Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DALAM BERBAGAI

MASALAH KESEHATAN REMAJA

Menyusun Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial Dan Budaya
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Ainiyah Bintari Sholehah (201805002)
Dida Nurul Huda (201805010)
Dinda Aulia Rahmah (201805012)
Geby Millenia (201805016)
Lulyana Aulia (201805022)
Minar Berliana Simanjuntak (201805024)
Puji Hestika (201805031)
Putri Balgis Setianingrum (201805032)
Suci Nurul Aini (201805040)
Susi Kartika (201805041)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MITRA KELUARGA

BEKASI

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................

BAB II ISI .......................................................................................................

A. Pengertian ............................................................................................
B. Tinjauan Pustaka
C. Pembahasan

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya dan
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
Psikososial dan Budaya tentang “Aplikasi Keperawatan Transkultural Dalam Berbagai
Masalah Kesehatan Remaja” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada semua
Dosen yang memgajar Psikososial Dan Budaya yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.

Bekasi, 20 April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini, masih banyak keluarga yang menjaga
kelestarian kebudayaannya dan mempercayai jika tradisi mereka memang benar
kebenarannya. Misalkan mengenai persepsi kesehatan dan pengobatan sesuai dengan
tradisi turun menurun dari budaya masyarakat itu sendiri dan setiap budaya akan
berbeda persepsi masyarakat tentang terjadinya penyakit. Adapun, persepsi masyarakat
yang berlawanan dengan ilmu kesehatan.
Sebagai manifestasi masyarakat dengan keyakinan, konsep, budaya yang
dipertahankan tetap mengunjungi tempat layanan paranormal atau dukun melebihi
tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah ataupun swasta. Fenomena inilah yang
masih dipertahankan pada budaya tertentu. Salah satunya adalah budaya jawa. Jika
dilihat perilaku masyarakat, masyarakat masih mempercayai mengatasi kesehatan
dengan bantuan ke tradisional bukan dari tenaga medis. Misalnya pada sakit psikis atau
sawan dengan mengobatinya ke dukun, kena api atau terkena air panas ke dukun suwuk
dan patah tulang ke dukun sangkal kutung.
Peran tenaga medis dalam hal ini khususnya perawat mempelajari setiap
budaya klien dan memberikan edukasi bila budaya tersebut bertentangan dengan
kesehatan.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah psikososial dan budaya keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami konsep teori transkultural nursing
b. Untuk mengetahui persepsi sehat sakit menurut budaya klien.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif naratif yaitu metode yang
menjelaskan dan memaparkan terkait aplikasi keperawatan transkultural dalam
berbagai masalah kesehatan di kalangan remaja.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dan penyusunan makalah ini yaitu : BAB I yaitu berisikan latar
belakang, tujuan umum, tujuan khusus, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II berisikan tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi, tujuan, paradigma, dan
faktor-faktor yang memengaruhi keperawatan transkultural. BAB III berisikan
pembahasan teori sunrise model yang dikaitkan dengan hasil wawancara dengan klien.
BAB IV berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TRANSKULTURAL NURSING


1. Definisi
Transkultural Nursing adalah suatu pelayanan keperawatan yang
berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya
(Leininger, 1978 ).
Keperawatan transkultural merupakan ilmu dan kiat yang humanis, yang
difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara
fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya ( leininger, 1984 ).
Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada klien sesuai
dengan latar belakang budayanya. Pengkajian keperawatan menurut leininger
menggunakan tabel sunrise model. Tujuannya untuk membantu perawat dalam
mengambil keputusan selama pemberian asuhan keperawatan pada individu
atau keluarga melalui pengkajian gaya hidup, keyakinan tentang kesehatan dan
praktik kesehatan klien.
2. Tujuan
Tujuan Transkultural Nursing adalah untuk memberikan asuhan
keperawatan bagi klien dengan kultur tertentu, nilai – nilai, dan kepercayaan
kedalam rencana keperawatan. Sebagai contoh beberapa kultur percaya bahwa
kepala dalam suatu komunitas harus ada pada saat memutuskan jenis pelayanan
kesehatan sehingga pelayanan kesehatan perlu membuat jadwal ulang ketika
lingkungan menginginkan kepala komunitas.
3. Paradigma
A. Keperawatan
Transkultural merupakan disiplin ilmu dan profesi yang humanis dan
ilmiah yang tujuan utamanya untuk melayani individu, kelompok,
komunitas, masyarakat, dan institusi.
B. Manusia
Setiap budaya manusia memiliki pengetahuan dan praktik perawatan
tradisional dan biasanya pengetahuan serta praktik keperawatan
profesional, yang berbeda – beda baik secara transkultural maupun
individual.
C. Kesehatan
Perawatan yang bermanfaat, yang menyehatkan dan memuaskan secara
budaya dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas didalam konteks lingkungan
mereka.
D. Lingkungan
Konflik budaya, kerugian praktik, stres budaya, dan nyeri terkait budaya
merefleksikan kurangnya pengetahuan tentang asuhan budaya yang
merupakan dasar untuk dapat memberikan keperawatan yang sesuai
budaya, dan bertanggung jawab, aman dan sesitif.
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada “Sunrise
Model” yaitu:
a. Faktor teknologi : Meliputi teknologi apa saja yang dimanfaatkan atau
digunakan oleh keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya.
b. Faktor agama dan filosofi : Meliputi keyakinan yang dianut oleh
keluarga, dan presepsi klien mengenai pengobatan yang dipercaya.
c. Faktor nilai budaya dan gaya hidup : Meliputi peraturan atau norma-
norma budaya yang dianut klien baik itu nilai budaya postif atau nilai
budaya negatif dan bagaimana klien melakukan kebiasaan hidup sesuai
dengan budayanya.
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku : Meliputi segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya.
e. Faktor ekonomi : Meliputi sumber-sumber material yang dimiliki klien
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
f. Faktor pendidikan: Meliputi pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien
maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional.
g. Faktor sosial dan keterikatan keluarga: Meliputi identitas klien dan
hubungan klien tersebut dengan keluarganya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Faktor Teknologi

Presepsi Klien tentag penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi


masalah kesehatan: Klien mengatakan bahwa jikalau klien atau keluarga klien
mengalami sakit, klien akan memilih terapi alternatif dibandingkan pergi ke rumah sakit.
Alasan klien lebih memilih terapi alternatif karena klien pernah mengalami usus buntu dan
dianjurkan untuk operasi. Namun klien mencoba terapi alternatif dan setelah terapi
alternatif klien merasakan bahwa klien sudah sembuh.

B. Faktor Agama

Agama yang dianut Klien: Islam.


Persepsi Klien terhadap sehat dan sakit: Menurut klien sehat adalah segalanya dan
anugerah atau nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Sedangkan sakit, menurut klien sebuah
penyakit yang datang karena Tuhan.
Cara pengobatan dan kebiasaan yang berdampak positif: Klien mengatakan sering
beribat ke Terapi Alternatif daripada Rumah sakit. Karena klien dulu punya usus buntu,
lalu pergi ke terapi. Selepas berobat, klien sembuh dan tidak jadi operasi. Maka dari itu,
klien lebih sering ke alternatif. Selain ke terapi alternatif, Klien juga mengatakan makanan
yang bisa menyebuhkan penyakit dan menyehatkan tubuh seperti Madu, sari kurma, air
zamzam dan olahraga.
Penyebab penyakit menurut pandangan Klien: Menurut klien, kita bisa sakit karena
kita mengkonsumsi makanan haram atau makanan yang dilarang oleh Tuhan. Oleh karena
itu, kita bisa sakit. Ibaratnya seperti memdapat azab dari Tuhan.

Faktor Sosial

Nama lengkap: Aji Akbar


Nama Panggilan: Aji
Umur: 19 tahun
TTL: Jakarta, 24 Januari 2000
Jenis Kelamin: Laki-laki
Status: Pengangguran
Tipe Keluarga: Keluarga besar
Pengambil keputusan dalam keluarga: Mamah
Hubungan klien dengan kepala keluarga: Anak kandung

Faktor Nilai Budaya dan Gaya Hidup


Kebiasaan Klien sesuai aturan Budayanya: Menurut klien terdapat aturan tertentu
dibudayanya yaitu budaya Jawa seperti tidak boleh makan sambil mendecakkan lidah, larangan
memakai baju berwarna hijau ketika mengunjungi pantai selatan, dan tidak diperbolehkan
untuk duduk di depan pintu. Klien juga mengatakan jika klien mengkonsumsi singkong rebus,
pete dan jus jambu akan sembuh dari penyakit magh serta bila mengonsumsi daun sirih merah
dapat meringakan luka di dalam karena pendarahan di lambung atau pendarahan di usus.

Faktor Kebijakan

Kebijakan yang digunakan untuk pengobatan: Klien mengataka bahwa dirinya tidak
menggunakan pelayanan kesehatan dari pemerintah, melainkan membayar Cash uang pribadi.

Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan Klien: Pendidikan terakhir klien SMA, saat ini klien baru saja ingin
mendaftar kuliah.

Faktor Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA
Soejati, S.Z. (2008), "Konsep sehat, sakit, dan penyakit dalam konteks sosial budaya",
Majalah cermin dunia kedokteran 149, hal 9.

Maharani, Rheva (2017). "Teori Transkultural atau Transkultural Nursing". Dictio.


Diambil dari URL https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-transkultural-
atau-transcultural-nursing/5873 [19 April 2019]

Alligood, M.R. (2017), Pakar teori Keperawatan dan karya mereka Vol.2, Elsive
Singapore: Indonesia.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sehat dan sakit dalam perspektif keperawatan transkultural diartikan dalam konteks
budaya masing-masing pandangan masyarkat tentang kesehatan spesifik bergantung
pada kelompok kebudayaan. Peran agama, teknologi dan nilai budaya dalam kesehatan
sangat berpengaruh bagi klien mengenai kondisi sehat-sakit serta cara klien mengatasi
penyakit.
B. Saran
Perawat diharapkan memahami betapa pentingnya peka budaya dalam keperawatan
karena perawat dituntut untuk memenuhi kebutuhan klien yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai