D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
AYU MALFA SARI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerugian rumah sakit yang harus dihilangkan bahkan lebih besar, terutama
dalam pencegahan ulkus dekubitus, infeksi nosokomial, pasien cedera jatuh dan
kesalahan pengobatan akibat cedera. Ketidaktahuan akan keselamatan pasien
mengakibatkan kerugian bagi pasien dan rumah sakit. B. Tingginya biaya yang
dikeluarkan pasien, lama rawat inap pasien di rumah sakit, dan timbulnya
resistensi obat. Kerugian rumah sakit yang harus dihilangkan bahkan lebih besar,
terutama dalam pencegahan ulkus dekubitus, infeksi nosokomial, pasien cedera
jatuh dan kesalahan pengobatan akibat cedera.
Jumlah jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan
staf rumah sakit yang banyak, terutama perawat yang merupakan staf rumah sakit
terbanyak, merupakan sumber potensial malpraktik medis. Malpraktik adalah
kegagalan prosedur medis yang direncanakan sebelumnya. Kesalahan yang
dilakukan dalam proses medis ini menyebabkan pasien cedera. Ini bisa berupa
kejadian nyaris celaka atau kejadian buruk.
lOMoARcPSD|21074496
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, AEs bersifat ketidaksengajaan. Karena itu, tidak ada rencana
untuk merugikan orang lain. Namun apapun alasannya, hal tersebut tidak boleh
terjadi karena dapat berdampak negatif bahkan fatal bagi penderitanya. Oleh
karena itu perlu segera dilakukan pembedahan, dan perlu dilakukan tindakan
medis (pembedahan), tetapi tidak perlu melakukan penyakit. Bayangkan apa yang
akan terjadi pada pasien. Selain kerugian ekonomi dan psikologis, pasien mungkin
menderita seumur hidup atau bahkan meninggal. Karena kasus AE terjadi di
mana-mana, WHO
lOMoARcPSD|21074496
Keselamatan pasien dapat tercipta karena beberapa hal salah satu yang
terpenting ialah kesinambungan pelayanan atau peran kerja tim perawat. Rumah
sakit seharusnya selalu menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Dengan kriteria yang terdapat
koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan
saat pasien keluar dari RS, terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga
pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan
lancar, terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya,
terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka