Permasalahan Urusan SKPD* 1. Masih rendahnya aksesibilitas masyarakat terhadap pangan yang baik dan bermutu, 2. Masih banyaknya produk pangan yang belum memenuhi persyaratan keamanan pangan, karena rendahnya penanganan produksi hasil pertanian baik pra panen maupun pasca panen, sehingga sebagian besar petani belum memiliki jaminan mutu dan keamanan pangan (Sertifikat Prima dan Registrasi PSAT) 3. Adanya kecenderungan peningkatan impor buah dan sayuran yang belum pasti aman dikonsumsi 4. Ketersediaan Pangan yang berkurang akibat luasnya alih fungsi lahan produktif, rusaknya infrastruktur jaringan irigasi, iklim maupun serangan hama. 5. Belum terpenuhinya input produksi yang memadai, harga pupuk dan benih yang mahal, distribusi dan akses pupuk atau benih belum terjangkau, tenaga kerja 6. Kerawanan Pangan akibat Ketersediaan Pangan, Akses Pangan, Pemanfaatan Pangan, Faktor Global, naiknya harga BBM, Krisis ekonomi dan politik, Pertambahan penduduk yang cepat, Inflasi, Persaingan pasar dan permintaan pangan. 7. Masih rendahnya kualitas konsumsi pangan di masyarakat.
Grand Design SKPD Tahun 2024*
GERBANG PANGAN (GERAKAN MEMBANGUN PANGAN) Yaitu upaya meningkatkan kemandirian pangan masyarakat Kabupaten Garut melalui Peningkatan Ketersediaan Pangan, Peningkatan Keterjangkauan Pangan, dan Peningkatan Pemanfaatan Pangan. a. Galura (Gerakan Lumbung Rakyat) adalah sebuah gerakan untuk pengembangan ketersediaan pangan, pengembangan kelembagaan pangan yang dimaksudkan untuk mencegah krisis pangan, mencegah inflasi, meningkatkan posisi tawar petani, memudahkan akses/keterjangkauan pangan masyarakat, meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak spot-spot lumbung rakyat, kecil kemungkinan terjadi kerawanan pangan, implasi dan kemiskinan. b. Teras Pangan, adalah kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat dengan aneka ragam komoditi sayuran, ikan dan ternak untuk penguatan ketahanan pangan keluarga terutama dalam konsumsi pangan B2SA. c. GPM Pangling, adalah kegiatan Gelar pangan Murah Keliling yang bertujuan untuk mendekatkan akses pangan terhadap masyarakat dengan harga terjangkau. d. Ruko Opal (Rumah Kreasi Olahan Pangan), adalah sarana prasarana berupa Gedung dan alat/mesin olahan pangan yang disiapkan untuk mengembangkan sumber bahan pangan lokal menjadi beragam kreasi olahan pangan yang menarik, bergizi dan diminati oleh masyarakat. Selain itu Ruko Opal berfungsi sebagai tembat bimbingan teknis atau pelatihan praktek pengembangan pangan lokal.
Kegiatan SKPD bersifat "melanjutkan"*
1. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah/Kabupaten 2. Gerakan/Gelar Pangan Murah Pangan Keliling 3. Penguatan Kelembagaan Keamanan Pangan dengan peningkatan kesadaran masayarakat, produsen, pedagang dan konsumen untuk memproduksi mengedarkan/memperdagangkan dan mengkonsumsi pangan yang aman 4. Registrasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan : Fasilitasi registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) melalui aplikasi OSS 5. Penyediaan Sarana dan Prasarana pengujian mutu dan keamanan pangan segar asal tumbuhan : Pengawasan dan pengambilan sampel pangan segar asal tumbuhan untuk pengujian laboratorium terhadap kandungan residu pestisida dan bahan tamabahan berbahaya 6. Revitalisasi Lumbung Pangan Masyarakat, menguatkan kembali lumbung-lumbung rakyat dengan memberikan stimulan pemberdayaan berupa gabah untuk membangun semangat dan motivasi atau partisipasi anggota lumbung rakyat dalam melakukan gerakan simpan pinjam Yarnen (bayar setelah panen) dalam rangka mengembangkan permodalan kelompok lumbung rakyat dan menjaga stock pangan masyarakat. 7. Penanganan Kerawanan Pangan yaitu kegiatan memandirikan kelompok rawan pangan, berbasis usaha pangan sesuai keahlian dan kemampuan kelompok rawan pangan dengan harapan kelompok rawan pangan ini menjadi kelompok yang produktif, mandiri dan tidak ketergantungan kepada pemberi modal. 8. Penguatan Bank Pangan, yaitu sebuah kegiatan pengembangan koorporasi usaha- usaha rakyat kecil didesa berbasis potensi lokal untuk mengembangkan ketersediaan pangan, ekonomi masyarakat. 9. Pengembangan Pangan berbasis potensi lokal adalah sebuah kegiatan untuk mengembangkan pangan alternatif yang mulai menghilang seperti ganyol talas jawawut, garut, kunyit dan lain-lain, sebagai pangan substitusi, pangan pengganti potensi gizi dan juga potensi ekonomi. 10. Penyusunan Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan (FSVA), Neraca Bahan Makanan (NBM), SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi) dalam rangka penyusunan kebijakan ketahanan pangan, program dan kegiatan ketahanan pangan berbasis hasil kajian ketahanan pangan berdasarkan indikator permasalahan pangan. 11. Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk konsumsi gizi keluarga dan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan.
Kegiatan SKPD bersifat "memberi dukungan"*
1. Kajian/Analisis terkait stabilitasi harga dan pasokan pangan 2. Bekerjasama dengan Tim Satgas Pangan dalam Pengawasan Keamanan Pangan di Pree Market dan Post Market secara berkala disaat ada kejadian luar biasa dan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 3. Bekerjasama dengan Perguruan tinggi, stake holder dan lintas sektor terkait dalam riset dan pengkajian ketahanan pangan dalam penyusunan peta kerentanan dan ketahanan pangan, penyusunan neraca bahan makanan (NBM) secara periodik, situasional, maupun insidentil untuk memantau, memonitor, mengantisipasi kemungkinan kemungkinan terjadi gejolak pangan seperti diantaranya saat hari besar keagamaan (HBKN), saat adanya inflasi dan lain-lain. 4. Gerakan Konsumsi Pangan B2SA dan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan. 5. Pemanfaatan Lahan Pekarangan masyarakat melalui TERAS PANGAN.
Kegiatan SKPD bersifat "reorientasi"*
1. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Desa 2. Pembentukan dan Pengembangan Warung Akses Pangan 3. Program “Gerakan Desa Pangan Aman (Gerdes Paman) dengan tujuan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjamin pemenuhan pangan yang aman serta mendukung gerakan pemerintah dalam pencegahan stunting 4. Gerakan Konsumsi Pangan B2SA
Kegiatan SKPD bersifat "menuntaskan"*
1. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah/Kabupaten 2. Gerakan/Gelar Pangan Murah Pangan Keliling 3. Kegiatan Galura (gerakan lumbung rakyat) adalah kegiatan yang mesti dilakukan untuk mengembangkan ketersediaan pangan dan mencegah kerawanan pangan 4. Kegiatan Bank Pangan adalah sebuah gerakan untuk mengembangkan usaha-usaha rakyat kecil berbasis potensi lokal agar mereka tumbuh dan berkembang dalam rangka pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan mencegah kerawanan pangan. 5. Pengembangan Pangan Lokal 6. Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Kegiatan SKPD bersifat "reposisi"*
1. Sosialisasi dan edukasi keamanan pangan kepada masyarakat, pengujian pangan segar asal tumbuhan dan fasilitasi Pasar Pangan Aman dengan tujuan menciptakan pasar aman dari cemaran baik fisik, kimia dan biologi. 2. Sistem SIDI (sistem Isyarat Dini dan Intervensi) terhadap ketersediaan dan kerawanan pangan dengan Langkah-langkah : Survey, Pertemuan Teknis, Sosialisasi, Pemberdayaan masyarakat, Edukasi dan pembinaan , Monitoring dan evaluasi, Kemandirian dan keberlanjutan, Pelaporan Akuntablitas. 3. Sosialisasi dan edukasi konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.