Anda di halaman 1dari 3

JURNAL KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

POSISI PRONASI (TELUNGKUP DENGAN SOKONGAN)

GRADE : 1A

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III (TIGA)
HERMAN
INDAH PERTIWI
INDRAWAN MIGI P.
INTAN PRATIWI
JAIS PAUJI RAHMAN
JOKO HERMANTO
JUNAIDAH
KAMELIA KRISNAWATI
LISTIA RAHMAWATI
M. RIZKY HIDAYAT
HENDRA arianto

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR


AKADEMI KEPERAWATAN SAMPIT
JALAN BATU BERLIAN NO. TELP: (0531) 22960
1| Page

POSISI PRONASI (TELUNGKUP)*


Posisi pronasi dipakai secara primer untuk akses bedah ke fossa posterior tengkorak, aspek
posterior /spine/, bokong dan area perirektal, dan ekstremitas bagian bawah (Gbr 19-4A).

B.4.1. PENENTUAN DALAM POSISI PRONASI


Bila anastesi umum direncanakan, trakhea pasien harus diintubasi dahulu, dan seluruh akses infus
dilakukan. ETT diletakkan dengan kuat untuk mencegah lepas dan longgar. Dengan adanya
koordinasi keseluruh staf OK, pasien lalu ditelungkupkan pada meja OK seraya tetap memastikan
leher sejajar dengan /spine/. Ahli anastesi secara primer bertanggungjawab untuk mengkoordinasi
pergerakan dan untuk mejaga posisi kepala pasien.

B.4.2. MEMPOSISIKAN KEPALA


Kepala pasien bisa saja diputar pada sisi lain saat telungkup, bila mobilitas leher adekwat. Tetapi,
seperti pada posisi dekubitus lateral, mata harus dijaga tertutup. Lagipula, populasi pasien tertentu
dengan artritis servikalis atau penyakit serebrovaskular, rotasi lateral leher dapat memperberat
aliran darah karotid maupun arteri vertebralis, maupun drainase vena jugularis. Pada kebanyakan
kasus, kepala dipertahankan pada posisi netral dengan bantal operatif, penyangga kepala bentuk
tapal kuda, maupun pin Mayfield. Yang paling khususnya bantal berbusa empuk menahan kening,
bagian malar dan garis tengah dagu, dengan lobang pada mata, hidung dan mulut (Gbr 19-4B).
Penyangga bentuk tapal kuda hanya menyokong kening dan bagian mata serta membiarkan akses
besar untuk aliran udara (Gbr 19-4C). Pin Mayfield menyokong kepala tanpa tekanan langsung
pada wajah, membiarkan akses aliran udara, dan menahan kepala dengan kokoh pada satu posisi.
Tanpa mengabaikan peralatan yang dipakai, mata dan jalan nafas harus diperiksa secara periodik
untuk memastikan bahwa tekanan ditempatkan hanya pada struktur tulang wajah (Gbr 19-4D).
verifikasi posisi yang sesuai diperhatikan pada _Rekaman anestetik (anesthetic record)._ Oleh
karena resiko-resiko khusus yang berkaitan dengan tekanan wajah dan mata, wajah harus dicek
ulang bilamana pasien bergerak yang terjadi selama bedah berlangsung atau bila meja operasi
direposisi secara bermakna.

B.4.3. MENYOKONG THORAKS


Thoraks secara umum disokong oleh : roll (bantalan) yang empuk ataupun guling yang
ditempatkan dibawah pasien dari klavikula hingga bagian iliaka. Guling / bantalan komersil multipel
adalah tersedia, termasuk : /Willson Frame (lihat Gbr 19-4A), Meja jackson, Relton Frame, dan
Modifikasi Mouradian / simmons dari Relton/ /Frame/. Semua alat tersebut adalah untuk
menciptakan keleluasaan pada abdomen pada meja OK dan menjaga keutuhan paru. Bila tidak
dapat dikoreksi, tekanan pada matras pada abdomen bisa mendorong diafragma sefalad dan lalu
menurunkan kapasitas sisa fungsional dan keutuhan paru serta meningkatkan puncak tekanan
jalan nafas. Tekanan abdomen juga bisa mengimpedansi /Venous Return/ melalui kompresi Vena
Cava inferior dan aorta, serta meningkatkan perdarahan pembedahan saat selama bedah /spine/
sebagai akibat penekanan vena-vena epidural. Adalah direkomendasikan bahwa payudara wanita
diletakkan ditengah-tengah guling untuk mencegah ketidaknyamanan post-operatif ataupun cedera
jaringan yang sebenarnya. Bagian guling yang lebih rendah harus diletakkan pada tulang iliaka
yang bersangkutan untuk mencegah cedera penekanan pada genitalia dan perdarahan femoralis.

B.4.4. OBESITAS
Posisi telungkup menimbulkan adanya resiko-resiko khusus pada pasien-pasien yang obesitas
secara morbid, yang respirasinya sudah diperberat dan yang bisa saja sukar untuk reposisi secara
cepat dan sigap. Pada saat tersebut mungkin perlu membahas pilihan alternatif dengan ahli bedah
untuk memastikan keselamatan pasien.

B.4.5. PENEMPATAN LENGAN


Lengan pasien bisa ditempatkan baik pada sisi atau sepanjang kepala pada papan lengan berbusa.
Ganjalan tambahan siku bisa diberi untuk perlindungan lanjut nervus ulnaris dari kompresi pada
bagian siku. Lengan tidak harus diabduksikan >90O dalam rangka untuk mencegah peregangan
berlebihan pleksus brakhialis, khususnya pada pasien dengan penempatan lateral kepala. Stocking
elastik akan diperlukan bagi ekstremitas bagian bawah untuk mencegah penumpukan darah,
khususnya fleksi bagian tubuh manapun. *
3 |Page

Posisi Pronasi (telungkup)

a. Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh
kesamping.
b. Tujuan
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau
tenggorokan.

c. Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)

d. Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi
mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang
tepat.
3. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan siku lurus dan
tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur yang datar. Memberikan
posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh dapat dipertahankan.
4. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila banyak drainase dari
mulut, mungkin pemberian bantal dikontra indikasikan. Menurunkan fleksi atau hiperektensi
vertebra cervical.
5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara pada
wanita) dan illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada payudara pada beberapa klien
wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbal, dan memperbaiki pernafasan dengan
menurunkan tekanan diafragma karena kasur.
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit. Mengurangi plantar fleksi,
memberikan fleksi lutut sehingga memberikan kenyamanan dan mencegah tekanan yang
berlebihan pada patella.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini akan
mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan yang
berlebihan pada patella. 8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas
atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal
tidak diletakkan dibawah lengan atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai