Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ketrampilan Dasar Keperawatan

Disusun Oleh :
ATIK WAKIAH : 2021020149
DIDIK SETIAWAN : 2021020160
SUKOYO : 2021020197
SULIS SETIYANTO : 2021020198
TITI YULI A : 2021020200
TRI NUR HIDAYAH : 2021020201
TZALIS UBAIDILAH P : 2021020203

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN REGULER B17
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi
untukmmeningkatkan derajat Kesehatan. Menurut teori maslom manusia
mempunyai lima kebutuhan dasar yang paling penting meliputi: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan rasa
memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia yang termasuk dalam
kebutuhan fisiologis. Tidur terjadi secara alami dan memiliki dan memiliki fungsi
fisiologis dan psikologis untuk proses perbaikan tubuh. Pada saat istirahat dan tidur,
tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga
berada pada kondisi yang optimal.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang
yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukupmaka jumlah energi yang
diharapkan dapat memulihkan status Kesehatan dan mempertahankan kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu orang yang mengalami kelelahan
juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Hospitalisasi atau dirawat dirumah sakit dapat menyebabkab gangguan
istirahat dan tidur, ketidak mampuan klien mendapatkan posisi yang nyaman dan
rasa nyeri merupakan penyebab tersering gangguan istirahat dan tidur. Kuranagnya
kebutuhan tidur selama pasien menjalani proses p[erawatan pada akhirnya dapat
meningkatkan morbiditas dan lamanya hari rawatan pasien.
Peningkatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur dapat dilakukan
dengan cara mengajarkan cara-cara yang dapat menstimulus dan memotivasi tidur.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah relaksasi. Relaksasi merupakan susatu
teknik yang melibatkan pergerakan anggota badan dan bisa dilakukan dimana saja.
Latihan relaksasi dapat digunakan untuk memenuhi konndisi tidur karena dengan
mengendorkan otot secara sengaja akan membentuk suasana tenang dan santai.
Tidur yang baik akan dicapai bila seseorang dalam keaadaan rileks.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
kebutuhan istirahat dan tidur.
2. Tujuan Khusus
a) Dapat mengetahui pengertian istirahat dan tidur
b) Dapat mengetahui tujuan istirahat dan tidur
c) Mengetahui konsep fisiologis istirahat dan tidur
d) Mengetahi tahapan tidur
e) Mengetahui pola normal tidur
f) Mengetahui gangguan dalam pemenuhan istirahat dan tidur
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Istirahat dan Tidur


Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan Lelah,
bersantainuntuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yanag
membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan. Istirahat adalah keadaan
tenang, rileks tidak adanya stress emosional, serta terbebas dari kondisi cemas.
Tidur adalah suatu kondisi perilaku dari suatu individu yang relative tenang
yang terjadi pada suatu waktu tertentu, dimana dalam kondisi tersebut terjadi
berkurangnya kesadaran sehingga bisa membantu tubuh didalam memperbaiki atau
melakukan pemulihan sistem tubuh. Tidur itu berupa sebuah fenomena yang terjadi
dalam keadaan tidak sadar yang disertai dengan keadaan terjaga.
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan
Kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.Tidurnditandai dengan aktivitas
fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses
fisiologis tubuh serta penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

B. Konsep Fisiologis Tidur


Fisiologis tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak
agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh system
pengaktifan retikularis yang merupakan system yang mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.
Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam masensefalon dan
bagian atas pons. Reticular Aktivating system (RAS) berlokasi pada batang otak
teratas. RAS terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan tidur.
RAS juga memberiran rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks cerebri termasuk rangsangan emosi dan
proses piker. Dalam keadaan sadar neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan oleh adanya pelepasan serum serotonim dari sel khusus yang berada di
pons dan batang otak tengah, yaitru bulbar Synchronizing regional (BSR),
sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipuast otak
dan system limbic. Jadi sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

C. Tahapan Tidur
Ada 2 tahap/pola tidur, yaitu
1. Pola Tidur Biasa atau NREM
Pola/tiidur biasa ini juga disebut NERM (Non Rapid Eye Movement) atau
gerakan mata tidak cepat. Pola tidur NERM adalah pola tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NERM lebih
lambat dari pada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak
dalam keadaan tidur.
Tanda NERM adalah:
a) Mimpi berkurang
b) Keadaan istirahat/otot mulai berelaksasi
c) Tekanan darah turuh
d) Kecepatan pernafasan turun
e) Metabolisme turun
f) Gerakan mata lambat
Fase NERM berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya orang masih bisa
mendengarkan suara disekitarnya, segingga akan mudah terbangun dari tidurnya
Tidur NREM mempunyai 4 tahap:
a) Tahap 1
Merupakan tahap transisi berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang
beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang akan terasa kabur dan relaks, mata
bergerak kekanan dan kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas.
Dalam keadaan ini akan mudah dibangunkan. Ketika bangun seseorang akan
merasa seperti telah melamun.
b) Tahap 2
Merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata masih
bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu
tubuh dan metabolisme menurun. Tahap 2 berlangsung pendek dan berakhir
dalam 10 sampai 15 menit, dan merupakan periode tidur bersuara, dan untuk
bangun relative mudah

c) Tahap 3
Merupakan awal dari tidur dalam. Otot-otot dalam keadaan santai penuh,
kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh mengalami penurunan akibat
dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi sulit dibangunkan dan
jarang bergerak. Tahap ini berlangsung selama 15 – 30 menit.
d) Tahap 4
Merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan kecepatan jantung dan
pernafasan turun, dalam keadaan rrileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
Tahap ini berlangsung 15 – 30 menit.
.

2. Pola Tidur Paradoksikal atau REM


Pola tidur paradoksikal disebut juga REM ( Rapid Eye Movement) atau
gerakan mata cepat. Disebut paradoksikal karena hal ini bersifat paradoks,
yaitu seseorang dapat tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Tidur REM
merupakan pola tidur dimana otak benar-benar berada dalam keadaan aktif.
Namun aktifoitas otak tidak disalurkan kaerah yang sesuai agar orang itu
tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian terbangun. Pola
tidur REM mimpi- mimpi yang dapat diingat Kembali.
Tanda tidur REM
a) Mengigau atau mendengkurg
b) Otot-otot kendot (relaksasi otot)
c) Kecepatan jantung dan pernafasan bisa lebih cepat
d) Perubahan tekanan darah
e) Gerakan otot tidak teratur
f) Gerakan mata cepat
g) Pembebasan steroid
h) Sekresi lambung meningkat
i) Ereksi penis pada pria
Fase tidur REM berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam yang
berlangssung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (NERM dan REM)
terjadi secara bergantian selama 4 – 6 siklus.

D. Pola Normal Tidur


Tingkat Pola Tidur Normal
Perkembangan/Usia
Bayi baru lahir Tidur 14 – 18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh
( 0 – 1 bulan) sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya
dilewatkan padaa tahap III dan IV tidur NREM, Setiap
siklus sekitar 45 -60 menit.
Bayi Tidur 12 – 14 jam sehari, 20 – 30% tidur REM, tidur lebih
(1 – 18 bulan) lama pada malam hari, dan punya pola bangun sebentar.
Toddler Tidur ± 10 – 12 jam sehari, 25% tidur REM,banyak tidur
(18 blan-3 tahun) pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus
bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2 – 3
tahun.
Pra Sekolah Tidur sekitar 11 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur
(3 – 6 tahun) pada malam hari, terbangun dini hari berkurang. Siklus
bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun.
Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu
(6-12 tahun) tidur relative konstan.
Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.
(12-18 tahun)
Dewasa Muda Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10%
(18-40 tahun) tidur tahap 1, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tisuer tahap
III-IV.
Dewasa Pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin
(40-6- tahun) mengalami insomnia dan sulit untuk bisa tidur.
Dewasa Tua Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap
(>60 tahun) IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada.
Kemungkinan mengalami inmsonia dan sering terbangun
sewaktu tidur malam hari.
E. Gangguan dalam Pemenuhan Istirahat dan Tidur
1. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa. Peenyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karenafaktor mental.
Ada tiga jenis insomnia:
a) Insomnianisial : Kesulitan untuk mulai tidur.
b) Insomnia Intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
c) Insomnia Terminal : Bangun terlallu dini dan sulit untuk tidur Kembali.
2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak. Seperti tidur
berjalan, mengigau dan mimpi buruk.
3. Hipersomnia
Hipersomnia dalah kebalikan dari insomnia yaitu tidur yang berlebihan
terutama pada siang hari. Ganghuan ini dapat disebabkan oleh karena gangguan
tetentu seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, gangguan
metabolisme seperti hipertiroid.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul
secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga serangan tidur atau
slepp attack. Penyebab pastinya belum diketahui diduga karena kerusakan
genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur
REM.
5. Apnera saat tidur
Apnea saat tidur adalah kondisi terhentinya napas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering
terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada siang hari, sakit
kepala di siang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti
hipertensi atau aritmia jantung.
6. Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah maslah yang dihadapi banyak klienakibat disomnia.
Penyebab dapat karena penyakit 9demam, kesulitan bernapas) stress emosional,
obat-obatan, gangguan lingkungan dan keanekaragaman waktu tidur yang
terkait dengan kerja.
Deeprivasi tidur menyebabkan penurunan kualitas dan kualitas tidur serta
ketidak konsistenan waktu tidur. Respon orang terhadap deprivasi sangat
bervariasi, gejala fisiologis: ptosis, penglihatan kabur, kekakuan motoric halus,
penurunan reflek, waktu respon melambat, aritmia jantung. Gejala psikologisnya
: bingung, peningkatan sensitifitas nyeri,, menarik diri, apatis,, rasa kantuk
berlebihan, agitasi, hiperaktif, penurunan motivasi.
7. Enuresis
Enuresis adalah kencing/BAK yang tidak sengaja (mengompol). Terjadi
pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab pasti
belum jelas, tetapi ada beberapa factor yang dapat menyebabkan enuresis seperti
gangguan pada bladder stress dan toilet training yang kaku. Upaya untuk
mencegah enuresis antara lain : hindari stress, hindari minum yang banyak
sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih sebelum tidur.
8. Night terror
Night terror adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun
atau lebih.. Setelah tidur beberapa jam akan langsung terjaga dan berteriak,
pucat dan ketakutan.
9. Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi penyebab
mendengkur.

F. Askep Gangguan Istirahat dan Tidur


1. Pengkajian
a) Riwayat tidur
1) Kuantitas (lama tidur) kualitas waktu tidur di siang dan malam hari
2) Aktifitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya
3) Kebiasaan/pun saat tidur
4) Lingkungan tidur
5) Dengan siapa pasien tidur
6) Obat yang dikonsumsi sebelum tidur
7) Asupan dan stimulant
8) Perasaan pasien tidur
9) Apakah ada perubahan tidur
b) Gejala klinis
1) Perasaan Lelah
2) Gelisah
3) Emosi
4) Apetis
5) Adanya kehitaman didaerah sekitar mata bengkak
6) Konjungtiva merah dan mata perih
7) Perhatian tidak focus
8) Sakit kepala
c) Penyimpangan tidur
1) Insomnia
2) Parasomnia
3) Enuresis
4) Narkolepsi
5) Sleep Apnea
6) Night terror
7) Deprivasi tidur
8) Hipersomnia
9) Mendengkur

d) Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirahat tidur
diantaranya yaitu:
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan control lingkungan.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya privasi
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restrait fisik.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketiadaan teman tidur.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidak familier dengan
peralatan tidur.
e) Intervensi Keperawatan
a. Identifikasi pola aktifitas dan tidur
b. Identifikasi factor pengganggu tidur
c. Identifikasi makanan yang mengganggu tidur
d. Idenyifikasi obat tidur yang dikonsumsi
e. Modifikasi lingkungan
f. Batasi waktu tidur siang
g. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
h. Tetapkan jadwal tidur
i. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
j. Jelaskan pentingnya waktu tidur cukup selama sakit
k. Anjurkan menetapi kebiasaan waktu tidur
l. Anjurkan mengfhuindari makan/minum yang mengganggu tidur
m. Anjurkan penggunaan obat tiidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
n. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmasi
f) Kriteria Hasil
a. Keluhan sulit tidur membaik
b. Keluhan sering terjaga teratasi
c. Keluhan tidak puas tidur tidak ada
d. Keluhan pola tidur berubah teratasi
e. Keluhan istirahat tidak cukup teratasi
f. Kemampuan beraktifitas meningkat

DAFTAR PUSTAKA
- PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
- PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
- Kozier, Erb, Berman, Snyder.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep,Proses, dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
- Asmadi. 2008. Teknik Procedural keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.
- WEDHO dan AKOIT, 2017 Buku Pedoman dan Panduan Praktek Kebutuhan Dasar
Manusia.

Anda mungkin juga menyukai