Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN ASIDOSIS METABOLIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
 
Adhika Septiana Efendi
Ahmad Zunanto
Aisyah Octafia
Jaelani
Mahrifatulloh
Sri Tuti Rahmawati
 
S1 KEPERAWATAN PROGRAM STUDI NERS (AKADEMIK)
INSTITUT MEDIKA DRG. SUHERMAN (IMDS)
TAHUN 2019
MANAGEMEN ASIDOSIS
METABOLIK
Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang
berlebihan,yang di tandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui system penyangga PH, darah akan benar benar
menjadi asam. Seiring dengan menurunnya PH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai
usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya ginjal juga akan berusaha mengkonpensasi
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak
asam dalam urin.
ETIOLOGI
a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika
mengkonsumsi suatu asam atau bahan yang diubah
menjadi asam.
b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan
sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit, salah satu
diantaranya adalah diabetes tipe 1.
c. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak
mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun
bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi
secara normal.
GAMBARAN KLINIS DAN
DIAGNOSA
Gejala dan tanda utama asidosis metabolic adalah kelainan
kardiovaskuler, neorologis dan fungsi tulang. Apabila pH
di bawah 7,1 maka terjadi penurunan kontraktilitas
jantung dan respons inotropik terhadap ketokolamin. Bisa
juga terjadi vasodilatasi perifier. Efek-efek ini dapat
menyebabkan terjadinya hipotensi dan disritmia jantung.
Gejala neorologis dapat berupa kelelahan hingga koma
yang di sebabkan oleh penurunan pH cairan serebrospinal,
dapat juga terjadi mual dan muntah. Gejala-gejala
neorologik lebih ringan pada asidosis metabolic di
bandingankan pada asidosis respiratorik,karena CO2 yang
larut dalam lemak lebih cepat menembus sawar darah otak
di bandingkan dengan HCO3- yang larut dalam air.
PENANGANAN DAN
PENGOBATAN
Tujuan penanganan asidosis metabolic adalah untuk
meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman, dan
mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk
dapat kembali ke batas aman pada pH 7,20 atau 7,25
hanya di butuhkan sedikit peningkatan pH. Asidosis
metabolic harus dikoreksi secara berlahan untuk
menghindari timbulnya komplikasi akibat pemberian
NaHCO3 IV berikut ini :
LANJUTAN……
Peningkatan cairan serebrospinal (CSF) dan penekanan pacu pernafasan,
sehingga menyebabkan berkurangnya konpensasi pernapasan.
Alkalosisis respiratorik respiratorik karena pasien cenderung
hiperventilasi selama beberapa jam setelah asidosis ECF terkoreksi.
Pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri pada komplikasi
alkalosis respiratorik,yang meningkatkan afinitas oksigen terhadap
hemoglobin dan mungkin mengurangi hantaran oksigen ke jaringan.
Alkalosis metabolic (karena tidak terjadi kehilangan bikarbonat potensial,
dan asam-asam keto dapat di metabolism kembali menjadi laktat ) pada
penderita ketoasidosis diabetic (DKA). Pemakaian insulin juga biasanya
dapat memulihkan keseimbangan asam basa ; namun penting untuk
melakukan pemantauan K+ serum selama asidosis dikoreksi ,karena
asidosis dapat menutupi kekurangan K+ yang terjadi.
Asidosis metabolic berat di sebabkan oleh koreksi asidosis laktat yang
berlebihan akibat henti jantung.
LANJUTAN…..
Hipokalsemia pungsional akibat pemberian NaHCO3 IV pada pasien
gagal ginjal dengan asidosis metabolic berat (asidosis dapat menutupi
hipokalsemia yang terjadi karena [Ca++] lebih mudah larut dalm
media asam;Ca++ kurang larut dalam medium basa ), sehingga
terjadi tetani,kejang dan kematian. Hemodialisis adalah penanganan
yang umum di lakukan pada asidosis metabolic.
Kelebihan beban sirkulai yang serius (hipervolemia ) pada pasien
yang telah mengalami kelebihan volume ECF, seperti pada gagal
jantung kongestif atau gagal ginjal. Larutan ringer laktat IV biasanya
merupakan cairan pilihan untuk memperbaiki keadaan asidosis
metabolic dengan selisia anion normal serta kekurngan volume ECF
yang sering menyertai keadaan ini
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN
Dx 1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan keseimbangan
asam basa akibat diabetes mellitus ditandai dengan pernafasan irregular (sesak
nafas), napas berbau keton,, RR meningkat >22-26 x/menit, pH < 7,35-7,45
mmHg, PCO2 >35-45 mmHg, HCO3 <22-26 mEq/L.
Intervensi :
Berikan penjelasan tentang kondisi sesak yang dialami
Rasional : KAD merupakan komplikasi dari penyakit DM yang dapat berpengaruh
pada masing-masing organ, yang salah satunya dapat terjadi gangguan pada
pernaasan
Tinggikan bagian kepala tempat tidur untuk memudahkan bernafas
Rasional : mengurangi penekanan saat pengembangan paru oleh diafragma
Anjurkan pasien banyak istirahat, hindarkan dari rangsangan psikologis yang
berlebihan
Rasional : mengurangi tingkat penggunaan energi yang tidak banyak diperoleh dari
glukosa melaikan dari benda keton
Kolaborasi dalam pemberian obat (Nabic), resusitasi cairan menggunakan 0,9% salin
dan terapi O2 sesuai indikasi dan pemeriksaan BGA.
Dx 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan ditandai dengan
mual,, muntah, poliuri, rasa haus, kelemahan, kulit dan membrane
mukosa kering, turgor kulit jelek.
Intervensi :
Lakukan pemasangan jalur IV line ekstremitas atas dan bawah.
Rasional : sebagai jalur resusitasi cairan yang tepat untuk memperbaiki
volume darah sirkulasi dengan pengganti cairan dan darah sesuai kebutuhan.
Pasang kateter urin tidak menetap
Rasional : memantau haluaran urin dan memonitor keadekuatan perfusi
ginjal.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemasangan kateter tekanan vena sentral
Rasional : petunjuk penggantian cairan serta dua atau lebih kateter IV untuk
penggantian cairan cepat dan pengambilan ketidakstabilan hemodinamik
Kolaborasi pemberian linger laktat
Rasional : RL digunakan pada awal penanganan karena
cairan ini mendekati komposisi elektrolit plasma untuk
mengganti kehilangan intravaskuler
Kolaborasi transfusi komponen darah sesuai program
Rasional : meningkatkan volume intravaskuler
Observasi tanda-tanda dehidrasi (mukosa kering, turgor
kulit menurun, pasien tampak lemah), balance cairan.
Rasional : haluaran urin yang buruk dapat
mengindikasikan ketidakadekuatan terapi cairan
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
pH <7,35, PCO2 normal (jika tidak di konpensasi ) atau < 35 mmHg (
jika dikonpensasi). PCO2 normal atau meningkat ( dengan pernapasan
yang dalam dan cepat ). SaO2 normal,bikarbonat < 22 mEq/L, kalium
> 5,3 mEq/L
THANKYOU FOR
WATCHING GUYS 

Anda mungkin juga menyukai