Anda di halaman 1dari 2

Kategori : Fisiologis, Subkategori: Sirkulasi

Penurunan Curah Jantung [Kode Diagnosa: D.0008]

Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Penurunan Curah Jantung Tujuan : Perawatan Jantung [I.02075]
Definisi Setelah dilakukan intevensi Observasi
 Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
Ketidakadekuatan jantung memompa darah keperawatan selama ………… maka jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
untuk memenuhi kebutuhan metabolism tubuh. Curah Jantung Meningkat, dengan paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
Penyebab kriteria hasil :  Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
1. Perubahan irama jantung Kriteria Hasil : jantung (meliputi peningkatan berat badan,
hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
2. Perubahan frekuensi jantung *
basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Perubahan kontraktilitas Kekuatan 1 2 3 4 5
 Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
4. Perubahan preload nadi perifer ortostatik, jika perlu)
5. Perubahan afterload Ejection 1 2 3 4 5  Monitor intake dan output cairan
fraction (EF)  Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Gejala dan Tanda Mayor Cardiac index 1 2 3 4 5  Monitor saturasi oksigen
Subjektif : (CI)  Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi,
1. Perubahan irama jantung Left 1 2 3 4 5 radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi nyeri)
ventricular  Monitor EKG 12 sadapan
 Palpitasi
stroke work  Monitor nilai laboratorium jantung (mis. elektrolit,
2. Perubahan preload index enzim jantung, BNP, NTpro-BNP)
 Lelah (LVSWI)  Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan
3. Perubahan afterload Stroke volume 1 2 3 4 5 sesudah aktivitas
 Dispnea index (SVI)  Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
4. Perubahan kontraktilitas pemberian obat (mis. beta blocker, ACE inhibitor,
 Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) ** calcium channel blocker, digoksin)
 Ortopnea Palpitasi 1 2 3 4 5 Terapeutik
 Batuk Bradikardia 1 2 3 4 5  Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki
Objektif : Takikardia 1 2 3 4 5 ke bawah atau posisi nyaman
Gambaran 1 2 3 4 5  Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan
1. Perubahan irama jantung kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak)
 Bradikardia/takikardia EKG aritmia  Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
 Gambaran EKG aritmia atau gangguan Lelah 1 2 3 4 5 hidup sehat
konduksi Edema 1 2 3 4 5  Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika
2. Perubahan preload Distensi vena 1 2 3 4 5 perlu
 Edema jugularis  Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Distensi vena jugularis Dispnea 1 2 3 4 5  Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
 Central venous pressure (CVP) Oliguria 1 2 3 4 5 oksigen >94%
Edukasi
meningkat/menurun Pucat/sianosis 1 2 3 4 5
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Hepatomegali Paroxysmal 1 2 3 4 5
 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3. Perubahan afterload nocturnal
 Anjurkan berhenti merokok
 Tekanan darah meningkat/menurun dyspnea
(PND)  Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
 Nadi perifer teraba lemah harian
Ortopnea 1 2 3 4 5
 Capillary refill time >3 detik Batuk 1 2 3 4 5
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
 Oliguria output cairan harian
Suara jantung 1 2 3 4 5 Kolaborasi
 Warna kulit pucat dan/atau sianosis S3  Kolaborasi pemberian aritmia, jika perlu
4. Perubahan kontraktilitas Suara jantung 1 2 3 4 5  Rujuk ke program rehabilitasi jantung
a. Terdengar suara jantung S3 dan/atau S4 S4
b. Ejection fraction (EF) menurun Murmur 1 2 3 4 5 Perawatan Jantung Akut [I.02076]
jantung
Observasi
Gejala dan Tanda Minor Hepatomegali 1 2 3 4 5
Subjektif : Pulmonary 1 2 3 4 5  Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor
pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala,
1. Perubahan preload vascular
durasi dan frekuensi)
(tidak tersedia) resistance
 Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
2. Perubahan afterload Systemic 1 2 3 4 5
 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
(tidak tersedia) vascular
 Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan risiko
3. Perubahan kontraktilitas resistance
aritmia (mis. kalium, magnesium serum)
(tidak tersedia)  Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB, Troponin T,
***
4. Perilaku/emosional Troponin I)
Tekanan 1 2 3 4 5
 Cemas  Monitor saturasi oksigen
darah  Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut (mis.
 Gelisah
Pengisian 1 2 3 4 5 skor TIMI, Kilip, Crusade)
Objektif : kapiler
1. Perubahan preload Terapeutik
Berat badan 1 2 3 4 5  Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
 Murmur jantung Central venous 1 2 3 4 5  Pasang akses intravena
 Berat badan bertambah peressure  Puasakan hingga bebas nyeri
 Pulmonary artery wedge pressure (CVP)  Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan
Pulmonary 1 2 3 4 5 stres
(PAWP) menurun
artery wedge  Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat
2. Perubahan afterload
pressure dan pemulihan
 Pulmonary vascular resistance (PVR)  Siapkan menjalani intervensi coroner perkutan, jika
(PAWP)
meningkat/menurun perlu
 Systematic vascular resistance (SVR)  Berikan dukungan emosional dan spiritual
meningkat/menurun Edukasi
3. Perubahan kontraktilitas  Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
 Cardiac Index (CI) menurun  Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis.
 Left ventricular stroke work index mengedan saat BAB atau batuk)
(LVSWI) menurun  Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
 Ajarkan Teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
 Stroke volume index (SVI) menurun
Kolaborasi
4. Perilaku/emosional
 Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu
(tidak tersedia)  Kolaborasi pemberian antiangina (mis. nitrogliserin,
beta blocker, calcium channel blocker)
 Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver
Valsava (mis. pelunak tinja, antiemetic)
 Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan,
jika perlu
 Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu

Keterangan Skor
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat
*
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun
**
(1) (2) (3) (4) (5)
Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik
***
(1) (2) (3) (4) (5)

Referensi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. DPP PPNI: Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. DPP PPNI: Jakarta Selatan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. DPP PPNI: Jakarta Selatan.
Kondisi Klinis Terkait
Gagal jantung kongestif, Sindrom koroner akut, Stenosis mitral, Regurgitasi mitral, Stenosis aorta, Regurgitasi aorta, Stenosis trikuspidalis,
Regurgitasi trikuspidalis, Stenosis pulmonal, Regurgitasi pulmonal, Aritmia, Penyakit jantung bawaan.

Anda mungkin juga menyukai