Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI MURNI TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-6 TAHUN DI TK DHARMA WANITA


TLOGOMAS MALANG

Bernike Keiku Lori1), Pertiwi Perwiraningtyas2), Vita Maryah3)


1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
2) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Email: bernikelori@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang adalah kemampuan
motorik. Perkembangan motorik halus dapat berkembang dengan baik jika orang
tua dapat memberikan stimulasi dengan baik. Stimulasi dapat diberikan dengan
beberapa kegiatan, bermain origami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh bermain origami murni terhadap kemampuan motorik halus anak usia 3-
6 tahun di TK Dharma Wanita Tlogomas. Penelitian ini menggunakan desain
quasy experiment dengan one group pre posttest design. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua anak usia 3-6 tahun di TK Dharma Wanita Tlogomas tahun 2018
sebanyak 30 anak, dan teknik sampling menggunkan total sampling. Instrumen
yang digunakan adalah DDST. Analisis yang digunakan Paired-Samples T Test.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan motorik halus anak usia 3-6
tahun di TK Dharma Wanita Tlogomas, sebelum bermain origami murni sebagian
besar dikategorikan normal sebanyak 17 orang (56,7%). Kemampuan motorik
halus anak usia 3-6 tahun di TK Dharma Wanita Tlogomas sesudah bermain
origami murni, hampir seluruhnya dikategorikan normal sebanyak 25 orang
(83,3%). Hasil analisis diperoleh nilai signifikan sebesar 0,001 (p value ≤ 0,05),
maka data dinyatakan signifikan, artinya ada pengaruh bermain origami murni
terhadap kemampuan motorik halus anak usia 3-6 tahun di TK Dharma Wanita
Tlogomas.

Kata Kunci: Origami Murni, Motorik Halus


EFFECT PURE ORIGAMI PLAYINGON THE FINE MOTORIC ABILITY
OF 3-6 YEARS OLD CHILDREN AT TLOGOMAS MALANG DHARMA
WANITA KINDERGARTEN

ABSTRACT
One of the abilities of a developing child is motor skills. Fine motor
development can develop well if parents can stimulate well. Stimulation can be
provided with several activities, playing origami. The purpose of this study was to
determine the effect of before and after playing origami purely on the fine motor
skills of children aged 3-6 years at Tlogomas Dharma Wanita Kindergarten. This
research usesdesign quasy experiment with one group pre posttest design. The
population in this study were all children aged 3-6 years at Tlogomas Dharma
Wanita Kindergarten in 2018 as many as 30 children, and the sampling technique
used total sampling. The instrument used is DDST. Analysis used by the Paired-
Samples T Test. The results showed that the fine motor skills of 3-6 year olds at
Dharma Wanita Tlogomas kindergarten, before playing pure origami were mostly
categorized as normal as 17 people (56.7%). The fine motor skills of 3-6 year olds
at Dharma Wanita Tlogomas kindergarten after playing pure origami were almost
entirely categorized as normal as 25 people (83.3%). The results of the analysis
obtained a significant value of 0.001 (p value ≤ 0.05), thus the data was stated to
be very significant, meaning that there was a pure influence of origami play on the
fine motor skills of children aged 3-6 years at Tlogomas Dharma Wanita
Kindergarten.

Keywords: Pure Origami, Fine Motoric

PENDAHULUAN kognitif, fisik, motorik, dan


psikososial (Indraswari, 2011).
Usia pra sekolah adalah masa di mana
anak mulai mempersiapkan diri dalam Salah satu kemampuan anak
memasuki usia sekolah. Pada usia 3-6 yang sedang berkembang adalah
tahun merupakan masa peka dalam kemampuan motorik. Motorik anak di
perkembangan aspek berpikir logis bagi menjadi 2 bagian yaitu motorik
anak. Masa peka adalah masa kasar dan motorik halus. Motorik
terjadinya pematangan fungsi-fungsi kasar yaitu gerakan badan yang
dan psikis yang siap merespon menggunakan koordinasi otot-otot
stimulasi dan mengasimilasiatau besar sedangkan motorik halus yaitu
menginternalisasikan ke dalam gerakan badan yang menggunakan
pribadinya (Andayani, 2012). Masa koordinasi otot-otot kecil (Praminta,
ini anak mulai berkembang dengan 2014). Motorik halus adalah kegiatan
sangat pesat. Anak yang terstimulus yang berhubungan dengan
dengan baik akan memiliki keterampilan fisik dan membutuhkan
bermacam-macam aspek sinkronisasi antara mata dan tangan.
perkembangan diantaranya dapat Kegiatan akademis yang dilakukan
mengembangkan kemampuan anak misalnya memotong, mewarnai,
melipat, menggambar dan menarik
garis. Saraf motorik halus bisa dilatih selembar kertas berbentuk persegi
dengan gerakan dan rangsangan yang untuk membuat sebuah model tanpa
dilakukan secara rutin dan tambahan teknik lain seperti
berkelanjutan (Decaprio, 2013). pengeleman atau pemotongan
(Kusumaningrum, 2013).
WHO (World Health
Organitation) mengatakan bahwa Menurut Hirai (2010) melipat
pada tahun 2009, 5-25% dari anak kertas adalah kegiatan seni yang
usia toddler mengalami disfungsi otak gampang dibuat dan mengasyikkan
minor, diantaranya gangguan sebagai kegiatan untuk mengisi waktu
perkembangan motorik halus (WHO luang dan alat pembelajaran serta
dalam Sutirna, 2013). Menurut komunikasi dengan anak. Selain itu
Depkes RI (2006) bahwa 0,4 Juta melipat kertas juga efektif untuk anak
(16%) balita Indonesia mengalami dan mempunyai fungsi melatih
gangguan perkembangan motorik motorik halus dalam masa
halus dan kasar, gangguan perkembangannya. Origami dapat
pendengaran dan kecerdasan kurang. melatih kemampuan motorik halus
Dari data analisa keadaan orang tua dengan keterampilan jari-jemari
dan anak di Dinas Kesehatan Tingkat tangan anak saat melipat kertas
I Propinsi Jawa Timur tahun 2008 (Aprilia, 2013). Ketika kedua tangan
untuk deteksi tumbuh kembang bergerak, gerakan jari-jari otot tangan
toddler di Jawa Timur ditetapkan mengirimkan tanda ke sistem saraf
80%. Tetapi cakupan diperiksa pusat menyebabkan neuron melewati
sebanyak 40,19% dan yang tangan mengaktifkan bagian bahasa
mengalami perkembangan tidak otak (Rahmawati, 2012). Kreatifitas
normal sebanyak 0,14%, salah satu anak yang telah terasah dengan baik
perkembangan yang terganggu yaitu akan berpengaruh terhadap
perkembangan motorik halus anak kemampuan motorik halus.
(Masrurin, 2014).
Hasil penelitian Purnamasari
Pekembangan motorik halus (2014) dengan judul “Penerapan
akan berkembang dengan baik jika Metode Demonstrasi Melalui
orang tua dapat memberikan stimulasi Kegiatan Melipat Kertas (Origami)
dengan baik (Natalia, 2014). untuk Meningkatkan Perkembangan
Rangsangan dapat dilakukan dengan Motorik Halus Anak”. Penelitian ini
beberapa kegiatan, diantaranya merupakan penelitian tindakan kelas
dengan bermain origami. Origami (PTK) yang dilakukan dalam dua
adalah seni melipat kertas yang dapat siklus. Pada akhir siklus I ditandai
di buat berbagai macam bentuk dengan pelaksanaan kegiatan bermain
seperti bentuk hewan, bunga maupun origami, begitupun siklus II. Setiap
alat transportasi (perahu, pesawat). siklus terdiri dari empat tahapan
Jenis origami yang sering di gunakan yaitu, perencanaan, pelaksanaan,
untuk melatih kemampuan motorik pengamatan/observasi dan refleksi
halus anak yaitu origami murni (Arikunto dkk, 2009). Penelitian ini
(pureland origami) karena membuktikan dari 19 anak didapatkan
merupakan jenis lipatan yang sangat motorik halus anak mengalami
dasar dan hanya menggunakan peningkatan dengan penerapan
metode demonstrasi pada siklus I ke menggunakan total sampling.
siklus II. Jadi dapat disimpulkan Instrumen yang digunakan adalah
bahwa terjadi peningkatan DDST. Analisis yang digunakan
kemampuan motorik halus anak Paired-Samples T Test).
melalui kegiatan melipat kertas
(origami).
Berdasarkan studi pendahuluan HASIL PENELITIAN
yang dilakukan peneliti 16 Januari
2018 dengan 10 anak TK Dharma 1. Data Umum
Wanita Tlogomas diketahui sebanyak
Tabel 1 Karakteristik Responden
8 anak masih kurang berkembang
kemampuan motorik halusnya.
Kemampuan motorik halus anak
dilihat dari kemampuan anak Karakteristik
f %
membuat menara dari 6 kubus, Responden
meniru garis vertikal, Usia:
menggoyangkan ibu jari, mencontoh 4 tahun 4 13,3
lingkaran (usia 3 tahun 6 bulan-4 5 tahun 19 63,3
tahun), menggambar orang 3 bagian, 6 tahun 7 23,3
mencontoh tanda tambah, memilih Total 30 100
garis yang lebih panjang (usia 4-5 Jenis Kelamin:
tahun), mencontoh , menggambar Perempuan 16 56,3
orang 6 bagian (usia 5-6 tahun). Laki-laki 14 46,7
Berdasarkan wawancara dengan salah Total 30 100
satu guru menjelaskan bahwa di TK Pendidikan Ayah:
Dharma Wanita Tlogomas belum ada SMP 9 30,0
yang memberikan permainan dengan SMA 13 43,3
media origami kepada anak-anak D3 2 6,7
yang bertujuan untuk meningkatkan D4 1 3,3
kemampuan motorik halus anak. S1 5 16,7
Penelitian ini bertujuan untuk Total 30 100
mengetahui pengaruh bermain
Pendidikan Ibu:
origami murni terhadap kemampuan
SD 2 6,7
motorik halus anak usia 3-6 tahun di
SMP 12 40,0
TK Dharma Wanita Tlogomas.
SMA 10 33,3
DESAIN PENELITIAN D3 2 6,7
D4 1 3,3
Penelitian ini menggunakan Total 30 100
desain eksperimen semu (quasy
experiment) dengan one group pre Berdasarkan Tabel 1,
posttest design. Populasi dalam menunjukan bahwa anak usia 3-6
penelitian ini adalah semua anak usia tahun di TK Dharma Wanita
3-6 tahun di TK Dharma Wanita Tlogomas sebagian besar berusia 5
Tlogomas tahun 2018 sebanyak 30 tahun sebanyak 19 orang (63,3%),
anak, dan teknik sampling orang tua (ayah) anak usia 3-6 tahun
di TK Dharma Wanita Tlogomas
hampir setengahnya berpendidikan
SMA yaitu sebanyak 13 orang Kemampuan
F %
(43,3%), dan orang tua (ibu) anak Motorik Halus
usia 3-6 tahun di TK Dharma Wanita Normal 25 83,3
Tlogomas hampir setengahnya Suspect 5 16,7
berpendidikan SMP yaitu sebanyak Untestable - 0
12 orang (40,0%). Total 30 100

Berdasarkan Tabel 3,
menunjukkan bahwa kemampuan
2. Data Khusus motorik halus anak usia 3-6 tahun di
TK Dharma Wanita Tlogomas
1. Identifikasi Kemampuan sesudah bermain origami murni,
Motorik Halus Sebelum hampir seluruhnya dikategorikan
Permainan Origami Murni normal sebanyak 25 orang (83,3%).

3. Pengaruh Motorik Halus


Tabel 2 Kategori Kemampuan Sebelum dan Sesudah Bermain
Motorik Halus Sebelum Origami Murni
Latihan Origami Murni
Tabel 4 Tabulasi Silang antara
Kemampuan Motorik Halus
Sebelum dan Sesudah
Kemampuan
F % Bermain Origami Murni
Motorik Halus
Normal 17 56,7
Suspect 11 36,7
Sesudah P
Untestable 2 6,7 Bermain Origami
Total value
Murni
Total 30 100 Normal Suspect
Berdasarkan Tabel 2,
Normal 17 (56,7%) 0 17(56,7%)
menunjukkan bahwa kemampuan
motorik halus anak usia 3-6 tahun di Sebelum Suspect 8 (26,7%) 3 (10%) 11 (36,7%)
0,001
TK Dharma Wanita Tlogomas,
sebelum bermain origami murni, Untestable 0 2 (6,7%) 2 (6,7%)
sebagian besar dikategorikan normal 5
sebanyak 17 orang (56,7%). Total 25 30 (100%)
(16,7%)

2. Identifikasi Kemampuan
Berdasarkan Tabel 4,
Motorik Halus Sesudah
menunjukkan bahwa kemampuan
Permainan Origami Murni
motorik halus sebelum bermain
origami murni terdapat 11 orang
Tabel 3 Kategori Kemampuan (36,7%) yang dikategorikan suspect,
Motorik Halus Sebelum namun sesudah bermain origami
Latihan Origami Murni murni meningkat menjadi normal
sebanyak 8 orang (26,7%), dan hanya
3 orang (10%) yang tetap suspect, dengan pendapat Indraswari (2011)
sama halnya dengan untestable bahwa masa 3-6 tahun ini anak mulai
sebelumnya terdapat 2 (6,7%), berkembang dengan sangat pesat.
namun sesudah bermain origami Anak yang terstimulus dengan baik
murni meningkat menjadi suspect. akan memiliki bermacam-macam
Selanjutnya untuk aspek perkembangan diantaranya
membuktikan hipotesis penelitian dapat mengembangkan kemampuan
dilakukan pengujian menggunakan kognitif, fisik, motorik, dan
analisis Uji T berpasangan (Paired- psikososial.
Samples T Test) kemampuan motorik Hasil penelitian dalam data
halus anak usia 3-6 tahun sebelum umum menunjukkan bahwa
dan sesudah bermain origami murni pendidikan ayah hampir setengahnya
di TK Dharma Wanita Tlogomas berpendidikan SMA yaitu sebanyak
diperoleh nilai signifikan sebesar 13 orang (43,3%), dan pendidikan ibu
0,001 (p value ≤ 0,05) maka data hampir setengahnya berpendidikan
dinyatakan signifikan, artinya ada SMP yaitu sebanyak 12 orang
pengaruh bermain origami murni (40,0%). Astuti, et al., (2011)
terhadap kemampuan motorik halus mengungkapkan bahwa tingkat
anak usia 3-6 tahun di TK Dharma pendidikan yang lebih tinggi akan
Wanita Tlogomas. mempermudah seseorang atau
masyarakat untuk memperoleh dan
PEMBAHASAN menerima informasi dalam
menerapkan hidup sehat. Berdasarkan
1. Kemampuan Motorik Halus
data umum dan teori tersebut maka
Sebelum Permainan Origami
peneliti menyimpulkan bahwa tingkat
Murni
pendidikan yang dimiliki orang tua
dapat mempengaruhi tingkat
Berdasarkan hasil penelitian
pengetahuan orang tua dalam
diketahui bahwa kemampuan motorik
memberikan stimulasi yang dapat
halus anak usia 3-6 tahun di TK
mendukung perkembangan motorik
Dharma Wanita Tlogomas, sebelum
halus anak.
bermain origami murni, sebagian
besar dikategorikan normal sebanyak
2. Kemampuan Motorik Halus
17 orang (56,7%). Jika dilihat dari
Sesudah Permainan Origami
data umum berupa umur anak,
Murni
responden dalam penelitian ini adalah
anak usia
Berdasarkan hasil penelitian
3-6 tahun di TK Dharma Wanita
diketahui bahwa kemampuan motorik
Tlogomas, dan sebagian besar
halus anak usia 3-6 tahun di TK
berusia 5 tahun sebanyak 19 orang
Dharma Wanita Tlogomas sesudah
(63,3%), maka sangat jelas bahwa
bermain origami murni, hampir
perkembangan bahasa anak usia
seluruhnya dikategorikan normal
toddler dipengaruhi oleh kondisi fisik
sebanyak 25 orang (83,3%). Hasil
tubuh anak, yaitu semakin tinggi usia
penelitian sesudah bermain origami
anak maka semakin kuat tubuh/fisik
murni menunjukkan ada peningkatan
anak untuk melakukan gerakan
tingkat kemampuan motorik halus.
motorik halus. Hal ini didukung
Perkembangan motorik halus pada stimulasi teratur dan terarah akan
anak usia 3-6 tahun yang lebih cepat berkembang dibandingkan
dikategorikan normal merupakan dengan anak yang kurang mendapat
anak usia 3-6 tahun yang memiliki stimulasi.
kemampuan gerakan yang Dewi (2009) dalam
dilaksanakan oleh bagian badan penelitiannya menyatakan bahwa
tertentu yang melibatkan sebagian pemberian stimulasi pada usia 3 tahun
kecil otot tubuh untuk dapat merupakan hal yang sangat penting
melakukan keterampilan atau gerakan bagi kehidupan anak karena pada usia
halus. Adapun gerakan-gerakan 3 tahun otak mengalami
seperti dalam penelitian ini adalah perkembangan yang sangat pesat.
gerakan-gerakan melipat kertas. Hal Berdasarkan temuan tersebut, peneliti
ini didukung dengan pendapat Wong, dapat menyimpulkan secara
dkk (2008) perkembangan motorik sederhana bahwa pemberian stimulasi
halus merupakan kemampuan anak berupa permainan origami murni
dalam beraktivitas dengan kepada anak usia 3-6 tahun sangatlah
menggunakan otot-otot kecil seperti penting hal ini, dimaksudkan agar
menggenggam, menggambar, anak mencoba memulai menggerakan
menyusun balok dan memasukkan otot-otot sehingga anak tidak
kelereng. mengalami keterbelakangan gerakan
Hasil penelitian sesudah fisik.
perlakuan bermain origami murni,
masih terdapat 5 orang (16,7%) yang 3. Pengaruh Motorik Halus
dikategorikan suspect. Hal ini jika Sebelum dan Sesudah Bermain
dikaitkan dengan umur, bahwa kelima Origami Murni
orang tersebut belum genap berusia 4
tahun, sehingga tentu penerimaan Hasil tabulasi silang antara
stimulasi latihan origami murni masih variabel sebelum dan sesudah
kurang. Hal tersebut didukung dengan bermain origami murni, diketahui
pendapat Potter & Perry (2005) bahwa bahwa kemampuan motorik
bahwa umur anak berpengaruh pada halus sebelum bermain origami murni
proses pertumbuhan anak termasuk di terdapat 11 orang (36,7%) yang
dalamnya adalah perkembangan dikategorikan suspect, namun sesudah
motorik halus. bermain origami murni meningkat
Setiap anak perlu mendapat menjadi normal sebanyak 8 orang
stimulasi rutin sedini mungkin dan (26,7%), dan hanya 3 orang (10%)
berkelanjutan pada setiap yang tetap suspect, sama halnya
kesempatan. Stimulasi perkembangan dengan untestable sebelumnya
anak dilakukan oleh orang tua terdapat 2 (6,7%), namun sesudah
(Rusmil, 2006). Menurut bermain origami murni meningkat
Soetjiningsih (2005), stimulasi menjadi suspect. Selanjutnya hasil
merupakan hal yang penting untuk analisis Uji T berpasangan (Paired-
perkembangan anak, dalam stimulasi Samples T Test) didapat nilai
juga membutuhkan alat bantu signifikan sebesar 0,001 (p value ≤
sederhana sesuai tingkat usia 0,05) maka data dinyatakan
perkembangan, anak yang mendapat signifikan, artinya ada pengaruh
bermain origami murni terhadap juga efektif untuk anak dan
kemampuan motorik halus anak usia mempunyai fungsi melatih motorik
3-6 tahun di TK Dharma Wanita halus dalam masa perkembangannya.
Tlogomas. Hasil penelitian ini sesuai Origami dapat melatih kemampuan
dengan penelitian sebelumnya yang motorik halus dengan keterampilan
dilakukan oleh Purnamasari (2014) jari-jemari tangan anak saat melipat
membuktikan bahwa ada peningkatan kertas (Aprilia, 2013). Ketika kedua
perkembangan motorik halus dengan tangan bergerak, gerakan jari-jari otot
penerapan metode demonstrasi pada tangan mengirimkan tanda ke sistem
siklus I ke siklus II. saraf pusat menyebabkan neuron
Anak usia 3-6 tahun sebagai melewati tangan mengaktifkan bagian
proses tumbuh kembang yang cepat bahasa otak (Rahmawati, 2012).
dan memiliki berbagai macam Kreatifitas anak yang telah terasah
potensi. Kemampuan motorik halus dengan baik akan berpengaruh
merupakan salah satu aspek yang terhadap kemampuan motorik halus.
penting dalam kehidupan anak, Perkembangan motorik halus
karena pada dasarnya setiap anak dapat berkembang dengan baik jika
melakukan gerak berhubungan orang tua dapat memberikan stimulasi
dengan kerja otot-otot kecil maupun dengan baik (Natalia, 2014).
koordinasi tangan dan mata yang Stimulasi dapat diberikan dengan
terlibat dalam kehidupan sehari-hari beberapa kegiatan, salah satunya
(Sujiono dkk, 2005). Oleh karena itu, bermain origami. Origami adalah seni
untuk meningkatkan kemampuan melipat kertas yang dapat di buat
motorik halus anak dibutuhkan berbagai macam bentuk seperti
kegiatan yang menyenangkan agar bentuk hewan, bunga maupun alat
anak dapat merespon stimulasi- transportasi (perahu, pesawat). Jenis
stimulasi yang diberikan sehingga origami yang sering di gunakan untuk
dapat berkembang secara optimal. melatih kemampuan motorik halus
Salah satunya yaitu dengan melipat anak yaitu origami murni (pureland
kertas dengan media origami. Alasan origami) karena merupakan jenis
memilih melipat kertas dengan lipatan yang sangat dasar dan hanya
origami untuk peningkatan menggunakan selembar kertas
kemampuan motorik halus misalnya berbentuk persegi untuk membuat
gerak otot jari, pergelangan tangan sebuah model tanpa tambahan teknik
yang membutuhkan koordinasi mata, lain seperti pengeleman atau
memacu kreatifitas otak, belajar pemotongan (Kusumaningrum, 2013).
mengenal warna, belajar membuat
mainan sendiri dan melatih kesabaran
(Moshimoshi, 2011). SIMPULAN
Hirai (2010) menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian
melipat kertas adalah kegiatan seni
dan pembahasan pada bab
yang gampang dibuat dan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
mengasyikkan sebagai kegiatan untuk
sebagai berikut.
mengisi waktu luang dan alat
pembelajaran serta komunikasi 1. Kemampuan motorik halus anak
dengan anak. Selain itu melipat kertas usia 3-6 tahun di TK Dharma
Wanita Tlogomas sebelum
bermain origami murni, sebagian 4. TK Dharma Wanita Tlogomas
besar dikategorikan normal Malang
2. Kemampuan motorik halus anak
usia 3-6 tahun di TK Dharma Sekolah merupakan lingkungan
Wanita Tlogomas sesudah yang memberikan pengaruh
bermain origami murni, hampir terhadap perkembangan anak,
seluruhnya dikategorikan normal. salah saltunya adalah motorik
3. Ada pengaruh bermain origami halus, sehingga sekolah dituntut
murni terhadap kemampuan untuk perlu memperhatikan
motorik halus anak usia 3-6 metode pembelajaran yang
tahun di TK Dharma Wanita diterapkan disekolah, dimana
Tlogomas. sekolah dapat menerapkan
metode pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran yang
SARAN mudah dan dipahami oleh
siswa/siswi seperti bermain
1. Pelayan Kesehatan
origami murni.
Pelayan kesehatan dapat
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
memberikan stimulus seperti
Peneliti selanjutnya untuk
bermain origami murni kepada
meneliti tentang permainan
anak usia 3-6 tahun yang dapat
lainnya yang berdampak pada
membantu meningkatkan
motorik halus anak.
perkembangan kemampuan
motorik halus anak. DAFTAR PUSTAKA
2. Pendidik (Guru)
Andayani, W.Y. 2012. Peningkatan
Pihak pendidik dapat Kemampuan Motorik Halus
memperhatikan metode Anak Melalui Melipat Pada
pembelajaran yang mudah Siswa Kelompok A Di TK IT
dipahami oleh siswa/siswi Mekar Insani Suryodiningratan.
terlebih menggunakan metode Skripsi. Fakultas Ilmu
bermain, hal ini dapat Pendidikan. Universitas Negeri.
memberikan stimulus yang baik Yogyakarta.
kepada anak usia 3-6 tahun yang
dapat membantu meningkatkan Aprilia. 2013. Efektifitas Penggunaan
perkembangan kemampuan Kertas Lipat (Origami) Dalam
motorik halus anak. Meningkatkan Kreativitas Pada
Anak. Jurnal Fakultas Psikologi
3. Orang Tua Universitas Ahmad Dahlan.
Arikunto,S.,dkk. 2009. Penelitian
Orang tua anak usia 3-6 tahun
Tindakan Kelas. Jakarta: PT
dapat memanfaatkan bermain
Bumi Aksara.
origami murni untuk
perkembangan motorik halus Astuti, W. P., Herniyatun, Yudha, H.
anak. T. Astuti, W. P., Herniyatun,
Yudha, H. T. (2011). Hubungan Masrurin, 2014. Pengaruh Senam
Pengetahuan Ibu Ten tang San Otak Terhadap Perkembangan
itasi Makanan Dengan Motorik Halus Anak Usia 4-5
Kejadian Diare Pada Balita. Tahun Di RA Sabilul Muhtadin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Puri-Mojokerto.
Keperwatan, Vol. 7, No.3 : 151-
158. Maya Hirai. 2010. Kreasi Origami
http://ejournal.stikesmuhgombo Favorit. Kawan Pustaka.
ng.ac.id/index.php/JIKK/article/ Jakarta.
view/11. Online, Akses tanggal
Moshimoshi. 2009. Origami. Diambil
4 Agustus 2018, Pk.13:10.
dari
Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi http://moshimoshi.web.id/origa
Pembelajaran Motorik di mi/ , pada tanggal 03 Maret
Sekolah. Yogyakarta: Diva 2018.
Press.
Natalia, L.C.D. 2014. Permainan
Depkes. 2006. Pedoman pelaksanaan Origami Terhadap
stimulasi. Deteksi dan Perkembangan Motorik Halus
Intervensi Tumbang Anak. Anak Usia Prasekolah (3-4
Jakarta Tahun) Di Paud Tarbiyatus
Shibyan Desa Gayaman
Dewi, H. 2009. Hubungan Antara Mojoanyar Mojokerto. Kti D3
Tingkat Pendidikan Dan Kebidanan.
Pengetahuan Ibu Terhadap
Motivasi Ibu Memberikan Potter & Perry. 2005. Buku Ajar
Stimulasi Tumbuh Kembang Fundamental Keperawatan:
Motorik Balita Umur 1-3 Tahun Konsep, proses dan Praktik.
di Desa Dadirejo Kecamatan Jakarta: EGC.
Tirto Kabupaten Pekalongan.
Praminta, A.D. 2014. Pengaruh
Skripsi tidak terpublikasi.
Kegiatan Menggunting
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pola Terhadap
Muhammadiyah Pekajangan,
Kemampuan Motorik
Pekalongan.
Halus Anak Usia Dini
Indraswari. 2011. Peningkatan Kelompok B di TK Islam
Perkembangan Motorik Halus Qoshrul Ubudiyah. Skripsi.
Anak Usia Dini Melalaui Fakultas Ilmu Pendidikan.
Kegiatan Mozaik Di Taman Universitas Negeri.
Kanak-Kanak Pembina Agama. Surabaya
Skripsi.
Purnamasari,N.K.N.,dkk. 2014.
Kusumaningrum, A. D. 2013. Penerapan Metode
Efektifitas Penggunaan Kertas Demonstrasi Melalui Kegiatan
Lipat (Origami) Dalam Melipat Kertas (Origami)
Meningkatkan Kreativitas Pada Untuk Meningkatkan
Anak. Empathy Jurnal Fakultas Perkembangan Motorik Halus
Psikologi, 2. Anak. E-Journal Pg-Paud
Universitas Pendidikan
GaneshaJurusan Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia
Dini. 2 (1) : 1-10.
Rahman, U. 2009. Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini.
Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, 12,
46-57.
Rusmil, Kusnandi. 2006. Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: Depkes
RI.

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang


Anak. Jakarta: EGC.

Sujiono,B. 2005. Metode


Pengembangan Fisik, Jakarta :
Universitas Terbuka
Sutirna. 2013. Perkembangan dan
Pertumbuhan Peserta Didik.
Yogyakarta : Andi Offset
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Pediantrik
Cetakan Pertama. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai