KEPERAWATAN DASAR
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
Ulfah Agus Sukrillah, S.Kep., MH
BAHAN AJAR
KONSEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
Pengampu : Ulfah Agus Sukrillah, S.Kep, MH
Pokok materi
A. Pendahuluan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat
mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Studi menunjukkan
dimana setelah kita bangun dari tidur yang cukup, otak kita kembali berfungsi
dengan sangat baik, selain itu proses tidur juga dapat memperbaiki berbagai sel
dalam tubuh.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur sangat penting terutama bagi orang
yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di
harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan aktivitas
2
kehidupan sehari-harinya. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga
memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Pengertian Tidur
Tidur merupakan suatu perubahan status kesadaran yang didalamnya persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami penurunan. Tidur dicirikan
dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Beberapa
stimulus lingkungan, seperti sebuah alarm detektor asap, biasanya akan
membangunkan orang yang sedang tidur, sementara suara bising lain tidak akan
membangunkannya. Tampaknya bahwa individu berespons terhadap stimulus
bermakna saat tidur dan mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif.
C. Karakteristik Istirahat :
Terdapat beberapa karakteristik istirahat. Pada tahun 1967, Narrow
mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat (dalam
Potter dan Perry, 1997) :
a. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi
b. Merasa diterima
c. Mengetahui apa yang sedang terjadi
d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
e. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas
dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala
3
kebutuhannya dapat diatasi, adanya pengawasan, dan penerimaan dari tindakan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga memberikan kedamaian. Apabila
pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut diatas, maka kebutuhan istirahatnya
masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan
terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur. Misalnya, mendengarkan secara hati-
hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika
memungkinkan.
Pasien yang mempunyai perasaan tidak diterima, tidak mungkin dapat
beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, maka tenaga kesehatan harus sensitif
terhadap kekhawatiran pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan terjadi
merupakan keadaan lain yang penting diketahui sehingga pasien dapat beristirahat.
Adanya ketidaktahuan akan menimbulkan gangguan pada istirahat pasien dengan
kecemasan pada tingkat yang berbeda-beda. Tenaga kesehatan harus membantu
memberikan penjelasan kepada pasiennya.
Agar pasien merasa diterima dan mendapatkan kepuasan, maka pasien harus
dilibatkan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang mempunyai tujuan. Hal
tersebut dapat membuat pasien merasa diterima dan dihargai tentang kompetensi
yang ada pada dirinya. Pasien akan merasa aman jika ia mengetahui bahwa ia akan
mendapat bantuan sesuai dengan yang diperlukannya. Pasien yang merasa terisolasi
dan kurang mendapat bantuan, tidak akan dapat beristirahat. Oleh karenanya,
tenaga kesehatan harus dapat menciptakan suasana agar pasien tidak merasa
terisolasi dengan melibatkan keluarga dan teman-teman pasien. Keluarga dan
teman-teman pasien dapat meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dengan
membantu pasien dalam tugas sehari-hari dan mengambil keputusan yang sukar.
D. Fisiologi Tidur :
Aktivitas tidur diatur & dikontrol oleh dua sistem pada batang otak yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR).
RAS di bagian atas batang otak diyakini, memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan & kesadaran, memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri,dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir.
Pada saat sadar RAS melepaskan katekolamin
Pada saat tidur BSR melepaskan serotonin (Wartonah, 2003)
4
E. Jenis-jenis Tidur
Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur. Pertama, jenis tidur yang
disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis.
Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang
otaknya sangat lambat, atau disebut nonrapid eye movement (NREM). Kedua, jenis
tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak,
meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur yang
kedua disebut dengan jenis tidur paradoks atau tidur rapid eye movement (REM).
1) Tidur gelombang lambat (slow wave sleep) / nonrapid eye movement (NREM).
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, dengan
gelombang otak yang lebih lambat, atau juga dikenal dengan tidur
nyenyak.
Ciri-ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi, atau tidur
dengan gelombang delta. Ciri lainnya adalah individu berada dalam
keadaan istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas
menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan
metabolisme turun.
Perubahan selama proses NREM tampak melalui elektroensefalografi
dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur
NREM. Tahap tersebut, yaitu kewaspadaan penuh dengan gelombang beta
yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah, istirahat tenang yang dapat
diperlihatkan pada gelombang alfa ke jenis beta atau delta yang bervoltase
rendah, dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang delta
bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 per detik.
Tahapan tidur jenis NREM
a. Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri
sebagai berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa
mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi
nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun segera selama
tahap ini berlangsung sekiar 5 menit.
5
b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
dengan ciri sebagai berikut : mata pada umumnya menetap, denyut
jantung dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun,
metabolisme menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15
menit.
c. Tahap III
Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi
napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh
adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk
bangun.
d. Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan kecepatan jantung dan
pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.
2) Tidur paradoks atau tidur rapid eye movement (REM).
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit.
Namun apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan
jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut :
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
b. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM.
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
d. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur.
e. Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori dan adapatasi.
6
Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut :
Bangun
(pra tidur)
NREM I Tidur REM
NREM II NREM II
NREM IV
9
lebih banyak tidur REM dibandingkan biasanya dan akibatnya dapt mengalami
mimpi buruk yang mengganggu.
10). Motivasi.
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk
terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
PARASOMNIA
Masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak :
Night terrors dan mimpi buruk
Somnambulisme (tidur sambil jalan)
Bruksisme (mengadu atau menggeretukkan gigi-gigi)
Enuresis Nocturnal (ngompol dimalam hari)
HYPERSOMNIA
Gangguan ini adalah kebalikan dari insomnia. Hipersomnia adalah kegiatan tidur
yang melebihi normal/lebih dari 9 jam pada malam hari. Seringkali penderita
dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Meskipun penderita tidur
melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang
hari. Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan dapat diatasi sendiri oleh
penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri.
10
SLEEP APNEA
Adalah pernafasan yang terhenti pada waktu-waktu tertentu selama tidur.
Gangguan ini dapat akibat pembesaran tonsil, kebiasaan mendengkur, kelainan
bentuk rahang sehingga proses ventilasi menjadi terganggu.
NARKOLEPSI
Adalah perasaan ingin tidur yang tidak dapat dikendalikan.
Penderita narkolepsi dapat tidur dalam keadaan berdiri, menyetir maupun sedang
diajak bicara. Sering diakibatkan oleh rasa malas, kebiasaan mabuk, rusaknya
sistem sentral.
11
d. Saturasi O2 (ditentukan dengan pemantauan oksimeter nadi) dan ECG
(Electrocardiogram) untuk mengetahui adanya sleep apnea (apnea tidur).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan :
- Ketidaknyamanan fisik atau nyeri
- Kondisi psikologis : cemas, kehilangan orang yang dicintai
- Perubahan lingkungan
- Penggunaan obat-obatan : alkohol, kafein
Gangguan pola tidur dapat juga dinyatakan sebagai etiologi dari diagnosis lain,
pada kasus tersebut intervensi keeprawatan ditujukan untuk mengatasi gangguan
tidur itu sendiri. Contohnya adalah sebagai berikut :
b. Risiko cedera yang berhubungan dengan somnambulisme
c. Ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas
tidur yang cukup
d. Keletihan yang berhubungan dengan insomnia
e. Risiko gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan apnea tidur
f. Defisiensi pengetahuan (obat-obatan yang dijual bebas untuk insomnia)
yang berhubungan dengan kesalahan informasi
g. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan insomnia kronik
h. Ansietas yang berhubungan dengan apnea tidur dan ancaman kematian
i. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan deprivasi tidur.
3. Perencanaan
Perencanaan meliputi upaya-upaya yang mendorong memperoleh tidur yang
adekuat.
Tujuan : klien mampu mempertahankan pola bangun-tidur yang adekuat dengan
kriteria hasil :
1. Klien dapat tertidur 30 menit dari waktu pergi tidur
2. Klien dapat tidur selama 6 jam tanpa terbangun
3. Klien menyatakan lebih segar setelah bangun tidur
4. Klien menunjukkan tehnik relaksasi menjelang tidur
12
Intervensi Keperawatan :
1. How to reduce enviromental distraction
2. Tutup pintu kamar
3. Berikan musik yang lembut
4. Kurangi pencahayaan / berikan lampu tidur
5. Kurangi stimulus
6. Tutup korden, lepaskan kawat telepon
7. Safety measure for sleep
8. Gunakan lampu tidur, posisikan tempat tidur rendah
9. Letakkan bel yang mudah dijangkau
10. Bila klien memakai IV line ( infus) gunakan salng yang panjang
11. Supporting bed time ritual
12. Berikan makanan dan minuman yang dapat membantu tidur
13. Beri kesempatan klien untuk melakukan rutinitas hygiene
14. Beri kesempatan mendengarkan musik, fasilitasi anak untuk mendengarkan
dongeng atau cerita/mainan tertentu
15. Promoting comfort and relaxation
16. Berikan pakaian yang longgar, linen yang bersih dan lembut
17. Beri kesempatan klien untuk BAB/BAK sebelum tidur
18. Berikan posisi yang nyaman
19. Administering sleep medication
20. Apabila klien dengan nyeri, berikan analgesik 30 menit sebelum tidur
21. Berikan bronkodilator pada klien dengan gangguan pernafasan
22. Client teaching
23. Anjurkan klien mengkonsumsi makanan tinggi protein sebelum tidur
24. Hindari kafein dan alkohol
25. Ajarkan relaksasi sebelum tidur
26. Ajarkan klien untuk mengatur pola tidur-bangun yang teratur
27. Jika klien tidur siang lakukan pada waktu dan jumlah yang sama
4. Implementasi
a. Tindakan keperawatan pada orang dewasa :
1) Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur
13
a) Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur dihubungkan
dengan lingkungan rumah sakit, maka:
Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
Berikan obat analgesik sesuai program terapi
Berikan lingkungan yang suportif
Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut dan
cemas
b) Bila faktor insomnia, maka:
Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi
sebelum tidur
Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada
waktu siang dan sore hari.
Anjurkan pasien tidur saat mengantuk
Anjurkan pasien menghindari kegiatan yang membangkitkan
minat sebelum tidur.
Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta
meditasi sebelum tidur.
c) Bila terjadi somnambulisme, maka:
Berikan rasa aman pada diri pasien
Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan
Cegah timbulnya cedera
d) Bila terjadi enuresis, maka:
Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur
Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandung kemih
sebelum tidur
Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil
e) Bila terjadi narkolepsi, maka:
Berikan obat kelompok amfetamin/kelompok metilfenidat(ritalin)
untuk mengendalikan narkolepsi.
2) Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur :
Tutup pintu kamar pasien
Pasang kelambu/gorden tempat tidur
Matikan pesawat telepon
14
Bunyikan musik yang lembut
Redupkan atau matikan lampu
Kurangi jumlah stimulus
Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok
3) Meningkatkan aktivitas pada siang hari :
Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari
4) Membuat pasien untuk memicu tidur :
Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
Anjurkan pasien minum susu hangat
Anjurkan pasien membaca buku
Anjurkan pasien menonton televisi
Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
Anjurkan pasien membersihkan muka sebelum tidur
Anjurkan pasien membersihkan tempat tidur
5) Mengurangi potensial cedera sebelum tidur
Gunakan cahaya lampu malam
Posisikan tempat tidur yang rendah
Letakkan bel dekat pasien
Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
Jika pasien menggunakan selang drainase maka gantungkan di
tempat tidur dan ajarkan bagaiman cara memindahkannya.
6) Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan
Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah
Ajarkan pentingnya latihan regular kurang lebih ½ jam
Jelaskan bahwa obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk jangka
waktu yang lama karena berisiko terhadap terjadinya toleransi obat.
Lakukan rujukan segera bila terjadi gangguan tidur kronis
Untuk wanita hamil ajarkan untuk tidak berdiri jika mampu duduk
lalu tinggikan kaki ketika duduk serta jangan duduk jika bisa tidur
kemudian sesuaikan jadwal untuk bisa tidur siang.
b. Tindakan keperawatan pada anak:
15
1) Masa neonatus dan bayi
Beri sprei kering dan tebal untuk menutupi perlak
Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak
Atur suhu ruangan menjadi 180 – 210 C pada malam dan 15,50 -180 C
pada siang.
Berikan cahaya lampu yang lembut
Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering
Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2) Masa anak
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten
Tempel jadwal tidur
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur
Dukung aktivitas “pereda ketegangan” seperti bercerita
3) Masa sebelum sekolah
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten
Tempel jadwal tidur
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur
Dukung aktivitas “pereda ketegangan” seperti bercerita
Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur
Berikan rasa aman dan nyaman
4) Masa sekolah
Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya pada anak
usia sekolah banyak memiliki aktivitas.
5) Masa remaja
Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tidur, cukup lama untuk
berias dan membersihkan diri.
6) Tindakan keparawatan pada masa dewasa (muda, paruh baya dan tua)
Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur : berikan hiburan,
kurangi rasa nyeri, dan bersihkan tempat tidur.
Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat:
Berikan selimut sehingga tidak kedinginan
Anjurkan pasien latihan relaksasi
Berikan makan ringan atau susu hangat sebelum tidur
16
Berikan obat sedatif sesuai program terapi kolaboratif
Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman
5. Evaluasi
a. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi
tidur dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
b. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
c. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4
minggu dengan mengobservasi ekspresi dan perilaku nonverbal pada saat
klien terjaga.
d. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa
sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A. Alimul, 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, et.al., 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses &
praktik, Ed. 7, Vol 1. Alih Bahasa: Esti Wahyuningsih dkk, Editor. Dwi
Widiarti, dkk. Jakarta : EGC.
Potter, PA & Perry, AG. 1997. Fundamental of Nursing: concepts, process, and
practice. St. Louis : Mosby.
Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
17