Anda di halaman 1dari 10

ISSUE KESELAMATAN PASIEN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Muhammad Bismar

Bismarnasution9@gmail.com

Abstrak

Keselamatan adalah suatu system yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi assasmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko pasien, peporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya. Keselamatan
menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah sakit yaitu
keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit, keselamatan lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Mengingat masalah keselamatan pasien
merupakan masalah yang perlu ditangani segera maka diperlukan standar keselamatan pasien
fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan acuan untuk melaksanakan kegiatannya.

kata kunci : issue, keselamatan pasien, asuhan keperawatan

PENDAHULUAN berdampak terhadap pencemaran lingkungan

Latar Belakang dan keselamatan bisnis rumah sakit yang


terkait dengan kelangsungan hidup rumah
Keselamatan menjadi isu global dan
sakit. Keselamatan pasien merupakan
terangkum dalam lima isu penting yang
prioritas utama untuk dilaksanakan terkait
terkait di rumah sakit yaitu keselamatan
dengan isu mutu dan citra perumahsakitan.
pasien, keselamatan pekerja atau petugas
Gerakan (Patient Safety) keselamatan pasien
kesehatan, keselamatan bangunan dan
telah menjadi spirit dalam pelayanan rumah
peralatan di rumah sakit yang bisa
sakit seluruh dunia tidak hanya rumah sakit
berdampak terhadap keselamatan pasien dan
di negara maju yang menerapkan
petugas. Keselamatan lingkungan yang
keselamatan pasien untuk menjamin mutu
pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara Permenkes RI Nomor 11 Tahun
berkembang seperti di Indonesia (Depkes, 2017 tentang Keselamatan Pasien bahwa
2006). keselamatan dalam memberikan pelayanan
dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
Kementerian Kesehatan Republik
pasien yang merupakan partner dalam
Indonesia telah mengeluarkan Peraturan
proses pelayanan. Oleh karena itu, maka
Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017
fasilitas kesehatan harus memiliki sistem
tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
dan mekanisme mendidik pasien dan
Peraturan ini menjadi tonggak utama
keluarganya mengenai kewajiban dan
operasionalisasi keselamatan pasien di
tanggungjawab dalam asuhan pasien.
rumah sakit seluruh Indonesia. Banyak
Dengan pendidikan tersebut diharapkan
rumah sakit di Indonesia yang telah
pasien dan keluarganya dapat berpartisipasi
berupaya membangun dan mengembangkan
dengan baik, dan mendapat informasi dalam
keselamatan pasien, namun upaya tersebut
mengambil keputusan tentang asuhan yang
dilaksanakan berdasarkan pemahaman
diterimanya. Pemberian informasi yang
manajemen terhadap keselamatan pasien.
diberikan oleh dokter penanggung jawab
Peraturan menteri ini memberikan panduan
pelayanan kepada pasien dan keluarga harus
bagi manajemen rumah sakit agar dapat
dilakukan dengan lengkap karena pasien
menjalankan spirit keselamatan pasien
berhak mengetahui tentang penyakit yang
secara utuh. Keselamatan Pasien adalah
sedang dia derita, harus jujur karena hal
suatu sistem yang membuat asuhan pasien
tersebut berkaitan dengan nyawa pasien itu
lebih aman, meliputi assesment risiko,
sendiri, benar dan jelas karena dokter tidak
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
berhak menambah-nambah ataupun
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
mengurangi informasi yang akan diberikan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
kepada pasien. Dalam hal ini dokter maupun
serta implementasi solusi untuk
petugas kesehatan lain yang memberikan
meminimalkan timbulnya risiko dan
penjelasan harus menjelaskan dengan pelan-
mencegah terjadinya cedera yang
pelan karena kondisi pasien maupun
disebabkan oleh kesalahan akibat
keluarganya yang berbeda-beda misalnya
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
ada yang menerima dan ada yang tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
menerima mengenai kondisinya tersebut.
diambil (Permenkes, 2011).
Permenkes RI Nomor 11 Tahun Keselamatan Pasien Dalam Asuhan
2017 yaitu terkait dengan standar Keperawatan. Dari analisi berbagai sumber
penggunaan metoda-metoda peningkatan digunakan untuk mengetahui Issue
kinerja untuk melakukan evaluasi dan Keselamatan Pasien Dalam Asuhan
program peningkatan keselamatan pasien Keperawatan.
sebagaimana dipaparkan dalam penelitian
Penulisan jurnal ini dimulai pada
Hakim bahwa program keselamatan pasien
tanggal 18 November 2020. Pengolahan
merupakan never ending proses, karena itu
jurnal dilakukan dengan metode
diperlukan budaya termasuk motivasi yang
membandingkan beberapa jurnal yang
cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan
berhubungan dengan Issue Keselamatan
program keselamatan pasien secara
Pasien Dalam Asuhan Keperawatan. Untuk
berkesinambungan dan berkelanjutan.
mengetahui Issue Keselamatan Pasien
Kemudian nilai kepemimpinan dalam
Dalam Asuhan Keperawatan.
mendorong dan menjamin implementasi
program keselamatan pasien secara HASIL
terintegrasi dalam organisasi melalui
Keselamatan pasien (patient safety)
penerapan Tujuh Langkah Menuju
adalah dasar dari pelayanan kesehatan yang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah hal
baik. Keselamatan pasien juga menjadi salah
yang sangat penting untuk dilakukan.
satu indikator dalam menilai akreditas
Pemimpin juga berperan dalam mendorong
institusi pelayanan kesehatan, oleh karena
dan membutuhkan komunikasi dan
itu keselamatan pasien sangat penting.
koordinasi antar unit dan individu berkaitan
Namun, jika ditinjau dari insiden
dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien, keselamatan pasien di
keselamatan pasien (Depkes RI, 2006).
berbagai tingkat pelayanan kesehatan masih
METODE buruk, baik secara global maupun nasional
(Kusek, 2012).
Jurnal ini menggunakan metode
tersearch dan analisis dari berbagai sumber Keselamatan Pasien (KP) merupakan
seperti buku teks, buku referensi jurnal dan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
e-book, dan juga di bandingkan dengan asuhan pasien lebih aman, mencegah
jurnal yang berhubungan dengan Issue terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu kritis dari manajemen mutu (WHO, 2014).
tindakan atau tidak mengambil tindakan Ada lima isu penting yang terkait dengan
yang seharusnya diambil. Pada prinsipnya keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:
keselamatan pasien bukan berarti harus tidak keselamatan pasien (patient safety),
ada risiko sama sekali agar semua tindakan keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
medis dapat dilakukan. Rumah Sakit (RS) keselamatan bangunan dan peralatan di
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi rumah sakit, keselamatan lingkungan (green
masyarakat dengan karateristik tersendiri productivity) dan keselamatan bisnis rumah
yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, sangatlah penting untuk dilaksanakan di
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat setiap rumah sakit. Harus diakui kegiatan
yang harus tetap mampu meningkatkan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila
pelayanan yang lebih bermutu dan ada pasien. Karena itu keselamatan pasien
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud merupakan prioritas utama untuk
derajat kesehatan yang setinggitingginya, dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
seperti yang dijelaskan dalam isu mutu dan citra perumahsakitan (Depkes,
UndangUndang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2015, p.17).
2009 dan Undang-Undang Rumah Sakit
Suatu jaminan segala tindakan dan
Nomor 44 Tahun 2009 bahwa rumah sakit
aktivitas yang berhubungan dengan pasien
wajib melaksanakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan agar
yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan
berlangsung dengan aman. Memberikan
efektif, dengan mengutamakan kepentingan
citra yang besar, tanggung jawab sosial
pasien. Rumah sakit wajib memenuhi hak
moral serta kinerja petugas kesehatan agar
pasien memperoleh keamanan dan
mutunya menjadi lebih baik. Keselamatan
keselamatan selama dalam perawatan di
pasien akan terus berkembang, yang
rumah sakit. (Permenkes RI Nomor
didefinisikan sebagai upaya maksimal yang
1961/Menkes/2011). Keselamatan Pasien
dilakukan rumah sakit dalam rangka
(patient safety) merupakan isu global dan
memberikan pelayanan kepada pasien
nasional bagi rumah sakit, komponen
melalui penerapan metode dan regulasi yang
penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip
legal serta melalui standar yang terukur
dasar dari pelayanan pasien dan komponen
untuk meminimalisir kesalahan medis.
Keselamatan pasien merupakan tanggung Pasien Rumah Sakit, langkah pertama
jawab semua pihak yang berkaitan dengan program keselamatan pasien di rumah sakit
pemberi pelayanan kesehatan. Dalam adalah membangun budaya keselamatan
mencapai tujuan yang berorientasi kepada pasien atau menumbuhkan kesadaran pada
kepuasan pasien, di samping aspek fasilitas seluruh karyawan akan pentingnya nilai
rumah sakit, peranan dokter, paramedis dan keselamatan di rumah sakit. Jadi, Untuk
non medis menjadi sangat penting karena meningkatkan mutu pelayanan keselamatan
kinerja mereka akan menentukan persepsi pasien di tingkat unit maka harus dilakukan
dan kinerja yang dirasakan pasien terhadap upaya perubahan budaya keselamatan pasien
pelayanan yang diberikan. Keselamatan di seluruh unit Rumah Sakit. a. Budaya
pasien merupakan salah satu indikator Keselamatan Pasien Permintaan publik
kualitas pelayanan kesehatan. untuk perawatan yang lebih aman telah
melambungkan usaha industri kesehatan
PEMBAHASAN
untuk memahami hubungan antara
Keselamatan menjadi isu global dan keselamatan pasien dan kinerja rumah sakit.
terangkum dalam lima isu penting yang Penelitian Brown & Wolosin (2013)
terkait di rumah sakit yaitu keselamatan mencoba mengeksplorasi hubungan antara
pasien, keselamatan pekerja atau petugas persepsi staf terhadap budaya keselamatan
kesehatan, keselamatan bangunan dan dan langkah-langkah yang sedang
peralatan di rumah sakit, keselamatan berlangsung di rumah sakit berdasarkan
lingkungan dan keselamatan bisnis rumah struktur unit keperawatan, proses perawatan,
sakit yang terkait dengan kelangsungan dan resiko yang merugikan pasien.
hidup rumah sakit. Hubungan antara tindakan keperawatan,
kinerja rumah sakit dan budaya keselamatan
Keselamatan (safety) telah menjadi
dieksplorasi di 9 rumah sakit California dan
isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
37 unit keperawatan. Persepsi budaya
Oleh karena itu, keselamatan pasien
keselamatan diukur 6 bulan sebelum
merupakan prioritas utama untuk
pengumpulan metrik keperawatan dan
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
hubungan antara kedua data yang
terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
dieksplorasi menggunakan hubungan
di rumah sakit. Menurut Depkes RI (2008)
korelasional dan analisis regresi. Hubungan
dalam Panduan Nasional Keselamatan
signifikan yang ditemukan adalah langkah- laporan kuesioner. 280 karyawan direkrut
langkah proses untuk pencegahan jatuh. dari 3 rumah sakit menggunakan metode
Beberapa asosiasi diidentifikasi dari budaya convenience sampling. Hasil penelitian ini
keselamatan dan struktur pemberian menunjukkan bahwa faktor yang
perawatan, seperti campuran keterampilan, mempengaruhi persepsi pentingnya
pergantian staf, dan intensitas beban kerja manajemen keselamatan pasien adalah
menunjukkan hubungan yang signifikan apakah karyawan rumah sakit kontak
dengan budaya keselamatan. Budaya dengan pasien saat bertugas, jam kerja
keselamatan merupakan faktor penting mingguan, pendidikan manajemen
untuk memahami upaya untuk memajukan keselamatan pasien, dan sistem konstruksi
perawatan pasien yang aman. Hasil ini manajemen keselamatan pasien. Faktor yang
memberikan implikasi kualitas pelayanan mempengaruhi praktek manajemen
untuk kepemimpinan rumah sakit. Ketika keselamatan pasien adalah beban kerja, dan
para pemimpin memprioritaskan budaya sistem konstruksi manajemen keselamatan
keselamatan, resiko terhadap pasien pasien Hasil ini menunjukkan kebutuhan
mungkin telah diperbaiki dengan pergantian untuk mengembangkan strategi untuk
staf dan peningkatan produktivitas. Hal ini meningkatkan persepsi pentingnya
dapat dijadikan investasi dalam sistem konstruksi dan praktek konstruksi di antara
keselamatan pasien untuk memberikan semua karyawan rumah sakit (Kim, Park,
perawatan andal dan aman (Brown & Park, Yoo, & Choi, 2013) Sasaran IV
Wolosin, 2013) Untuk meningkatkan Keselamatan pasien yaitu Ketepatan tepat
budaya keselamatan pasien, kesadaran lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
perawat tentang pentingnya keselamatan operasi.
pasien juga perlu ditingkatkan. Penelitian
Budaya keselamatan pasien
yang dilakukan oleh Kim dkk (2013) yang
merupakan indikator kualitas penting dalam
bertujuan untuk mengidentifikasi
pelayanan kesehatan dan telah dikaitkan
faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi
dengan hasil pasien yang diperoleh pasien di
pentingnya dan praktek manajemen
rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh
keselamatan pasien antara karyawan rumah
Hawkins & Flynn (2015) yang bertujuan
sakit di Korea. Penelitian ini dilakukan
untuk menguji hubungan antara budaya
dengan menggunakan desain deskriptif dan
keselamatan pasien dan kejadian merugikan
pasien yang dilaporkan perawat dalam melaporkan sangat sedikit insiden. Alasan
fasilitas rawat jalan hemodialisis. Metode utama untuk tingkat pelaporan rendah
penelitian ini adalah korelasional, karena kurangnya kegunaan praktis, masalah
menggunakan desain survei cross-sectional. waktu dan usaha di klinik sibuk dengan
Sampel analitik terdiri dari 422 perawat prioritas yang bersaing, dan pertimbangan
yang bekerja di fasilitas dialisis rawat jalan kesesuaian dalam kaitannya dengan
di Amerika Serikat. Hasil penelitian profesional lainnya. Jadi pelaporan formal,
menunjukkan semua hubungan antara item komprehensif, dan sistematis insiden
budaya keselamatan pasien dan kejadian keselamatan pasien akan cukup sulit untuk
yang merugikan pasien berada di arah yang diwujudkan dalam praktek umum
diharapkan. Hasil temuan dari analisis ini (Kousgaard, Joensen, & Thorsen, 2012)
menunjukkan bahwa budaya keselamatan Kurangnya pelaporan tentang insiden
pasien yang positif merupakan variabel keselamatan pasien dapat juga disebabkan
penting bagi hasil pasien yang optimal karena praktisi sering mengalami masalah
dalam pengaturan rawat jalan (Hawkins & keamanan yang mereka sendiri bisa
Flynn, 2015) menyelesaikan masalah tersebut. Dalam
penelitan Hewitt dan Chreim (2015) muncul
Berbagai alasan diungkapkan untuk
pertanyaan yaitu Apakah ketika menghadapi
tidak melaporkan insiden keselamatan
masalah seperti itu, yang dilakukan praktisi
pasien, hal ini ditunjukkan dalam penelitian
adalah memperbaikinya pada saat itu dan
yang dilakukan oleh Marius Brostrom
melupakannya, atau mereka
Kousgaard, dkk (2012) yang bertujuan untuk
memperbaikinya disaat ini dan
mengeksplorasi alasan untuk tidak
melaporkannya? Peneliti
melaporkan insiden keselamatan pasien
mempertimbangkan faktor-faktor yang
dalam praktek umum, dengan melakukan
mendasari dua pendekatan tersebut, dengan
wawancara kualitatif dengan 12 dokter
menggunakan studi kualitatif dengan
umum di Klinik praktek umum di Wilayah
melakukan wawancara mendalam dengan 40
Utara Jutland di Denmark. Penelitian
praktisi kesehatan di sebuah rumah sakit di
menunjukkan bahwa sebagian besar
Ontario, Kanada. Hasil penelitian
responden yang awalnya positif terhadap
menunjukkan 'memperbaiki dan melupakan'
gagasan pelaporan dan belajar dari insiden
adalah pilihan utama yang paling sering
keselamatan pasien, mereka benar-benar
dilakukan praktisi dalam situasi di mana yang terukur untuk meminimalisir kesalahan
mereka menghadapi masalah yang mereka medis. Keselamatan pasien merupakan
sendiri bisa menyelesaikan. Situasi ini tanggung jawab semua pihak yang berkaitan
termasuk (a) penanganan nyaris cedera, dengan pemberi pelayanan kesehatan.
yang dipandang sebagai tidak layak Dalam mencapai tujuan yang berorientasi
pelaporan karena mereka tidak kepada kepuasan pasien, di samping aspek
mengakibatkan cedera yang sebenarnya fasilitas rumah sakit, peranan dokter,
kepada pasien, (b) memprioritaskan paramedis dan non medis menjadi sangat
pemecahan masalah keselamatan pasien penting karena kinerja mereka akan
individu, yang dipandang sebagai peristiwa menentukan persepsi dan kinerja yang
unik atau satuwaktu. Peneliti menyimpulkan dirasakan pasien terhadap pelayanan yang
bahwa umumnya penyedia layanan diberikan. Keselamatan pasien merupakan
kesehatan tidak memprioritaskan pelaporan salah satu indikator kualitas pelayanan
jika masalah keamanan adalah tetap. Peneliti kesehatan.
berpendapat bahwa memperbaiki dan
melupakan masalah keselamatan pasien
yang dihadapi mungkin tidak melayani REFERENSI
keselamatan pasien serta memperbaiki dan
Insani, Tria Harsiwi Nurul. Sri Sundari.
melaporkan. Pendekatan yang terakhir
(2018). Analisis Pelaksanaan Keselamatan
“memperbaiki dan melaporkan” lebih tepat
Pasien Oleh Perawat. Journal Of Health
untuk keselamatan pasien sebagai upaya
Studies, 2 (1), 84-95.
preventif (Hewitt & Chreim, 2015).
Juniarti, Nanda Hani. Ahmad Ahid
Mudayana. (2018). Penerapan Standar
KESIMPULAN Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Keselamatan pasien akan terus
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2),
berkembang, yang didefinisikan sebagai
93 – 10.
upaya maksimal yang dilakukan rumah sakit
dalam rangka memberikan pelayanan Najihah. (2018). Budaya Keselamatan
kepada pasien melalui penerapan metode Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien Di
dan regulasi yang legal serta melalui standar
Rumah Sakit: Literature Review. Journal Of Prevention of Patient Fall Risk in Inpatient
Islamic Nursing, 3 (1), 1-8. Room of Private Hospital in Medan. Indian
Journal of Public Health Research &
Neri, Reno Afriza. dkk. (2018). Analisis
Development, 10(10), 759-763.
Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien di
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sriningsih, Nining. Endang Marlina. (2020).
Padang Pariaman. Jurnal Kesehatan Pengetahuan Penerapan Keselamatan Pasien
Andalas, 7 (4), 48-55. (Patient Safety) Pada Petugas Kesehatan.
Jurnal Kesehatan, 9 (1), 1-13.
Nursalam. (2007). Manajemen
Keperawatan Dan Aplikasinya. Jakarta : Sukesi, Ida. Setyawati Soeharto, Ahsan.
Selemba Medika. (2015). Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kinerja Perawat Melaksanakan
Rasam, Rianayanti Asmira. (2017). Analisis
Keselamatan Pasien. Jurnal Keperawatan, 6
Tatakelola Sasaran Keselamatn Pasien Pada
(1), 34-42.
Alur Pelayanan Penyakit Sepsis di Rumah
Sakit Tebet 2015. Jurnal ARSI, 3 (2),100- Sundoru. (2016). Evaluasi Pelaksanaan
113. Sasaran Keselamatan Pasien Sesuai
Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Di
Sanjaya. P D. dkk. (2017). Evaluasi
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak PKU
Penerapan Pencegahan Pasien Beresiko
Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta.
Jatuh di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Masyarakat, 11 (2), 105-113.
Rumah Sakit, 5 (1), 40-48.
Simamora, R. H., &Nurmaini, C. T. S.
(2019). Knowledge of Nurses about

Anda mungkin juga menyukai