Anda di halaman 1dari 18

MANAGEMENT SYOK

BY Bella andriyani
KELOMPOK 10 Delpiani purba
Dewi yusna
Nisa ul husna
Rahma putri
Rahmayani
Rica sartika
Siti hajar
Yunisah
APA SIH SYOK ???
Syok adalah gangguan sistem sirkulasi
dimana sistem kardiovaskuler tidak
mampu mengalirkan darah ke seluruh
tubuh dalam jumlah yang memadai yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi
dan oksigenasi jaringan.
• Gejala Syok
Wajah, bibir dan kuku jari tangan dan kaki tampak sianosis
Kulit pucat, lembab dan dinginOligouria atau anuriaPusing dan
mualTekanan darah rendahDiaforesisDenyut nadi yang
cepatPernafasan cepat, dangkal, dan tidak teraturLemah.Nadi
cepat dan lemahPupil mata melebarStatus mental berubah
(gelisah, delirium, dst)
• Penatalaksanaan Syok Secara Umum:
Danger Raise the Alarm Airway
Breathing Cek sesering mungkin
Circulation Posisi syok (relatif) Cegah
hipotermi Tangani cedera bila ada
sambil menunggu bantuan datang
Jenis Syok
• Syok Kardiogenik
• Syok Hipovolemik
• Syok Anafilaktik
• Syok Septik
• Syok Neurogenik
• Syok Kardiogenik
syok Kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa
jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi
berkurang atau berhenti sama sekali untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme. Syok kardiogenik ditandai oleh
gangguan fungsi ventrikel, yang mengakibatkan gangguan
berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke
jaringan.Masalah yang ada adalah kurangnya kemampuan
jantung untuk berkontraksi.Tujuan utama pengobatan adalah
meningkatkan curah jantung.
Penatalaksanaan
Pastikan ABC tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.
Berikan oksigen masker 8 – 15 liter/menit untuk mempertahankan PO2 70 –
120 mmHg Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang
ada harus diatasi dengan pemberian morfin. Koreksi hipoksia, gangguan
elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi. Bila mungkin pasang
CVP dan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik
• Syok Neurogenik
Syok neurogenik/Sinkop terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena
hilangnya tonus/resistensi pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh.
sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung
(capacitance vessels). Diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti:
trauma kepala, cidera spinal, atau anestesi umum yang dalam). Syok neurogenik
terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan terjadinya
vasodilatasi menyeluruh di daerah splanknikus sehingga aliran darah ke otak
berkurang. Reaksi vasovagal umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan yang
panas, terkejut, takut, atau nyeri hebat. Pasien merasa pusing dan biasanya jatuh
pingsan. Setelah pasien dibaringkan, umumnya keadaan berubah menjadi baik
kembali secara spontan.
Penatalaksanaan
Posisi Trendelenburg Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen masker.
Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi yang berat, penggunaan
endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat dianjurkan. Resusitasi cairan untuk
keseimbangan hemodinamik. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
sebaiknya diberikan per infus secara cepat cc bolus dengan pengawasan yang cermat
terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai respon
terhadap terapi.Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan
obat-obat vasoaktif, seperti : Dopamin, Norepinefrin, Epinefrin, atau Dobutamin
yang diberikan sesuai kebutuhan klien
• Syok Septik
Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas.
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon
imun akibat endotoksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Respon imun ini
membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi yang mempunyai berbagai
efek yang mengarah pada syok, yaitu peningkatan permeabilitas kapiler yang
mengarah pada perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi kapiler.
Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan
terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai
oedem.
Penatalaksanaan
Pastikan ABC tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan
intubasi.Awal : Cairan kristaloid, pemberian antibiotik, membuang sumber
infeksi.Akhir : Cairan koloid lebih baik dengan diberikan
vasopressor.Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka
dilakukan dengan tekhnik aseptik.Pemberian suplementasi nutrisi tinggi
kandungan protein secara agresif dilakukan selama 4 hari dari awitan
syok.Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk
antibiotik Dopamin, dan Vasopresor untuk optimalisasi volume intravaskuler
• Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah syok yang terjadi karena reaksi
hipersensitivitas. Antigen yang bersangkutan terikat pada antibodi di
permukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi, pengeluaran histamin,
dan zat vasoaktif lain. Keadaan ini menyebabkan peningkatan
permeabilitas (oedema) dan vasodilatasi kapiler (hipovolemik relatif/syok
hipovolemik) menyeluruh. Dapat juga terjadi bronkospasme yang
menurunkan ventilasi. Syok anafilaktik sering disebabkan oleh obat,
terutama yang diberikan intravena seperti antibiotik atau media kontras.
Sengatan serangga seperti lebah juga dapat menyebabkan syok pada
orang yang rentan.
Penatalaksanaan
Segera baringkan penderita pada alas yang keras, dengan posisi syok dalam usaha
memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.Penilaian A, B, C dari
tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:Airway (membuka jalan napas). Jalan napas
harus dijaga tetap bebas terutama pada pasien tidak sadar, jangan ada sumbatan
sama sekali.Breathing support, segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak
ada tanda-tanda bernapas. Bila ada oedema laring dengan sumbatan jalan napas
parsial, berikan bronkodilator,bantuan napas dan oksigen. Pada sumbatan jalan napas
total, lakukan intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi.Circulation
support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis, atau a. femoralis),
segera lakukan kompresi jantung luar
• syok hipovolemik
merupakan suatu keadaan dimana volume cairan tidak adekuat
didalam pembuluh darah. akibatnya perfusi jaringan.
Syok hipovolemik
terjadi apabila ada def 
isit volume darah ≥15%, sehingga menimbulkan
ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dan
penumpukan sisa-sisametabolisme sel. Berkurangnya volume intravaskular
dapat diakibatkan oleh kehilangan cairantubuh secara akut atau kronik,
misalnya karena oligemia, hemoragi, atau kebakaran.

Penatalaksanaan
mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan dengan mengembalikan volume sirkulasi
intravaskuler sesegera mungkin. Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting pada syok
hipovolemik, disertai penghentian proses perdarahan pada syok hipovolemik hemoragik.
Tatalaksana syok sejak dini berdampak sangat bermakna pada perbaikan klinis dengan target
utama mengembalikan tekanan darah, nadi, dan perfusi organ secara optimal.[1,3]
Keberhasilan resusitasi syok dapat dinilai berdasarkan perbaikan hemodinamik, seperti MAP
(mean arterial pressure), CVP (central venous pressure), urine output, mixed venous oxygen
saturation , dan status mental. Bila kondisi hipovolemia telah teratasi dengan baik, selanjutnya
pasien dapat diberi agen vasoaktif, seperti dopamine, dobutamine
*Contoh
kasus*
 Ilustrasi Kasus Identitas
Nama : An. IB
Usia : 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Klender
Anamnesis : dilakukan oleh ibu pasien
• SURVEI PRIMER :
Pediatric Assesment Triangle (PAT) Appearance and airway : Anak menangis dengan suara yang
tidak biasa, dan kontak tidak adekuat Work of breathing : Terjadi peningkatan usaha nafas , nafas
cuping hidung (+) retraksi sternal dan intercostalis (+), suara nafas tambahan (-) Circulation to
skin : Nadi lemah, akral dingin, CTR >2 , Evaluasi Tanda Vital
 masalah : saluran nafas, pernafasn, sirkulasi, serta kesadaran.
A: Adanya ancaman jalan nafas, karena adanya penurunan kesadaranB: Nafas spontan,
46x/menit, saturasi 40%C : Frekuensi 130x/menit, lemah, CTR > 3s,akral dinginD : GCS
E3V1M3E : Tidak ada pajanan yang menyebabkan kemungkinan ancaman nyawamasalah :
saluran nafas, pernafasn, sirkulasi, serta kesadaran.
Tatalaksana Awal Airway : Pasang ETTBreathing : Gunakkan ventilasi mekanikCirculation :
Resusitasi cairan 20ml/kgBB bolusDisability: Amankan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
• SURVEI SEKUNDER
Keluhan Utama Batuk dan demam yang memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit 
Riwayat Penyakit Sekarang Batuk dan demam dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam dirasakan terus menerus, tidak terlalu tinggi namun tidak diukur. Batuk jarang,
dahak sulit dikeluarkan, warna jernih. Sesak nafas tidak ada. BAB, BAK, aktifitas dan nafsu
makan tidak ada masalah. Ibu pasien sudah membawa ke dokter klinik dan diberikan puyer,
namun tidak ada perbaikan.
2 Hari sebelum masuk rumah sakit, pasien demam tinggi hingga 41C, terus menerus,
dan batuk batuk menjadi makin sering. Pasien juga jadi sering BAB, dengan frekuensi
> 7x/hari, konsistensi cair (+), tidak ada darah/lendir, kurang lebih ½ gelas aqua, tidak
• Riwayat Penyakit Dahulu

 VSD diketahui juni 2013, dan telah dilakukan operasi pada tahun 2013
 Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga dengan keluhan yang sama
 Riwayat ImunisasiImunisasi dasar lengkapRiwayat kehamilan dan melahirkanSelama hamil
biasa, tidak ada masalah yang serius. Merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, lahir SC dengan
indikasi sungsang dengan berat 2450g dan langsung menangis, skor APGAR lupa.
 Riwayat GiziSudah dapat makan bubu susu 3xsehari dan minum susu formual 3x100ml
 Riwayat perkembanganTerakhir pasien baru dapat tengkurap, berguling dan bicara aaa.. uuu..

• PEMERIKSAAN FISIK
Evaluasi Tanda Vital TD : NA N : 130x/menit RR : 46x/menit T: 41.8
o Keadaan Umum Letargi, E3V1M3, tampak sakit berat
o Pemeriksaan Antopometri Berat badan : 7.5 kg Panjang : 70 cm
o Mata : Air mata tidak keluar, cekung
o Mulut : Mukosa lembab
o Jantung : BJ1, BJ 2 normal, murmur (-), gallop (-)
o Paru : Vesikuler +/+, ronkho basah kasar +/+, wheezing -/-, terdapat retraksi suprasternal dan
intercostals
o Abdomen : BU (+) normal, hepar, lien tidak teraba, turgor turun h. Ektremitas: Teraba dingin,
CTR > 3s
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Hb : 12.1
o Hct : 35.6
o Leukosit : (0.3/0.6/64.5/22.1/12.5)
o Ph :7.197
o PCo : 7.3
o PO : 89
o Sat O : 95
o HCO : 2.9
o Na : 14
o K :3.8
o Cl : 11
o Procalcitonin : 10.38
o Kesan : Asidosis metabolic dan sepsis beratFoto thoraxTampak infiltrate di perihilar dan pericardial kanan serta
lapangan atas paru kiri, serta terpasng ETT dengan ujung distal setinggi Th 3-4, 2 korpus diatas Karina. Kesan :
Bronkopneumonia

• Daftar Masalah
 Syok sepsis
 Pneumoniae komunitas
 Diare akut tanpa dehidrasi dd dehidrasi berat
 Post VSD clousure
• Pengkajian Survei Primer a. Airway
Dipikirkan atas dasar suara menangis yang abnormal, kontak yang tidak adekuat
dan penurunan kesadaran. Ditatalaksana dengan menjaga patensi jalan nafas
menggunakkan ETT.b. Breathing Dipikirkan adanya masalah breathing karena
peningkatan frekuensi nafas, dan adanya penggunaan otot bantu nafas, disertai
saturasi yang sangat rendah. Tatalaksana dengan ventilasi mekanikc.
CirculationDipikirkan atas dasar nadi yang lemah, akral yang dingin, dan CTR > 2”.
Ditatalaksana dengan loading cairan 20cc/kgbb
• Pemeriksaan penunjang: Procalcitonin 10.38
Survei Sekundera. Syok sepsisAtas dasarAnamnesis : Adanya riwayat demam 5 hari
SMRS, disertai batuk batuk berdahak sulit dikelurkan.Pemeriksaan fisik:
Didapatkan penurunan kesadaran, peningkatakan usaha nafas, dan masalah pada
sirkulasi.Pemeriksaan penunjang: Procalcitonin 10.38Rencana diagnosis: Kultur
darah Rencana tatalaksana : RL 30ml/jam; Dobutamine 15mcg/kg/menit;
Cefotaxime 4x375mg IVPneumonia komunitasPemeriksaan fisik: Ronkhi basah
kasarPemeriksaan penunjang: Procalcitonin 10.38, photo thorax menunjukkan
gambaran bronkopneuminaiaRencana diagnosis: -Rencana tatalaksana:IVFD
N5+KCL 30ml/jamCefotaxime 4x375mg IV
• Diare akut tanpa dehidrasi i. Atas dasar
Anamnesis : Adanya riwayat diare 1 hari SMRSPemeriksaan fisik:Pemeriksaan
penunjang: -Rencana diagnosisPemeriksaan feces lengkapElektrolitRencana
tatalaksanIVFD N5+KCL 30ml/jamd. Post VSD clousure : Tidak ada masalah
• PEMBAHASAN Pada suvei primer pertama Dari segi
penampilan:
tampak tonus otot menurun anak lebih banyak diam dan tidak
bergerak, kontak tidak adekuat, pasien sulit ditenangkan dan tidak
menagis, tidak tampak air mata.penilaian nafas:terjadi peningkatan
frekuensi nafas yaitu 46x/menit dengan standart 24-40x/menit
untuk anak usia 1-3 tahun.saturasi 40% dengan target 94%. Selain
frekuensi naik, juga terlihat peningakatan usaha pernafasan dengan
adnaya nafas cuping hidung dan retraksi supraklavikula.sirkulasi
:akral dingin, dengan nadi lemah, dan CTR >3s.Kasus true
emergency dengan permasalahan SSP, pernafasan dan
sirkulasi.Kemudian saat diberikan rangsang pasien baru memberi
respon saat diberi rangsang nyeri, kira kira GCS Saat dilakukan
pengukuran GCS sebenarnya GCS didapatkan E3M1V3.
• masalah : sistem sirkulasi syok
sistem pernafasan. Masalah pada sistem sirkulasi ini dapat
dikatagorikan kedalam syok.Alasan: Karena terdapat takikardi,
takipnea, akral dingin dengan CTR>3. Selain itu juga terdapat
• Tatalaksana awalnya :
simple mask 6l/menit pemantauan dengan pulse oximetry berkelanjutan,
Dievaluasisetelah 5 menit. siapkan alat intubasi karena ada suspek masalah di paru ,
ada tanda hipoksemia berupa penurunan kesadaran, dan ancama obstruksi pernfasan
berupa penurunan kesadaran . Setelah 5 menit didapatkan saturasi 50%, dengan
frekuensi 16x/menit sehingga diputuskan untuk dilakukan intubasi. Sebelumnya pasang
monitor lengkap.Sebelum intubasi, diusahakan menggunakkan BVM sembari
menunggu persiapan intubasi : Siapkan ETT dengan ukuran 4.00 mm tanpa cuff,
sediakan 1 ukuran diatas dan 1 ukuran dibawah, gunakkan stylet.Siapakan laringoskop
dengan daun lurus (miller) dengan no.1. Pada pasien tidak diberikan obat induksi, atau
pelumpuh otot. Karena pasien dalam keadaan tidak sadar, dan sulit untuk mencari akses
vena. ETT dipasang, kemudian kedua dada mengembang bersamaan, dengan suara
nafas yang sama. ETT disambungkan dengan ventilasi mekanik manual karena
keterbatasan alat
• Masalah sirkulasi diatasi dengan :
Loading cairan, diberikan 20ml/kgBB secepatnya. Artinya diberikan 150ml
secepatnya. Pilihan jalur adalah Intravena ataupun intraoseus.Pada pasien dilakukan
lewat intraoseus karena akses vena sulit didapatkan.Setelah dibolus pasien
memberikan respon dengan penurunan nadi, tekanan darah mulai terukur. Hal ini
menunjukkan memang pasien tersebut membutuhkan tambahan cairan.Setelah itu
diteruskan loading 60ml/kgbb selama 2 jam. Artinya diberika 225 ml/jam. Selagi
loading cairan, lakukan monitoring ketat. Perhatikan ada tidaknya ronkhi,
• Pilihannya disini adalah dobutamin
Terapi selanjutnya adalah dengan penggunaan inotropik, karena akral masih dingin dan CRT
>2 s, tekanan darah sendiri sudah 95/55mmHg dengan target tekanan darah >70mmHg
.Pilihannya disini adalah dobutaminkarena HR pasien yang telah mencapai 180x/menit
ditakutkan pemberian dopamine menyebabkan efek takikardi.akral pasien dingin, artinya
terjadi vasokontriksi perifer, sedangkan dopamine meningkatkan efek ini.Pemberian
dobutamin dilakukan via akses sentral dan di titrasi.Dosis amannya adalah 10mcg/kgbb/min-
20mcg/kgbb/min.Diberikan mulai dari dosis paling kecil, artinya diberikan
75mcg/min.dievaluasi setiap 15 menit.Untuk pemeriksaan penunjang, perlu dilakukan
pemeriksaan AGD karena sempat terjadi shock, dan hiperventilasi
Dari hasil anamnesis, ibu pasien mengeluh adanya batuk selama 5 hari disertai demam,
namun pada 1 hari SMRS tiba tiba demam meninggi. Keluhan lainya adalah adanya diare kurang
lebih frekuensi 5x, muntah (-). Dari hasil PAT didapatkan adanya tanda tanda syok, kemudian
syok ini merespon terhadap carian. Sehingga dipikirkan syok hipovolemik dd syok sepsis.Syok
hipovolemik didukung dengan tidak adanya air mata, namun mukosa pasien masih lembab dan
berdasarkan pengakuan ibu pasien, pasien masih mau minum. Syok hipovolemik dapat
dipastikan dengan penurunan dari tekanan vena sentral. namun sifatnya infasif.Syok sepsis
dipikirkan karena ada tanda infeksi fokal, ada demam tinggi diatas 38.5C. Untuk memastikan
dilakukan pemeriksaan berupa darah lengkap, elektrolit, procalcitonin, AGD dan kultur darah

• hasil pemeriksaan penunjang :


leukosit tidak meninggi (6450) dan jumlah leukosit batang tidak diketahui. Sehingga tidak
memenuhi kriteria SIRS.elektrolit tidak ada gangguan, artinya kemungkinan syok
hipovolemik semakin kecil.procalcitonin didapatkan nilai dengan nilai normal 0.1, yang
Pneumoniae komunitas ditegakakkan
dari adanya batuk dan demam selama 5 hari SMRS
ditambahronkhi pada lapangan paru.hasil foto thorax juga
didapatkan adnaya gambaran bronkopneumaie.Untuk
penegakkan diagnosis seharusnya dilakukan pemeriksaan
kultur dahak, namun tidak memungkinkan sehingga tidak
perlu dilakukan.
THANK

Anda mungkin juga menyukai