Anda di halaman 1dari 5

Faletehan Health Journal, 7 (3) (2020) 137-141

www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Peningkatan Keterampilan Klinik Melalui Penerapan Mini-CEX


pada Mahasiswa Keperawatan

1
Siska Evi Martina, 2Eva Hotmaria Simanjuntak
1
Program Studi Ners, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia
2
Program Studi Profesi Bidan, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia
*Corresponding Author: siskaevi21@gmail.com

Abstrak

Kompetensi keperawatan yang masih terbatas dibeberapa wilayah Indonesia menjadi tantangan bagi penyelenggara
pendidikan keperawatan. Kompetensi keperawatan harus dicapai oleh perawat melalui peningkatan keterampilan
klinik. Mini-CEX salah satu metode yang mampu membantu mahasiswa keperawatan meningkatkan keterampilan
kliniknya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh mini-CEX terhadap peningkatan keterampilan klinik
pada mahasiswa keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Metode penelitian ini adalah quasi experimen dengan
teknik pengambilan total sampling terhadap 49 sampel yang terbagi menjadi 25 sampel kelompok intervensi dan 24
sampel kelompok kontrol. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner mini-CEX yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian
menunjukan ada perbedaan signifikan keterampilan mahasiswa keperawatan sebelum dan setelah dilaksanakan
metode Mini-CEX (p-value= 0,000). Keterampilan mahasiswa dalam praktek klinik setelah mendapatkan feedback
melalui metode Mini-CEX meningkat (mean= 35,24) signifikan dibandingkan sebelum mendapatkan perlakukan mini-
CEX (mean= 25,56). Maka dari itu, mini-CEX sangat membantu mahasiswa keperawatan meningkatkan keterampilan
klinik. Metode ini seharusnya diterapkan secara berkelanjutan di lahan praktek klinik mahasiswa.
Kata Kunci: Keterampilan Klinik; Kompetensi; Mahasiswa Keperawatan; Mini-CEX

Improvement Clinical Skill Through the Implementation of Mini-CEX among


Nursing Student
Abstract

Lack of nursing competencies in Indonesia is still happened. The university or nursing high school who provided nursing
education is one who responsible on this situation. Nursing skill should be achieved by nursing student to improve clinical
skills. Mini-CEX is one of method which can be improve nursing student’s skilss. Objective of this study to identify
effectiveness of mini-CEX on improvement nursing student’s clinical skills. Quasi experiment was conducted to reach 49
nursing student divide to 25 student as an intevention group and 24 student as a control group by total sampling. Mini-
CEX form was applied to measure clinical skill. This study found that nursing student’s clinical skills before and after
intervention was signficant different with pvalue =0.000 (< 0.05). After student getting feedback, they were improve
their skills (Mean=35.24), this showed that significant different from before intervention (Mean= 25.56). Therefore, Mini-
CEX is a great clinical evaluation method to encourage and help student for improving their clinical skills. Mini-CEX should
be applied contuniously in hospital.
Keywords: Clinical Skill; Competency; Mini-CEX; Nursing

137
Faletehan Health Journal, 7 (3) (2020) 137-141
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Pendahuluan meningkatkan keterampilannya bagi pasien dengan


Kompetensi perawat saat ini berorientasi pada bebagai situasi, mahasiswa mendapatkan arahan
kualitas keterampilan yang dipengaruhi oleh dan evaluasi setelah diobservasi secara langsung
kualitas pendidikan. Berdasarkan Undang Undang oleh pembimbing (Ansari dkk., 2013; Kuo dkk.,
No 38 tahun 2014, untuk menguji perawat 2013). World Health Organization (WHO)
kompenten atau tidak yaitu melalui uji kompetensi. menjelaskan bahwa mini-CEX memiliki feasibility
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementrian baik bagi mahasiswa preceptor dan mahasiswa
Riset dan Teknologi. Uji kompetensi menjadi pada pendidikan kesehatan serta memenuhi
tahap akhir dalam proses pendidikan keperawatan kebutuhan capaian pembelajaran praktik sebesar
dan hal ini didukung mutu dari pendidikan 60% (WHO, 2011).
keperawatan teserbut (Kemenrisetdikti, 2018) Mini-CEX merupakan metode penilaian
Hasil Uji Kompetensi Perawat Indonesia formatif yang cukup efektif dalam menilai
periode Oktober 2018 di 5 institusi pendidikan performa mahasiswa pada level “does”. Metode
tinggi keperawatan di Sumatera Utara, dari 302 ini memiliki beberapa kelebihan seperti validitas
perawat yang baru lulus, menunjukan lebih dari 50 dan reabilitas yang baik, memperoleh feedback
% (167 perawat) tidak kompeten dan hanya 135 dari preceptor, memberikan kesempatan yang
perawat yang dinyatak kompeten (Kemenristek banyak pada mahasiswa untuk menunjukkan
DIKTI, 2018). Rumah Sakit di Indonesia saat ini kemampuannya pada berbagai kasus, setting dan
mengharuskan perawat memiliki Surat Tanda langsung dengan pasien. Mini-CEX juga sangat
Registrasi (STR) dimana surat tersebut akan membantu preceptor untuk mengaplikasikan
didapatkan jika mahasiswa tingkat akhir pengetahuan dan pengalamannya dan
dinyatakan kompeten dari hasil ujian kompetensi meningkatkan kepercayaan diri untuk bisa
perawat nasional. Hal ini menjadi tantangan bagi menjadi role model (Huang, 2015).
perawat di Indonesia menghadapi banyak Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh
tantangan. Maka dari itu, institusi pendidikan metode mini-CEX terhadap keterampilan klinik
kesehatan yang memiliki program studi mahasiswa keperawatan di Rumah Sakit Umum
keperawatan harus meningkatkan kualitasnya, Sari Mutaiar Lubuk Pakam. Penenlitian ini perlu
salah satunya melalui pengembangan metode segera dilakukan merujuk kepada tuntutan dan
evaluasi dan bimbingan klinik (Abdilah, 2016). kebutuhan perawat yang lebih terampil. Sehingga
Mahasiswa keperawatan masih sangat mahasiswa keperawatan dari pendidikan menjadi
terbatas dalam melakukan keterampilan klinik tenaga kesehatan yang terampil dan kompeten.
saat praktek di Rumah Sakit. Beberapa faktor
yang mempengaruhi hal tersebut seperti fasilitas Metode Penelitian
atau peralatan medis yang berbeda dari institusi Penelitian ini merupakan penelitian
pendidikan, metode bimbingan, keterbatasan role eksperimen semu (Quasi-exsperiment) tanpa
model di lahan praktek rumah sakit dan perawat randomisasi karena subyek penelitian sudah
yang tidak semua mampu membimbing terbagi dalam kelompok berdasarkan ruangan
mahasiswa di rumah sakit (AIPNI, 2014). praktik klinik. Populasi dalam penelitian ini
Metode bimbingan klinik yang diterapkan adalah seluruh mahasiswa aktif pada program
pada mahasiswa keperawatan sangat bervariasi dan studi Diploma III Keperawatan Universitas Sari
memiliki kelebihan dan kekurangan masing- Mutiara Indonesia yang akan melakukan praktik
masing. Metode bimbingan yang sering diterapkan klinik di RS Sari Mutiara Lubuk Pakam.
pada mahasiswa keperawatan saat ini adalah Direct Penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu
Observation of Prosecudral Skills (DOPS), kelompok intervensi diberikan metode mini-CEX
Objective Structured Clinical Examination sedangkan kelompok kontrol melakukan
(OSCE), laporan kasus, Beside Teaching, Case penilaian seperti biasa dilakukan yaitu dengan
Based Discussion dan Mini Clinical Evaluation penilaian Ujian Pengamatan dengan Daftar Tilik
Examination (Mini-CEX (Kuo dkk, 2013). World (UPDT). Teknik pengambilan sampel yang
Health Organization (WHO) menjelaskan mini- digunakan adalah total sampling. Sampel yang
CEX merupakan metode evaluasi yang dipilih pada penelitian ini adalah mahasiswa
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk program studi keperawatan Universitas Sari

138
Faletehan Health Journal, 7 (3) (2020) 137-141
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Mutiara Indonesi semester III-VI yang memenuhi kelompok intervensi mayoritas adalah perempuan
kriteria inklusi: 1) Mahasiswa semester III-VI (68 %) dan serupa dengan kelompok kontrol 58,3
prodi D-III Keperawatan yang melaksanakan % adalah perempuan. Hal ini memang sangat
pembelajaran praktik dengan kehadiran 100%, 2) umum pada pendidikan keperawatan yang
Telah lulus ujian teori dan laboratorium, 3) didominasi oleh perempuan sebagai mahasiswa
menyetujui ikut dalam penelitian. Sampel untuk terbanyak dibandingkan jurusan sosial lainnya.
prodi DIII keperawatan pada kelompok intervensi Mayoritas usia pada kelompok intervensi adalah 22
penelitian ini sebanyak 25 orang dan kelompok tahun, hal ini dikarenakan saat pelaksanaan
kontrol sebanyak 24 orang, sehingga total sampel penelitian mahasiswa tingkat akhir yang
sebanyak 49 orang. mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk
Kuesioner yang digunakan pada penelitian dinilai secara mini-CEX.
ini adalah format penilaian mini-CEX yang telah
di modifikasi yang mencakup 7 kompetensi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Mini-CEX
keterampilan seperti kemampuan anamnesis, pada kelompok Intervensi (n= 25)
kemampuan pemeriksaan fisik, kualitas Variabel n %
profesionalisme, keputusan diagnosa, tata Kepuasan mahasiswa
laksana, kemampuan konseling, dan organisasi. terhadap mini-CEX
Setiap kompetensi keterampilan dinilai aspek Memuaskan 8 32
kognitif, afektif, dan psikomotor dengan nilai Superior 17 68
terendah 0 dan nilai tertingi 3 pada masing masing Penilaian keseluruhan
aspek. Sehingga skor penilairan kumulatif 0 keterampilan
sampai 63. Mahasiswa dengan skor < 32 Kurang Memuaskan 4 16
dinyatakan kurang terampil dan ≥ 32 mahasiswa Memuaskan 18 72
terampil. Penelitian ini telah dinyatakan lolos uji Superior 3 12
etik berdasarkan No 406/KEPK/FKUMSU/2020. Total 25 100
Proses perijinan juga diberikan dari LPPM
Universitas Sari Mutiara Indonesia dan disetujui Penelitian ini juga mengidentifikasi tingkat
oleh Direktur Rumah Sakit Umum Sari Mutiara kepuasan mahasiswa keperawatan pada kelompok
Lubuk Pakam. intervensi terkait pelaksaan mini-CEX. Mayoritas
mahasiswa (68 %) menyatakan pelaksanaan mini-
Hasil dan Pembahasan CEX sangat memuaskan atau superior. Hal ini
Tabel 1. Distrisbusi Ferekuensi karakteristik dikarenakan pengalaman pertama mahasiswa
mahasiswa keperawatan pada kelompok keperawatan melakukan praktek klinik dengan
control dan kelompok Intervensi (n=49) diobservasi, didampingi, dinilai, dan mendapatkan
feedback secara langsung. Sehingga proses praktik
Control Intervensi dan bimbingan menjadi lebih baik dan mahasiswa
Goup Group mampu meningkatkan keterampilannya
Variabel berdasarkan feedback yang didapat. Mini-CEX
(n=24) (n=25)
n % n % dillakukan oleh preceptor kepada mahasiswa
Usia keperawatan yang praktek di RS umum Sari
20 tahun 5 20,8 5 20 Mutiara Lubuk Pakam melalui observasi selama 15
21 tahun 15 62,5 9 36 menit saat mahasiswa berinterakti dan melakukan
22 tahun 4 16,7 11 44 tindakan keperawatan kepada pasien dan keluarga.
Jenis Kelamin Setelah mahasiswa selesai dari pasien, preceptor
Laki-laki 10 41,7 8 32 memberikan feedback selama 5 menit terkait hal
Perempuan 14 58,3 17 68 yang telah dilakukan dan yang harus dilakukan
Total 24 100 25 100 selanjutnya dalam peningkatan asuhan
keperawatan. Selain itu 72 % mahasiswa
Tabel 1 menunjukkan gambaran sampel pada menunjukan hasil yang memuaskan setelah
penelitian ini. Mayoritas kelompok intervensi menerima feedback dan hanya 16 % masih kurang
berusia 22 tahun (44 %) sedangkan kelompok memuaskan.
kontrol 21 tahun (62,5 %). Jenis kelamin pada

139
Faletehan Health Journal, 7 (3) (2020) 137-141
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Tabel 3. Perbedaan Keterampilan Klinik Mahasiswa Keperawatan Dengan Metode Mini-CEX


Variabel Perlakuan Mean ± Std. t p-value
Deviasi
Keterampilan Pre- intervensi 25,56 ± 3,75 - 7,685 0,000
klinik mahasiswa Post-Intervensi 35,24 ± 5,14
keperawatan
dengan metode
mini-CEX

Berdasarkan hasil uji t berpasangan (paired menggunakan metode mini-CEX membuat


sample t test) menunjukan nilai signifikansi sebesar mahasiswa lebih baik mencapai kompetensi
0,000 (p < 0,05), yang berarti bahwa ada perbedaan pembelajaran klinik. Melalui mini-CEX, preceptor
signifikan keterampilan mahasiswa keperawatan memberikan feedback kepada mahasiswa sehingga
sebelum dan setelah dilaksanakan metode mini- mahasiswa menjadi lebih terbuka atas hal yang
CEX. Hal ini mengindikasikan metode mini-CEX telah dilakukan kepada pasien.
signifikan berpengaruh dalam meningkatkan Mahasiswa mendapatkan kesempatan dinilai
keterampilan mahasiswa keperawatan. Terlihat dan mendapat umpan balik sebagai evaluasi yang
dari keterampilan mahasiswa dalam praktek klinik telah dilakukan dan masukan untuk meningkatkan
setelah mendapatkan feedback melalui metode keterampilannya (Sudarso dkk, 2016; Lita, 2013;
mini-CEX meningkat (mean= 35,24) signifikan Habibi dkk, 2013). Preceptor memberikan evaluasi
dibandingkan sebelum mendapatkan perlakukan atas keterampilan yang dilakukan mahasiswa
mini-CEX (mean= 25,56) (Tabel 3). secara langsung dan objektif dengan penjelasan
Penelitian ini mengidentifikasi tingkat bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk
kepuasaan mashasiswa dengan perlakuan mini- meningkatkan keterampilan tersebut. Mahasiswa
CEX. Hasil penelitian menujukan mayoritas harus tetap mendapat apresiasi atas hal yang telah
mahasiswa puas degan metode mini-CEX. Hal ini dilakukan, tidak memberikan evaluasi dengan
sejalan dengan tingkat kepuasan mahasiswa teknik mengkritik. Melalui penjelasan yang
terhadap pelaksanaan evaluasi melalui mini-CEX. disampaikan, mahasiswa akan lebih menerima dan
Mini-CEX dapat meningkatkan proses memahami bagaimana untuk meningkatkan
pembelajaran klinik mahasiswa keperawatan kompetensinya. Hal ini sangat berguna saat mereka
melalui penjelasan perkembangan kompetensinya bukan lagi menjadi mahasiswa tetapi menjadi
dan bahkan kelemahan yang sering dilakukan saat perawat sesungguhnya.
memberikan asuhan keperawatan. Setiap Hal serupa juga dipaparkan oleh Sudarso dkk
mahasiswa sangat membutuhkan saran dan (2016) bahwa kesempatan yang diperoleh
evaluasi yang positif untuk mengurangi tingkat mahasiswa untuk menerima feedback dan saran
stress selama praktek klinik (Lita, 2013; guna mengembangkan kemampuan
Mansourian dkk, 2013). Mahasiswa keperawatan keterampilannya akan sangat memotivasi,
saat ini dituntut harus memiliki kompetensi yang dibandinngkan hanya mengkritik hal yang sudah
telah ditetapkan maka melalui mini-CEX proses dilakukan. Kelebihan lain dari metode mini-CEX
praktek klinik dapat membantu mahasiswa adalah menstimuli proses evaluasi dalam diri
mencapai kompetensinya. mahasiswa tersebut seperti refleksi diri, respon
Mini-CEX pada peneltian ini menunjukan emosi, dan motivasi. Proses tersebut akan membuat
pengaruh signifikan terhadap perubahan mahasiswa menjadi lebih yakin untuk
keterampilan mahasiswa keperawatan yang meningkatkan keterampilan. Preceptor tidak hanya
praktek di RS Sari Mutiara Lubuk Pakam. Hasil memberikan nilai atau menguji mahasiswa namun
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang hubungan kerja sama dapat terwujud melalui
dilakukan Moghadam dkk (2016) yang pemberian feedback sehingga mahasiswa juga
menunjukan perbedaan signifikan nilai mean merasa menjadi bagian dari tempat praktek,
keterampilan klinik mahasiswa anestesi pada semakin antusias menjalankan praktek dan
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. WHO meningkatkan keterampilan klnik selama pratek.
menyatakan bahwa pemberian feedback

140
Faletehan Health Journal, 7 (3) (2020) 137-141
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Simpulan Huang, S. Y. (2015). The Experience Of


Penelitian ini menunjukan ada perbedaan MiniClinical Evaluation. BMJ Open , A1–
signifikan keterampilan mahasiswa keperawatan A53.
sebelum dan setelah dilaksanakan metode mini- Kemenristek DIKTI. ( 2018). Data Statistik
CEX. Metode mini-CEX secara signifikan Pendaftar lulus dan tidak lulus.Registrasi
berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan Online Uji Kompetensi NERS.
mahasiswa keperawatan. Kuo, C.L., Shou, J.P., Maw, S.L., Chih, W.Y., &
H, P.K. (2013). Develompment and
Referensi implementation of a mini-clinical evaluation
Abdilah. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang exercise (Mini-CEX) program to asses the
Mempengaruhi Kelulusan Uji Kompetensi clinical competencies of internal medicine
Ners Indonesia. J. Penelit. Adm. Publik, 2, residents: from faculty development to
373–380. curriculum evaluation. BMC Medical
AIPNI. (2014). Materi Pelatihan Preceptorship Education, 13 (13): 1472-1476.
(tidak dipublikasikan). Yogyakarta : STIKes Lita, B.F. (2013). Comparison of perceptions of
Almaata (in Bahasa Indonesia). nursing internship program and preseptor on
Al Ansari A., Ali, S.K., & Donnon, T. The Mini-CEX implementation in Education
construct and criterion validity of the mini- Hospital. Underthesis. Muhammadiyah
CEX: a meta-analysis of the published University of Yogyakarta.
research. Acad Med. 2013, 88 (3) : 413 - 420. Moghadam, F.A., Sahebalzamani, M., Fatemah,
doi:10.1097/ACM.0b013e318280a953 M., Farahani, H., & Gharabagh, Z.A. (2016).
Djuria, S.A., & Afandi, M. (2013). Development of A comparative analysis of the effect of Mini-
measurement tool Mini-CEX (Mini Clinical CEX and conventional assesment methods on
Evaluation) as an evaluation tool of nursing clinical skill ini anesthesiology students of
students in teaching hospital of Universitas School of Paramedicine, Hamedan University
Muhammadiyah Yogyakarta. GSTF of Medical Sciences. Journal of Advances in
International Journal of Nursing and Health Medical Education (JAMED), 1 (3): 60-68.
Care (JNHC), 1(1): 127-132. Sudarso, S., Rahayu, G. R., & Suhoyo, Y. (2016).
Habibi, H., Khaghanizade, M., Ebadi, A., & How does feedback in mini-CEX
Sayedmazhari, M. 2013. Comparison of the affect students’ learning response?
Effect of Modern Assesment Methods (DOPS International Journal of Medical Education,
and Mini-CEX) with traditional method on 7, 407-413,
Nursing students’Clinical Skills : A https://doi.org/10.5116/ijme.580b.363d
Randomized Trial. Iranian Journal of Medical WHO.(2011). Panduan Pembelajaran Praktik
Education, 13(5) :364-372. Klinik Kebidanan dengan Pendekatan
Preceptorship dan Mentorship. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

141

Anda mungkin juga menyukai