Anda di halaman 1dari 8

keperawatan

Selasa, 09 Desember 2014

PENGERTIAN HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hal ini perawat harus mampu memahami dan mengerti tentang
bagaimana cara membantu pasien yang susah BAB dengan benar dan teliti dan juga
agar perawat dapat memahami manfaat serta indikasi dan kontra indikasi dan
melakukan huknah, gliserin dan suppositoria. Memungkinkan perawat untuk
melakukan dengan benar terhadap bagaimana melakukan tindakan huknah, gliserin
dan suppositoria kepada pasien.

B. Tujuan

Tujuan adanya makalah ni adalah agar mahasiswa/mahasiswi kesehatan

mampu untuk :
      Menjelaskan pengertian huknah, gliserin dan suppositoritas.
      Menjelaskan persiapan alat.
          Dapat melaksanakan prosedur dari tindakan pemberian huknah, gliserin dan

suppositoritas

BAB II
TINDAKAN KEPERAWATAN

      Pengertian Huknah

Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat melalui anus
rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk
mengeluarkan feses dan flaktus. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat
golongan menurut cara kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative ( untuk
mengobati flakulance ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis
dari cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema ( huknah
rendah ). High enema diberikan untuk membersihkn kolon sebanyak mungkin,
sering diberikan sekitar 1000ml larutan orang dewasa dan posisi klien berubah dari
posisi lateral kiri ke posisi dorsal recumbeng dan kemudian ke posisi lateral kanan
selama pemberian ini agar cairan dapat turun ke usus besar, cleaning enema paling
efektif jika diberikan dalam waktu 5 – 10 menit.
Low enema diberikan hanya untuk membersih kan rektum dan kolon sigmoid.
Sekitar 500 mL larutan diberikan pada orang dewasa dan klien dipertahankan pada
posisi ke kiri selama pemberian.

Tujuan
      Untuk membersihkan usus.

      Untuk pengobatan.

      Membantu menegakkan diagnosa.

Indikasi
      Untuk persiapan pemeriksaan radiologi.

      Untuk persiapan opoerasi.

      Pada ibu yang akan melahirkan.

Kontraindikasi
      Tumor.

      Hemoroid (ambien).

2.   Carminatine Enema


Carminatina enema terutama diberikan untuk mengeluarkan flatus. Larutan
dimasukkan ke dalam rektum untuk dimasukkan gas dimana ia merenggangkan
rektum dan kolon, kemudian merangsang peristaltik. Untuk orang dewasa
dimasukkan 60 – 180 mL.

3.   Retention Enema


Retention enema yaitu dimasukkan oil (pelumas) ke dalam rektum dan kolon
sigmoid, pelumas tersebut tertahan untuk suatu waktu yang lama (1–3jam), ia
bekerja untuk melumasi rektum dan kanal anal yang akhirnya memudahkan
jalannya feses.

4.   Enema Yang Mengembalikan Aliran


Enema yang mengembalikan aliran kadang – kadang mengarah pada
pembilasan kolon, digunakan untuk mengeluarkan flatus. Ini adalah pemasukan
cairan yang berulang ke dalam rektum dan pengaliran cairan dari rektum.
Pemberian enema merupakan prosedur yang relatif mudah untuk klien.
Bahaya utama adalah iritasi sabun dan efek negatif dari larutan hypertonik atau
hipotania.

ERIAN HUKNAH

HUKNAH RENDAH
                              

Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan


cairan hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal
melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi ( persiapan
pembedahan ) dan pasien yang mengalami obstipasi.
Tujuan
          Mengosokkan usus pada pra – pembedahan untuk mencegah hal – hal yang tidak

diinginkan selama operasi berlangsung, seperti BAB.


      Merangsang buang air besar atau merangsang pristaltik usus untuk mengeluarkan

fedses karena kesulitan untuk defekasi ( pada pasien sembelit ).

Alat dan bahan


      Pengalas

      Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem

      Cairan hangat ( 700 – 1000 ml dengan suhu 40,5°​



– 43° C )
      Bengkok

      Jeli

      Pispot

      Sampiran

      Sarung tangan

      Tisu

Prosedur kerja

      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.


      Cuci tangan

      Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien dirawat di bangsal umum.

      Atur posisi pasien dengan posisisi sims kiri.

      Pasang pengalas dibawah area gluteal.

      Siapkan bengkok di dekat pasien.

          Irigator diisi cairan hangat dan hubungkan kanula rektal. Kemudian periksa

alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri jeli
pada kanula.
      Gunakan sarung tangan.
      Masukkan kanula kira-kira 15 cm ke dalam rektum ke arah kolon desendens sambil
pasien diminta menarik napas dan pegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur
dan buka klemnya. Air yang dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk
defikasi.
10.  Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defikasi dan pasang pispot atau
anjurkan ke toilet. Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar
anus hingga bersih dan keringkan denagn tisu.
11.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
12.  Catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan dan respon pasien.

HUKNAH TINGGI
                              

Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon


asendens dengan menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada
pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan umum.

Tujuan
Menggosokkan usus untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buang
air besar selama prosedur operasi dilakukan atau pengosongan sebagai tindak
diagnostik / pembedahan.

Alat dan bahan


      Pengalas

      Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem

      Cairan hangat ( 700 – 1000 ml dengan suhu 40,5° – 43° C )

      Bengkok

      Jeli

      Pispot

      Sampiran

      Sarung tangan

      Tisu

Prosedur kerja
      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.

      Cuci tangan.

          Atur ruangan dengan meletakkan sampiran bila pasien berada dalam bangsal

umum atau bila pasien dirawat di ruang privat, cukup dengan menutup pintu kamar.
      Atur posisi pasien dengan posisi sims kanan.

      Pasang pengalas dibawah daerah anus.

      Siapkan bengkok dekat pasien.

      Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan dan hubungkan kanula usus,

kemudian periksa aliran dengan membuka kanula usus dan mengeluarkan air ke
bengkok dan be ikan jeli pada ujung kanula tersebut.
      Gunakan sarung tangan.
      Masukkaan kanula kedalam rektum ke arah kolon asendens (15-20 cm) sambil
pasien diminta menarik nafaspanjang dan pegang irigator setinggi 30cm dari tempat
tidur dan buka klem msampai air mengalir dan menimbulkan rasa ingin defekasi.
10.  Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila ada rasa ingin defekasi dan pasang
pispot atau anjurkan ke toilet, bila pasien tidak mampu ke toilet bersihkan dengan
menyiram daerah parineum hingga bersih dan keringkan dengan tisu.
11.  Cuci tangan.
12.  Ccatat jumlah, warna, konsistensi, dan respons pasien terhadap tindakan.

B.     PEMBERIAN GLISERIN PER REKTAL


            Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan gliserin ke dalam poros
usus dengan mengggunakan spuit gliserin. Tindakan ini dapat dilakukan untuk
merangsang peristaltik usus sehingga pasien dapat defekasi (khususnya pada pasien
yang mengalami sembelit) dan juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.

Tujuan
      Merangsang buang air besar dengan merangsang peristaltik usus.

      Mengosongkan usus yang digunakan sebelun tindakan pembedahan.

Indikasi
      Pada penderita obstipasi.

      Persiapan operasi kecil.

      Untuk pemeriksaan.

Kontra indikasi
      Abortus imminens.

      Kanker rektum.

      Tipus abdominalis.

Alat dan bahan


      Spuit gliserin

      Gliserinn dalam tempatnya

      Bengkok

      Pangalas

      Sampiran

      Sarung tangan

      Tisu

Prosedur kerja
      Jelaskan prosedur pada pasien.
      Cuci tangan
      Atur ruangan, tutup pintu bila pasien dalam ruang rawat pribadi dan pasang
sampiran bila pasien dirawat dalam bangsal umum.
      Atur posisi pasien (miring ke kiri)
      Ppasang pengalas di area gluteal.

      Siapkan bengkok didekat pasien.

      Spui diisi glieserin 10-20cc

      Gunakan sarung tangan

      Masukkan gliserinperlahan kedalam anus dengan cara tangan kiri meregangkan
daerah anus, tangan tangan memasukkan spuit kedalam anus sampai pangkal
kanula dengan ujung spuit diarahkan kedepan dan anjurkan pasien bernafas dalam.
10.  Setelah selesai, cabu dan masukkan spuit kedalam bengkok. Anjurkan pasien unuk
menahan sebentar rasa ingi defeksi dan pasang pispot bila pasien tidak mampu ke
toilet. Kemudian bersihkan daerrah perineum dengan air hingga bersih lalu
keringkan denan tisu.
11.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
12.  Catat jumlah feses, warna, konsistensi, dan respons pasien.

EVAKUASI FESES SECARA MANUAL

Prosedur ini merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rektum pasien.


Tindakan ini digunakan untuk mengambil atau menghancurkan massa feses
sekaligus mengeluarkannya. Indikasi tindakan ini adalah bila massa feses terlalu
besar dan pemberian enema tidak berhasil, konstipasi pada lansia.

Tujuan
Mengatasi impaksi fekal (pengerasan feses) yang tidak dapat dilakukan oleh
enema.

Alat dan bahan


      Sarung tangan
      Minysk pelumas/jeli

      Alat penampung atau pispot


      Pengalas

Prosedur kerja
      Jelaskan prosedur pada pasien.
      Cuci tangan.

      Gunakan sarung tangan dan beri minyak pelumas atau jeli pada jari telunjuk. Atur
posisi miring dengan lutut fleksi.
      Masukkan jari ke dalam rektum dan dorong dengan perlahan sepanjang dinding
rektum ke arah massa feses yang impaksi.
     secara perlahan lnakkan massa dengan masase daerah feses yang impaksi
(arahkan jari pada inti yang keras).
      berikan pispot bila terasa ingin defekdsi atau bantu ke toilet.
      cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.

      catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan (impaksi), serta respon pasien
terhadap prosedur.

C. PEMBERIAN SUPPOSITORIA
            Beberapa cathartice diberikan dalam bentuk suppositoria ini bekerja dalam
beberapa cara dengan menstimulasi ujung saraf di muosa rektal. Suppositoria
seharusnya dimasukkan melalui spincker analditenus.

Untuk dewasa suppositoria dimasukkan sekitar 7,5 – 10cm ( 3 – 4 inch ), klien


diinstruksikan untuk bernapas melalui mulut, karena pernafasan mulut dapat 
merelaksaaikan spinckeranal. Untuk lebih efektif suppositoria harus ditempatkan
sepanjang dinding rektum. Secepatnya setelah memasukkan obat suppositoria,
pearawat membantu menekan pinggang klien supaya obat tidak keluar.

                      Buka sarung tangan, dibalikkan, kemudian dicuci dengan air dan sabun.
Secara umum suppositoria efektif.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

      Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat melaui anus
rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk
mengeluarkan feses dan flatus.
      Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara kerjanya :
cleansing ( membersihkan ), carminative ( untuk mengobati flakulance ), retensi (
menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari cleaning anema adalah high
enema ( huknah tinggi ) dan low enema ( huknah rendah ).
     Pemberian gliserin dilakukan dengan memasukkan cairan gliserin kedalam poros
usus dengan menggunakan spuit gliserin
      Pemberian suppositoria bekerja dalam beberapa cara dengan menstimulasi ujung
saraf di muosa rektal.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sekalian guna dan tujuan untuk memperbaiki kesalahan
dan menutupi kekurangan. Atas partisipasinya ribuan terima kasih kami hanturkan.

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayat,S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp.Kebutuhan Dasar


Manusia.2002.Jakarta
Puruhito.1995,Dasar-Dasar Pemberian Cairan dan Elektrolit Pada Kasus-Kasus
Bedah. Airlangga Univercity Press: Surabaya.

eko vespa di 04.10

Berbagi

Tambahkan komentar sebagai Evie Dwi

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
eko vespa
Ikuti 3

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai