“ DOWN SYNDROME “
Disusun Oleh :
NIM : P1337420219102
Kelas : 1C
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Patofisiologi dengan judul “DOWN SYNDROME “
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Patofisiologi Ibu Ruti Wiyati,S.Kep., Ns.,
M.Kep yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena down syndrome kira-kira terjadi satu dari 800 sampai 1.000
kelahiran bayi. Gangguan ini merupakan gangguan genetis yang
mempengaruhi lebih dari 5.000 kelahiran bayi di United States tiap tahunnya.
Sama halnya di Indonesia, sekitar 1-2% anak dilahirkan dengan kondisi down
syndrome. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa diseluruh dunia
termasuk Indonesia, tiap tahun ada anak yang dilahirkan dengan kondisi down
syndrome.
1
Anak down syndrome biasanya kurang bisa mengkoordinasikan antara
motorik kasar dan halus. Misalnya kesulitan menggenakan pakaian berkancing
dan memasang sepatu bertali sendiri. Selain itu anak down syndrome juga
kesulitan untuk mengkoordinasikan antara kemampuan kognitif dan bahasa,
seperti memahami manfaat suatu benda (Selikowit, 2001). Sulit bagi anak
yang mengalami down syndrome untuk memahami fungsi dan kegunaan dari
benda yang ada disekitarnya.
Secara umum IQ rata-rata anak down syndrome 50. Hal ini terjadi
mulai ketika masa bayi hingga proses selanjutnya. Perkembangan IQ pada
umur 16 sampai 40 minggu sekitar 71-75, pada umur satu tahun 69 dan pada
umur 18 bulan menjadi 58. Pada penderita down syndrome mungkin
mengalami perkembangan Pada penderita down syndrome mungkin
mengalami perkembangan sensorimotor yang menurun pada kompetensi dan
level yang rendah dari maximal growth. Penderita down syndrome
diindikasikan memiliki Information Processing Model yang kurang efisien
seperti perkembangan visual daripada perkembangan normal secara
keseluruhan. Hal ini mungkin direlasikan karena hambatan kematangan pada
visual korteksnya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Down Syndrome?
b. Bagaimana Patofisologi dari Down Syndrome?
c. Apa etiologi dari Down Syndrome?
d. Apa saja gejala yang muncul pada Down Syndrome?
e. Apa saja factor penyebab Down Syndrome?
f. Bagaimana Pathway dari Down Syndrome?
2
C. Tujuan
a. Mengetahui definisi Down Syndrome
b. Mengetahui patofisiologi Down Syndrome
c. Mengetahui etiologi Down Syndrome
d. Mengetahui gejala-gejala Down Syndrome
e. Mengetahui factor penyebab Down Syndrome
f. Mengetahui pathway Down Syndrome
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. Patofisiologi Down Syndrome
5
insulin. Ini adalah penyebab peningkatan kasus Diabetes Melitus pada
penderita Sindrom Down.
6
b. Faktor Hereditas dan Cultural Family
7
Suryo menyebutkan berdasarkan tanda-tanda yang mencolok itu,
biasanya dengan mudah kita dapat mengenalnya pada pandangan pertama.
Tangan dan kaki kelihatan lebar dan tumpul, telapak tangan kerap kali
memiliki garis tangan yang khas abnormal, yaitu hanya mempunyai sebuah
garis mendatar saja. Ibu jari kaki dan jari kedua adakalanya tidak rapat.Mata,
hidung, dan mulut biasanya tampak kotor serta gigi rusak. Hal ini disebabkan
karena ia tidak sadar untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri.
1. Penampilan fisik tampak melalui kepala yang relatif lebih kecil dari
normal (microchepaly) dengan bagian anteroposterior kepala
mendatar.
2. Paras wajah yang mirip seperti orang Mongol, sela hidung datar,
pangkal hidung kemek.
3. Jarak antara dua mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran
mulutnya kecil, tetapi ukuran lidahnya besar dan menyebabkan lidah
selalu terjulur (macroglossia).
4. Pertumbuhan gigi penderita down syndrome lambat dan tidak teratur.
5. Paras telinga lebih rendah dan leher agak pendek.
6. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk
lipatan (epicanthol folds) sebesar 80%.
7. Penderita down syndrome mengalami gangguan mengunyah, menelan,
dan bicara.
8. Hypogenitalism (penis, scrotum, dan testis kecil), hypospadia,
cryptorchism, dan keterlambatan perkembangan pubertas.
9. Penderita down syndrome memiliki kulit lembut, kering, dan tipis.
Sementara itu, lapisan kulit biasanya tampak keriput
(dermatologlyphics).
8
10. Tangannya pendek, ruas-ruas jarinya serta jarak antara jari pertama
dan kedua pendek, baik pada tangan maupun kaki melebar. Mereka
juga mempunyai jari-jari yang pendek dan jari kelingking
membengkok ke dalam. Tapak tangan mereka biasanya hanya terdapat
satu garisan urat dinamakan “simian crease”. Jurnal CARE Edisi
Khusus Temu Ilmiah (Vol. 03 No.3 Maret 2016) 71).
11. Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu hari kaki dan jari kaki kedua
agak jauh terpisah.
12. Ototnya lemah sehingga mereka menjadi lembek dan menghadapi
masalah dalam perkembangan motorik kasar. Masalah-masalah yang
berkaitan seperti masalah kelaianan organ-organ dalam terutama sekali
jantung dan usus.
13. Tulang-tulang kecil di bagian lehernya tidak stabil sehingga
menyebabkan berlakunya penyakit lumpuh (atlantaoxial instability).
14. Sebagian kecil penderita berpotensi untuk mengalami kanker sel darah
putih atau leukimia.
15. Masalah perkembangan belajar penderita down syndrome secara
keseluruhan mengalami keterbelakangan perkembangan dan
kelemahan akal. Pada tahap awal perkembangannya, mereka
mengalami masalah lambat dalam semua aspek perkembangan, yaitu
lambat untuk berjalan, perkembangan motor halus, dan bercakap.
16. IQ penderita down syndrome ada di bawah 50.
17. Pada saat berusia 30 tahun, mereka kemungkinan dapat mengalami
demensia (hilang ingatan, penuruanan kecerdasan, dan perubahan
kepribadian).
9
E. Faktor Resiko Down Syndrome
10
risiko memiliki anak dengan down syndrome adalah sebesar 35 sampai 5
persen.
4. Kelainan Kromosom yang Terjadi Secara Acak
Selain beberapa faktor di atas, pada banyak kasus, down
syndrome juga bisa terjadi secara acak tanpa memandang usia, gen, dan
hal lainnya. Jadi, sebenarnya setiap orang ternyata berisiko memiliki anak
dengan down syndrome.
F. Pathway Down Syndrome
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom,
yaitu terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) akibat kegagalan sepasang
kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Sulastowo,
2008). Down syndrome pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr. John
Longdon Down karena ciri-cirinya yang unik, contohnya tinggi badan yang
relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang
Mongolia, Amerika dan Eropa. Gangguan yang juga termasuk dalam kondisi
cacat sejak lahir seperti retardasi mental, perbedaan fisik tertentu seperti
bentuk wajah yang sedikit datar dan meningkatnya beberapa resiko pada
kondisi medis termasuk gangguan hati, cacat yang berhubungan dengan usus
dan kerusakan visual atau pendengaran. Anak-anak ini juga cenderung
mengalami infeksi pada telinga dan cuaca dingin.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan
12
tangan terbuka masukan ataupun saran yang dapat mendukung dan
membangun demi kesempurnaan pembuataan makalah ini dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Kazemi, et al. (2016). Down Syndrome: Current Status, Challenges and Future
Perspectives. International Journal of Molecular and Cellular Medicine, 5(3), pp.
125–133.
13