Anda di halaman 1dari 2

ETIKA PENGEMBANGAN dan PENERAPAN IPTEKS dalam PANDANGAN ISLAM

A. Sinergi Ilmu dan Pengintegrasiannya dengan nilai dan ajaran Islam

Integrasi sinergis antara agama dan ilmu pengetahuan secara konsisten akan menghasilkan sumber daya
manusia yang handal dalam mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dengan diperkuat oleh spiritualitas yang
kokoh dalam menghadapi kehidupan.

Integrasi iptek dan agama memiliki nilai penting untuk menghilangkan anggapan antara agama dan iptek
adalah dua hal yang tidak dapat disatukan, dan untuk membuktikan bahwa agama islam bukan agama
yang sempit dan tertutup yang tidak dapat menerima kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
melainkan agama yang terbuka

B. Paradigma Ilmu Tidak Bebas Nilai

Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond)mengandung pengertian bahwa ilmu itu selalu terkait dengan
nilai dan harus dikembangkan aspek nilai. Perkembangan nilai tidak terlepas dari nilai-nilai ekonomis,
social, religious, dan nilai-nilai yang lainnya. Menurut slah satu filosof yang mengerti teori value bond,
yaitu Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena
setiap ilmu ada kepentingan-kepentingan. Dia juga membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai
kpentingan :

1. Berupa ilmu-ilmu yang bekerja secara empiris-analis, ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam
secara empiris dan menyajikan hasil penyelidikan untuk kepentingan manusia

2. Tidak menyelidiki sesuatu dan menghasilkan sesuatu, melainkan memahami sesame manusia
sebagai makhluk social, memperlancar hubungan social atau interaksi, sedangkan kepentingan yang
dikejar oleh pengetahuan ini adalah pemahaman makna

3. Teori kritis yaitu membongkar penindasan dan mendewasakan manusia pada otonomi dirinya
sendiri. Aspek social yang mendasarinya adalah dominasi kekuasaan dan kepentingan yang dikejar
adalah pembebasan atau emansipasi manusia

C. Paradigma Ilmu Bebas Nilai

Ilmu bebas nilai sering disebut dengan value free yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah
bersifat otonom. Ilmu secara otonom tidak memiliki keterkaitan sma sekali dengan nilai. Bebas nilai
berarti semua kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu
sendiri. Ilmu menolak campur tangan factor eksternalyang tidak secra hakiki menentukan ilmu iti sendiri.

Josep Situmorang menyatakan bahwa ada 3 faktor sebagai indicator bahwa ilmu iti bebas niali, yaitu :

1. Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai. Maksudnya dalah ilmu harus bebas dari
pengaruh eksternal seperti focus ideologis, religious, cultural, dan sisoal

2. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otono ilmu terjamin. Kebebasab disini
menyangkut kemungkianan yang tersedia dan penentuan diri.

3. Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat dibenarkan, karena
hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendir, yang terkadang hal tersebut dapat merugikan lingkungan
D. . Perlunya Akhlak Islami dalam Penerapan IPTEKS

Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dipimpin oleh peradaban barat satu abad terakhir
ini mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraaan dan kemakmuran material
(fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru-
niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negative yang
diakibatkannya. Bagi Islam, IPTEK adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari
keberadaaannya, melakukan penelitian.

Katakanla : “ perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan
Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. (Q>S>Yunus (10):
101).

Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek yaitu aqidah Islam harus dijadikan basisi segala konsep
dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah di bawa Rasulullah. Paradigma Islam
inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum musli saatn ini. Buka paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah terjerumus dalam sikap membebebk dan mengekor
barat dalam segala-galanya, dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk konsep ilmu pengetahuan.
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang
bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya teori Darwin yang dusta dan sekaligus
bertolak belakang dengan Aqidah Islam.

Kesimpulan

Namun disini perlu dipahami dengan seksama dari materi yang kami sampaikan, bahwa Ketika Aqidah
Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-Qur’an dan
Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandarisasi benar salahnya denga tolok ukur Al-
Qur’an dan Al-Hadits

Anda mungkin juga menyukai