Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN

KATETER URINE PADA KLIEN DENGAN SNH

DI IGD RSUD TUGUREJO

DISUSUN OLEH :

SITTI HARDIANTI HAMIDU

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


NAMA MAHASISWA : SITTI HARDIANTI HAMIDU

NIM : G3A017214

TANGGAL : 05 AGUSTUS 2018

TEMPAT : IGD RSUD TUGUREJO

1. IDENTITAS KLIEN:
a. Nama pasien : Tn. P
b. Umur : 60 th
c. Alamat : Wismasari

2. DIAGNOSA MEDIS : SNH

3. DASAR PEMIKIRAN :

Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak,
progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di
pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).
Stroke merupakan kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak. Salah satu akibat dari berhentinya suplai darah ke otak ini
adalah gangguan fungsi seperti hemiparesis dan fungsi fegetative yang
mengakibatkan kelemahan otot spingter. Hal ini bisa membuat klien inkontinensia
urin atau sebaliknya retensi urine. Retensi urine merupakan ketidakmampuan untuk
melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan untuk berkemih
sehingga kandung kemih menjadi penuh dan terasa nyeri, hal ini dibutuhkan
pemasangan drainase kateter (DC).
4. ANALISA SENTESA
trombus, emboli serebral

sumbatan aliran darah dan 02 serebral

inskemia jaringan serebral

gangguan fungsi neurologis

ketidakmampuan berkemih

terjadi retensi urine

harus di lakukan pemasangan drainase kateter

5. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN


Pemasangan kateter urine

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Retensi urine b/d blok otot spingter

7. DATA FOKUS
Tn. P 60 th di bawah ke IGD dengan kadaan tak sadarkan diri, sempat terjatuh
dirumah saat sedang menonton televisi, jatuh kearah depan dengan dahi menyentuh
lantai, TD: 203/90, N: 100×/m, S: 37,5°C, GCS : E1 M1 V1,
8. PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL
a. Siapkan peralatan dan identifikasi tipe dan ukuran kateter kit sesuai dengan uretra
pasien
Rasional : peralatan yang lengkap dapat melancarkan prosedur tindakan dan
ukuran yang sesuai mencegah terjadinya nyeri saat pemasangan serta ruptur
uretra.
b. Berikan privasi dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Rasional : menjalin kerjasama dan menjaga privasi klien
c. Atur tempat tidur untuk kenyamanan bekerja
Rasional : menjamin keamanan pasien
d. Bantu klien dengan posisi supinasi dengan kaki agak melebar
Rasional : merelaksasikan otot perut dan memberikan gambaran atau area
pemasangan kateter
e. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan diposabel untuk membersihkan daerah
penis dan perineal
Rasional : mengurangi transfer mikro organisme
f. Buka sarung tangan dan cuci tangan, gunakan sarung tangan steril
Rasional : mencegah terkontaminasi alat alat steril.
g. Pegang penis dengan tangan yg tidak dominan, dan tangan yang dominan
memegang selang kateter
Rasional : agar memudahkan prosedur pemasangan
h. Masukan kateter ke dalam meatus uretra kira kira (15-17 cm) secara perlahan
lahan sampai urin masuk ke urobag
Rasional : memberikan konfirmasi secara visual bahwa kateter sudah berada
dalam kandung kemih
i. Injeksi air steril kedalam baloon pelan pelan kira kira 15 cc setelah itu selang
kateter ditarik perlahan lahan
Rasional : baloon dapat mencegah urine keluar lewat uretra.
j. Lakukan fiksasi pada selang kateter di sekitar paha bagian dalam dan gantung
urobag lebih rendah dari kandung kemih
Rasional : mencegah selang kateter bergerak-gerak dan urobag yang rendah dapat
memudahkan drainase urine.

9. TUJUAN TINDAKAN
Tindakan pemasangan kateter urine merupakan tindakan yang bertujuan untuk
mengatasi retensi urine akibat stroke dengan mengeluarkan urine pada klien sehingga
distensi kandung kemih bisa berkurang.

10. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN TERSEBUT


DAN CARA PENCEGAHANYA
Pemasanga yang tidak memperhatikan prinsip steril dapat menyebabkan terjadinya
infeksi saluran kemih dan bisa juga terjadi ruptur uretra.
11. EVALUASI
S: -
O: penurunan kesadaran, GCS : 3 = E 1, M 1, V 1, urine keluar 250 cc setelah
pemasangan kateter
Vital sign : TD: 203/90 mmHg, N: 100 x/menit, S: 370C, RR: 20 x/menit,
SpO2 : 100%.
A: Masalah Retensi urine b/d blok otot spingter teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Monitor output urine dan lakukan perawatan kateter sampai kondisi
membaik.

Anda mungkin juga menyukai