Kerawanan Pangan berdasar Individu yang mengkonsumsi kalori per hari < 70 persen AKG atau
konsumsi kalori setara
1.400 kkal. (Balitbangkes, 2010)
FSV
A
RENTAN RAWAN AR
PANGAN P
SKP
G
• FSVA disusun pada tingkat wilayah dengan periode pengambilan data setiap 2-3 tahun.
•SKPG untuk melakukan deteksi dini kemungkinan terjadinya masalah pangan dan gizi di suatu
wilayah
• ARP untuk mengetahui persentase penduduk rawan pangan di suatu wilayah
INFORMA
SI G
PANGAN
•
•
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan
11
Pangan
A. SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
(SKPG) • Salah satu instrumen/alat deteksi dini untuk
DEFINISI mengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi
(Permentan 43/2010, Pasal
1)
DASAR HUKUM
melalui pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis,
dan penyebaran informai situasi pangan dan gizi.
• Memberikan informasi situasi pangan dan gizi
TUJUAN • Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan
UU No
dan gizi
18/2012
Tentang Pangan
PP No 17/2015 • Seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota,
Pasal 114 ayat 1 dan 2d
SASARA
Tentang Ketahanan kecamatan, dan desa di Indonesia
Pangan dan Gizi
N 43/2010 PERMENTAN
Pasal 75 ayat 1 dan 2d • Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi
Tentang Pedoman SKPG
OUTPU • Tersedianya rekomendasi kebijakan ketahanan
pangan dan gizi
T
• Meningkatnya kewaspadaan pangan dan gizi untuk
OUTCOME mendukung ketahanan pangan
Perdesaan (D)
Sangat
KEGAGALAN
dini
PRODUKSI
Ketersediaan Cukup
Pangan di dini
KRISIS Masy kurang
Ketersediaan Kurang
EKONOMI Pangan RT dini
Pendapatan kurang Asupan
menurun Zat
Daya beli gizi
Perkotaan (K) kurang
menurun
PREVENTIF
KURATIF KURANG
KONSEP KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (Sumber: Basuni)
GIZI
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan 14
Pangan
INDIKATOR SKPG
A. Pemilihan Komoditi dalam Indikator
SKPG
Merupakan hasil kesepakatan
Hasil Kajian WFP, Tim/Pokja SKPG dengan
2015 memperhatikan pola konsumsi
pangan masyarakat di wilayah
setempat (berdasarkan data
Seluruh Wilayah NTT, Wilay h BPS), dan dilakukan secara
Kab/Kot Gorontalo, a Papua konsisten untuk suatu periode
kecuali wilayah Papua Barat,
yang Maluku
Maluku, Pa tertentu.
Utara di
dikecualikan Perubahan hanya dapat
Jagun Ubi dilakukan jika terjadi
g Kayu perubahan pola produksi dan
Pa
di Ubi
Pa Ubi Jalar
pola konsumsi pangan
di Kayu masyarakat di wilayah
setempat.
AKSES PANGAN
PEMANFAATAN PANGAN
3 KATEGORI
SKPG
AMA WASPADA RENTA
N N
jika total bobot 3 – 4 jika total bobot 5 – 6 jika total bobot 5– 9 dan
dan tidak ada skor 3 ada skor 3
B. Akses Terhadap Harga Komoditas Pangan (Beras, Jagung, Ubi Kayu, Dinas
Pangan Ubi Jalar, Gula, Minyak Goreng, Daging Ayam, Telur) Perindag/Dinas Survei Harga
KP
a. Luas tanam bulanan 5 tahun terakhir Dinas Pertanian dan Digunakan untuk
E. Data Pendukung b. Luas puso bulanan 5 tahun terakhir analisis bulanan
BPS
Catatan:
D’ = jumlah balita yang ditimbang – jumlah balita yang pertama kali
ditimbang – jumlah balita yang tidak datang pada penimbangan bulan sebelumya.
19
1. Perkotaan adalah
1. Perkotaan adalah wilayah
wilayah yang
yang
mempunyai kegiatanutama
mempunyai kegiatan utama bukan
bukan
pertanian, dengansusunan
pertanian, dengan susunan fungsi
fungsi
kawasan sebagai tempat
kawasan sebagai tempatpermukiman
permukiman
perkotaan, pemusatandan
perkotaan, pemusatan dandistribusi,
distribusi,
pelayanan
pelayanan jasajasa pemerintahan,
pemerintahan,
pelayanan sosial dan
pelayanan sosial dankegiatan
kegiatanekonomi
ekonomi
(Undang-Undang
(Undang-Undang nomornomor 26 26 tahun
tahun 2007
tentang Penataan
2007 tentang Ruang).
Penataan Ruang).
2. Berdasarkanhasil
2. Berdasarkan hasil kajian
kajian WFPWFP padapada
tahun 2015 bahwa
bahwauntukuntukwilayah
wilayah yang
tahun 2015
mempunyai kegiatan utama
yang mempunyai kegiatan utamabukan
pertanian, harga pangan
bukan pertanian, pokok pokok
harga pangan (beras)
merupakan indikatorindikator
yang kuatyanguntuk
(beras) merupakan
memprediksi kemungkinan terjadinya
kuat untuk memprediksi
kerawanan
kemungkinan pangan.
terjadinya kerawanan
pangan.
Sehingga untuk analisis SKPG wilayah perkotaan/non pertanian hanya
menggunakan aspek akses pangan dan pemanfaatan pangan.
Namun apabila diketahui rasio ketersedian pangan/Food Consumptoin-Availability Ratio
(IAV) kota lebih dari 1, artinya kota tersebut surplus kebutuhan pangan pokok, maka
menggunakan indikator sebagaimana pemilihan indikator di wilayah kabupaten lainnya.
ANALISIS
Siaga 3 (tiga)
1. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari 40% (empat
puluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari total jumlah
penduduk nasional; atau
2. jika jumlah penduduk yang mengalami Krisis Pangan lebih besar dari 40% (empat
puluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari total jumlah
penduduk provinsi yang mengalami Krisis Pangan.
Pangan