Disusun Oleh :
Nama : Herditya Putri Rahma
NIM : P1337420219102
Tingkat : 1C
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar
kita yakni nya nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Etika
keperawatan mengenai kasus yang terjadi dimasyarakat yang berkaitan dengan
malpraktek dengan tindakan perawat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan
melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana
ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat diuji
kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat
langsung.
1
Dengan berbagai latar belakang diatas maka dalam makalh ini akan
dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan malpraktek dalam pelayanan
keperawatan, baik ditinjau dari hukum dan etik keperawatan.
B. Rumusan masalah
a. Apakah definisi hukum dalam keperawatan dan malpraktek?
b. Apa saja arakteristik malpraktek?
c. Apa saja Teori-teori malpraktek?
d. Bagaimana malpraktek dalam keperawatan?
e. Apa saja asar hukum perundang-undangan praktek keperawatan?
f. Apa saja bentuk malpraktek dalam keperawatan?
g. Apa saja dampak dari malpraktek?
h. Contoh Kasus malpraktek dalam masyarakan dan bagaimana solusinya.?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi hukum dalam keperawatan dan malpraktek
b. Untuk mengetahui karakteristik malpraktek
c. Untuk mengetahui teori-teori malpraktek
d. Untuk mengetahui malpraktek dalam keperawatan
e. Untuk mengetahui dasar hukum perundang-undangan praktek keperawatan
f. Untuk mengetahui beberapa bentuk malpraktek dalam keperawatan
g. Untuk mengetahui dampak malpraktek
h. Untuk mengetahui contoh kasus malpraktek dalam masyarakan dan
bagaimana solusinya.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai malpraktek dalam
pelayanan keperawatan.
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui malpraktek dalam
pelayanan keperawatan.
3. Mengetahui bagaimana malpraktek dalam pelayanan keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Malpraktek
Mal : buruk
Praktek : Aktivitas/kegiatan/perbuatan
Malpraktek adalah kegiatan atau aktivitas buruk yg dilakukan oleh tenaga
kesehatan atau kesalahan yg dilakukan tenaga profesional dalam
menjalankan profesinya
3
Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai
”professional misconduct or unreasonable lack of skill” atau failure of
one rendering professional services to exercise that degree of skill and
learning commonly applied under all the circumstances in the community
by the average prudent reputable member of the profession with the result
of injury, loss or damage to the recipient of those services or those entitled
to rely upon them”.
4
B. Karakteristik Malpraktek
a. Malpraktek Murni
1) Melakukan tindakan yang melanggar UU
2) Sudah mengetahui tindakan itu salah tapi tetap dilakukan
b. Malpraktek disengaja
1) Didalamnya tidak selalu terdapat unsur kelalaian
2) Tindakan sengaja melanggar UU
3) Tindakan dilakukan secara sadar
c. Malpraktek tidak sengaja
1) Karena kelalaian
2) Contohnya menelantarkan pengobatan pasien karena lupa atau
sembrono
C. Teori-teori malpraktek
Ada tiga teori yang menyebutkan sumber dari perbuatan malpraktek yaitu:
1. Teori Pelanggaran Kontrak
Teori pertama yang mengatakan bahwa sumber perbuatan
malpraktek adalah karena terjadinya pelanggaran kontrak. Ini berprinsip
bahwa secara hukum seorang tenaga kesehatan tidak mempunyai
kewajiban merawat seseorang bilamana diantara keduanya tidak terdapat
suatu hubungan kontrak antara tenaga kesehatan dengan pasien.
Hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasien baru terjadi apabila
telah terjadi kontrak diantara kedua belah pihak tersebut.
Sehubungan dengan adanya hubungan kontrak pasien dengan
tenaga kesehatan ini, tidak berarti bahwa hubungan tenaga kesehatan
dengan pasien itu selalu terjadi dengan adanya kesepakatan bersama.
Dalam keadaan penderita tidaksadar diri ataupun keadaan gawat darurat
misalnya, seorang penderita tidak mungkin memberikan persetujuannya.
Apabila terjadi situasi yang demikian ini, maka persetujuan atau
kontraktenaga kesehatan pasien dapat diminta dari pihak ketiga, yaitu
keluargapenderita yang bertindak atas nama dan mewakili kepentingan
penderita.Apabila hal ini juga tidak mungkin, misalnya dikarenakan
5
penderita gawat darurat tersebut datang tanpa keluarga dan hanya diantar
oleh orang lain yang kebetulan telah menolongnya, maka demi
kepentingan penderita, menurut perundang-undangan yang berlaku,
seorang tenaga kesehatan diwajibkan memberikan pertolongan dengan
sebaik-baiknya. Tindakan ini, secara hukum telah dianggap sebagai
perwujudan kontrak tenaga kesehatan-pasien.
3. Teori Kelalaian
Teori ketiga menyebutkan bahwa sumber perbuatan malpraktek
adalah kelalaian (negligence). Kelalaian yang menyebabkan sumber
perbuatan yang dikategorikan dalam malpraktek ini harus dapat
dibuktikan adanya, selain itu kelalaian yang dimaksud harus termasuk
dalam kategori kelalaian yang berat (culpa lata). Untuk membuktikan
hal yang demikian ini tentu saja bukan merupakan tugas yang mudah
bagi aparat penegak hukum.
6
D. Malpraktek dalam keperawatan
Banyak kemungkinan yang dapat memicu perawat melakukan kelalaian
atau malpraktek. Perawat dan masyarakat pada umumnya tidak dapat
membedakan antara kelalaian dan malpraktek walaupun secara nyata dan jelas
perbedaannya . malpraktek lebih spesifik dan terkait dengan status profesional
seseorang, misalnya perawat, dokter, atau penasihat hukum.
Vestal , K.W. (1995) mengatakan bahwa untuk mengatakan secara pasti
malpraktik, apabila penggugat dapat menunjukkan hal-hal di bawah ini :
1. Duty
Pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajiban mempergunakan
segala ilmu dan kepandaian untuk menyembuhkan atau setidaknya
meringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan standar profesi .
hubungan perawat-klien menunjukkan bahwa melakukan kewajiban
berdasarkan standar keperawatan.
2. Breach of the duty
Pelanggaran terjadinya sehubungan dengan kewajiban, artinya
menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan menurut standar
profesinya. Contoh pelanggaran yang terjadi terhadap pasien antara
lain, kegagalan dalam memenuhi standar keperawatan yang ditetapkan
sebagai kebijakan rumah sakit.
3. Injury
Seseorang mengalami cedera(injury) atau kerusakan (damage) yang
dapat dituntu secara hukum, misalnya pasien mengalami cedera sebagai
akibat pelanggaran. Keluhan nyeri, adanya penderitaan, atau stress
emosi dapat dipertimbangkan sebagai akibat cedera jika terkait dengan
cedera fisik.
4. Proximate caused
Pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terkait dengan
cedera yang dialami pasien. Misalnya , cedera yang terjadi secara
langsung berhubungan dengan pelanggaran terhadap kewajiban perawat
terhadap pasien.
7
E. Dasar Hukum Perundang-undangan Praktek Keperawatan
Beberapa perundang-undangan yang melindungi bagi pelaku dan
penerima praktek keperawatan yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Undang – undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian
kesembilan pasal 32 (penyembuhan penyakit dan pemulihan)
2. Undang – undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
3. Peraturan menteri kesehatan No.159b/Men.Kes/II/1998 tentang
Rumah Sakit
4. Peraturan Menkes No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi
surat ederan Direktur Jendral Pelayanan Medik
No.105/Yan.Med/RS.Umdik/Raw/I/88 tentang penerapan standard praktek
keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah Sakit.
5. Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik
perawat dan direvisi dengan SK Kepmenkes
No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat.
8
F. Beberapa Bentuk Malpraktek Dalam Keperawatan
Pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan kemajuan yang cepat, baik dari
segi pengetahuan maupun teknologi, termasuk bagaimana penatalaksanaan medis
dan tindakan keperawatan yang bervariasi. Sejalan dengan kemajuan tersebut
kejadian malpraktik dan juga adanya kelalaian juga terus meningkat sebagai
akibat kompleksitas dari bentuk pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
yang diberikan dengan standar keperawatan. (Craven & Hirnle, 2000).
9
G. Dampak Malpraktek
Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien
Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, divonis masing-masing 2 tahun penjara
karena terbukti salah menyuntik pasien hingga meninggal dunia. Keduanya
ialah Erwanty dan Desri Amelia Zulkifli.
10
kemudian memerintahkan Erwanty, Desri, serta beberapa perawat yang
bertugas jaga untuk memberikan obat kepada korban.
Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, terdakwa Desri membuka buku
rekam medis untuk melihat obat yang harus disuntikkan ke Reza. Dia
melihat ketersediaan obat pada kotak obat Reza hanya satu. Desri
kemudian mengatakan kepada Erwanty ada beberapa obat yang harus
disuntikkan ke Reza. Erwanty selanjutnya memerintahkan Desri untuk
meresepkan obat ke dalam Kartu Obat Pasien (KOP) untuk digunakan
sebagai dasar pengambilan obat di depo.
Tak lama berselang, Desri meminta orang tua korban mengambil obat di
depo obat. Petugas di sana sempat menanyakan keberadaan pasien. Namun,
karena ayah korban tidak dapat berbicara, akhirnya diserahkan obat
tersebut setelah petugas melihat data korban. Saat itu, petugas mengira
Reza masih berada di dalam ruang operasi. Setelah obat dikantongi,
terdakwa kemudian memerintahkan untuk menyuntik ke korban. Reza
mendapat suntikan obat beberapa kali dalam beberapa menit. Sekitar pukul
00.05 WIB, Sabtu, 20 Oktober 2018, Desri memanggil Erwanty, lalu
mengabarkan kondisi Reza melemah. Erwanty mengecek keadaan Reza
dan mendapatkan kondisi nadi serta pernapasan korban sudah melemah.
Seorang perawat di ruang anak memberi tahu kedua terdakwa bahwa
keduanya salah menyuntik obat ke tubuh Reza. Hal itu menyebabkan Reza
meninggal dunia.
11
kelalaian berat yang mengakibatkan kematian bagi penerima pelayanan
kesehatan. "Menjatuhkan pidana terhadap diri para terdakwa oleh karena
itu dengan pidana penjara masing-masing selama dua tahun," putus
Zulfadly dalam persidangan yang digelar, Kamis (30/1) kemarin.
b. Solusi
Dalam menindaklanjuti kasus tersebut selanjutnya dilaporkan ke Polres
Aceh Barat. Atas peristiwa itu, kedua terssangka dijerat pasal 84 ayat 2
undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dengan
ancaman 5 tahun penjara serta pasal 359 KUHP dengan ancaman 5 tahun
penjara .Namun PPNI melakukan upaya banding terkait vonis tersbut
sehingga masing-masing terdakwa divonis 2 tahun penjara.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja (intentional)
seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu
kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, jelas bahwa masalah malpraktek bersifat
kompleks karena berbagai faktor yang terkait di dalamnya. Perawat profesional
dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya untuk mengikuti
perkembangan yang terjadi, baik perkembangan IPTEK khusunya IPTEK
keperawatan serta tuntunan dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
B. SARAN
1. Standar profesi keperawatan dan standar kompetensi merupakan hal
penting untuk menghindarkan terjadinya malpraktek, maka perlunya
pemberlakuan standar praktek keperawatan secara Nasional dan
terlegalisasi dengan jelas.
2. Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya
memahami dan mentaati aturan perundang-undangan yang telah
diberlakukan di Indonesia, agar perawat dapat terhindar dari bentuk
pelanggaran baik etik dan hukum.
3. Pemahaman dan bekerja dengan kehati-hatian, kecermatan,
menghindarkan bekerja dengan cerobah, adalah cara terbaik dalam
melakukan praktek keperawatan sehingga dapat terhindar dari
kelalaian/malpraktek.
4. Rumah Sakit sebagai institusi pengelola layanan praktek keperawatan dan
asuhan keperawatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungannya
dengan pelaku/pemberi pelayanan keperawatan, sehingga dapat diperjelas
bentuk tanggung jawab dari masing-masing pihak
13
DAFTAR PUSTAKA
14