FISIKA
DISUSUN OLEH:
KELAS:
1B-D4 Keperawatan
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Rumasan masalah dari makalah ini adalah : “Apa pengertian, kegunaan, prinsipkerja,
carapemeriksaan, jenispemeriksaan, danmanfaatdari USG, doppler, suction?”.
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, kegunaan,
prinsip kerja, cara pemeriksaan, jenis pemeriksaan, dan manfaat dari USG, doppler,
suction.
BAB II
PRINSIP KERJA
A. EKG
Elektrokardiogram merupakan sinyal fisiologi yang dihasilkan oleh aktivitas
kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam dengan perangkat elektrokardiograf,
merupakan perangkat keras yang berfungsi mencatat aktifitas listrik dari sebuah
jantung. Prinsip kerja elektrokardiograf bekerja dengan mengukur perbedaan
potensial listrik pada tubuh manusia. Jantung memiliki parameter fisiologi dengan
tegangan 0.1-5.0 (mV) dan frekuensi maksimal pengamatan 300 Hz [3]. Dalam
standar monitoring, pengamatan bandwidth yang digunakan lebih kecil yaitu 0.03-
15.92 Hz. Proses terbentuknya gelombang EKG di permukaan dapat diilustrasikan
sebagai berikut :
B. Doppler
Seperti namanya, prinsip kerja USG ini berdasarkan pada efek Doppler, yakni
perubahan panjang gelombang suara atau frekuensi yang diakibatkan oleh pergerakan
yang dilakukan sumber, penerima, atau reflektor dari suara tersebut. Di sini, sumber
serta penerima gelombang ultrasound adalah transducer yang mana bersifat stasioner.
Sementara sel darah, terutama sel darah merah ini berperan sebagai reflektor bergerak
dalam aliran darah.
Alat USG Color Doppler ini hanya akan disarankan bagi anda sebagai
perangkat pemeriksaan setelah anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter atau ahli spesialis. Dikarenakan pemeriksaan ini perlu disesuaikan terlebih
dahulu dengan kebutuhan serta kondisi fisik sang pasien sendiri.
Setia Manggala Abadi, sebagai perusahaan yang menyediakan alat-alat USG,
memungkinkan anda untuk melakukan pengadaan alat USG dengan basis Color
Doppler untuk menyediakan layanan pemeriksaan yang lebih komprehensif dan
menyeluruh pada pasien.
C. Suction
Suction Pump ini bekerja dengan bantuan sebuah motor listrik satu tegangan
yaitu 110 atau 220 volt, 145 rpm dan 50/60 Hz. Pada alat kesehatan ini terdapat 2
penghisap yaitu jenis centrifugal rptary dan membran. Untuk penghisap centrifugal
rotary ini terdiri dari beberapa kipas dan dihubungkan dengan motor. Sedangkan
untuk yang jenis membran ini terdiri dari stang kedudukan, karet membran, katup
hisap, dan katup tekan.
Untuk mengontrol daya hisap yang dihasilkan suction pump dilengkapi dengan
regulator. Jadi daya hisap bisa kita atur sesuai dengan kebutuhan, misal untuk
menghisap cairan yang kental maka kita setting daya hisapnya yang lebih besar
sedangkan untuk cairan encer bisa kita setting sebaliknya.
Suction pump juga dilengkapi dengan botol vacum yang berguna untuk
memberikan kevakuman udara ketika dioperasikan. Dalam hal botol vacum ini ada
jenis suction yang hanya dilengkapi dengan satu botol vacum ada juga yang lebih dari
satu.
BAB III
PEMBAHASAN
A. EKG
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien hipertensi di
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 yang
memiliki kelainan irama pada EKG-nya berupa Sinus Sinus takikardi yaitu sebanyak
2 Orang (3,33%), Sinus Bradikardi yaitu sebanyak 3 orang (5%), yang memiliki Atrial
Fibrilasi sebanyak 2 orang (3.33%) 0 orang (0%), dan pasien yangtidak memiliki
kelainan irama sebanyak 53 orang (83,33%).
Atrial fibrilasi dapat disebabkan oleh kelainan struktur jantung. Salah satu
penyebab kelainan struktur jantung adalah hipertensilama. Hipertensi yang
berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh
darah dan sistem konduksi jantung. Gangguan sistem konduksi, dilatasi atrium
kiri,disfungsi sistolik dan diastolik juga dapat mengalami perubahan. Hal ini
mempermudah terjadinya aritmia jantung terutama atrial fibrilasi.
Hipertensi juga merupakan salah satu faktor yang berperandalam proses
aterosklerosis yang menyebabkan rupturnya plak sehingga menghasilkan trombosis
dan pembuluh darah menjadi oklusi. Oklusi bagian proksimal right coronary artery
(RCA) menyebabkan infark inferior, tetapi dapat juga melibatkan dinding posterior,
ventrikel kanan, dan sistem konduksi, sehingga sering menimbulkan manifestasi klinis
sinus bradikardi.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik gelombang
P pada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan Januari
sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 55 orang
(91,67%), dan pasien dengan gelombang Pmelebar sebanyak 5 orang (8,33%).
Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur
miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Gangguan sistem konduksi,
dilatasi atrium kiri, disfungsi sistolik dan diastolik juga dapat mengalami perubahan.
Hipertrofi atrium kiri diketahui apabila gelombang P inversi di sandapanV
dengan menempati luasarea lebih dari 1 mm, atau jika ada lekukan yang lebar pada
puncak, atau apabila puncak gelombang datar dan lebih panjang dari 0,08 detik di
sandapanV6 atau di sandapan II. Hipertrofi atrium kiri dapatjuga dilihat di sandapan I
dan V3. Perubahan ini merupakan akibat gayayang lebih besar yangmengarah ke
posterior dan ke kiri karena hipertrofi atrium kiri bagian posterior.
Perubahan gelombang P ini disebut P mitral. Pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Kartikesh dkk (2016) didapatkan pembesaran atrium kiri sebanyak
31% dan dari total pasien didapatkan 22% pasienmenderita hipertensi. Pada penelitian
yang dilakukan oleh didapatkan 45% pasien hipertensi memilikidisfungsi sistolik
yang menyebabkan terjadinya gagal jantung kongestive.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik interval PR
pada EKGpasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari
sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 59 orang
(98,33%), dan pasien dengan interval PR memanjang sebanyak 1 orang (1,67%).
Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses
aterosklerosis yang menyebabkan rupturnya plak sehingga menghasilkan trombosis
danpembuluh darah menjadi oklusi.
Infark Inferior/Posterior umumnya berhubungan dengan jumlah kerusakan
miokardium yang lebih sedikit tetapi memiliki kerentanan lebih besar terhadap
terjadinyabradiaritmia dan gangguan konduksi. Blok konduksi AV merupakan
kelainan yang mana impulsatrium di konduksikan terlambat atau bahkan tidak di
konduksikan sama sekali ke ventrikel. Kelainan ini diklasifikasikan sebagai blok AV
derajat satu, dua, dan tiga, tergantung pada keparahanabnormalitasnya.
Berdasarkan sebuah penelitian, penyakit penyerta terbanyak pada pasien
Blokkonduksi AV adalah pasien hipertensi yaitu sebanyak 27% disusul oleh
Congestive Heart Failure sebanyak 15% dan Chronic Kidney Disease sebanyak 14%.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik kompleks
QRS untukmenentukan derajat LVH menurut teori Sokolow-Lyon pada EKG pasien
hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni
2017 termasuk dalam kategori normal yaitusebanyak 58 orang (96,67%), dan pasien
dengan gambaran LVH sebanyak 2 orang (3,33%).Sedangkan kejadian LVH menurut
teori Romhilt pada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit IbnuSina Makassar dari
bulan Januari sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitusebanyak
56 orang (93,33%), dan pasien dengan gambaran LVH sebanyak 4 orang (6,67%).
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukkan kejadian LVH
menurut teori Cornellpada EKG pasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu
sebanyak 59 orang (98,33%), dan pasien dengangambaran LVH sebanyak 1 orang
(1,67%). Pada keadaan hipertensi, terjadi peningkatan tekanan darah di arteri yang
mengakibatkan ventrikel harus menghasilkan cukup tekanan untuk dapat
melebihitekanan darah di arteri tersebut. Akibatnya, terjadi peningkatan beban kerja
jantung (afterload).
Sesuai dengan hukum La Place yang menyatakan bahwa beban pada semua
bagian otot jantung (tekanan x jari-jari) : (2 x tebal dinding), maka tekanan dinding
ventrikel yang meningkat akan berdampak pada peningkatan tegangan dinding (stres
dinding). Untuk mengurangi tegangan dinding ini, maka terjadi peningkatan ketebalan
dinding jantung.
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) didefinisikan sebagai peningkatan massa
ventrikel kiri yang dapat disebabkan oleh penebalan dinding ventrikel kiri,
peningkatan volume ventrikel kiri, atau keduanya. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
akibathipertens biasanya ditandai dengan penebalan dinding ventrikel dengan atau
tanpa peningkatan volumeventrikel. Beberapa faktor yang berperan atau mekanisme
yang melatarbelakangi dari criteria LVH pada EKG yaitu bertambahnya amplitude
(voltase QRS), keterlambatan konduksi intraventrikuler,melebarnya sudut QRS/T,
kecendrungan deviasi sumbu sandapan kekiri.
Berdasarkan sistem skorpoin Romhilt dan Estess pada EKG durasi QRS >
0,009 detik memberikan 1 poin untuk membantudiagnosis LVH.(18) Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fira dkk (2015) didapatkandari total 140
pasien Hipertensi terdapat gambaran LVH sebanyak 2 orang (1,42%) dan 138
orangnormal (98,57%).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik segmen ST
pada EKG pasienhipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari
sampai bulan Juni 2017 termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 47 orang
(78,33%). Untuk pasien dengan Seg men ST Elevasi sebanyak 10 orang (16,67%).
Dan untuk pasien dengan Segmen ST Depresi sebanyak 3 orang (5%).
Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses
aterosklerosis yang menyebabkan rupturnya plak sehingga menghasilkan trombosis
dan pembuluh darah menjadi oklusi.
ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI) merupakan keadaan darurat
yang disebabkan oleh sumbatan totalarteri koroner yang ditandai dengan gelombang
ST elevasi atau Q dan dikaitkan dengan kematian diniyang lebih tinggi.
Adanya Iskemik miokard akan memperlambat fase repolarisasi, sehingga pada
EKG akan dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan gelombang T inversi sesuai
dengan beratnyaderajat iskemik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Elias (2013) yang manadi dapatkan ST depresi 6 (17,1%), ST depresi
dan gelombang T inversi 5 orang (14,3%) dan Faktorresiko terbanyak yaitu hipertensi
dan ditemukan pada 29 orang (83%).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik gelombang
T pada EKGpasien hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dari bulan januari
sampai bulan Juni 2017termasuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 44 orang
(73,33%). Untuk pasien dengan gelombangT inferted sebanyak 15 orang (25%). Dan
untuk pasien dengan gelombang T tinggi sebanyak 1 orang (1,67%). Hipertrofi
ventrikel kiri (LVH) ditemukan pada 50% hipertensi.
Jantung mengalami hipertrofi dalam usaha kompensasi akibat beban tekanan
(pressure over load) atau beban volume (volume overload) yang mengakibatkan
peningkatan tegangan dinding otot jantung.
Pada awal LVH terjadi gangguan fungsi diastolic ventrikel kiri yang ditandai
dengan penurunan kecepatanpengisian ventrikel kiri karena kekakuan otot ventrikel.
Hipertrofi otot jantung akan merubah pergerakan ion yang beroperasi selama fase
awal repolarisasi. Gelombang T menggambarkan faserepolarisasi ventrikel, arah
normal sesuai dengan arah gelombang utama komplaks QRS.
Gelombang T inverted selain di aVr menjadi indikasi adanya iskemik miokard.
Gelombang T yang runcing di semua sadapan dapat menandakan adanya hiperkalemi,
sedangkan gelombang T yangtinggi pada beberapa sadapan tertentu dapat
menunjukkan adanya hiper-akut T yang meruupakantanda awal sebelum infark
miokard terjadi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jemmy Hermawandkk (2016) didapatkan
gelombang T abnormal (21,17%).Pada iskemia, gelombang T terbalik,simetris, dan
sebagian besar bersifat sementara (penyimpangan terjadi sementara pasien bergejala).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elias (2013) yang mana di
dapatkan Tinversi 5 orang (14,3%), ST depresi dan gelombang T inversi 5 orang
(14,3%) dan Faktor resiko terbanyak yaitu hipertensi dan ditemukan pada 29 orang
(83%).
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien hipertensi di
Rumah Sakit IbnuSina Makassar dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 yang
memiliki gelombang U pada EKG nyayaitu sebanyak 0 orang (0%), dan pasien yang
tidak memiliki gelombang U sebanyak 60 orang(100%). Meskipun tidak berhubungan
langsung dengan LVH, namun hypokalemia (khususnya ketikakadar plasma
potassium kurang dari 3meq/L) atau hypomagnesemia yang timbul akibat
pemakaiandiuretic pada pasien hipertensi dapat mencetuskan sifat aritmogenik
melalui peningkatanautomatisitas (khususnya yang berhubungan dengan peningkatan
irama simpatis), memperpanjang fase repolarisasi dan interval QT, atau melalui
peningkatan pemacuan aktivitas listrik jantung.Hipokalemia merupakan masalah yang
sering muncul pada penggunaan diuretik loop dan tiazid.
B. ULTRASONOGRAFI DOPPLER
1. Pengertian Doppler
Pemeriksaan ultrasonografi telah dikenal dan dilakukan sejak tahun 1970-
an, namun hingga saat ini belum ada pengaturan yang jelas mengenai tata cara
pemakaiannya, termasuk juga dalam hal indikasi dari pemeriksaan ultrasonografi
pada kehamilan salah satunya pemeriksaan ultrasonografi Doppler. Ultrasonografi
Doppler merupakan alat yang sama dengan ultrasonografi biasa, namun pada
ultrasonografi biasa hanya dapat menampilkan gambar dari pantulan gelombang
suara dari organ yang diperiksa, sedangkan ultrasonografi Doppler memiliki efek
Doppler.
e) Jumlah dan lokasi plak yang terbentuk di pembuluh darah arteri yang
menyebabkan penyempitan arteri
f) Mengevaluasi aliran darah setelah serangan stroke atau kondisi lain yang
disebabkan karena gangguan aliran darah
Dalam probe transduser terdapat satu atau lebih kristal piezolistrik. Bila
arus diberikan ke Kristal, maka Kristal dengan cepat berubah bentuk Kecepatan
berubah bentuk atau vibrasi akan menghasilkan gelombang suara. Sebaliknya
bila suara atau tekanan gelombang dikenakan pada kristal maka akan
menghasilkan arus. Oleh karena itu, beberapa Kristal dapat digunakan untuk
mengirim dan menerima gelmbang suara. Probe transduser juga mempunyai
penyerap suara untuk mengeliminasi pantulan balik dari probe itu sendiri, dan
sebuah lensa akustik untuk membantu memfokuskan emisi gelombang suara.
b) Central Processing Unit (CPU) yang melakukan semua perhitungan dan berisi
sumber daya untuk komputer dan probe transduser.
C. SUCTION PUMP
Prinsip Kerja Suction Pump yaitu motor akan memutar beserta kipas
penghisap sehingga dapat menghisap cairan dalam tubuh pasien lewat selang
penghisap yang terhubung lewat tabung dan filter. Selain suction pump atau
suction pump portable pada umunya, juga terdapat jenis lain dari suction pump
yaitu suction pump transport dimana suction pump transport ini di design compact,
ringan, kuat dilengkapi dengan baterai dan AC/DC sehingga sangat cocok
digunakan untuk ambulan, evakuasi helikopter, pesawat, evakuasi orang tenggelam
dan lain-lain, Suction type ini biasa digunakan oleh perusahaan perusahan jasa
evaquasi / transportasi pasien antar pulau dan antar negara.
Alat suction pump adalah alat yang berfungsi untuk menghisap cairan yang
tidak dibutuhkan di dalam tubuh. Prinsip dasar kerja alat ini menggunakan motor
vaccum yang daya hisapnya dapat diatur (Low, Medium dan High). Tiap titik
hisapan daya hisap yang digunakan berbeda-beda, penghisapan dengan tekanan
14,66 – 19,99 Kpa untuk dewasa, 12,66 – 14,66 Kpa untuk anak-anak, dan 6,66 –
12,66 Kpa untuk bayi (Potter dan Perry, 1995 dalam Naf’an). Adapun kecepatan
penghisapan yang digunakan dalam operasi dalam satuan mmHg, ECRI no. 433-
0595 adalah 10%. Kemudian cairan yang sudah dihisap dari tubuh pasien akan
ditampung dalam botol penampung.
Prinsip dari pompa pada suction adalah dengan jalan mengekspansi volume
ruang oleh pompa sehingga terjadi penurunan tekanan vakum parsial. Sistem
sealing mencegah gas masuk ke dalam ruang tersebut. Selanjutnya pompa
melakukan gerakan buang, dan kembali mengekspansi ruang tersebut. Jika
dilakukan secara siklis dan berkali-kali, maka vakum akan terbentuk di ruangan
tersebut.
b) MOTOR VACUM DC
a) Blok Diagram
Ketika alat dihubungkan ke PLN maka blok power supply
mendistribusikan tegangan 5V ke semua rangkaian pada alat. Display LCD
karakter 2 x 16 terjadi inisialisasi.Alat ini bekerja dengan pemilihan 3 mode
yaitu dengan cara mengatur tekanan hisapan kecepatan low, medium, dan high
dengan menekan push button.
Ketika telah mengatur tekanan proses penghisaan kemudian menekan
tombol START, maka mikrokontroler akan mentrigger rangkaian driver motor
dan menyebabkan motor kompressor bekerja dan menghasilkan tekanan udara
hisap yang kemudian akan menghisap cairan. Setelah itu ketika menekan
tombol STOP, maka mikrokontroler akan berhenti mentrigger rangkaian driver
motor sehingga membuat motor berhenti dan jika memilih mode manual maka
pengaturan daya hisap menggunakan potensiometer untuk menentukan
tekanan hisapnya.
b) Blok Diagram
Ketika tombol ON, OFF ditekan maka semua rangkaian akan mendapat
supply tegangan dari baterai, kemudian akan melakukan inisialisasi LCD,
kemudian akan muncul setting tekanan. Setelah dilakukan pemilihan mode
tekanan maka setelah itu di tekan tombol start, motor akan menyala dan akan
melakukan tindakan penyedotan, setelah penyedotan selesai maka ditekan
tombol stop, maka motor akan berhenti.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rodiani. 2019. Prinsip Kerja Ultranosografi Doppler pada Kehamilan. Volume 3 No.
1.