DISUSUN OLEH:
Riza alfira
Sabila dini
Sintya jelita
Sridina
Syaina futri
Syifa Andini
Tyas suci
Yusnia adelia
PROGRAM STUPI KALIAN KEPERAWATAN SMK DWI PUTRI
BUSANA BOGOR JL.KH. SOLEH ISKANDAR SALABENDA RT.01/04
KEL.KAYU MANIS KEC.TANAH SEREAL KOTA BOGOR 16169
Kata pengantar
“Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Kebutuhan rasa nyaman istirahat dan tidur".
Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi tugas konsep dasar manusia.
Ibu Henny Selfia Thenu , selaku guru mata pelajaran kdm yang telah memberikan
waktu, tenaja, pikiran, dan dukungan dalam bentuk pengarahan dan bimbingan
sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan limpahan pahala atas kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis merasa bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca demi perbaikan proposal
penelitian ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan
tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam
keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya
untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.
Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali memerlukan
istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Sering kali, orang yang lemah karena
sakit menghabiskan sejumlah besar energi untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat dan
sering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. Istirahat memulihkan energi
seseorang, yang memungkinkan orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan optimal.
Apabila waktu istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering kali mudah marah,
depresi, dan lelah, serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan lingkungan yang
tenang untuk klien merupakan fungsi penting perawat.
BAB II
PEMBAHASAN
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk
menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan
indra atau rangsangan yang cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta
penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Asmadi, 2008).
2.2 Fisiologi Tidur
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan
bagian atas pons. Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak
teratas. RAS dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan
dan tidur. Selain itu, RAS dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri,
dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan
emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan
bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem
limbic. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2008)
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan
mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini
bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas
otaknya nyata. Tidur REM / Paradoks merupakan pola/tipe tidur dimana otak
benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah
yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya
kemudian terbangun. Pola/tipe tidur ini, ditandai dengan perbedaan antara mimpi-
mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap tidur REM adalah bahwa
mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat kembali, sedangkan mimpi
selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi selama tidur NREM
tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan.
2.3.2.1 Mengigau atau bahkan mendengkur
2.3.2.2 Otot-otot kendor (relaksasi total)
2.3.2.3 Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
2.3.2.4 Perubahan tekanan darah
2.3.2.5 Gerakan otot tidak teratur
2.3.2.6 Gerakan mata cepat
2.3.2.7 Pembebasan steroid
2.3.2.8 Sekresi lambung meningkat
2.3.2.9 Ereksi penis pada pria
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM diperkirakan
terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran,
adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM (fase tidur
nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam yang berlangsung
selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM) terjadi secara
bergantian sebanyak 4 – 6 siklus.
2.5.4 Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan
diri pada waktu periode bangun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia
dimana istirahat merupakan keadaan tubuh yang rileks tanpa tekanan dan
kecemasan (ansietas) sedangkan tidur merupakan keadaan tidak sadar
sebagai fungsi protektif tubuh untuk melakukan perbaikan dan pemulihan
jaringan setelah beraktivitas yang dapat dibangunkan kembali.
3.1.2 Fisiologi tidur terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap NREM merupakan tidur
yang dalam dan nyaman dan tahap REM yang merupakan tidur dalam
kondisi aktif atau tidur paradoksial yang bersifat nyenyak sekali.
3.1.3 Kebutuhan istirahat tidur dan pola tidur setiap individu berbeda – beda yang
sangat dipengaruhi oleh umur individu atau orang tersebut.
3.1.4 Fungsi tidur adalah untuk memperbaiki, memulihkan dan menyeimbangkan
kondisi tubuh baik secara fisiologis, biologis ataupun psikologis sehingga
kembali optimal.
3.1.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur meliputi status
kesehatan, lingkungan, stress psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup, obat –
obatan, dan motivasi.
3.1.6 Gangguan istirahat dan tidur meliputi insomnia, parasomnia, hipersomnia,
narkolepsi, apnea saat tidur, deprivasi tidur, enuresis, night terror, dan
mendengkur.
3.2 Saran
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan istirahat dan
tidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu,
perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat
dan tidur. Sehingga proses pemulihan pasien dapat berjalan dengan optimal.
Daftar Pustaka