Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN KATETER

PADA KLIEN DENGAN SNH DI RUANG ICU RSUD KMRT


WONGSONEGORO SEMARANG

DISUSUN OLEH :

Rohayani

NIM : G3A017267

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
Nama Mahasiswa : Rohayani
Nim : G3A017267
Tanggal : 10 Januari 2018
Tempat : ICU RSUD K.M.R.T Wongsonegoro

1. Identitas Klien : Ny. W (64 tahun)


2. Diagnosa Medis : Stroke Non Hemorargik (SNH)
3. Dasar Pemikiran :
Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul
mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif
Mansjoer, 2000).
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat
emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).
Stroke merupakan kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak. Salah satu akibat dari berhentinya
suplai darah ke otak ini adalah gangguan fungsi seperti hemiparesis dan
fungsi fegetative yang mengakibatkan kelemahan otot spingter. Hal ini
bisa membuat klien inkontinensia urin atau sebaliknya retensi urine.
Retensi urine merupakan ketidakmampuan untuk melakukan urinasi
meskipun terdapat keinginan atau dorongan untuk berkemih sehingga
kandung kemih menjadi penuh dan terasa nyeri, hal ini dibutuhkan
pemasangan drainase kateter (DC).
4. Analisa Sintesa
trombus, emboli serebral

sumbatan aliran darah dan 02 serebral

inskemia jaringan serebral

gangguan fungsi neurologis

ketidakmampuan berkemih

terjadi retensi urine

harus di lakukan pemasangan drainase kateter


5. Tindakan Keperawatan Yang Di Lakukan
Pemasangan kateter urine
6. Diagnosa Keperawatan
Retensi urine berhubungan dengan blok otot spingter
7. Data Fokus
Ny. W 64 tahun datang ke ICU dengan penurunan kesadaran, kejang
lebih dari 3 kali, SNH ulang, dan mengalami kelemahan anggota gerak
kanan, klien terpasang ET.
8. Prinsip Tindakan Dan Rasional
a. Siapkan peralatan dan identifikasi tipe dan ukuran kateter kit sesuai
dengan uretra pasien
Rasional : peralatan yang lengkap dapat melancarkan prosedur
tindakan dan ukuran yang sesuai mencegah terjadinya nyeri saat
pemasangan serta ruptur uretra.
b. Berikan privasi dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Rasional : menjalin kerjasama dan menjaga privasi klien
c. Atur tempat tidur untuk kenyamanan bekerja
Rasional : menjamin keamanan pasien
d. Bantu klien dengan posisi supinasi dengan kaki agak melebar
Rasional : merelaksasikan otot perut dan memberikan gambaran
atau area pemasangan kateter
e. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan diposabel untuk
membersihkan daerah vagina dan perineal
Rasional : mengurangi transfer mikro organisme
f. Buka sarung tangan dan cuci tangan, gunakan sarung tangan steril
Rasional : mencegah terkontaminasi alat alat steril.
g. Buka labia minora dengan tangan yg tidak dominan, dan tangan
yang dominan memegang selang kateter
Rasional : agar memudahkan prosedur pemasangan
h. Masukan kateter ke dalam meatus uretra kira kira (15-17 cm)
secara perlahan lahan sampai urin masuk ke urobag
Rasional : memberikan konfirmasi secara visual bahwa kateter
sudah berada dalam kandung kemih
i. Injeksi air steril kedalam baloon pelan pelan kira kira 15 cc setelah
itu selang kateter ditarik perlahan lahan
Rasional : baloon dapat mencegah urine keluar lewat uretra.
j. Lakukan fiksasi pada selang kateter di sekitar paha bagian dalam
dan gantung urobag lebih rendah dari kandung kemih
Rasional : mencegah selang kateter bergerak-gerak dan urobag
yang rendah dapat memudahkan drainase urine.
9. Tujuan Tindakan
Tindakan pemasangan kateter urine merupakan tindakan yang
bertujuan untuk mengatasi retensi urine akibat stroke dengan
mengeluarkan urine pada klien sehingga distensi kandung kemih bisa
berkurang.
10. Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan Tersebut Dan Cara
Pencegahanya
Pemasangan yang tidak memperhatikan prinsip steril dapat
menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih dan bisa juga terjadi ruptur
uretra.
11. EVALUASI
a. Pasien tampak lemah, GCS: 9, urine keluar 250 cc setelah
pemasangan kateter
b. Vital sign : TD: 203/90 mmHg, N: 100 x/menit, S: 370C, RR: 20
x/menit, SpO2 : 100%.
c. Masalah Retensi urine b/d blok otot spingter teratasi
d. Monitor output urine dan lakukan perawatan kateter sampai
kondisi membaik.

Anda mungkin juga menyukai