Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

RISIKO PENURUNAN CURAH JANTUNG

Disusun oleh :

DYAH CATUR PITALOKA

NIM : P17211203111

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG

JL. BESAR IJEN NO.77 C MALANG, Kode Pos:65112

JAWA TIMUR

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberkati saya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Saya juga ingin mengucapkan
terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Taufan Arif, S.Kep, Ns., M,Kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman kelas 1C Sarjana Terapan Keperawatan yang telah mendukung
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Resiko penurunan curah hujan merupakan suatu keadaan dimana pompa darah oleh
jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolism tubuh. Penurunan curah
jantung ini disebabkan akibat adanya gangguan pada jantung (Wilkinson & Gallo, 2010).
Jantung mempunyai fungsi utama yaitu untuk memompakan darah. Hal ini dapat
dilakukan dengan baik apabila kemampuan otot jantung untuk memompa cukup baik, system
katupnya sendiri serta irama pemompaan yang baik. Bila ditemukan ketidaknormalan pada
salah satu di atas makan akan mempengaruhi efisiensi pemompaan dan kemungkinan dapat
menyebabkan kegagalan mempompa (Huddak & Gallo,2010).
Apabila jantung tidak dapat mencukupi jumlah darah yang dibutuhkan, maka mekanisme
kompensasi akan bekerja, sehingga jantung akan tetap dapat mencukupi kebutuhan jaringan.
Namun, apabila jantung harus melakukan pekerjaan pada keadaan-keadaan yang lebih sulit,
mekanisme kompensasi ini tidak cukup untuk menanggulanginya. Hal inilah yang
menyebabkan timbulnya gagal jantung (Naga, 2012)
Gagal jantung, sering disebut gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung
untuk mempompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi. Penyakit ini apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi serius
seperti syok kardiogenik, episode trombo emboli, efisi pericardium dan tamponade syok
kardiogenik, episode trombo emboli, efisi pericardium dan tamponade pericardium.
Meskipun berbagai macam penyakit jantung seperti katup telah menurun akibat teknologi
canggih, namun Congestive Heart Failure (CHF) masih tetap merupakan ancaman kesehatan
yang dapat menimbulkan kematian (Smeltzer & Bare,2002)
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui risiko penurunan curah jantung dan
mengetahui factor risiko terhadap aspirasi yang terjadi
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu sebagai penambah pemahaman tentang risiko aspirasi.
BAB II
TINJAUAN KONSEP
2.1 Konsep Masalah Keperawatan Risiko Penurunan Curah Jantung
2.1.1 Definisi :
Berisiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
2.1.2 Faktor Risiko :
 Perubahan afterload.
 Perubahan frekuensi jantung.
 Perubahan irama jantung.
 Perubahan kontraktilitas.
 Perubahan preload.
2.1.3 Kondisi Klinis Terkait :
 Gagal jantung kongestif
 Sindrom koroner akut.
 Gangguan katup jantung (stenosis / regirgitasi aorta, pulmonalis,
trikuspidalis, atau mitralis).
 Atrial / ventricular septal defect.
 Aritmia.

2.2 Konsep Luaran Keperawatan Penurunan Curah Jantung


2.2.1 Kode Luaran :
L.02008
2.2.2 Definisi :
Keadekuatan jantung mempompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh
2.2.3 Ekspetasi :
Meningkat
2.2.4 Kriteria Hasil :

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


Menurun Meningkat
Kekuatan 1 2 3 4 5
nadi perifer
Ejection 1 2 3 4 5
index
LVSWI 1 2 3 4 5
SVI 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
Palpitasi 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Gambaran 1 2 3 4 5
EKG aritmia
Lelah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Distensi vena 1 2 3 4 5
jugularis
Dispnea 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Pucat/ 1 2 3 4 5
slanosis
PND 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5

Batuk 1 2 3 4 5
Suara jantung 1 2 3 4 5
S3
Suara jantung 1 2 3 4 5
S4
Murmur 1 2 3 4 5
jantung
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
PVR 1 2 3 4 5
Systematic 1 2 3 4 5
vascular
resitance
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
CRT 1 2 3 4 5
PAWP 1 2 3 4 5
Central 1 2 3 4 5
venous
pressure
Table 1.kriteria hasil
2.3 Konsep Intervensi Keperawatan Perawatan Jantung
2.3.1 Kode Intervensi : I.02075
2.3.2 Definisi :
Mengidentifikasi, merawat, dan memantau komplikasi akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan konsumsi oksigen miokard.
2.3.3 Intervensi Observasi :
 Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi dispenea, kelelahan,
adema ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
 Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat
badan, hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit
pucat)
 Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri)
 Monitor EKG 12 sadapoan
 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
 Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro-BNP)
 Monitor fungsi alat pacu jantung
 Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas
 Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)

2.3.4 Intervensi Terapeutik


 Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
 Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%

2.3.5 Intervensi Edukasi


 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian

2.3.6 Intervensi Kolaborasi


 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung
BAB III

PRAKTIK PERENCANAAN KEPERAWATAN

3.1 Prioritas Diagnosis Keperawatan

Nama pasien : Ny.D

No register : 00123456

No. DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TANDA


KEPERAWATAN MUNCUL TERATASI TANGAN

1 Penurunan curah 01-10-2010 Belum teratasi Dyah


jantung berhubungan
dengan peningkatan
frekuensi

Table 3. prioritas masalah


3.2 Rencana Asuhan Keperawatan

Nama pasien : Ny.D

No register : 00123456

No Hari/Tgl/Jam DIAGNOSA Uraian Tindakan


KEPERAWATAN

1 Senin/ 01 Penurunan curah NOC : Vital Cardiac Care


Oktober 2010/ jantung berhubungan sign status
pukul 10.00 dengan aktivitas-aktivitas :
WIB setelah
peningkatan dilakukan 1) catat adanya penurunan
frekuensi tindakan cardiac output,
keperawatan,
2) monitor status
penurunan curah pernapasan,
jantung teratasi
dengan 3) monitor adanya
perubahan tekanan darah,
kriteria hasil :
4) atur periode latihan dan
- tanda-tanda istirahat untuk
vital dalam batas
menghindari kelelahan,
normal,
5) kolaborasi pemberian
- dapat terapi
mentoleransi
aktivitas, Vital Sign Monitor

- tidak ada 6) monitor TD, N, S, RR


kelelahan, sebelum, selama dan

- tidak ada sesudah aktivitas;


edema paru,
perifer, dan 7) monitor irama dan
frekuensi jantung
tidak ada asite
Table 3. Rencana asuhan keperawatan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Risiko penurunan curah jantung adalah salah satu masalah keperawatan hujan merupakan
suatu keadaan dimana pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan
metabolism tubuh. Penurunan curah jantung ini disebabkan akibat adanya gangguan pada
jantung. Sedangkan keadaan dimana jantung tidak mampu mempompakan darah dengan baik ke
seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolism jaringan

4.2 Saran

Setelah kita mengetahui tentang risiko penurunan curah jantung maka saya sarankan
untuk pembaca adalah tetap menjaga pola hidup sehat. Jaga pola makan, istirahat yang cukup,
dan rutin berolahraga.

Anda mungkin juga menyukai