Anda di halaman 1dari 4

KESELAMATAN PASIEN DAN

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


(TUGAS INDIVIDU 2 (DUA) SOAL)

Dosen Pembimbing :
Cau Kim Jiu, M.Kep., PH.D.

Oleh :
ABDUL SAMAD
SNR212250064

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022 / 2023
1. Identifikasi 1 contoh kejadian/masalah keselamatan pasien di tempat anda bekerja dan jelaskan tindakan penyelesaian yang seharusnya
dilakukan (berdasarkan sumber yang jelas).

Kasus Ilustrasi : Seorang perawat terpapar virus Covid-19, karena pasien tidak jujur dengan keluhan penyakit yang mengakibatkan resiko terpaparnya petugas
kesehatan, dengan kelalaian penggunaan APD yang kurang tepat pada petugas kesehatan yang dikarenakan pasien tidak mengetahui kalau pasien mengalami
gejala terpapar virus Covid-19, DAN TERJADI KELELAHAN PADA PETUGAS.

Mengidentifikasi kejadian dengan Rangkaian Fishbone K3:


PERLENGKAPAN/ ALAT LINGKUNGAN

LINGKUNGAN YANG RAMAI


TIDAK MENGGUNAKAN APD LENGKAP
LINGKUNGAN TIDAK KONDUSIF KARENA ANTRI

APD YANG TIDAK DI GANTI


RESIKO TERPAPAR VIRUS / RESIKO INFEKSI
O NE
HB
FIS
KELELAHAN PADA PETUGAS
PENGKAJIAN RESIKO INFEKSI KURANG
KELUARGA PASIEN TIDAK JUJUR DENGAN KEADAAN PASIEN

STANDAR PEMERIKSAAN KURANG


KETIDAKJUJURAN PASIEN DENGAN KONDISI
KURANGNYA KOMUNIKASI YANG
PASIEN EFEKTIF
TIDAK MEMPERLIHATKAN KONDISI GEJALA TERJANGKIT VIRUS

REGULASI/PROSEDUR STAF/ORANG

Tindakan penyelesaiannya yang sesuai dengan kasus di atas menurut PERMENKES dan KMK 01.07, adalah sebagai berikut:
a. Tenaga Kesehatan dan Tenaga Nonkesehatan yang Memberikan Pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan:
 Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat. Jika mengalami gejala klinis COVID-19 tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas
pelayanan kesehatan, dan melaporkan kepada pimpinan/atasan langsung.
 Saat perjalanan ke atau dari fasilitas pelayanan kesehatan, dan selama di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan selalu menggunakan masker
dan jika diperlukan dapat menggunakan tambahan pelindung mata (eye protection) atau pelindung wajah (face shield), menjaga jarak dengan
orang lain minimal 1 (satu) s.d. 2 (dua) meter, dan menghindari menyentuh area wajah. Apabila terpaksa akan menyentuh area wajah, pastikan 5
tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Selain itu, diupayakan tidak berbicara selama
berada di transportasi umum atau fasilitas umum yang ramai.
 Menghindari kontak fisik langsung dengan orang lain, seperti bersalaman, berpelukan, dan sebagainya.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas
fisik minimal 30 (tiga puluh) menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 (tujuh) jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.
 Mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di fasilitas umum, khususnya di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti lift, tempat ibadah,
kantin, toilet, dan fasilitas umum lainnya.
 Selalu membawa masker pengganti, hand sanitizer, dan kebutuhan pribadi termasuk perlengkapan ibadah, peralatan makan dan minum pribadi.
Apabila sedang makan dan minum agar tidak saling berbicara serta masker diletakkan di tempat yang higienis agar tidak menjadi media
penularan penyakit.
 Mematuhi kebijakan PPI terutama kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi yang telah ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan.
 Selalu melakukan anamnesa tambahan sebagai skrining kepada semua pasien yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan terkait dengan
adanya infeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
 Melakukan pembersihan area kerja masing-masing sebelum dan sesudah memberikan pelayanan, serta mengoptimalkan sirkulasi udara di ruang
kerja.
 Seluruh tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan harus berpartisipasi aktif mengingatkan satu sama lain dalam
penerapan protokol kesehatan dan mematuhi kebijakan PPI.
b. Pasien.
 Mematuhi peraturan yang berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan
 Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
 Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta tenaga nonkesehatan yang bekerja fasilitas pelayanan kesehatan.
 Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan setelah mendapatkan penjelasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jika resiko infeksi nya terjadi maka dapat dilakukan Organizational Learning by reporting yaitu:
 Melaporkan insiden dan di analisis di pelajari seluk beluknya, di berikan solusi supaya tidak terjadi lagi, lalu di buat pedoman standar baru atau SOP
yang bisa meningkatkan keselamatan pasien, yang dari sini akan diadakan pelatihan dan seminar yang akan di implementasikan langsung.
2. Sebutkan langkah langkah untuk pengembangan budaya keselamatan pasien yang telah dilakukan di tempat anda bekerja dan jelaskan faktor
pendukung dan penghambat dalam melaksanakan langkah langkah pengembangan budaya keselamatan pasien.

Langkah Langkah F.Pendukung F.Penghambat


Make data capture a priority Sangat mudah dilakukan karena dengan pencatatan yang baik bisa  Keteledoran petugas kesehatan untuk memeriksa
(membuat sistem pencatatan membuat mudah untuk mengingat dan gampang mempelajari lagi hal kembali catatan.
sebagai prioritas) yang sudah kita catat. Dan banyak teknologi sekarang yang dapat  Kurangnya fasilitas sistem pencatatan yang membuat
melakukan pencatatan otomatis, seperti pemberian label resiko jatuh, kurangnya langkah ini di oktimalkan.
label resiko infeksi dll
Use systems-wide Kerja sama tim dapat menduukung langkah ini, dan saling berkerja  Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung
approaches (gunakan sama, untuk meningkatkan keselamatan pasien, dengan sistem jawab individual.
pendekatan sistem yang pendukung dari segi skill, dan kemampuan masing masing individu.  Pengembangan hanya bisa terjadi jika ada sistem
menyeluruh bukan pendukung yang adekuat.
individual)  Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan
peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan
terhadap pasien.
 Pendekatan patient safety tidak diintegrasikan secara
utuh ke dalam sistem yang berlaku, maka
peningkatan yang terjadi hanya akan bersifat
sementara.
Involve patients in safety Mempermudah melakukan keselamatn pasien dnegan bantuan dari  Tidakadanya keluarga pasien yang menjaga pasien.
efforts (melibatkan pasien pasien itu sendiri dan keluarga, yang ini dapat mendukung  Kurangnya buku/alat bahan untuk proses
dalam usaha keselamatan) peningkatan keselamatan pasien, dengan mengajari pasien dan pembelajaran.
keluarga dengan penjelasan K3 yang dapat dilakukan mandiri,  Susahnya pasien atau keluarga untuk menangkap
dengan sistem pendukung leafleat dan buku ajar panduan sederhana pembahasan dari cara melakukan proses K3.
waktu menjaga pasien. Keterlibatan pasien dalam pengembangan  Kurangnya pengetahuan tentang K3.
patient safety terbukti dapat memberikan pengaruh yang positif.
Dimasukkannya perwakilan masyarakat umum dalam komite
keselamatan pasien adalah salah satu bentuk kontribusi aktif dari
masyarakat (pasien).
Develop top-class patient Membangun sistem untuk pengumpulan data-data berkualitas tinggi,  Kurangnya kerjasama dari staf yang bekerja.
safety leaders mendorong budaya tidak saling menyalahkan, memotivasi staf, dan  Manager yang tidak peka dengan masalah K3.
(mengembangkan melibatkan pasien dalam lingkungan kerja. Diperlukan  Kurangnya pelatihan K3 pada staf staf.
kepemimpinan keselamatan kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak, serta dedikasi dan  Terjadi ketidakpatuhan pada pengembangan
pasien yang berkualitas) komitmen yang tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan keselamatan kerja dan keselamatan pasien
budaya patient safety.

Anda mungkin juga menyukai