Anda di halaman 1dari 20

CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

CARDIOTOCOGRAPHY adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat
kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi
ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar
kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi
plasenta yang sudah tidak baik.

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang ditempelkan 2
alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi, alat ini
ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit

PENGERTIAN UMUM CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

Suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan merekam pola
denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.

Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan kondisi janin
terutama dalam keadaan:

 Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi
kronis, dll)
 Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)

 Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)


 Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Pemeriksaan CTG:

-    Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.

-    Waktu pemeriksaan selama 20 menit,

-    Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.
-    Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan
pertolongan yang  sesuai.
-    Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

Mekanisme pengaturan DJJ : (normal 120-160dpm)

    SSSimpatis, yang bekerja pada miokardium, dmn dengan obat (beta adrenergik) akn
merang/ meningkatkan kekuatan otot jantung, frek & curah jantung.

 SSParaS, sebagian besar dipeng o/ N.Vagus yang b’asal dr batang otak. Bekerja pd nodul
SA dan AV serta neuron. Rang/ Nvagus (ex asetilkolin) akan menurunkan kerja jantung,
frek & curah jantung, sedangkan hambatan pd Nvagus (ex atropin) akn meningkatkan kerja,
frek & curah jantung.

    Baroreseptor, letaknya diarkus aorta dan sinus karotid, dimana saat tekanan tinggi pd
daerah tersebut, maka reseptor-reseptornya akan merang/ nvagus untuk menurunkan kerja,
frek dan cjantung

    Kemoreseptor yang terletak di aorta dan badan karotid (bagian perifer) serta di batang
otak (sentral), dimana berf/ dalam pengaturan kadar CO2 dan O2 pd darah dan cairan otak.
Pd saat O2 turun dan CO2 naik, maka reseptor sentral akn mengakibatkan takhikardi
sehingga aliran darah bnyk dan O2 meningkat pd darah & cairan otak

    SSPusat, berfungsi mengatur variabilitas DJJ. Pd keadaan tidur dimana aktivitas otak
tidak ada, maka variabilitas menurun.

    St hormonal, pd keadaan stress (asfiksia) maka adrenal mengeluarkna epi&norepi untuk
meningkatkan kerja, frek dan cjantung.
Karakterisitik DJJ :

    Basa fetal hearth rate, yakni baseline dan variabilitas disaat tidak ada gerakan dan
kontraksi ut.

 Reactivity, merupakan perubahan pola DJJ saat ada gerakan dan kontraksi.

Baseline Rate

Normal 120-160dpm, ada juga yang membuat 120-150 dpm. Takhikardi jika djj > 160dpm,
dan bradikardi jika djj < 120dpm.

Takhikardi dapat terjadi pada keadaan : (Hipoksia janin (ringan / kronik), Kehamilan preterm
(<30 minggu), Infeksi ibu atau janin, Ibu febris atau gelisah, Ibu hipertiroid, Takhiaritmia
janin, Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).

Variabilitas DJJ

suatu gbrn osilasi yg tdk teratur yg tampak pd rekaman djj, dan merupakan hasil dr interaksi
antara s.simpatis (kardioakselerator) dg s.para (kardiodeselerator). pd keadaan hipoksia
variabilitas akan menurun sampai menghilang. Dibedakan atas dua : variabilitas jangkla
pendek dan jangka panjang. Jangka panjang dibedakan lagi : normal (6-25dpm), berkurang
(2-5dpm), menghilang (<2dpm) dan saltatory (>25dpm).

Perubahan periodik djj

suatu p’ubahan pola djj yg b’hub dg kontraksi & gerakan janin (akselerasi dan deselerasi)

Indikasi CTG : Hipertensi, DMG, gerak janin kurang, riw. obstetri jelek, PRM, postterm,
oligohidramnion, polihidramnion, gamelli, iugr, ibu dg p’sakit penyerta, kehamilan dg
anemia.

PENGERTIAN UMUM USG


Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT
(Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai
macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia
IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh
pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang
mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultra sonografi). USG adalah
suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu
gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan
penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun
1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk
kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.

Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam
menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula
untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis,
haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki
gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun
1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat
mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat
hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna,
Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan
lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi
pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser
(kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua
dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig,
ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik.

Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang


ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih
jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan
diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser
yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi.
Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.

Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal
sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau
luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik
pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra
(image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.

SKEMA CARA KERJA USG

1. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa,
seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang
akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2.Monitor Monitor yang digunakan dalam USG

3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang
diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya
terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC CARA USG
MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR

PEMERIKSAAN USG (ULTRA SONOGRAPHY)

Aman, kok. Tapi mengapa sebagian orang masih ragu?

USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan barang baru. Toh,
kehadirannya terkadang masih menimbulkan kekhawatiran pada sebagian orangtua tentang
penggunaan dan manfaatnya. Misalnya, kekhawatiran akan radiasi yang ditimbulkan dari alat
tersebut. Beberapa orang bahkan menyangsikan manfaat alat ini mengingat ada satu dua
kasus kelainan bayi yang dianggap tak terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Belum lagi soal
biaya. Beberapa klinik/rumah sakit memang sudah memasukkan biaya USG dalam biaya
pemeriksaan kehamilan. Namun cukup banyak juga yang menagih pemeriksaan ini sebagai
biaya tersendiri. Kalau pasien yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika dokter
melakukan pemeriksaan USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya tambahan untuk itu,
tampaknya ini tidak fair bagi pasien.

TAK ADA RADIASI

Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu hamil.
Sebelum ada alat ini, denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16-18
minggu. Sementara dengan USG, pada usia kehamilan 6-7 minggu sudah dapat dideteksi.
USG juga dapat mendeteksi kelainan-kelainan bawaan di usia kehamilan yang lebih awal.

CARA PEMERIKSAAN

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pervaginam

- Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.

- Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.

- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

- Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

- Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

- Tidak menyebabkan keguguran.

2. Perabdominan

- Probe USG di atas perut.

- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

- Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru
menembus rahim.

JENIS PEMERIKSAAN USG


1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik
sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.
Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin)
dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi,
gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.
Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin
ini meliputi:

- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

- Tonus (gerak janin).

- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

- Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

SAAT TEPAT PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu:
* Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada
usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran
janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.

* Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari
12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara
utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah
bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya
detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya.

Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:

* Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.

* Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah
melintang, kepala turun, dan lainnya.

MANFAAT

Trimester I

- Memastikan hamil atau tidak.

- Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.

- Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.

- Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan
sebagainya.

Trimester II:

- Melakukan penapisan secara menyeluruh.

- Menentukan lokasi plasenta.

- Mengukur panjang serviks.

Trimester III:

- Menilai kesejahteraan janin.


- Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.

- Melihat posisi janin dan tali pusat.

- Menilai keadaan plasenta.

TAK 100% AKURAT

Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya,
kemungkinan ada kelainan ba waan/kecacatan pada janin yang
tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa
faktor antara lain:

* Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.

Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya
untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.

* Posisi bayi

Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus
alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada
keterbatasan.

* Kehamilan kembar

Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi
secara detail.

* Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.

* Usia kehamilan di bawah 20 minggu.

* Air ketuban sedikit.

* Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20
minggu agak sulit dideteksi.
III. KESIMPULAN

Melihat fungsi dan cara kerja USG, dapat dikatakan bahwa kinerja USG identik dengan
scanner secara umum yang membedakan hanyalah data yang diterima, USG menerima data
berupa gelombang sedangkan scanner menerima data berupa barang

National Institute of Health (NIH) USA menentukan indikasi untuk dilakukannya


pemeriksaan USG sebagai berikut :

1. Menentukan usia kehamilan secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani seksio
sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara elektif.
2. Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita insufisiensi
uteroplasenta, misalnya preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik,
atau diabetes mellitus berat; atau menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai
terjadi pertumbuhan janin terhambat, atau makrosomia.
3. Perdarahan per vaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui.
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya sulit
ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir.
5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang
berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, dan
atau ada riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi.
6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
7. Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal hari
pertama haid terakhir.
8. Teraba masa pada daerah pelvik.
9. Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
10. Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage).
11. Suspek kehamilan ektopik.
12. Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia.
13. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin, tindakan
“shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan “chorionic villi sampling” (CVS).
14. Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin.
15. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.
16. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
17. Pemantauan perkembangan folikel.
18. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu.
19. Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin kedua
gemelli, plasenta manual, dll.
20. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.
21. Kecurigaan terjadinya solusio plasentae.
22. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.
23. Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban pecah
preterm dan atau persalinan preterm.
24. Kadar serum alfa feto protein abnormal.
25. Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan.
26. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.
27. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.
28. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil.

Operasi Laparoskopi pada kelainan kandungan


Submitted by on Monday, 31 May 2010118 Comments

Laparoskopi merupakan tindakan bedah yang mengunakan teknik Minimaly invasive surgery
(bedah invasif minimal) dimana dokter menggunakan teleskop/camera kecil yang
dimasukkan kedalam perut dan instrumen bedah dalam bentuk mini. Sering dikenal sebagai
istilah awamnya “diteropong”. Dibandingkan dengan metode konvensional, di mana pasien
dibedah dengan sayatan yang lebar di sekitar perut untuk pengangkatan kista, metode
laparoskopi merupakan metode terkini (Gold Standard) dalam dunia kedokteran.

Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat
dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) pada dinding perut pasien. Satu
lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk
memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain
untuk instrumen bedah yang lain. Pada suatu keadaan mungkin dibutuhkan lubang tambahan.
Bahkan saat ini ada kemajuan pembedahan laparoskopi dimana lubang yang digunakan hanya
satu yang dibuat pada pusar pasien. Tindakannya dinamakan Single Port Laparoscopy.
Secara kosmetik akan jauh lebih baik seakan tidak pernah dilakukan tindakan operasi
sebelumnya! Selanjutnya dokter akan menggunakan gas karbondioksida (CO2) untuk
mengembangkan rongga perut sehingga mudah melakukan tindakan. Namun ada pula teknik
yang melihat langsung tanpa gas dengan mengangkat kulit dinding perut dengan alat khusus
(gasless laparoscopy). Teknik anestesi/pembiusan yang digunakan umumnya anestesi umum.

Laparoskopi dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya kelainan (Laparokopi


Diagnosik/LD) atau dapat pula melakukan tindakan operasi tertentu (Laparokopi
Operatif/LO). Pada kasus ginekologi saat ini perkembangan tindakan Laparoskopi sangatlah
pesat. Tindakan yang dapat dilakukan adalah: diagnosis untuk melihat adanya kelainan pada
kasus infertilitas (susah punya anak), melihat saluran telur (tuba) dan memperbaiki bila ada
kelainan,  pembebasan perlengketan, sterilisasi, operasi hamil di luar kandungan,
pengangkatan kista, mioma, bahkan dapat melakukan tindakan yang besar seperti
pengangkatan rahim (histerektomi) dan operasi radikal pada kanker kandungan.
Selain meminimalkan risiko, Laparoskopi mempercepat pemulihan dan mengurangi nyeri
luka pascaoperasi, mempersingkat waktu rawat inap sehingga hanya dalam satu atau dua hari
saja pasien sudah dapat pulang dan melakukan aktivitasnya, permukaan perut pasien tidak
akan memerlukan jahitan yang lebar sehingga tidak mengurangi estetika.

Teknik laparoskopi umumnya digunakan untuk pembedahan di bidang penyakit kandungan


(ginekologi), namun digunakan juga untuk bedah umum (seperti pengangkatan usus buntu),
bedah saraf/otak, jantung, dan ortopedi.

DARAH VENA
Tujuan : mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi
Lokasi : – vena mediana cubiti ( dewasa )
-vena jugularis superficialis ( bayi )

Alat-alat : – kapas alkohol


-diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
-Tabung reaksi pyrex 10 cc
-kapas steril
-plester
Cara kerja :
1. Bersihkan daerah vena mediana cubiti dengan alcohol 70% dan biarkan menjadi kering

kembali
2. Pasang ikatan pembendung/torniquit diatas fossa cubiti. Mintakan pasien yang akan
diambil

darahnya untuk mengepal dan membuka tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat.

Pembendungan vena tidak boleh terlalu kuat .


3. Tegangkan kulit diatas vena dengan jari tangan kiri agar vena tidak bergerak
4. Tusuk kulit diatas vena dengan jarum/nald dengan tangan kanan sampai menembus lumen

vena
5. Lepaskan pembendungan dan ambillah darah sesuai yang dibutuhkan
6. Taruh kapas diatas jarum/nald dan cabut perlahan
7. Mintakan agar pasien menekan bekas tusukan dengan kapas tadi
8. Alirkan darah dari syringe kedalam tabung melaluji dinding tabung
9. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
DARAH EDTA
Tujuan : mendapatkan spesimen darah EDTAbyang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah
trombosit
Lokasi : – vena mediana cubiti ( dewasa )
-vena jugularis superficialis ( bayi )

Alat-alat : – kapas alkohol


-diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
-Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA
-kapas steril
-plester
Reagensia : EDTA 10%
Cara kerja :
1. teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena
2. darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%
3. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

DARAH SITRAT
Tujuan : mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan laju endapan darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes
hemoragik
Lokasi : – vena mediana cubiti ( dewasa )
-vena jugularis superficialis ( bayi )

Alat-alat : – kapas alkohol


-diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
-Tabung reaksi pyrex 10 cc
-kapas steril
-plester
Reagensia : Natrium sitrat 3.8%
Cara kerja :
1 teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena
2 darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah berisi

natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml


3 Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

DARAH KAPILER
Tujuan : mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan golongan darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi
Lokasi : – ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa )
- tumit / ibu jari kaki ( bayi )
Alat-alat : – alcohol 70%
- lancet steril
-kapas steril
-plester
Cara kerja :
1. Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
2. Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa
nyeri

berkurang
3. Tusuk dengan cepat memakai lancet steril. Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis

sidik jari. Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya.

Tusukan harus cukup dalam .


4. Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah berikutnya

dipakai untuk Pemeriksaan.

PENGAMBILAN SAMPEL URINE UNTUK PEMERIKSAAN URINALISA

Tujuan : mendapatkan spesimen urine yang memenuhi persyaratan untuk


pemeriksaan urinalisa
Waktu : pengambilan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik. Untuk Pemeriksaan
test kehamilan dan sedimen dipakai urine pagi hari.
Alat-alat : wadah setril dari gelas/plastik bermulut lebar bertutut rapat, ukuran ± 50 ml
Cara kerja :
1. Penderita diminta untuk mengeluarkan urine
2. Aliran urine ditampung dalam wadah yang sudah disediakan.
3. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah .
4. Setelah penampungan urine selesai wadah di tutup dengan rapat
5. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

PENGAMBILAN SAMPEL TINJA UNTUK PEMERIKSAAN FESES RUTIN

Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk


pemeriksaan feses rutine
Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya
sebelum pemberian anti biotik.
Alat-alat : – lidi kapas steril
- pot tinja
Cara kerja :
1. Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh
tercemar

urine
2. inntruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira 5

gram )
3. tutup pot dengan rapat
4. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN BASIL TAHAN ASAM


(Mycobacterium tuberculosis)
Tujuan : mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan pewarnaan basil tahan asam
Waktu : diperlukan 3 kali pengambilan ssputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu
Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali dating;
Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita dating lagi dengan
membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur)
Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium.,penderita
diminta mengeluarkan sputumnya lagi
Alat-alat : – wadah setril dari gelas/plastik bermulut lebar bertutut ulir
Cara kerja :
1. Berikan penjelasan pada penderita bagaimana cara membantukkan sputum yang baik
yaitu :

kumur- kumur lebih dahulu, tarik nafas 2 – 3 kali, tahan beberapa detik , kemudian

batukkan kuat-kuat
2. Taruh wadah sputum dekat bibir dan masukkan sputum kedalamnya.
3. sputum yang baik adalah yang kental dan jumlahnya cukup 2 – 3 ml
4. tutup wadah sputum dengan rapat
5. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN


1) Pemeriksaan Darah
a. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan laboratorium.
1) Perifer (pembuluh darah tepi)
2) Vena
3) Arteri
4) Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah
5) Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit
b. Bentuk pemeriksaan
1) Jenis/golongan darah
2) HB
3) Gula darah
4) Malaria
5) Filaria dll
c. Persiapan alat
1) Lanset darah atau jarum khusus
2) Kapas alkohol
3) Kapas kering
4) Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
5) Bengkok
6) Hand scoon
7) Perlak dan pengalas
d. Prosedur kerja
1) Mendekatkan alat
2) Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur
3) Memasang perlak dan pengalas
4) Memakai hand scoon
5) Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan
6) Kulit dihapushamakan dengan kapas alkohol
7) Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
8) Merapikan alat
9) Melepaskan hand scoon
2) Pemeriksaan Urine
a. Kegunaan
1) Menafsirkan proses-proses metabolisme
2) Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien DM)
b. Jenis pemeriksaan
1) Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
2) Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
3) Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan (1,5-3 jam sesudah makan)
4) Urine 24 jam
Urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam.
c. Persiapan alat
1) Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
2) Wadah urine dengan tutupnya
3) Hand scoon
4) Kertas etiket
5) Bengkok
6) Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium
d. Prosedur tindakan
1) Mencuci tangan
2) Mengisi formulir
3) Memberi etiket pada wadah
4) Memakai hand scoon
5) Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian ditutup rapat.
6) Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket
7) Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi
8) Meletakkan wadah ke dalam bengkok atau tempat khusus bertutup.
9) Membereskan dan merapikan alat
10) Melepas hand scoon
11) Mencuci tangan
3) Pemeriksaan Faeces
a. Pengertian
Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang tertentu.
b. Tujuan
Untuk menegakkan diagnosa
c. Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa
Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja
yang diambil adalah tinja segar.
d. Persiapan alat
1) Hand scoon bersih
2) Vasseline
3) Botol bersih dengan penutup
4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5) Bengkok
6) Perlak pengalas
7) Tissue
8) Tempat bahan pemeriksaan
9) Sampiran
e. Prosedur tindakan
1) Mendekatkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Memasang perlak pengalas dan sampiran
5) Melepas pakaian bawah pasien
6) Mengatur posisi dorsal recumbent
7) Memakan hand scoon
8) Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian diputar
kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
9) Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.
10) Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
11) Melepas hand scoon
12) Merapikan pasien
13) Mencuci tangan
Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril. Caranya sama dengan
cara thoucer, tetapi alat-alat yang digunakan dalam keadaan steril.
4) Pengambilan sputum
a. Pengertian
Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakhea, bukan ludah atau lendir
yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.
b. Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien sehingga
diagnosa dapat ditegakkan.
c. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).
d. Persiapan alat
1) Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
2) Botol bersih dengan penutup
3) Hand scoon
4) Formulir dan etiket
5) Perlak pengalas
6) Bengkok
7) Tissue
e. Prosedur tindakan
1) Menyiapkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi duduk
5) Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
6) Memakai hand scoon
7) Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan (sputum pot)
8) Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
9) Membersihkan mulut pasien
10) Merapikan pasien dan alat
11) Melepas hand scoon
12) Mencuci tangan
5) Pengambilan spesimen cairan vagina/hapusan genetalia
a. Persiapan alat
1) Kapas lidi steril
2) Objek gelas
3) Bengkok
4) Sarung tangan
5) Spekulum
6) Kain kassa, kapas sublimat
7) Bengkok
8) Perlak
a. Prosedur
1) Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Mendekatkan alat
3) Memasang sampiran
4) Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian bawah (jaga privacy
pasien)
5) Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6) Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
7) Mencuci tangan
8) Memakai sarung tangan
9) Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
10) Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai kebutuhan
11) Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
12) Membuang kapas lidi pada bengkok
13) Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup
14) Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke laboratorium
15) Membereskan alat
16) Melepas sarung tangan
17) Mencuci tangan
18) Melakukan dokumentasi tindakan
Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan
sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk
diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah
yang benar. Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan
yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak
untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal),
antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.

Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti berikut ini :

1. Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan
spesimen.
o Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan
spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi),
tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum
alkohol, dsb.
o Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak,
faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan harus diambil,
bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci
tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan daerah
genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.
o Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel
darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan
yang akan dilakukan.
2. Peralatan sampling. Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat
sebelum sampling. Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
o bersih
o kering
o tidak mengandung detergent atau bahan kimia
o terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
o steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman
o sekali pakai buang (disposable)
o wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat,
besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil.
3. Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah pembekuan


darah. Umumnya yang digunakan adalah EDTA (ethylendiamin tetraaceticacid),
natrium citrat, heparin dan natrium fosfat. Pemilihan antikoagulan harus sesuai
dengan jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat. Mengenai antikoagulan
akan dibahas pada postingan yang lain.

4. Lokasi sampling. Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai


dengan jenis spesimen yang diperlukan.
o Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan di
lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit sakit
dan kecil kemungkinan memarnya.
o Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah pergelangan
tangan.
o Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari manis.
Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.
o Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi,
kecuali darah dan cairan otak.
o Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dan crista iliaca
anterior dan posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia.
o Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi,
oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak dilakukan pada
tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada daerah dimana darah
sedang ditransfusikan dan intravena lines (infus).

Anda mungkin juga menyukai