Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemenuhan kebutuhan Dasar Manusia

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Ushi Apriani Zaqiah (KHGC22146)

2. Rima Fitriyani (KHGC22162)

3. Sutrisno Ramdani (KHGC22165)

4. Andri Gunawan (KHGC22173)

PRODI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

TAHUN AJARAN 2022-2023


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat- Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan

Istirahat Tidur” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pemenuhan kebutuhan dasar

manusia.

Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak terdapat kekurangan,

karena masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dari segala pihak, baik berupa kritik

dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Garut, November 2022

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

D. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................3

A. Pengertian tidur......................................................................................................3

B. Fisiologis Tidur......................................................................................................3

C. Jenis-jenis Tidur.....................................................................................................4

D. Kebutuhan dan Pola Istirahat Tidur.......................................................................7

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur.................................................7

F. Gangguan istirahatt dan tidur................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN KASUS......................................................................13

BAB IV PENUTUP...............................................................................................28

A. Kesimpulan..............................................................................................28

B. Saran......................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat
berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.
Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan
tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun
dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu
berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.

Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali
memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Sering kali, orang
yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah besar energi untuk kembali sehat atau
melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut mengalami
keletihan yang meningkat dan sering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan.
Istirahat memulihkan energi seseorang, yang memungkinkan orang tersebut untuk
menjalankan fungsi dengan optimal. Apabila waktu istirahat seseorang berkurang, orang
tersebut sering kali mudah marah, depresi, dan lelah, serta memiliki kontrol emosi yang
buruk. Menyediakan lingkungan yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting
perawat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep kebutuhan istirahat dan tidur
2. apa saja jenis jenis tidur
3. apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur
4. apa saja gangguan kebutuhan istirahat dan tidur

3
5. bagaimana contoh asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat tidur

C. Tujuan
1. untuk mengetahui Konsep kebutuhan istirahat dan tidur
2. untuk mengetahui jenis-jenis tidur
3. untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur
4. untuk mengetahui gangguan kebutuhan istirahat tidur
5. untuk mengetahui contoh asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
istirahat tidur

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan


hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali
dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik
minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh
serta penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Asmadi, 2008).

B. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan


mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Hidayat,
2008).

Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon


dan bagian atas pons. Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak
teratas. RAS dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan
dan tidur. Selain itu, RAS dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri,
dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan
emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan

5
disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan bangun
tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbic.
Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan
dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2008)

C. Jenis-jenis Tidur
1. Pola Tidur Biasa atau NREM
Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement =
Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih
lambat daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak
dalam keadaan tidur (lihat gambar). Tanda-tanda tidur NREM adalah:
a. Mimpi berkurang
b. Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
c. Tekanan darah turun
d. Kecepatan pernafasan turun
e. Metabolisme turun
f. Gerakan mata lambat
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya
orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian
akan mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat)
tahap yang masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak.
a. Tahap 1
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks,
mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun
secara jelas. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan
gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat
di bangunkan dengan mudah. Ketika bangun seseorang merasa seperti telah
melamun.
b. Tahap 2

6
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata
masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas,
suhu tubuh dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan“sleep
spindles” dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung pendek dan
berakhir dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit. Pada tahap ini merupakan
periodetidur bersuara, kemajuan relaksasi, untuk bangun relatif mudah.
c. Tahap 3
Pada tahap ini meliputi awal dari tidur dalam. Otot –otot dalam keadaan santai
penuh, kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi
lebih sulit dibangunkan dan jarang bergerak. Gelombang otak menjadi lebih
teratur dan terdapat penambahan gelombang delta yang lambat. Tahap ini
berlangsung 15-30 menit.
d. Tahap 4
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun.
Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
(mengenai gambar grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur
sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.
Tahap ini berlangsung 15-30 menit.

2. Pola Tidur Paradoksikal atau REM

Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan
mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini
bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas
otaknya nyata. Tidur REM / Paradoks merupakan pola/tipe tidur dimana otak
benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke
arah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya
kemudian terbangun. Pola/tipe tidur ini, ditandai dengan perbedaan antara
mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap tidur REM
adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat kembali,

7
sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi
selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan.
a. Mengigau atau bahkan mendengkur
b. Otot-otot kendor (relaksasi total)
c. Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepAT
d. Perubahan tekanan darah
e. Gerakan otot tidak teratur
f. Gerakan mata cepat
g. Pembebasan steroid
h. Sekresi lambung meningkat
i. Ereksi penis pada pria
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM
diperkirakan terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai
pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM
(fase tidur nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam
yang berlangsung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan
NREM) terjadi secara bergantian sebanyak 4 – 6 siklus.

D. Kebutuhan dan Pola Istirahat Tidur


Tingkat
Pola Tidur Normal
Perkembangan/ Usia
Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh
Bayi baru lahir sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan
(0 – 1 bulan) pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-
60 menit.
Bayi Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama
(1 – 18 bulan) pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar
Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur
Toddler
pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus
(18 bulan – 3 tahun)
bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun
Pra Sekolah Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode

8
(3 – 6 tahun) terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5
tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu
(6 – 12 tahun) tidur relatif konstan.
Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.
(12 – 18 tahun)
Dewasa Muda Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur
(18 – 40 tahun) tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.
Dewasa Pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin
(40 – 60 tahun) mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV
Dewasa Tua nyata berkurang kadang-kadang tidak ada. Mungkin
(> 60 tahun) mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur
malam hari

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur


Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda – beda. Ada yang
kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa
tidur atau tidak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi
pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat
dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya pada klien yang
menderita gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka
seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2008).
2. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan
yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan
yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan
yang tenang dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur (Hidayat,
2008).

9
3. Stress Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan
karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf
simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2008).
4. Diet / Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang
tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat mempercepat proses tidur, karena
adanya triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna (Hidayat, 2008).
Sebaliknya minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur
(Asmadi, 2008).
5. Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang
dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan
periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).

6. Obat – Obatan
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi
proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan seseorang insomnia, anti
depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan
kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan
golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat
mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat
menimbulkan gangguan proses tidur (Hidayat, 2008).

F. Gangguan Istirahat dan Tidur


1. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu

10
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
2. Insomniainisial : Kesulitan untuk memulai tidur.
3. Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
4. Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomniaanatara lain misalnya:
membaca, mendengarkan musik, dan tidur jika benar-benar mengantuk.
5. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur.
Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering
terjaga(misalnya: tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya:
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpi buruk), dan
lainnya (misalnya: bruksisme).

6. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada
siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system
saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya:
hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme
koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang hari.
7. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack.
Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat
yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah
dengan obat-obatan, seperti: amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan
antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
8. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinya napas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di

11
malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala di siang hari,
iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
9. Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien akibat disomnia. Penyebab dapat
mencakup penyakit (misal: demam, sulit bernafas atau nyeri), stress emosional, obat –
obatan, gangguan lingkungan (misal asuhan keperawtan yang dilakukan) dan
keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Dokter dan perawat
cenderung mengalai deprivasi tidur karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas.
Deprivasi tidur menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tidur serta ketidak
konsistenan waktu tidur. Respon orang terhadap deprivasi sangat bervariasi, gejala fisiologis
: ptosis, penglihatan kabur, kekakuan motorik halus, penurunan reflek, waktu respon
melambat, penilaian menurun, aritmia jantung. Gejala psikologisnya: bingung, peningkatan
sensifitas nyeri, menarik diri, apatis, rasa kantuk berlebihan, agitasi, hiperaktif, penurunan
motivasi.
10. Enuresis
Enuresis adalah kencing/BAK yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak
dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres,
dan toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis anatara
lain: hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih
(berkemih dulu) sebelum tidur.
11. Night terror
Night terror adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih.
Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.
12. Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap aliran udara di hidung dan mulut. Amandel
yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.
Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang
mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

12
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA PASIEN

TN. A DI KLINIK WIRAPRATAMA POLRES GARUT

A. Pengkajian

Tanggal Masuk : 04-11-2022

Jam Masuk : 08.30 WIB

Ruangan :

No.MR : 00.08.92.67

Diagnosa Medis : Insomnia

Tanggal Pengkajian : 05-11-2022

1. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Tempat/ Tgl Lahir : Garut, 26-11-1996

Umur : 26 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Polri

Alamat : Asrama Polres Garut

13
Keluarga Terdekat Yang Dapat Dihubungi

Nama : Tn. B

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Polri

Hubungan dengan klien : Teman Klien

2. Status Kesehatan Saat Ini

a. Alasan Masuk

Klien berobat ke Klinik karena tidak bisa tidur

b. Keluhan utama

Klien mengeluh sulit tidur malam

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat pengkajian tanggal 05 november 2022 jam 08.30 WIB klien diantar

oleh temannya datang ke Klinik Wirapratama Polres Garut dengan keluhan

tidak bisa tidur malam. Dari data objektif di dapatkan, klien tampak lelah, k/u

baik GCS 15 : E4 M6 V5 , 87 x/mnt, Suhu 36,2 C, RR 20 x/mnt, SPO 97%,

d. Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnya klien tidak pernah mengalami keluhan sulit tidur dan tidur

normal sepert biasa. Klien belum pernah di rawat di rumah sakit dan tidak

mempunyai riwayat penyakit berat.

14
e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut klien di keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.

15
f. Riwayat Alergi (Obat dan Makanan)

Klien mengatakan tidak punya riwayat alergi makanan, obat


maupun udara.
g. Obat-obatan yang pernah di konsumsi

Klien mengatan belum pernah megkonsumsi obat untuk tidur.


h. Kebiasaan

Klien mengatakan sering begadang bersama teman-temannya.

3. Pola Aktifitas Sehari-hari

a. Pola nutrisi dan metabolik


Ds: Pasien mengatakan sebelum dan selama sakit makan
teratur, 3x sehari, tapi ketika sulit tidur pasien lebih banyak
merokok
Do: Turgor kulit baik, BB 60kg
b. Pola eliminasi
Ds: Pasien mengatakan sebelum dan selama sakit BAK dan
BAB lancar tidak ada masalah, BAB 1 kali sehari dan BAK
5-7 kali sehari
Do: Pasien dapat BAK tanpa menggunakan bantuan alat
c. Pola aktivitas dan latihan
Ds: Pasien mengatakan tidak ada gangguan aktifitas selama sakit

16
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Berpakaian √
Toileting √
Berpindah √
ROM √
Keterangan:
0: mandiri, 1: dibantu alat, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu
alat danorang lain, 4: dibantu total
Do: Aktivitas pasien tidak dibantu
d. Pola istirahat tidur
Ds: klien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8jam. Setelah sakit
menjadi sulit tidur malam, klien bisa tidur dari adzan subuh
sampai pagi (2-3 jam).
Do: Terdapat lingkar hitam pada kedua mata pasien, pasien
terlihat lesu, mata pasien terlihat sayu.
4. Data Lingkungan

Klien mengatakan lingkungan di rumah cukup kondusif.

5. Data Psikososial

a. Pola persepsi dan konsep diri


Ds: Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan tidur normal
Do: Pasien menjawab saat diberikan pertanyaan
b. Pola kognitif
Ds: Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada panca indranya

17
Do: Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak terdapat alat
bantu pada panca indranya
c. Pola peran dan hubungan
Ds: Pasien mengatakan jika dirinya dekat dengan teman-

temanya dan berhubungan baik

Do: Pasien terlihat akrab dengan temannya

d. Pola seksual dan reproduksi


Ds: klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara
Do: Pasien berjenis kelamin laki-laki
e. Pola koping dan stress
Ds: klien mengatakan tidak punya masalah atau stress yang sedang
di hadapi
Do: klien tampak ceria
f. Pola keyakinan dan nilai
Ds: Pasien mengatakan jika dirinya beragama islam
Do: -

B. Pengkajian Fisik

1. Pengkajian Fisik Umum

a. Keadaan umum : baik


b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD: 100/80 mmHg RR: 20 kali/menit
N: 87 kali/menit Suhu: 36,2°C
SPO2:97%
d. TB/BB : 170 cm, 60 kg

18
C. Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala : Bentuk mesocepal, rambut hitam,


lurus, danpendek
a. Mata : Simetris, konjungtiva ananemis,
sklera anikterik,pupil ishokor, terdapat
lingkar hitam dan mata terlihat sayu,
fungsi penglihatan baik
b. Hidung : Tidak ada polip, fungsi penciuman baik
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada karies gigi
d. Telinga : Simetris, tidak ada serumen
berlebih, pendengaranbaik
b. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
c. Thorax
a. Paru : Inspeksi : Dinding dada simetris,
nafas teratur,
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Timpani
Auskultasi : Tidak Terdapat bunyi wheezing, tidak
terdapat bunyi ronchi

b. Jantung : Inspeksi : Ictus cordis


terlihat di ics V Palpasi : Teraba
ictus cordis di ics V Perkusi :
Redup
Auskultasi : S1>S2, reguler, tidak ada
bunyi galop
d. Abdomen : Inspeksi : Supel
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpan

19
Auskultasi : Bising usus 12 kali/menit
e. Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema pada tangan
Bawah : Tidak ada edema pada kaki
f. Genitalia : Jenis kelamin laki-laki

20
D. Pemeriksaan Saraf Kranial

1. Nervus Olfaktorius : Saraf sensori untuk penciuman

Klien dapat mencium dengan baik

2. Nervus Optikus : Saraf sensori

Tajam penglihatandan Lapang pandang Visus dan lapang pandang pasien dapat

melihat dengan baik

3. Nervus Okulomotorius : Mengkaji ukuran kedua pupil

Pupil : isokhor

Diameter : 2 mm

Bentuk: bulat

Reflek cahaya: baik +/+

4. Nervus Trochlearis : klien dapat melihat kearah hidung

5. Nervus Trigeminus : Klien dapat membuka mulut dengan baik

6. Nervus Abdusen : dapat menggerakan mata ke sisi kanan dan kiri

7. Nervus Fasialis : Devisi sensorik dan motorik

Mengerutkan dahi

Menutup mata

Memperlihatkan gigi

8. Nervus Akustikus : klien dapat mendengar dengan baik

9. Nervus Glosofaringeus : Saraf sensorik dan motoric

Klien dapat berbicara dengan baik

10. Nervus Vagus : Saraf sensorik dan motoric

Klien dapat menelan

21
11. Nervus Aksesorius : Saraf motorik yang mempersarafi otot

Klien dapat menoleh ke kanan dan kiri

12. Nervus Hipoglosus : Saraf motorik yang mempersarafi lidah

Klien Mengeluarkan lidah

E . Pemeriksaan Penunjang

E. Pengobatan

- Horvita G 1x1

Data Fokus (Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur)

a. Data Subjektif

1. klien mengatakan tidak bisa tidur

2. Klien tidur 2-3 jam

3. Klien tampak lelah

b. Data Objektif

1. Terdapat lingkar hitam pada kedua mata pasien, pasien terlihat lesu, mata pasien

terlihat sayu

2. TTV : TD: 100/80 mmHg RR: 20 kali/menit


N: 87 kali/menit Suhu: 36,2°C
SPO2:97%

22
Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Problem


1. Ds: klien mengatakan tidak Kurang kontrol Gangguan pola
tidur
bisa tidur, klien tidur 2-3 jam, tidur
klien tampak lelah
Do: Terdapat lingkar hitam
pada kedua mata pasien,
pasien terlihat lesu, mata
pasien terlihat sayu.

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

23
Intervensi

DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI

Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan intervensi  Identifikasi pola aktifitas
kurang kontrol tidur
selama 2 tidur

x 24 jam, maka pola tidur


 Identifikasi factor yang
membaik, dengan kriteria
menyebabkan gangguan pola
hasil :
istirahat tidur
-keluhan sulit tidur cukup

menurun  Modifikasi lingkungan

-keluhan sering terjaga  Batasi tidur siang

menurun  Lakukan prosedur untuk

- keluhan pola tidur meningkatkan kenyamanan

berubah menurun  Anjurkan menepati

kebiasaan tidur

 Anjurkan menghindari

makanan minuman yang

mengganggu tidur

24
Implementasi

No Diagnosa Hari/tanggal/ jam implementasi Jam evaluasi paraf

keperawatan

1 Gangguan pola Jumat, 4 09.15 S : Klien


istirahat tidur November 2022  mengidentifikasi mengerti dengan
b.d kurang jam 09.00 penjelasan
kontrol tidur pola aktifitas perawat
d.d lingkar O : klien tampak
hitam pada tidur aktif
kedua mata berkomunikasi
pasien, mata tentang anjuran
sayu dan  mengidentifikasi untuk mengatasi
terlihat lesu masalahnya
factor yang A: gangguan
pola tidur b.d
menyebabkan kurang kontrol
tidur belum
gangguan pola teratasi
P: lanjutkan
istirahat tidur
intervensi

 menganjurk

an untuk

memodifika

si

lingkungan

 membatasi

tidur siang

 melakukan

prosedur untuk

25
meningkatkan

kenyamanan

 menganjurkan

menepati

kebiasaan tidur

 menganjurkan

menghindari

makanan

minuman yang

mengganggu

tidur

26
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia
dimana istirahat merupakan keadaan tubuh yang rileks tanpa tekanan dan
kecemasan (ansietas) sedangkan tidur merupakan keadaan tidak sadar sebagai
fungsi protektif tubuh untuk melakukan perbaikan dan pemulihan jaringan setelah
beraktivitas yang dapat dibangunkan kembali.
Fisiologi tidur terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap NREM merupakan tidur
yang dalam dan nyaman dan tahap REM yang merupakan tidur dalam kondisi aktif
atau tid ur paradoksial yang bersifat nyenyak sekali.
Kebutuhan istirahat tidur dan pola tidur setiap individu berbeda – beda yang sangat
dipengaruhi oleh umur individu atau orang tersebut.
Fungsi tidur adalah untuk memperbaiki, memulihkan dan menyeimbangkan
kondisi tubuh baik secara fisiologis, biologis ataupun psikologis sehingga kembali
optimal. Faktor – faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur meliputi status
kesehatan, lingkungan, stress psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup, obat – obatan,
dan motivasi. Gangguan istirahat dan tidur meliputi insomnia, parasomnia,
hipersomnia, narkolepsi, apnea saat tidur, deprivasi tidur, enuresis, night terror,
dan mendengkur.
B. Saran

Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan
istirahat dan tidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh
karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan
kebutuhan istirahat dan tidur. Sehingga proses pemulihan pasien dapat berjalan
dengan optimal.

27
DAFTAR PUSTAKA

Danu Saputra Raharja.http://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-kebutuhan-


tidur-dan-istirahat.html.Diposkan Selasa, 17 april 2012.
Eka Kharisma Putri.http://kharismaputrii.blogspot.com/2013/07/kebutuhan-
dasaristirahat-dan-tidur.html.Diposkan Sabtu, 13 juli 2013.
FaizalSuryaHakiki.http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/2013/06/a
skep-istirahat-tidur.html. Diposkan Rabu, 5 Juni 2013.
Ifptasya. http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-
dan-tidur4ns/. Diposkan 11 Januari 2011.
Ramadhan.http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/konsep-dasar-istirahat-dan-
tidur/. Diposkan 22 Desember 2008.
Suparyanto. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-istirahat-
tidur.html. Diposkan Sabtu, 01 Oktober 2011.
http://dianhusadayeny.blogspot.com/p/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-dan-tidur.html.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2013/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html.
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdm-
i/kebutuhanistirahat-dan-tidur/

28

Anda mungkin juga menyukai