Anda di halaman 1dari 9

lOMoARcPSD|21074496

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


MENGENALI DAN BERESPON TERHADAP ADVERSE EVENTS SERTA
PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
AYU MALFA SARI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2023
lOMoARcPSD|21074496

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan dengan resiko kecelakaan


kerja yang tinggi. Karyawan rumah sakit serta pasien berisiko mengalami
kecelakaan. Saat pasien dirawat, keselamatan pasien harus menjadi prioritas
utama. Kejadian tak terduga /efek samping yang disebabkan oleh kesalahan
pengobatan , bukan kondisi pasien. Kejadian tak terduga /efek samping pada
korban berkisar dari yang ringan, seperti mual, gatal, diare, membutuhkan
pengobatan lebih lama, hingga hasil yang fatal termasuk cacat seumur hidup
bahkan kematian.

Kerugian rumah sakit yang harus dihilangkan bahkan lebih besar, terutama
dalam pencegahan ulkus dekubitus, infeksi nosokomial, pasien cedera jatuh dan
kesalahan pengobatan akibat cedera. Ketidaktahuan akan keselamatan pasien
mengakibatkan kerugian bagi pasien dan rumah sakit. B. Tingginya biaya yang
dikeluarkan pasien, lama rawat inap pasien di rumah sakit, dan timbulnya
resistensi obat. Kerugian rumah sakit yang harus dihilangkan bahkan lebih besar,
terutama dalam pencegahan ulkus dekubitus, infeksi nosokomial, pasien cedera
jatuh dan kesalahan pengobatan akibat cedera.

Jumlah jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan
staf rumah sakit yang banyak, terutama perawat yang merupakan staf rumah sakit
terbanyak, merupakan sumber potensial malpraktik medis. Malpraktik adalah
kegagalan prosedur medis yang direncanakan sebelumnya. Kesalahan yang
dilakukan dalam proses medis ini menyebabkan pasien cedera. Ini bisa berupa
kejadian nyaris celaka atau kejadian buruk.
lOMoARcPSD|21074496

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Respon Terhadap Adverse Events?


2. Bagaimana Teknologi Dalam Peningkatan Keselamatan Pasien?
3. Bagaimana Seharusnya Peran Kerja Tim Untuk Keselamatan Pasien?
4. Bagaimana Seharusnya Peran Pasien dan Keluarga Sebagai Partner
di Pelayanan Kesehatan?
lOMoARcPSD|21074496

BAB II

PEMBAHASAN

A. Respon Terhadap Adverse Events

Adverse Events (AEs) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu


kejadian yang tidak diharapkan (KTD yang disebabkan oleh kesalahan
pengobatan/treatment serta dapat berdampak negatif bahkan fatal pada pasien.
IOM mendefinisikan AE sebagai an injury caused by medical management rather
than the underlying condition of the patient.

Seperti pada kasus Ny Sulastri. di Rumah Sakit RSUD (padang) umur 26


tahun pada tanggal 14 februari 2019, pasien di rawat di ruangan melati Rs. S
padang dengan diagnosa Demam kejang setelah melahirkan. Sesuai order dokter
infus pasien harus diganti dengan didrip obat penitoin namun perawat yang tidak
mengikuti operan jaga langsung mengganti infuse pasien tanpa melihat bahwa
terapi pasien tersebut infusnya harus didrip obat penitoin. Beberapa menit
kemudian pasien mengalami kejang-kejang, untung keluarga pasien cepat
melaporkan kejadian ini sehingga tidak menjadi tambah parah dan infusnya
langsung diganti dan ditambah penitoin.

Pada dasarnya, AEs bersifat ketidaksengajaan. Karena itu, tidak ada rencana
untuk merugikan orang lain. Namun apapun alasannya, hal tersebut tidak boleh
terjadi karena dapat berdampak negatif bahkan fatal bagi penderitanya. Oleh
karena itu perlu segera dilakukan pembedahan, dan perlu dilakukan tindakan
medis (pembedahan), tetapi tidak perlu melakukan penyakit. Bayangkan apa yang
akan terjadi pada pasien. Selain kerugian ekonomi dan psikologis, pasien mungkin
menderita seumur hidup atau bahkan meninggal. Karena kasus AE terjadi di
mana-mana, WHO
lOMoARcPSD|21074496

mengangkat masalah perlunya pencegahan dan pengendalian yang efektif.


Di Indonesia misalnya, AE sepertinya sudah mulai menarik perhatian. Banyak
kajian dan seminar terkait AE juga telah dirintis.

B. Teknologi Dalam Peningkatan Keselamatan Pasien

Teknologi dalam peningkatan keselamatan pasien sesuai dengan defenisi


patient safety, menurut Cooper et al (2000) bahwa “patient safety as the
avoidance, prevention, and amelioration of adverse outcomes or injuries stemming
from the processes of healthcare.” Pengertian ini maksudnya bahwa patient safety
merupakan penghindaran, pencegahan, dan perbaikan dari kejadian yang tidak
diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan. Jika
perawat mengetahui dan mengaplikasikan dengan benar konsep patient safety,
perawat akan sebisa mungkin meminimalisir kesalahan atau mencegah terjadinya
kejadian yang tidak diharapkan.
Perawat seharusnya menerapkan prinsip 6 benar dalam peningkatan
keselamatan pasien, sebagai berikut :

1. Tepat Obat : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,


menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien
sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat, mengetahui
reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya memberikan obat yang
didiapkan diri sendiri.
2. Tepat dosis : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek hasil hitungan dosis dengan perawat lain,
mencampur/mengoplos obat.
3. Tepat waktu : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek tanggal kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30
menit.
4. Tepat pasien : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas
pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasien
lOMoARcPSD|21074496

5. Tepat cara pemberian : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,


mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat.
6. Tepat dokumentasi : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
(Kozier, B. Erb, G. & Blais, K. (1997).

C. Peran Kerja Tim Untuk Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien dapat tercipta karena beberapa hal salah satu yang
terpenting ialah kesinambungan pelayanan atau peran kerja tim perawat. Rumah
sakit seharusnya selalu menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Dengan kriteria yang terdapat
koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan
saat pasien keluar dari RS, terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga
pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan
lancar, terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya,
terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.

D. Peran Pasien dan Keluarga Sebagai Partner di Pelayanan Kesehatan

Keluarga merupakan unit paling dekat dengan pasien, dan merupakan


perawat utama bagi pasien. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
lOMoARcPSD|21074496

mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem ini mencegah


terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Dengan
terlibatnya keluarga pasien dapat meningkatkan tingkat keselamatan pasien pada
saat berada di unit pelayanan kesehatan. Karena itu, di RS harus ada system dan
mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien. Peran keluarga sesuai dengan tugas-tugas keluarga
dalam bidang kesehatan salah satunya adalah memberikan perawatan kepada
anggota keluarga yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena
cacat atau usia terlalu muda.

Peran pasien dan keluarga dalam pengurangan risiko terkait pelayanan


kesehatan adalah :

• Menerapkan prosedur cuci tangan yang benar


• Membatasi pengunjung pasien
• Menerapkan etika batuk yang benar
lOMoARcPSD|21074496

BAB III

PENUTUP

Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang


atas pelayanan medis yang bermutu dan aman, terutama dalam bidang kesehatan.
Peran tenaga keperawatan dalam mewujudkan keselamatan pasien di rumah sakit
dapat dirumuskan agar tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan
keperawatan mematuhi standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan.
Menerapkan prinsip-prinsip etika untuk penyediaan layanan perawatan. Mendidik
pasien dan keluarga tentang perawatan yang diberikan. Implementasi kolaborasi
tim kesehatan yang terpercaya dalam pemberian layanan kesehatan. Latih
komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga mereka, dan peka, proaktif, dan
pemecahan masalah terhadap kejadian yang tidak terduga. Dokumentasikan
semua layanan perawatan pasien dan keluarga dengan benar.
lOMoARcPSD|21074496

Daftar Pustaka

Lazim, O. K. dan, Morphology, T. C., Wylęgała, L., Morphology, T. C., Ibrahim,


H. 2011. F. – faktor yang berhubungan dengan kejadian I. pada anak B. di
wilayah P. B. K. B. T. 2011. T. P. P. U., 0, Morphology, T. C., & Nasution,
E.
R. (2020). Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat di Rumah
Sakit Eka Rosliani Nasution Abstrak Latar Belakang Metode. Materia Japan,
5(1), 1–12. http://joi.jlc.jst.go.jp/JST.Journalarchive/materia1994/44.24?
from=CrossRef%250Ahttps://www.bertelsmann-
stiftung.de/fileadmin/files/BSt/Publikationen/GrauePublikationen/MT_Globa
lization_Report_2018.pdf
%250Ahttp://eprints.lse.ac.uk/43447/1/India_globalisat

Nursetiawan, W., Sudiro, & Suryawati, C. (2020). Analisis Budaya Keselamatan


Pasien oleh Bidan dan Perawat dalam Pelayanan Rawat Inap di RS X
Semarang. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 8(1), 16–22.

Sianturi, W. A. (2021). Pelayanan Kesehatan Untuk Mencegah Terjadinya.

Budihardjo, A. (2008). Pentingnya Safety Culture Di Rumah Sakit: Upaya


Meminimalkan Adverse Events. Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis,
1(Mei), 53.

Anda mungkin juga menyukai