu jam. Namun jika diperlukan,
pemeriksaan bisa berlangsung lebih lama, bahkan memerlukan lebih dari satu kali kunjungan.
(https://www.alodokter.com/pemeriksaan-radiologi-ini-yang-harus-anda-ketahui)

PERSIAPAN PEMASANGAN EKG

A.ALAT
 Mein EKG < yang dilengkapi :
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel untuk bumi ( ground )
 Kabel elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
 Balon penghisap elektroda dada
 Jelly
 Kertas tissue
 Kapas alkohol
 Kertas EKG
 Spidol

PERSIAPAN PEMASANGAN RADIOLOGI

Cara Membaca EKG (Elektrokardiograf)


EKG adalah alat yang melacak kekuatan dan arah dari sinyal listrik ini.
Sebuah lead yang dilengkapi dengan bahan konduktif akan ditempatkan pada bagian tubuh
yang berbeda sehingga memungkinkan melacak sinyal listrik pada jantung dari sudut yang
berbeda. Jika perjalanan sinyal listrik jantung mengarah menuju ke lead maka akan
menghasilkan garis yang naik pada grafik (defleksi positif). Jika perjalanan sinyal listrik
jantung bergerak menjauhi lead maka akan menghasilkan garis turun (defleksi negatif).
Gambaran perjalanan sinyal listrik jantung ini kemudian akan digambarkan pada selembar
kertas grafik. Dalam jantung sehat yang normal, sebuah EKG yang mewakili satu detakan
jantung lengkap akan terlihat seperti gambar di bawah ini:

Gelombang pertama yang berukuran kecil disebut gelombang P. Gelombang P merupakan


sinyal listrik yang dimulai dalam kelompok sel yang disebut nodus sinoatrial (nodus SA).
Sinyal ini kemudian akan berjalan melalui atrium menyebabkan kedua atrium berkontraksi
dan mendorong darah ke ventrikel di bawahnya.
PR Interval merupakan perlambatan sinyal pada kelompokan sel yang disebut nodus
atrioventrikular (nodus AV). Perlambatan ini memberikan waktu bagi atrium untuk
mengosongkan darah di dalamnya ke dalam ventrikel. Sinyal listrik kemudian berlanjut ke
berkas His lalu berpisah menuju cabang di kiri dan kanan, dan akhirnya sampai ke serat
Purkinje. Sinyal listrik kemudian merangsang ventrikel berkontraksi dan memompa darah ke
paru-paru dan seluruh tubuh. Perjalanan sinyal listrik ini diwakili oleh komplek QRS dari
EKG.
Sedangkan gelombang T adalah proses yang menggambarkan ketika ventrikel mengalami
repolarisasi. Pola ini disebut irama sinus normal. Dan merupakan gambaran dasar dari setiap
EKG jantung sehat yang normal. Tentu ada juga variasi yang normal dalam individu yang
sehat. Misalnya, seorang atlet bulu tangkis akan memiliki gelombang R yang tinggi, karena
ventrikel kiri pada atlet biasanya lebih besar dibanding orang yang bukan atlet. Namun,
gambaran apa pun di luar kisaran normal akan dianalisis bersamaan dengan gejala-gejala
pasien untuk membuat diagnosa kerja.
Ada beberapa jenis kelainan umum. Interval PR yang terlalu panjang disebut first degree
block (blok tingkat pertama). Perlu diketahui, setiap kotak kecil pada strip EKG modern
mewakili 0,04 detik pada sumbu horisontal. Dan setiap kotak besar mewakili 0,20 detik.
Sebuah QRS yang durasinya lebih dari 0,12 detik kemungkinan disebabkan oleh perlambatan
pada salah satu atau kedua cabang berkas His, yang disebut bundle branch block. Kurang
lengkapnya gelombang P, dan dikombinasikan dengan detak jantung yang tidak teratur
kemungkinan merupakan tanda penyakit fibrilasi atrium. Dan masih banyak lagi kelainan
irama EKG yang lainnya. Dan yang biasanya membuat dokter atau paramedis bersemangat
adalah ketika mereka melihat peninggian segmen ST berturut-turut pada beberapa lead. Hal
ini merupakan grafik EKG yang biasanya dijumpai pada seorang yang menderita infark
miokard ST (serangan jantung).
Hal yang menarik dapat ditemukan pada grafik EKG walaupun terjadi sangat jarang, dimana
EKG menunjukkan garis datar, yang disebut asistol, padahal jantung masih berdetak dan
memproduksi sinyal listrik. Karena hal ini, untuk mengkonfirmasi kematian pasien, biasanya
para dokter harus mencari dan menemukan asistol pada lebih dari satu lead. Hal yang
sebaliknya juga mungkin terjadi, dan lebih umum, dimana grafik EKG masih menunjukkan
aktivitas jantung, setelah seseorang meninggal dan jantung mereka tidak lagi memompa
darah. Hal ini disebut dengan PEA (pulseless electrical activity), yang menunjukkan sisa dari
sistem listrik jantung yang masih berfungsi walaupun otot jantungnya sendiri telah mati.
http://www.berbagaihal.com/2011/10/cara-membaca-ekg-elektrokardiograf.html

Cara membaca hasil radiologi


Foto Rontgen Thorak (Chest X-Ray) Dewasa
1. Perhatikan terlebih dahulu identitas pasien dan nomer rekam medis apakah sesuai atau
tidak.
2. Perhatikan tanda R (right) dan L (left) apakah posisi foto rontgen sudah benar. 
3. Apakah eksposure sinar X-ray cukup atau berlebih atau kurang. Eksposure yang cukup
ditandai dengan os vertebralis thorakalis tampak terlihat sampai thorakalis ke-5. Eksposure
yang berlebih akan menyebabkan hulangnya gambaran dari paru sehingga tidak bisa terbaca.
eksposure yang kurang akan menyebabkan paru tampak putih (radiolusen) sehingga tidak
bisa dibaca atau misdiagnosis.
4. Perhatikan posisi foto rontgen apakah berdiri atau berbaring. Bisa dilihat dari letak os
scapula.Jika os scapula di lateral maka posisi pasien berdiri. Posisi berdiri biasanya dengan
proyeksi posterior-anterior (PA). Posisi berbaring dengan proyeksi anterior-posterior (AP)
5. Perhatikan apakah foto thorak cukup inspirasi atau tidak. Inspirasi yang cukup bisa dilihat
dari batas diafragma di antara sela iga 5 dan 6.
5. Perhatikan jalan napas. Trakea tampak sebagai radioopage diantara os vertebralis. Normal
berada di tengah os vertebralis.
6. Perhatikan tulang-tulang clavicula, scapula, sternum dan iga. Apakah terdapat fraktur. Juga
lihat sela iga apakah simetris atau mengalami penyempitan atau pelebaran. sela iga yang
menyempit bisa disebabkan ateletaksis. Sela iga yang melebar bisa menggambarkan adanya
pneumothorak atau emfisema.
7. Lihat posisi diafragma apakah simetris. lihat sudut diafragma dengan sela iga (sudut
costophrenicus) kanan dan kiri. Normalnya kedua sudut costophrenicus tampak tajam. Jika
tumpul mungkin terdapat efusi pleura.
8. Lihat udara di lambung. Normal terdapat di sebelah kiri bawah foto rontgen thorak.
9. Perhatikan gambaran paru apakah terdapat radio opaque atau radio lusen. Gambaran radio
lusen dengan air fluid level bisa merupakan efusi plura atau kista paru. gambaran radio
opaque tanpa gambaran corakan pembuluh darah bisa merupakan pneumothorak. konfirmasi
dengan pemeriksaan fisik dan kalau perlu foto thorak lateral atau dekubitus.

Cara menilai Jantung pada Chest X-ray


1. Tentukan terlebih dahulu batas jantung kanan dan kiri. Batas jantung kanan normal sejajar
dengan garis parasternal kanan. batas jantung kiri normal kira-kira sejajar dengan garis mid
clavicula kiri.

Menentukan Cardiac-Thorasic Ratio

2. Tentukan rasio cardiac-thorasic (Cardiac Thoracic Ratio). Normal pada posisi berdiri <
50% dan pada posisi berbaring < 55%. Jika lebih dari itu dikatakan kardiomegali. Jika
terdapat kardiomegali, lihat batas kiri bawah jantung dengan diafragma. Jika tampak tertanam
(grounded) dengan sudut yang tumpul dapat dikatakan pembesaran ventrikel kiri. Jika tampak
membulat (rounded) dengan sudut yang tajam dapat dikatakan pembesaran ventrikel kanan.
Kardiomegali berbentuk sepatu boot (Boot shape) merupakan gambaran khas penyakit
jantung hipertensi, kardiomegali berbentuk tabung enlemeyer bisa jadi gambaran
kardiomiopati atau efusi perikard masif
1. aortic knuckle; 2. main pulmonal artery; 3. left appendage atrium 4. left ventricle; 5. right
atrium; 6. ascending aorta; 7. superior vein cava; 8.  left atrium under carina; 9. right
ventricle; 10. arcus aorta; 11. bifurcation pulmonal artery; 12. left atrium; 13. left ventricle

A.ascenden aorta, AA. arcus aorta, Az. azigous vein, LB. left border pulmonal arteri, PA.
main pulmonal artery, LA. left atrium, LV. left ventricle, RA. right atrium, S. superior vein
cava, SC. subclavia artery
3. Nilai struktur jantung, dari batas kiri jantung kita bisa tentukan dari atas ke bawah : arcus
Aorta-conus Pulmonalis-Atrium kiri-Left Ventrikel (disingkat APAL). Aorta yang menonjol /
prominen bisa jadi mengalami elongatio aorta. juga sering ditemukan kalsifikasi aorta.
biasanya pada pasien hipertensi kronik. Conus pulmonalis merupakan gambaran dari main
arteri pulmonal yang jika menonjol bisa jadi terdapat hipertensi arteri pulmonal seperti pada
pasien mitral stenosis, Atrial Septal Defect (ASD) dan Primary Pulmonal Hypertension
(PPH). Atrium kiri jika membesar akan tampak gambaran double contour yang terlihat di
batas jantung kanan. Double contour terbentuk dari gambaran atrium kanan dan atrium kiri
yang membesar. Gambaran mitral heart configuration merupakan perpaduan gambaran
kardiomegali rounded dengan double contour yang merupakan ciri khas dari mitral stenosis.
Dari batas kanan jantung, kita bisa tentukan vena kava superior, aorta ascendens dan atrium
kanan.
4. Selain struktur jantung, kita juga harus menilai pembuluh darah yang terdapat di paru.
Kardiomegali berbentuk grounded dengan gambaran paru cefalisasi atau bat wing bisa jadi
gagal jantung kiri disertai edema paru. Kardiomegali berbentuk tabung enlemeyer dengan
gambaran paru yang bersih merupakan gambaran efusi perikard massif atau tamponade
jantung.
http://dokter-medis.blogspot.com/2014/02/cara-membaca-foto-rontgen-thorak-chest.html
1. Baca Orderan / instruksi pemasangan

2. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan di lakukan

3. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien

4. Melonggarkan atau melepaskan pakaian bagian atas klien.

5. Mengoleskan jelly pada elektorde

6. Pasang elektroda pada Ekstermitas atas dan bawah untuk merekam ektermitas lead

a. Merah pada ektermitas kanan atas


b. Kuning pada ekstermitas kiri atas

c. Hitam pada ekstermitas kanan bawah

d. Hijau pada ekstermitas kiri bawah

7. Pasang elektroda parakardial untuk merekam prekardial lead.

a. Pasang V1 pada interkostal ke 4 garis sternum kanan

b. Pasang V2 pada interkostal ke 4 garis sternum kiri

c. Pasang V3 pada pertengahan V2 dan V4

d. Pasang V4 pada pada interkostal ke5 pada midklavikula kiri

e. Pasang V5 pada garis axila anterior

f. Pasang V6 pada pertengahan axila sejajar V4

8. Hidupkan mesin Elektrokardiograam

9. Lakukan pencatatan indentitas klien pada EKG

10. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan ml/detik

11. Lauakn perekaman sesuai order

12. Matian EKG dan lepaskan elektoda pada tubuh klien

13. Bantu klien memakai pakaian kembali.

Anda mungkin juga menyukai