Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM HEMATOLOGI ( ANEMIA)

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Perfusi Perifer Tidak Efektif
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Dewasa

Disusun Oleh :
ATIK WAKIAH
DIDIK SETIAWAN
SUKOYO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN REGULER B17
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah nolai yang ditetapkan, akibatnya
mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh,
( WHO,2015)
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawata dilakukan dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat menentukan diagnosa keperawatan untuk merencanakan dan
melaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dasar manusia,
kemudian di evaluasi tingkat perkembangannya
Pada tinjauan teori terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasen anemia, salah satunya adalah perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan
dan menjabarkan diagnosa keperawatan perfusi perifer tidak efektif
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendefinisikan konsep diagnosa keperawatan perfusi perifer
tidak efektif
b. Mampu mendapatkan penyebab perfusi perifer tidak efektif
c. Mampu mengetahui gejala dan tanda diagnosa keperawatan perfusi
perifer tidak efektif
d. Mampu mengetahui kondisi klinis terkait diagnosa keperawatan
perfusi perifer tidak efektif
e. Mampu menetahui tautan luaran diagnosa keperawatan perfusi
perifer tidak efektif
f. Mampu Asuhan Keperawatan sitem hematologic (anemia) dengan
diagnose keperawatan perfusi jaringan tidak efektif

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Diagnosa keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan yang
merupakan bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman atau tanggapan
individu, keluarga, masyarakat terhadap masalah Kesehatan
actual/potensial/proses kehidupan..
Perfusi perifer tidak efektif (D.009) dalam standar diagnosis keperawatan
Indonesia (SDKI, 2016) adalah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
dapat mengganggu metabilisme tubuh.

B. Faktor – Faktor Penyebab perfusi jaringan perifer tidak efektif


1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang factor
pemberat (missal: merokok, gaya hidup,
trauma, obesitas, asupan garam,
imobolitas)
7. kurang terpapar informasi tentang proses
penyakit (DM)
8. Kurang aktivitas fisik
C. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda mayor subyektif : tidak tersedia
Gejala dan tanda mayor obyektif :
1. Pengisian kapiler >3 detik
2. Nadi perifer menurun/tidak teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna Kulit pucat
5. Turgor kulit menurun
Gejala dan tanda minor subyektif :
1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas
Gejala dan tanda minor obyektif :
1. Edema
2. Penyembuhan luka lambat
3. Indeks ankle-brachial <0,90
4. Bruit femoral

D. Kondisi klinis terkait


1. Tromboflebitis
2. Diabetus melitus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongenital
5. Kelainan jantung kongenital
6. Thrombosis arteri
7. Varises
8. Thrombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen

E. Standar Luaran (L.02011)

Perfusi perifer adalah keadekuatan aliran darah pembuluh darah


distal untuk menunjang fungsi jaringan.

Ekspektasi : meningkat

Kriteria hasil
Kriteria hasil Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Denyut nadi 1 2 3 4 5
perifer
Penyembuhan 1 2 3 4 5
luka
Sensasi 1 2 3 4 5

Kriteria meningkat Cukup sedang Cukup menurun


hasil meningkat menurun
Warna kulit 1 2 3 4 5
pucat
Edema 1 2 3 4 5
perifer
Nyeri 1 2 3 4 5
ekstremitas
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan 1 2 3 4 5
otot
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit 1 2 3 4 5
femoralis
Nekrosis 1 2 3 4 5

Kriteria memburu Cukup sedan Cukup membai


hasil k memburu g membai k
k k
Pengisia 1 2 3 4 5
n kapiler
Akral 1 2 3 4 5
Turgor 1 2 3 4 5
kulit
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
sistolik
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
diastolic
Tekanan 1 2 3 4 5
arteri
rata rata
Indeks 1 2 3 4 5
ankle-
brachial

Luaran tambahan perfusi perifer tidak efektif :

 Fungsi sensori
 Mobilitas fisik
 Penyembuhan luka
 Status sirkulasi
 Tingkat cedera
 Tingkat perdarahan

F. Standar intervensi

Intervensi utama Intervensi pendukung


Intervensi utama :  Dukungan berhenti
a. Pencegahan syok merokok
(I.02068)  Edukasi berhenti merokok
observasi  Edukasi diet
 Monitor status  Edukasi Latihan fisik
kardiopulmonal ( TD,nadi ,  Edukasi pengukuran nadi
RR) radialis
 Monitor status oksigenasi  Edukasi perawatan kaki
(oksimetri, AGD) Edukasi program

 Monitor status cairan pengobatan
(nmasukan dan haluaran ,
 Edukasi proses penyakit
turgor kulit ,CRT)
 Manajemen hiperglikemi
 Monitor tingkat kesadaran
 Manajemen hipoglikemia
 Periksa Riwayat alergi
 Manajemen medikasi
Terapeutik
 Manajemen sensasi perifer
 Berikan oksigen
 Pemantauan tanda vital
 Persiapkan intubas jika
 Pemasangan sticking
perlu
elastis
 Pasang jalur iv
 Pemnerian obat
 Pasang DC
 Pemberian obat intra vena
 Lakukan skintest untuk
 Pemberian obat oral
pencegahan alergi
 Pencegahan emboli
Edukasi
 Pengaturan posisi
 Jelaskan penyebab, tanda
 Perawatan neuromuscular
dan gejala syok
 Anjurka memperbanyak  Perawatan

asupan cairan oral sirkulasperawatan tirah

 Anjurka menghindari baring


allergen  Promosi Latihan fisik
Kolaborasi  Surveilens

 Kolaborasi pemberian iv  Terapi brkan

 Kolaborasi pemberian
transfuse darah
 Kolaborasi pemberian
therapi
b. Perawatan sirkulasi
(I.02079)
Observasi
 Periksa sirkulasi perifer
(nadi, edema, pengisian
kapiler, suhu, )
 Identifikasi factor resiko
gangguan sirkulasi
( hipertensi, DM, perokok,
kadar kolesterol)
 Monitor panas,
kemerahan, nyeri,
bengkak pada ektremitas
Terapeutik:
 Hindari pemasangan infus
diarea keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran
tekanan darah pada area
keterbatasan perfusi
 Lakukan pencegahan
infeksi
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti
merokok
 Anjurkan berolahraga
rutin
 Anjurkan memggunakan
obat penurun
tensi ,penurun kolesterol
jika perlu dan secara
teratur

G. Asuhan keperawatan anemia dengan diagnose keperawatan perfusi


jaringan perifer tidak efektif
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
 Nama : ny. S
 Jenis kelamin :Perempuan
 Tanggal lahir :22 / 4/ 1996
 Umur : 25 tahun
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SD
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Status perkawinan : Menikah
 Alamat : Kecepit 6/3
 Diagnosis medis : Anemia
 No RM :207930
 Masuk Rumah Sakit : 4 / 11 / 2021 jam 12.00
 tanggal Pengkajian :4 /11/2021

b. Riwayat Kesehatan Pasien


 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan lemes, mual, nafsu makan berkurang, mudah
Lelah saat beraktivitas, pusing, nyeri perut
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien belum pernah menderita sakit seperti ini

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti
pasien.

c. Hasil Pengkajian Pasien


 Kedaan umum : Baik
 Kesadaran :compos mentis
 Pemeriksaan Tanda-tanda vital :
 Tensi : 123/60mmHg
 Nadi : 79x/ menit
 Suhu : 36,5 C
 Rr : 20x/ menit
 Spo2 : 99%
 Kenyamanan nyeri
 P : biologis
 Q : berat
 R : kepala, abdomen
 S : 4-5
 T : constan

 Status fungsional/aktivitasdan mobilitas


 Mengendalikan rangsangan defekasi/BAB (terkendali)
 Mengendalikan ragsagan berkemih/ BAK (terkendali)
 Mebersihkan diri : dibantu
 Makan : dibantu
 Berubah sikap dari berbaring ke duduk : dibantu
 Berjalan : dibantu
 Memakai baju : dibantu

Masalah keperawatan : Ketergantungan sedang

d. Hasil anamneses pemeriksaan fisik


 Pemeriksaan kepala dan leher : dalam batas normal
 Pemeriksaan thorak : dalam batas normal
 Pemeriksaan jantung : dalam batas normal
 Pemeriksaan system pencernaan : dalam batas normal
 Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal
 Pemeriksaan system persarafan : dalam batas normal
 Pemeriksaan system perkemihan : dalam batas normal
 Pemeriksaan system musculoskeletal dan integument : dalam batas
normal
 System endokrin : dalam batas normal
e. Hasil anamneses pemeriksaan penunjang
 Pengkajian spiritual sebelum sakit : taat beribadah
 Pengkajian spiritual selama sakit : taat beribadah
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laborat tanggal 4/11/2021 10:12:55
 Hemoglobin 6,4 g/dL
 Lekosit 6700/uL
 Hematikrit 17,9 %
 Trombosit 288.000/uL
 Eritrosit3,38 uL
 Pemeriksaan laborat tanggal 6/11/2021
 Hemoglobin 7,8 g/dL
 Leukosit 6800/uL
 Hematikrit18,0%
 Trombosit300.000/uL
 Eritrosit 4,01 juta/uL
f. Penatalaksanaan therapi
 Infus NS 20 tpm
 Inj ceftriaxone 1x1gram
 Inj ondansentron 3x4 mg
 Inj ranitidine 2x1 amp
 Inj omeprazole 1x1
 Sulfas feros 1x1
 Curcuma 3x1
38

Tabel 1. Dokumentasi Keperawatan


Sumber: Standar Dokumentasi Keperawatan Indonesia (SDKI), 2018

No Tanggal Diagnose keperawatan


D ditemukan
X
1 4/11/2021 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hb (D.0009)
DS: pasien mengatakan kaki sering kesemutan
DO :
 Akral teraba dingin
 Warna kulit pucat
 Turgor kulit menurun
 CRT >2 dtk
 Hb 6,4gr/dL

2 4/11/2021 Intoleransi mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (D 0056)
Data subyektif :
 Pasien mengatakan lelah setiap saat ke kamar mandi
 pasien mengatakan di bantu jika ke kamar mandi
39

 pasien mengatakan lemas


Data obyektif
 pasien tampak kelelahan
3 4/11/2021 Defisit Nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (D0019)
(keengganan untuk makan) ditandaidengan
DS:
 Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
 Pasien mengatakan mual
.Data obyektif
 Pasien tidak menghabiskan makanan yang disediakan RS
1 5/11/2021 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hb (D.0009)
DS: pasien mengatakan kaki sering kesemutan
DO :
 Akral teraba dingin
 Warna kulit pucat
 Turgor kulit menurun
 CRT >2 dtk
 Hb 6,4gr/dL
40

2 5/11/2021 Intoleransi mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (D 0056)
Data subyektif :
 Pasien mengatakan lelah setiap saat ke kamar mandi
 pasien mengatakan di bantu jika ke kamar mandi
 pasien mengatakan lemas
Data obyektif
pasien tampak kelelahan
3 5/11/2021 Defisit Nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (D0019)
(keengganan untuk makan) ditandaidengan
DS:
 Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
 Pasien mengatakan mual
.Data obyektif
Pasien tidak menghabiskan makanan yang disediakan RS
6/11/2021 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hb (D.0009)
1 DS: pasien mengatakan kaki sering kesemutan
DO :
 Akral teraba dingin
 Warna kulit pucat
41

 Turgor kulit menurun


 CRT >2 dtk
 Hb 7,8 gr/dL

2 6/11/2021 Intoleransi mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (D 0056)
Data subyektif :
 Pasien mengatakan lelah setiap saat ke kamar mandi
 pasien mengatakan di bantu jika ke kamar mandi
 pasien mengatakan lemas
Data obyektif
pasien tampak kelelahan
3 6/11/2021 Defisit Nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (D0019)
(keengganan untuk makan) ditandaidengan
DS:
 Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
 Pasien mengatakan mual
.Data obyektif
Pasien tidak menghabiskan makanan yang disediakan RS

Tabel 2. Intervensi Keperawatan


42

Sumber: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 2018


NO TANGGAL Diagnosa Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
DX KEPERAWATAN
(SDKI)
1 4/11/2021 Perfusi perifer tidak L.02011 Intervensi utama :
efektif Setelah dilakukan tindakan Pencegahan syok (I.02068)

berhubungan keperawatan selama 3x24 jam observasi

dengan penurunan perfusi perifer meningkat ditandai  Monitor status kardiopulmonal


dengan : ( TD,nadi , RR)
konsentrasi Hb
(D0009)  Pengisian kapiler membaik  Monitor status oksigenasi
 Akral membai (oksimetri, AGD)
 Warna kulit pucat menurun  Monitor status cairan (nmasukan
 dan haluaran , turgor kulit ,CRT)
 Monitor tingkat kesadaran
 Periksa Riwayat alergi
Terapeutik
 Berikan oksigen
 Persiapkan intubasijika perlu
 Pasang jalur iv
43

 Pasang DC
 Lakukan skintest untuk pencegahan
alergi
Edukasi
 Jelaskan penyebab, tanda dan
gejala syok
 Anjurka memperbanyak asupan
cairan oral
 Anjurka menghindari allergen
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian iv
 Kolaborasi pemberian transfuse
darah
 Kolaborasi pemberian therapi
2 4/11/2021 Intoleransi L.05042  Identifikasi gangguan fungsi tubuh
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan yang menyebabkan kelemahan
berhubungan keperawatn 3x24 jam kemampuan  Monitor kelelahan fisik
dengan mobolisasi meningkat ditandai  Sediakan lingkungan yang nyaman
dengan :  Anjurkan tirah baring
ketidakseimbangan
44

antara suplai dan  Kelemahan fisik menurun  Anjurkan melakukan aktivitas


kebutuhan oksigen  Kekuatan otot meningkat secara bertahap
(D 0056)

3 4/11/2021 Defisit Nutrisi L.03030  Identifikasi status nurisi


berhubungan Setelah dilakukan Tindakan  Identifikasi alergi makanan
dengan factor keperawata 3x24 jam status nutrisi  Monitor asupan makanan
psikologis membaik ditandai dengan :  Monitor pemeriksaan hasil
(keengganan untuk  Verbalisasi Keinginan untuk laboratorium
makan) (D0019) meningkatkan nutrisi  Sajikan makanan yang menarik
meningkat  Berikan makanan tinggi serat untuk
 Pengetahuan tentang standar menghindari konstipasi
asupan nutrisi meningkat  Berkan suplemen makanan
 Nafsu makan  Kolaboarsi dengan ahli gizi
membaikfrekuensi makan
membaik
1 5/11/2021 Perfusi perifer tidak L.02011 Intervensi utama :
efektif Setelah dilakukan tindakan Pencegahan syok (I.02068)

berhubungan keperawatan selama 3x24 jam observasi

dengan penurunan perfusi perifer meningkat ditandai  Monitor status kardiopulmonal


45

konsentrasi Hb dengan : ( TD,nadi , RR)


(D0009)  Pengisian kapiler membaik  Monitor status oksigenasi
 Akral membai (oksimetri, AGD)

 Warna kulit pucat menurun  Monitor status cairan (nmasukan


dan haluaran , turgor kulit ,CRT)
 Monitor tingkat kesadaran
 Periksa Riwayat alergi
Terapeutik
 Berikan oksigen
 Persiapkan intubasijika perlu
 Pasang jalur iv
 Pasang DC
 Lakukan skintest untuk pencegahan
alergi
Edukasi
 Jelaskan penyebab, tanda dan
gejala syok
 Anjurka memperbanyak asupan
cairan oral
46

 Anjurka menghindari allergen


Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian iv
 Kolaborasi pemberian transfuse
darah
Kolaborasi pemberian therapi
2 5/11/2021 Intoleransi L.05042  Identifikasi gangguan fungsi tubuh
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan yang menyebabkan kelemahan
berhubungan keperawatn 3x24 jam kemampuan  Monitor kelelahan fisik
dengan mobolisasi meningkat ditandai  Sediakan lingkungan yang nyaman
dengan :  Anjurkan tirah baring
ketidakseimbangan
antara suplai dan  Kelemahan fisik menurun  Anjurkan melakukan aktivitas

kebutuhan oksigen Kekuatan otot meningkat secara bertahap

(D 0056)

3 5/11/2021 Defisit Nutrisi L.03030  Identifikasi status nurisi


berhubungan Setelah dilakukan Tindakan  Identifikasi alergi makanan
dengan factor keperawata 3x24 jam status nutrisi  Monitor asupan makanan
psikologis membaik ditandai dengan :  Monitor pemeriksaan hasil
47

(keengganan untuk  Verbalisasi Keinginan untuk laboratorium


makan) (D 0019) meningkatkan nutrisi  Sajikan makanan yang menarik
meningkat  Berikan makanan tinggi serat untuk
 Pengetahuan tentang standar menghindari konstipasi
asupan nutrisi meningkat  Berkan suplemen makanan
Nafsu makan membaikfrekuensi Kolaboarsi dengan ahli gizi
makan membaik
1 6/11/2021 Perfusi perifer tidak L.02011 Intervensi utama :
efektif Setelah dilakukan tindakan Pencegahan syok (I.02068)

berhubungan keperawatan selama 3x24 jam observasi

dengan penurunan perfusi perifer meningkat ditandai  Monitor status kardiopulmonal


dengan : ( TD,nadi , RR)
konsentrasi Hb
D(0009)  Pengisian kapiler membaik  Monitor status oksigenasi
 Akral membai (oksimetri, AGD)
 Warna kulit pucat menurun  Monitor status cairan (nmasukan
dan haluaran , turgor kulit ,CRT)
 Monitor tingkat kesadaran
 Periksa Riwayat alergi
Terapeutik
48

 Berikan oksigen
 Persiapkan intubasijika perlu
 Pasang jalur iv
 Pasang DC
 Lakukan skintest untuk pencegahan
alergi
Edukasi
 Jelaskan penyebab, tanda dan
gejala syok
 Anjurka memperbanyak asupan
cairan oral
 Anjurka menghindari allergen
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian iv
 Kolaborasi pemberian transfuse
darah
Kolaborasi pemberian therapi
2 6/11/2021 Intoleransi L.05042  Identifikasi gangguan fungsi tubuh
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan yang menyebabkan kelemahan
49

berhubungan keperawatn 3x24 jam kemampuan  Monitor kelelahan fisik


dengan mobolisasi meningkat ditandai  Sediakan lingkungan yang nyaman
ketidakseimbangan dengan :  Anjurkan tirah baring
antara suplai dan  Kelemahan fisik menurun  Anjurkan melakukan aktivitas
kebutuhan oksigen Kekuatan otot meningkat secara bertahap

(D 0056)

3 6/11/2021 Defisit Nutrisi L.03030  Identifikasi status nurisi


berhubungan Setelah dilakukan Tindakan  Identifikasi alergi makanan
dengan factor keperawata 3x24 jam status nutrisi  Monitor asupan makanan
psikologis membaik ditandai dengan :  Monitor pemeriksaan hasil
(keengganan untuk  Verbalisasi Keinginan untuk laboratorium
makan) (D0019) meningkatkan nutrisi  Sajikan makanan yang menarik
meningkat  Berikan makanan tinggi serat untuk
 Pengetahuan tentang standar menghindari konstipasi
asupan nutrisi meningkat  Berkan suplemen makanan
Nafsu makan membaikfrekuensi Kolaboarsi dengan ahli gizi
makan membaik
50

Tabel 3. Implementasi Keperawatan


Sumber: Standar Implementasi Keperawatan Indonesia (SLKI), 2018

No TANGGAL Jam IMPLEMENTASI EVALUASI Tanda


dx tangan
1 4/11/2021 14.00  Melakukan timbang terima pasien  Tetesan infus lancar
 Mengobservasi tetesan infus  Tidak terjadi phlebitis
 Mengobservasi adanya phlebitis
15.00  Mengukur vital sign  T 122/60 nadi 79 suhu
36,5 spo 99

16.00  Memberikan therapi injeksi ondansentron  Pasien kooperatif


17.00  Memberikan therapi ora l curcuma dan sulfas feros  Pasien meminum obat
yang diberikan
18.00  Mengganti cairan infus pasien  Tidak terjadi phlebitis
19.00  Memberikan transfusi darah kolf pertama  Pasien shalat isya
19.15  Mengkaji reaksi transfuse darah kolf pertama  Tidak ada reaksi alergi
pemberian transfusi
19.30  Mengkaji reaksi transfuse darah kolf pertama  Tidak ada reaksi alergi
pemberian transfuse
211 4/11/2021 15.00  Membantu pasien ke kamar mandi dengan  Pasien tampak Lelah
melibatkan keluarga setelah dari kamar
mando
3 4/11/2021 17.00  Memberikan diit  Pasien tampak enggan
makan
19.00  Mengkaji asupan makanan  Pasien tidak
menghabiskan makana
jatah dari RS
1 5/11/2021 08.00  Melakukan timbang terima pasien  Tidak terjadi phlebitis
51

 Mengobservasi tetesan infus  Tetesan infus lancar


 Mengobservasi adanya phlebitis
 Merapikan tempat tidur pasien
09.00  Memberikan thrapi inj ceftriaxone  Pasien kooperatif
10.00  Mengukur vital sign  Td 123/67, nadi 78
 Memberikan terapi inj ranitidine suhu 36,4, spo 99
11.00  Memonitor tetesan infus  Tetesan infus lancer
 Memberikan transfuse darah kolf kedua  Tidak terjadu phlebitis
11.15  Mengkaji reaksi transfusi  Tidak ada reaksi
transfusi
11.30  Mengkaji reaksi transfusi  Tidak ada reaksi
tranfusi
13.00  Memberikan therapi oral curcuma  Pasien meminum obat
1 6/11/2021 08.00  Melakukan timbang terima pasien  Tidak terjadi phlebitis
 Mengobservasi tetesan infus  Tetesan infus lancar
 Mengobservasi adanya phlebitis
 Merapikan tempat tidur pasien
09.00  Memberikan thrapi inj ceftriaxone  Pasien kooperatif
10.00  Mengukur vital sign  TD 122/66, nadi
 Memberikan terapi inj ranitidine 80.suhu 36,8 spo 99
 Melakukan cek hb post transfuse 2 kolf  Hb 7,8
11.00  Memonitor tetesan infus 
 Memberikan transfuse darah kolf ketiga
11.15  Mengkaji reaksi tranfusi  Tidak terjadi reaksi

11.30  Mengkaji reaksi transfusi  Tidak terjadi reaksi


52

13.00  Memberikan terapi oral curcuma  Pasien meminuum


obat
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Semoga dengan makalah ini, dapat menambah pengetahuan bagi kita
semua, Terutama tentang bagaimana mendeskripsikan dan menjabarkan
diagnose keperawatan perfusi perifer tidak efektif.

DAFTAR PUSTAKA
WHO. (2015). The Global Prevalence of JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan April
2021Volume 5 No.1 doi:10.3375/jik.v5il.307.g146
PPNI, T. P. S. D. (21016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Dewan Pengurus Pusat PPNI
PPNI, T. P. S. D. (21016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Dewan Pengurus Pusat PPNI
PPNI, T. P. S. D. (21016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Abdullah. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa


Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Alligood, M.R. (2010). Nursing theory: utilization & application (4th ed.).
Philadephia: Mosby.
Ambarwati, Fitri Respati. (2014). Konsep Kebutuhan Dasar Manusia.
Yogyakarta : Dua Satria Offset.
Atoilah, Elang Mohamad dan Engkus Kusnadi. (2013). Askep pada Klien
dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut : In Media.
Ernawati. (2012). Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : TIM.
Haswita & Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Tim
Hidayat, Aziz Alimul. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia :
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Kaunang,Christian T.,Ari L. Runtunuwu,& Audrey,M.I Wahani.(2016).
Gambaran Karakteristik Pneumonia Pada Anak Yang Dirawat Di
Ruangan Perawatan Intensif Anak RSUP Prof Dr. R. D. Kandoi
Manado periode 2013- 2015.www. ejournal.unsrat.ac.id
KemenKes RI. (2011). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2010.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Maramis, Paraitha Anjanata, Amatus Yudi Ismanto, & Abram Babakal.
(2013). Hubungan Tingkat Pendidikandan Pengetahuan Ibu
Tentang Ispa Dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita Ispa Pada
Balita di Puskesmas Bahu Kota Manado. E-jurnal keperawatan
volume 1 hal 5
Perry, Potter. (2012). Fundamentals of Nursing : Fundamental Keperawatan,
Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Saputra, Lyndon. (2013). Catatan Ringkas : Kebutuhan Dasar Manusia.
Tanggerang Selatan : Binarupa aksara publisher.
Tarwoto & Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai