Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FISIKA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika


dosen pengampu Dr. Sunardi, S.Si.,M.Si

DISUSUN OLEH:

1. Amelia Cintia Claudia (P27220020140)

2. Efrilisa Affifah Nurfiana (P27220020149)

3. Fathiya Rahadatul 'Aisy (P27220020154)

4. Latifah Itsnani Kurnia Sari (P27220020163)

5. Nadila Bella Safitri Anjarani (P27220020168)

6. Valentina Putri Ferciany (P27220020178)

KELAS:

1B-D4 Keperawatan

SARJANA SAINS TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teknologi yang berkembang dengan pesat memberikan kontribusi yang besar


dalam segala bidang. Baik dalam bidang kesehatan teknologi sangat dibutuhkan dan
memberikan banyak kemudahan. Alat-alat kesehatan canggih dan modern sangat
diperlukan dalam pelayanan kesehatan seperti USG, doppler, suction. Para tenaga
kesehatan mempelajari dan menggunakan alat – alat kesehatan dalam menjalani tugas
merekajuga menjadi suatu keharusan untuk mendukung pelayanan keperawatan yang
jauh lebih baik tiap melakukan pemeriksaan dengan dokter atau bidan.

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu gambaran dari potensial listrik yang


dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG merupakan rekaman informasi
kondisi jantung yang diambil dengan elektrokardiograf yang ditampilkan melalui
monitor atau dicetak pada kertas yang menunjukkan karakteristik dari jantung. USG
Doppler adalah sebuah tes non-invasif yang dapat digunakan untuk memperkirakan
aliran darah yang melalui pembuluh darah dengan cara memantulkan gelombang suara
frekuensi tinggi dari sirkulasi sel darah merah. Suction merupakan suatu cara untuk
mengeluarkan sekret dari saluran nafas dengan menggunakan kateter yang dimasukkan
melalui hidung atau rongga mulut kedalam pharyng atau trachea.

Oleh karena itu, dengan mengenal alat-alat elektronik kesehatan guna


pelayanan kesehatan yaitu agar kita dapat mengetahui dan menggunakan alat-alat
tersebut sebagaimana mestinya.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumasan masalah dari makalah ini adalah : “Apa pengertian, kegunaan, prinsipkerja,
carapemeriksaan, jenispemeriksaan, danmanfaatdari USG, doppler, suction?”.

C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, kegunaan,
prinsip kerja, cara pemeriksaan, jenis pemeriksaan, dan manfaat dari USG, doppler,
suction.
BAB II
PRINSIP KERJA

A. EKG
Elektrokardiogram merupakan sinyal fisiologi yang dihasilkan oleh aktivitas
kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam dengan perangkat elektrokardiograf,
merupakan perangkat keras yang berfungsi mencatat aktifitas listrik dari sebuah
jantung. Prinsip kerja elektrokardiograf bekerja dengan mengukur perbedaan
potensial listrik pada tubuh manusia. Jantung memiliki parameter fisiologi dengan
tegangan 0.1-5.0 (mV) dan frekuensi maksimal pengamatan 300 Hz [3]. Dalam
standar monitoring, pengamatan bandwidth yang digunakan lebih kecil yaitu 0.03-
15.92 Hz. Proses terbentuknya gelombang EKG di permukaan dapat diilustrasikan
sebagai berikut :

Bioelektrik jantung dibangkitkan dari SA nodesecara spontan, yang terjadi


kontrak pada atrium menyebabkan depolarisasiatrium (terjadinya perpindahancepat
natrium, bersama dengan melambat kalsium (Ca++) menyebabkan bagian dalam sel
berubah dari negatif ke positif). Depoalrisasi ini menghasilkan kontraksi atrium yang
membentuk gelombang P. Selanjutnya, konduksi arus listrik ini disalurkan melalui
septum interventrikulare (AV node) kecepatan konduksi menjadi sangat pelan agar
atrium dapat menyelesaikan kontraksinya dulu sebelum AV node. Terjadinya
depolarisasi miokardium ini menghasilkan kontaksi ventrikel, yang menyebabkan
terbentuknya gelombang QRS komplek.
Proses pengukuran detak jantung ini terjadi dengan menjalarnya aruslistrik
melalui sel konduksi yang disebut berkas bagian atau serat purkinje selanjutnya
mengalir ke seluruh bagian jantung sehingga membentuk kompleks sinyal EKG di
permukaan tubuh. Setelah proses depolarisasi, selmiokard kembali seperti keadaan
awal atau dikenal dengan repolarisasi (sel memulihkan elektronegativitas agar dapat
dirangsang kembali) yang membentuk gelombang T. Pola denyutan jantung ini akan
terjadi secara kontinyu dan bergantung pada aktivitas listrik

B. Doppler

Seperti namanya, prinsip kerja USG ini berdasarkan pada efek Doppler, yakni
perubahan panjang gelombang suara atau frekuensi yang diakibatkan oleh pergerakan
yang dilakukan sumber, penerima, atau reflektor dari suara tersebut. Di sini, sumber
serta penerima gelombang ultrasound adalah transducer yang mana bersifat stasioner.
Sementara sel darah, terutama sel darah merah ini berperan sebagai reflektor bergerak
dalam aliran darah.

Gelombang yang dipantulkan dari reflektor bergerak inilah yang membentuk


gambar dua dimensi yang dapat dilihat langsung di layar alat USG. Gambar inilah
yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut untuk menentukan diagnosa serta hasil dari
pemeriksaan. Pemeriksaan dengan USG Color Doppler yang dilakukan oleh
sonografer biasanya akan memakan waktu lebih lama untuk dianalisa, karena perlu
diberikan kepada dokter untuk dibaca. Jika pemeriksaan dilakukan langsung oleh
dokter, pemeriksaan serta pembacaan hasil cenderung lebih cepat.

Dengan kata lain, teknologi komputer yang digunakan akan mengubah


pengukuran Doppler atau sederhananya, pantulan tersebut, dalam kombinasi warna
secara visual untuk menunjukkan arah darah mengalir, serta kecepatan aliran darah
tersebut pada pembuluh darah yang dilaluinya.

Alat USG Color Doppler ini hanya akan disarankan bagi anda sebagai
perangkat pemeriksaan setelah anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter atau ahli spesialis. Dikarenakan pemeriksaan ini perlu disesuaikan terlebih
dahulu dengan kebutuhan serta kondisi fisik sang pasien sendiri.
Setia Manggala Abadi, sebagai perusahaan yang menyediakan alat-alat USG,
memungkinkan anda untuk melakukan pengadaan alat USG dengan basis Color
Doppler untuk menyediakan layanan pemeriksaan yang lebih komprehensif dan
menyeluruh pada pasien. 

C. Suction

Suction Pump ini bekerja dengan bantuan sebuah motor listrik satu tegangan
yaitu 110 atau 220 volt, 145 rpm dan 50/60 Hz. Pada alat kesehatan ini terdapat 2
penghisap yaitu jenis centrifugal rptary dan membran. Untuk penghisap centrifugal
rotary ini terdiri dari beberapa kipas dan dihubungkan dengan motor. Sedangkan
untuk yang jenis membran ini terdiri dari stang kedudukan, karet membran, katup
hisap, dan katup tekan.

Untuk mengontrol daya hisap yang dihasilkan suction pump dilengkapi dengan
regulator. Jadi daya hisap bisa kita atur sesuai dengan kebutuhan, misal untuk
menghisap cairan yang kental maka kita setting daya hisapnya yang lebih besar
sedangkan untuk cairan encer bisa kita setting sebaliknya.

Suction pump juga dilengkapi dengan botol vacum yang berguna untuk
memberikan kevakuman udara ketika dioperasikan. Dalam hal botol vacum ini ada
jenis suction yang hanya dilengkapi dengan satu botol vacum ada juga yang lebih dari
satu.
BAB III
PEMBAHASAN

A. EKG
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien hipertensi di
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 yang
memiliki kelainan irama pada EKG-nya berupa Sinus Sinus takikardi yaitu sebanyak
2 Orang (3,33%), Sinus Bradikardi yaitu sebanyak 3 orang (5%), yang memiliki Atrial
Fibrilasi sebanyak 2 orang (3.33%) 0 orang (0%), dan pasien yangtidak memiliki
kelainan irama sebanyak 53 orang (83,33%).
Atrial fibrilasi dapat disebabkan oleh kelainan struktur jantung. Salah satu
penyebab kelainan struktur jantung adalah hipertensilama. Hipertensi yang
berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh
darah dan sistem konduksi jantung. Gangguan sistem konduksi, dilatasi atrium
kiri,disfungsi sistolik dan diastolik juga dapat mengalami perubahan. Hal ini
mempermudah terjadinya aritmia jantung terutama atrial fibrilasi.
Hipertensi juga merupakan salah satu faktor yang berperandalam proses
aterosklerosis yang menyebabkan rupturnya plak sehingga menghasilkan trombosis
dan pembuluh darah menjadi oklusi. Oklusi bagian proksimal right coronary artery
(RCA) menyebabkan infark inferior, tetapi dapat juga melibatkan dinding posterior,
ventrikel kanan, dan sistem konduksi, sehingga sering menimbulkan manifestasi klinis
sinus bradikardi.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik gelombang
P pada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan Januari
sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 55 orang
(91,67%), dan pasien dengan gelombang Pmelebar sebanyak 5 orang (8,33%).
Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur
miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Gangguan sistem konduksi,
dilatasi atrium kiri, disfungsi sistolik dan diastolik juga dapat mengalami perubahan.
Hipertrofi atrium kiri diketahui apabila gelombang P inversi di sandapanV
dengan menempati luasarea lebih dari 1 mm, atau jika ada lekukan yang lebar pada
puncak, atau apabila puncak gelombang datar dan lebih panjang dari 0,08 detik di
sandapanV6 atau di sandapan II. Hipertrofi atrium kiri dapatjuga dilihat di sandapan I
dan V3. Perubahan ini merupakan akibat gayayang lebih besar yangmengarah ke
posterior dan ke kiri karena hipertrofi atrium kiri bagian posterior.
Perubahan gelombang P ini disebut P mitral. Pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Kartikesh dkk (2016) didapatkan pembesaran atrium kiri sebanyak
31% dan dari total pasien didapatkan 22% pasienmenderita hipertensi. Pada penelitian
yang dilakukan oleh didapatkan 45% pasien hipertensi memilikidisfungsi sistolik
yang menyebabkan terjadinya gagal jantung kongestive.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik interval PR
pada EKGpasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari
sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 59 orang
(98,33%), dan pasien dengan interval PR memanjang sebanyak 1 orang (1,67%).
Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses
aterosklerosis yang menyebabkan rupturnya plak sehingga menghasilkan trombosis
danpembuluh darah menjadi oklusi.
Infark Inferior/Posterior umumnya berhubungan dengan jumlah kerusakan
miokardium yang lebih sedikit tetapi memiliki kerentanan lebih besar terhadap
terjadinyabradiaritmia dan gangguan konduksi. Blok konduksi AV merupakan
kelainan yang mana impulsatrium di konduksikan terlambat atau bahkan tidak di
konduksikan sama sekali ke ventrikel. Kelainan ini diklasifikasikan sebagai blok AV
derajat satu, dua, dan tiga, tergantung pada keparahanabnormalitasnya.
Berdasarkan sebuah penelitian, penyakit penyerta terbanyak pada pasien
Blokkonduksi AV adalah pasien hipertensi yaitu sebanyak 27% disusul oleh
Congestive Heart Failure sebanyak 15% dan Chronic Kidney Disease sebanyak 14%.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik kompleks
QRS untukmenentukan derajat LVH menurut teori Sokolow-Lyon pada EKG pasien
hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni
2017 termasuk dalam kategori normal yaitusebanyak 58 orang (96,67%), dan pasien
dengan gambaran LVH sebanyak 2 orang (3,33%).Sedangkan kejadian LVH menurut
teori Romhilt pada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit IbnuSina Makassar dari
bulan Januari sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitusebanyak
56 orang (93,33%), dan pasien dengan gambaran LVH sebanyak 4 orang (6,67%).
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukkan kejadian LVH
menurut teori Cornellpada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu
sebanyak 59 orang (98,33%), dan pasien dengangambaran LVH sebanyak 1 orang
(1,67%). Pada keadaan hipertensi, terjadi peningkatan tekanan darah di arteri yang
mengakibatkan ventrikel harus menghasilkan cukup tekanan untuk dapat
melebihitekanan darah di arteri tersebut. Akibatnya, terjadi peningkatan beban kerja
jantung (afterload).
Sesuai dengan hukum La Place yang menyatakan bahwa beban pada semua
bagian otot jantung (tekanan x jari-jari) : (2 x tebal dinding), maka tekanan dinding
ventrikel yang meningkat akan berdampak pada peningkatan tegangan dinding (stres
dinding). Untuk mengurangi tegangan dinding ini, maka terjadi peningkatan ketebalan
dinding jantung.
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) didefinisikan sebagai peningkatan massa
ventrikel kiri yang dapat disebabkan oleh penebalan dinding ventrikel kiri,
peningkatan volume ventrikel kiri, atau keduanya. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
akibathipertens biasanya ditandai dengan penebalan dinding ventrikel dengan atau
tanpa peningkatan volumeventrikel. Beberapa faktor yang berperan atau mekanisme
yang melatarbelakangi dari criteria LVH pada EKG yaitu bertambahnya amplitude
(voltase QRS), keterlambatan konduksi intraventrikuler,melebarnya sudut QRS/T,
kecendrungan deviasi sumbu sandapan kekiri.
Berdasarkan sistem skorpoin Romhilt dan Estess pada EKG durasi QRS >
0,009 detik memberikan 1 poin untuk membantudiagnosis LVH.(18) Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fira dkk (2015) didapatkandari total 140
pasien Hipertensi terdapat gambaran LVH sebanyak 2 orang (1,42%) dan 138
orangnormal (98,57%).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik segmen ST
pada EKG pasienhipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari
sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 47 orang
(78,33%). Untuk pasien dengan Seg men ST Elevasi sebanyak 10 orang (16,67%).
Dan untuk pasien dengan Segmen ST Depresi sebanyak 3 orang (5%).
Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses
aterosklerosis yang menyebabkan rupturnya plak sehingga menghasilkan trombosis
dan pembuluh darah menjadi oklusi.
ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI) merupakan keadaan darurat
yang disebabkan oleh sumbatan totalarteri koroner yang ditandai dengan gelombang
ST elevasi atau Q dan dikaitkan dengan kematian diniyang lebih tinggi.
Adanya Iskemik miokard akan memperlambat fase repolarisasi, sehingga pada
EKG akan dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan gelombang T inversi sesuai
dengan beratnyaderajat iskemik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Elias (2013) yang manadi dapatkan ST depresi 6 (17,1%), ST depresi
dan gelombang T inversi 5 orang (14,3%) dan Faktorresiko terbanyak yaitu hipertensi
dan ditemukan pada 29 orang (83%).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik gelombang
T pada EKGpasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari
sampai bulan Juni 2017termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 44 orang
(73,33%). Untuk pasien dengan gelombangT inferted sebanyak 15 orang (25%). Dan
untuk pasien dengan gelombang T tinggi sebanyak 1 orang (1,67%). Hipertrofi
ventrikel kiri (LVH) ditemukan pada 50% hipertensi.
Jantung mengalami hipertrofi dalam usaha kompensasi akibat beban tekanan
(pressure over load) atau beban volume (volume overload) yang mengakibatkan
peningkatan tegangan dinding otot jantung.
Pada awal LVH terjadi gangguan fungsi diastolic ventrikel kiri yang ditandai
dengan penurunan kecepatanpengisian ventrikel kiri karena kekakuan otot ventrikel.
Hipertrofi otot jantung akan merubah pergerakan ion yang beroperasi selama fase
awal repolarisasi. Gelombang T menggambarkan faserepolarisasi ventrikel, arah
normal sesuai dengan arah gelombang utama komplaks QRS.
Gelombang T inverted selain di aVr menjadi indikasi adanya iskemik miokard.
Gelombang T yang runcing di semua sadapan dapat menandakan adanya hiperkalemi,
sedangkan gelombang T yangtinggi pada beberapa sadapan tertentu dapat
menunjukkan adanya hiper-akut T yang meruupakantanda awal sebelum infark
miokard terjadi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jemmy Hermawandkk (2016) didapatkan
gelombang T abnormal (21,17%).Pada iskemia, gelombang T terbalik,simetris, dan
sebagian besar bersifat sementara (penyimpangan terjadi sementara pasien bergejala).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elias (2013) yang mana di
dapatkan Tinversi 5 orang (14,3%), ST depresi dan gelombang T inversi 5 orang
(14,3%) dan Faktor resiko terbanyak yaitu hipertensi dan ditemukan pada 29 orang
(83%).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien hipertensi di
Rumah Sakit IbnuSina Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 yang
memiliki gelombang U pada EKG nyayaitu sebanyak 0 orang (0%), dan pasien yang
tidak memiliki gelombang U sebanyak 60 orang(100%). Meskipun tidak berhubungan
langsung dengan LVH, namun hypokalemia (khususnya ketikakadar plasma
potassium kurang dari 3meq/L) atau hypomagnesemia yang timbul akibat
pemakaiandiuretic pada pasien hipertensi dapat mencetuskan sifat aritmogenik
melalui peningkatanautomatisitas (khususnya yang berhubungan dengan peningkatan
irama simpatis), memperpanjang fase repolarisasi dan interval QT, atau melalui
peningkatan pemacuan aktivitas listrik jantung.Hipokalemia merupakan masalah yang
sering muncul pada penggunaan diuretik loop dan tiazid.

B. ULTRASONOGRAFI DOPPLER
1. Pengertian Doppler
Pemeriksaan ultrasonografi telah dikenal dan dilakukan sejak tahun 1970-
an, namun hingga saat ini belum ada pengaturan yang jelas mengenai tata cara
pemakaiannya, termasuk juga dalam hal indikasi dari pemeriksaan ultrasonografi
pada kehamilan salah satunya pemeriksaan ultrasonografi Doppler. Ultrasonografi
Doppler merupakan alat yang sama dengan ultrasonografi biasa, namun pada
ultrasonografi biasa hanya dapat menampilkan gambar dari pantulan gelombang
suara dari organ yang diperiksa, sedangkan ultrasonografi Doppler memiliki efek
Doppler.

Pemeriksaan ultrasonografi Doppler sebaiknya dilakukan dengan peralatan


USG real-time dapat menggunakan cara transabdominal dan/atau transvaginal.
Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan pada transduser (probe)
sebaiknya disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan ultrasonografi Doppler
terhadap janin hanya dilakukan bilamana ada alasan medik yang jelas. Informasi
diagnostik yang diperlukan sebaiknya diperoleh melalui pemaparan ultrasonik
yang serendah mungkin.

2. Fungsi Ultrasonografi Doppler

Ultrasonografi Doppler dapat membantu dokter untuk mengevaluasi


pembuluh darah arteri dan vena, seperti di tangan, kaki dan leher. Ultrasonografi
Doppler dapat memperkirakan seberapa cepat aliran darah dengan mengukur
frekuensi yang diterima alat tersebut dari organ yang diperiksa. Dengan
ultrasonografi Doppler dapat mendeteksi keadaan seperti berikut:

a) Adanya bekuan darah di pembuluh darah atau penyempitan pembuluh darah


hampir di seluruh tubuh, terutama leher, tangan dan kaki

b) Gangguan fungsi katup pada vena-vena di kaki yang dapat menyebabkan


darah terkumpul di kaki (insufisiensi vena)

c) Penurunan sirkulasi darah ke kaki (penyakit arteri perifer)

d) Adanya arteri yang membengkak (aneurisma)

e) Jumlah dan lokasi plak yang terbentuk di pembuluh darah arteri yang
menyebabkan penyempitan arteri

f) Mengevaluasi aliran darah setelah serangan stroke atau kondisi lain yang
disebabkan karena gangguan aliran darah

g) Mengevaluasi aliran darah pada ginjal atau hati yang ditrasplantasikan.

h) Pada ibu hamil, ultrasonografi Doppler dapat mengevaluasi status kesehatan


janin dalam kandungan dengan menilai aliran pembuluh darah di otak dan
jantung janin yang sudah terbentuk. Pemeriksaan tersebut juga dapat menilai
apakah janin mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Dengan ultrasonografi
Doppler dapat melihat kelainan yang mungkin atau sudah terjadi selama
kehamilan, seperti gangguan pertumbuhan janin dengan melihat aliran darah
dari tali pusat ke plasenta dan kondisi janin saat ibu mengalami keracunan
kehamilan (preeklampsia).

3. Prinsip Kerja Ultrasonografi Doppler

Mesin ultrasonografi lama yang menggunakan Doppler gelombang


kontinyu atau continue wave (CW), memperlihatkan efek Doppler seperti yang
telah diuraikan di atas. Untuk melakukan hal tersebut, transduser pengirim dan
penerima harus dipisahkan. Sebagian besar penggambaran kembali mesin
gelombang kontinyu, tidak dapat memberikan informasi jarak, hal ini merupakan
keuntungan besar dari sistem pulsa wave (PW), dimana waktu antara pengiriman
dan penerimaan pulsa dapat diubah ke dalam informasi jarak dengan mengetahui
kecepatan suaranya.

4. Bagian-bagian Ultrasonografi Doppler

a) Probe transduser yang berfungsi mengirim dan menerima gelombang suara.

Probe transduser merupakan alat utama dari mesin ultrasonografi. Probe


transduser membuat gelombang suara dan menerima pantulan, atau bisa
dikatakan probe transduser merupakan mulut dan telinganya mesin
ultrasonografi. Probe transduser membangkitkan dan menerima gelombang
suara dengan menggunakan prinsip yang dinamakan efek piezolistrik (tekanan
listrik), yang telah diketemukan oleh Pierre dan Jacques Currie pada tahun
1880.

Dalam probe transduser terdapat satu atau lebih kristal piezolistrik. Bila
arus diberikan ke Kristal, maka Kristal dengan cepat berubah bentuk Kecepatan
berubah bentuk atau vibrasi akan menghasilkan gelombang suara. Sebaliknya
bila suara atau tekanan gelombang dikenakan pada kristal maka akan
menghasilkan arus. Oleh karena itu, beberapa Kristal dapat digunakan untuk
mengirim dan menerima gelmbang suara. Probe transduser juga mempunyai
penyerap suara untuk mengeliminasi pantulan balik dari probe itu sendiri, dan
sebuah lensa akustik untuk membantu memfokuskan emisi gelombang suara.

Probe transduser mempunyai banyak bentuk dan ukuran. Bentuk probe


menentukan pandangan bidang dan frekuensi emisi gelombang suara,
kedalaman penetrasi gelombang suara dan resolusi gambar. Probe transduser
mungkin berisi satu atau lebih elemen Kristal, dalam probe multiple elemen
Kristal, setiap Kristalnya memiliki rangkaian sendiri. Probe multiple elemen
Kristal memiliki keuntungan bahwa berkas dapat dikendalikan dengan
mengubah waktu pengambilan pulsa setiap elemen, pengendalian berkas
penting, khususnya pada cardiac ultrasononography.

Probe transduser dapat dipindahkan sepanjang permukaan tubuh, dan


banyak probe transduser yang dirancang untuk dapat disisipkan melalui variasi
lubang tubuh (seperti vagina, dubur) sehingga dapat lebih membuka organ yang
diperiksa (seperti kandungan, kelenjar prostat dan perut. Dengan lebih
membuka organ tubuh tersebut memungkinkan untuk melihat lebih detail.

b) Central Processing Unit (CPU) yang melakukan semua perhitungan dan berisi
sumber daya untuk komputer dan probe transduser.

CPU merupakan otak mesin ultrasonografi. Pada dasarnya CPU merupakan


unit pengolah atau pemroses dari sebuah komputer yang berisi chip
microprosessor, penguat dan power supply untuk mikroprosesor dan probe
transduser. CPU mengirim arus listrik ke probe tansduser untuk mengemisikan
gelombang suara dan juga menerima pulsa listrik dari probe pantulan. CPU
melakukan semua perhitungan meliputi pemrosesan data. Satu bahan data
diproses, CPU membentuk gambar dalam monitor. CPU dapat juga menyimpan
data yang telah diproses atau menyimpan pada disk.

c) Pulsa control transduser berfungsi mengubah amplitudo, frekuensi dan durasi


dari pulsa yang diemisikan dari probe transduser.

Transduser pengontrol pulsa memungkinkan operator yang disebut


ultrasonographer mengatur dan mengubah frekuensi dan durasi pulsa ultrasonik,
sebagus scan mode mesin. Komando dari operator diterjemahkan ke dalam
perubahan arus listrik yang diaplikasikan pada kristal piezolistrik yang
merupakan probe transduser.

d) Monitor yang menampilkan dan memperagakan kandungan, kelenjar prostat,


perut, kandungan, dan gambar dari data ultrasonik yang telah diproses oleh
CPU. Monitor Peraga berupa monitor komputer yang menunjukkan pemrosesan
data dari CPU. Monitor peraga ada yang hitam putih dan juga ada yang
berwarna tergantung dari jenis model mesin ultrasononografi.

e) Keyboard untuk memasukan data dan mengambil hasil pengukuran untuk


ditampilkan dan diperagakan. Mesin ultrasonografi memiliki keyboard dan
kursor. Piranti ini memungkinkan operator menambah catatan dan pengukuran
dalam melakukan pengambilan data pengukuran.

f) Piranti penyimpan (disket, CD) diperlukan untuk menyimpan gambar yang


dibutuhkan. Data dan atau gambar yang diproses dapat disimpan dalam disk.
Disk bisa berupa hard disk, floppy disk, flash disk, compact disk (CD) dan
digital video disk (VCD dan DVD). Pada umumnya pasien scan
ultrasonography menyimpan data dan atau gambar pada flash disk yang
dilengkapi dengan arsip catatan medis pasien.

g) Printer untuk mencetak gambar dari tampilan dan peragaan data.

Mesin ultrasonografi kebanyakan mempunyai printer thermal yang dapat


digunakan untuik mencetak gambar hard copy dari gambar yang diperagakan
pada monitor. Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan
yang disediakan oleh stetoskop janin. Satu keuntungan dari fetal Doppler
dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio
elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak
jantung. Fetal doppler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung
denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung
denyut jantung janin (DJJ). Fungsi Doppler adalah untuk mendeteksi detak
jantung pada janin, yang biasanya digunakan pada usia kehamilan 16 minggu ke
atas.

5. Pengoperasian Ultrasonografi Doppler

a) Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan Doppler

b) Beri jel pada tranduser

c) Letakkan tranduser pada objek

d) Settingan volume agar detak jantung janin terdengar melalui speaker

e) Hitung detak jantung janin selama 1 menit

f) Detak janin akan ditampilkan pada display

C. SUCTION PUMP

1. Pengertian Suction Pump

Suction Pump merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap


cairan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh pada proses operasi, seperti darah, isi
lambung, dan sebagainya. Kemudian cairan yang dihisap ditampung kesebuah
wadah penampung.

2. Prinsip Kerja Suction Pump

Prinsip Kerja Suction Pump yaitu motor akan memutar beserta kipas
penghisap sehingga dapat menghisap cairan dalam tubuh pasien lewat selang
penghisap yang terhubung lewat tabung dan filter. Selain suction pump atau
suction pump portable pada umunya, juga terdapat jenis lain dari suction pump
yaitu suction pump transport dimana suction pump transport ini di design compact,
ringan, kuat dilengkapi dengan baterai dan AC/DC sehingga sangat cocok
digunakan untuk ambulan, evakuasi helikopter, pesawat, evakuasi orang tenggelam
dan lain-lain, Suction type ini biasa digunakan oleh perusahaan perusahan jasa
evaquasi / transportasi pasien antar pulau dan antar negara.

Adanya wisatawan yang meninggal dikarenakan Tim SAR hanya


melakukan tindakan penyelamatan dengan tindakan resusitasi, padahal jika hanya
dengan tindakan resusitasi, air yang ada didalam tubuh korban masih tersisa. Maka
perlu dilakukan tindakan tambahan yaitu tindakan penyedotan sisa-sisa air yang
ada didalam paru - paru korban tenggelam.

Maka sebagai upaya menurunkan tingkat kematian akibat kegagalan


penyelamatan korban tenggelam utamanya di kecelakaan angkutan air, penulis
memberikan solusi berupa Suction Pump Transport . Suction Pump model ini
merupakan modifikasi alat Suction Pump yang dapat digunakan sebagai Suction
Pump Transport dengan menggunakan tegangan DC. Dengan memanfaatkan
tegangan DC maka Suction Pump memiliki tingkat fleksibilitas tinggi untuk
digunakan saat kegiatan penyelamatan korban serta memberikan kemudahan
penggunaan karena sumber energi alat berasal dari baterai. Selain itu terdapat
tambahan modifikasi lain berupa fungsi pemilihan tekanan sehingga saat terjadi
kenaikan tekanan mendekati ambang batas pengguna Suction Pump dapat
melakukan langkah-langkah yang diperlukan sebelum pasien tersedak atau merasa
tidak nyaman saat proses penghisapan cairan.
3. Prinsip Dasar Suction Pump

Alat suction pump adalah alat yang berfungsi untuk menghisap cairan yang
tidak dibutuhkan di dalam tubuh. Prinsip dasar kerja alat ini menggunakan motor
vaccum yang daya hisapnya dapat diatur (Low, Medium dan High). Tiap titik
hisapan daya hisap yang digunakan berbeda-beda, penghisapan dengan tekanan
14,66 – 19,99 Kpa untuk dewasa, 12,66 – 14,66 Kpa untuk anak-anak, dan 6,66 –
12,66 Kpa untuk bayi (Potter dan Perry, 1995 dalam Naf’an). Adapun kecepatan
penghisapan yang digunakan dalam operasi dalam satuan mmHg, ECRI no. 433-
0595 adalah 10%. Kemudian cairan yang sudah dihisap dari tubuh pasien akan
ditampung dalam botol penampung.

Prinsip dari pompa pada suction adalah dengan jalan mengekspansi volume
ruang oleh pompa sehingga terjadi penurunan tekanan vakum parsial. Sistem
sealing mencegah gas masuk ke dalam ruang tersebut. Selanjutnya pompa
melakukan gerakan buang, dan kembali mengekspansi ruang tersebut. Jika
dilakukan secara siklis dan berkali-kali, maka vakum akan terbentuk di ruangan
tersebut.

4. Bagian-bagian Suction Pump

a) Sensor Tekanan MPXV4115V

Seri MPXV4115V piezoresistive transducer adalah Sensor tekanan


silikon monolitik yang dirancang untuk berbagai macam aplikasi, Terutama
yang menggunakan mikrokontroler dengan input A / D. Transduser ini
Menggabungkan teknik micromachining canggih, metallization film tipis dan
pemrosesan bipolar untuk memberikan sinyal keluaran analog tingkat tinggi
yang akurat itu sebanding dengan tekanan / vakum yang diberikan. Faktor
bentuk kecil dan keandalan on chip integration yang tinggi membuat sensor
menjadi logis dan ekonomis pilihan bagi perancang sistem otomotif.

b) MOTOR VACUM DC

Suction pump menggunakan penghisapan dengan motor vaccum DC.


Proses penghisapan motor vaccum DC dapat diatur (low, medium, high).
Semakin cepat perputaram motor maka semakin besar daya hisapnya,
sebaliknya jika semakin lambat perputaran motor maka semakin kecil daya
hisapnya.

5. Cara Kerja Suction Pump

a) Blok Diagram
Ketika alat dihubungkan ke PLN maka blok power supply
mendistribusikan tegangan 5V ke semua rangkaian pada alat. Display LCD
karakter 2 x 16 terjadi inisialisasi.Alat ini bekerja dengan pemilihan 3 mode
yaitu dengan cara mengatur tekanan hisapan kecepatan low, medium, dan high
dengan menekan push button.
Ketika telah mengatur tekanan proses penghisaan kemudian menekan
tombol START, maka mikrokontroler akan mentrigger rangkaian driver motor
dan menyebabkan motor kompressor bekerja dan menghasilkan tekanan udara
hisap yang kemudian akan menghisap cairan. Setelah itu ketika menekan
tombol STOP, maka mikrokontroler akan berhenti mentrigger rangkaian driver
motor sehingga membuat motor berhenti dan jika memilih mode manual maka
pengaturan daya hisap menggunakan potensiometer untuk menentukan
tekanan hisapnya.
b) Blok Diagram

Ketika tombol ON, OFF ditekan maka semua rangkaian akan mendapat
supply tegangan dari baterai, kemudian akan melakukan inisialisasi LCD,
kemudian akan muncul setting tekanan. Setelah dilakukan pemilihan mode
tekanan maka setelah itu di tekan tombol start, motor akan menyala dan akan
melakukan tindakan penyedotan, setelah penyedotan selesai maka ditekan
tombol stop, maka motor akan berhenti.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111


Jurnal Ilmu dan Inovasi FisikaVol. 01, No. 01 (2017) 58 – 64 Departemen Fisika
FMIPA Universitas Padjadjaran
https://www.halodoc.com/artikel/ini-bedanya-usg-doppler-dengan-usg-biasa
https://www.novi-marof.com/2017/01/21/pengertian-dan-fungsi-suction-pump/
https://setiamanggalaabadi.com/2020/04/15/ini-fungsi-dan-cara-kerja-usg-color-
doppler/
UMI Medical Journal : Jurnal Kedokteran, Vol. 3 No. 2 (Desember, 2019) : P-ISSN :
2548-4079 / E-ISSN 2685-7561

Rodiani. 2019. Prinsip Kerja Ultranosografi Doppler pada Kehamilan. Volume 3 No.
1.

digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id (akses 6 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai