Anda di halaman 1dari 9

FORMAT

LAPORAN
ANALISA
JURNAL

No : 4 , Hari : Kamis, Tanggal 08 Oktober 2020

Nama Mahasiswa : Aisyah Octafia


NIM : 120316424
Nama Pembimbing : Ns. Yuli Erlina, S.Kep, M.Kep
Pencapaian Kompetensi dan : Dapat menyusun intervensi pada penderita Gagal Ginjal
Pilihan Tema * Kronik.

Tujuan Khusus isi Jurnal** : Intervensi keperawatan pada penderita Gagal Ginjal Kronik
yang sedang menjalani Hemodialisis.

Judul Jurnal : 1. INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PENDERITA


GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISIS : SISTEMATIK REVIEW
2. SELF MANAGEMENT TERHADAP PSYCHOSOCIAL
ADJUSTMENT PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS
DENGAN HEMODIALISA
3. Application of nursing care in patients with fluid and electrolyte
needs in hemodialisa room, labuang baji makassar’s hospital
Penulis Jurnal : 1. Hayyu Sitoresmi
2. Astuti
3. St. Suarniati
Sumber Publikasi : 1. Jurnal Ilmiah Keperawatan/ Fakultas
Keperawatan,Universitas Hasanuddin.
2. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 12, No.3 November 2017
3. Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt)
Waktu Publikasi Jurnal : I. Jurnal Nasional (1) : 28 Maret 2020
II. Jurnal Nasional (2) : November, 2017
III. Jurnal Internasional : September, 2019
Jenis Jurnal : 1. Jurnal penelitian
2. E-journal
Kesimpulan isi Jurnal : Kesimpulan Jurnal Nasional (1) : Terdapat enam intervensi berbeda
yang dapat dilakukan dalam fase hemodialisis oleh perawat dengan
durasi yang sesuai. Intervensi terapi inhalasi dilakukan oleh Nesami,
Espahbodi, Nikkhah, Shorofi, & Charati, (2013) menggunakan essens
lavender 10% selama lima menit saat akan kanulasi Arteriovenous
(AV) fistula. Bennett et al., (2016) sendiri memberi program latihan
resisten intradialitik sebanyak 20 kali repetisi pada jam pertama HD.
Pijat kaki dilakukan oleh Mastnardo et al., (2016) masing-masing 10
menit untuk tiap kaki. Intervensi lainnya seperti akupresur dilakukan
selama 15 menit oleh Hmwe, Subramanian, Tan, & Chong, (2014).
Penggunaan cairan dialisat dingin (35,50C), sepanjang HD 3-4 jam
telah diaplikasikan pada pasien hemodialisis (Rad, Jaghouri,
Sharifipour, & Rakhshani, 2017). Sedangkan terapi musik telah
diaplikasikan oleh Kutlu & Eren, (2014) dengan durasi 30 menit tiap
sesi HD

Kesimpulan jurnal Nasional (2) : Proses hemodialisis dilakukan


sebagai upaya untuk memperpanjang usia penderita. Proses ini
membantu penderita mengembalikan fungsi ginjal yang sudah rusak,
akan tetapi meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien dengan
gagal ginjal kronik (Smeltzer & Bare, 2002). Meskipun fungsi ginjal
untuk membersihkan darah dapat digantikan oleh mesin hemodialisis,
tetapi proses tersebut menimbulkan masalah kesehatan bagi pasien.
Ketergantungan pada mesin hemodialisis, juga menimbulkan masalah
baik fisik, psikologis, maupun sosial yang dirasakan sebagai beban
bagi penderitanya (Nurani & Mariyanti, 2002). Salah satu penyebab
terpuruknya keadaan psikososial klien dengan penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis adalah gagalnya beradaptasi dengan
keadaannya saat ini (Morton, Fontain, Hudak & Gallo, 2009)

Kesimpulan jurnal internasional : Salah satu terapi yang bisa


diberikan untuk penderita gagal ginjal kronik adalah terapi
hemodialysis. Intervensi yang akan dilakukan adalah untuk mengatasi
kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan disfungsi ginjal,
bertujuan selama 3x4 jam, Kelebihan volume cairan dapat dikurangi,
yang dibuktikan oleh keseimbangan cairan, keparahan overload
cairan minimal dan indikator fungsi ginjal yang adekuat. Intervensi
yang disusun adalah : (1) Pemantauan elektrolit : observasi hasil lab,
observasi hasil EKG, Observasi tanda-tanda terjadinya kelebihan atau
kekurangan elektrolit meliputi kalium dan natrium, pantau makanan
yang dikonsumsi klien. (2) Manajemen elektrolit : berikan edukasi
tentang pembatasan kalium dan natrium. (3) Pemantauan cairan :
tentukan lokasi dan derajat edema, kaji komplikasi pulmonal atau
kardivaskuler, pantau lingkar abdomen dan atau ekstremitas,
observasi adanya tanda-tanda perdarahan selama HD. (4) Manajemen
cairan : timbang berat badan setiap hari, kaji turgor kulit dan derajat
edema, kaji adanya distensi vena leher, CVP atau tekanan kapiler
paru, pantau TD, denyut nadi dan irama, hitung keseimbangan cairan,
pantau kecepatan QB pada saat HD, antau lama HD, batasi masukan
cairan, identifikasi sumber potensial cairan seperti medikasi dan
cairan yang digunakan untuk pengobatan oral dan intravena serta
makanan. (5) Manajemen hipervolemia : jelaskan pada pasien dan
keluarga alasan pembatasan cairan. (6) Manajemen eliminasi urine.

Kelebihan isi Jurnal :  Penggunaan kata yang tepat dan baku


 Isi jurnal singkat,padat dan jelas
 Tata cara penulisan isi abstrak sudah baik
Kekurangan isi Jurnal :  Space penulisan tidak teratur

Saran peningkatan kualitas Penulisan kalimat tidak bertele-tele


isi Jurnal
:
Link Jurnal : 1. Jurnal Nasional (1) :
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/451-Article
%20Text-1397-1-10-20200331.pdf
2. Jurnal Nasional (2) :
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/698-1181-1-
PB.pdf
3. Jurnal Internasional :
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/475-Article
%20Text-1607-2-10-20191016.pdf

FORMAT LAPORAN CASE STUDY


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa: Aisyah Octafia NIM: 120316424

Judul Laporan Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Kasus Gagal
(Asuhan Keperawatan) Ginjal Kronik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Penulis Laporan Kasus : Tri Handayani
Asal Institusi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Data Identitas Pasien : Nama pasien Tn.S, berumur 77 tahun, pasien berjenis
kelamin Laki-laki, beragama islam, suku Jawa, tempat
tinggal sekarang di Surakarta, Pendidikan SMP,
pekerjaan sebagai Wirausaha, biaya pengobatan
ditanggung oleh Askes/BPJS. Penulis mendapatkan
informasi dari Tn.S sebagai pasien. Diagnosa medis
Gagal Ginjal Kronik.

Tanggal Pasien Masuk RS : Masuk RS: 12 Oktober 2012


dan tanggal mulai dan akhir Tgl mulai perawatan: 13 Oktober 2012
perawatan (yang di laporkan) Tgl akhir perawatan: 28 Oktober 2012
Resume pasien (sejak masuk : pasien mengatakan BAK sedikit, pasien mengeluh sesak,
RS sampai dengan di kaji
urine output < 30 cc/jam. Pernafasan > 20 x/menit
(dalam dan cepat). Hasil AGD menurun. PH ↓, PCO2 ↓,
HCO3↓, adanya penggunaan otot bantu pernafasan,
pernapasan bau keton, hasil pemeriksaan aseton (+).
Kondisi umum saat dikaji : DS:
(data focus)
- Pasien mengatakan BAK sedikit
- Pasien mengeluh sesak
DO:
- Urine output < 30 cc/jam.
- Edema pada muka (hidung, bawah mata) ekstremitas.
- Peningkatan kadar kalium.
- Kadar ureum > 50 mg/dl.
- Creatinin : L : > 1,4 mg/dl.
P : > 1,2 mg/dl.
- Pernafasan > 20 x/mnt. (dalam dan cepat)
- Hasil AGD menurun. PH ↓, PCO2 ↓, HCO3↓.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan
- Pernapasan bau keton
- Hasil pemeriksaan aseton (+).

Masalah keperawatan : 1. Gangguan keseimbangan cairan dan


elektrolit : lebih dari yang dibutuhkan tubuh
berhubungan dengan penurunan filtrasi ginjal.
2. Gangguan keseimbangan asam-basa : asidosis
metabolic berhubungan dengan penimbunan
asam organic sebagai hasil sisa metabolisme.

Rencana tindakan yang akan : Terlampir


dilakukan
Tindakan yang dilakukan : Terlampir
oleh perawat
Evaluasi keperawatan : Terlampir
(evaluasi akhir)
Kesimpulan laporan kasus : - Hasil pengkajian pada Tn.S yang didapatkan antara
lain yaitu pasien mengatakan BAK sedikit, pasien
mengeluh sesak, urine output < 30 cc/jam. Pernafasan
> 20 x/menit (dalam dan cepat). Hasil AGD menurun.
PH ↓, PCO2 ↓, HCO3↓, adanya penggunaan otot
bantu pernafasan, pernapasan bau keton, hasil
pemeriksaan aseton (+), Edema pada muka (hidung,
bawah mata) ekstremitas, Peningkatan kadar kalium,
Kadar ureum > 50 mg/dl.

Diagnosa keperawatan yang muncul saat dilakukan


pengkajian pada Tn.S adalah
1. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit : lebih dari yang dibutuhkan tubuh
berhubungan dengan penurunan filtrasi ginjal.
2. Gangguan keseimbangan asam-basa : asidosis
metabolic berhubungan dengan penimbunan
asam organic sebagai hasil sisa metabolisme.

Saran untuk proses : Untuk laporan asuhan keperawatan sudah baik,


keperawatan intervensi dan implementasi sudah dilaksanakan dengan
baik.
Saran: mohon di evaluasi kembali pasien agar
tindakan/implementasi yang telah dilakukan benar-benar
berefek/bermanfaat bagi kesembuhan pasien.

N DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nursing Outcome
O KEPERAWATAN Nursing Intervention
Classification
Classification (NIC)
(NOC)
1. Gangguan Tujuan : 1. Observasi dan catat tanda-
keseimbangan
Setelah dilakukan tindakan tanda vital.
cairan dan elektrolit
: lebih dari yang keperawatan selama 14x24 2. Observasi turgor kulit.
dibutuhkan tubuh
jam, diharapkan gangguan 3. Hitung balance atau
berhubungan
dengan penurunan keseimbangan cairan dan keseimbangan cairan per 24
filtrasi ginjal.
elektrolit lebih dari yang jam.
Ds :
- Pasien dibutuhkan tubuh teratasi 4. Ukur dan catat urine tiap 24
mengatakan dengan kriteria hasil: jam, observasi intake dan
BAK  Urine output 30-50 output.
sedikit. cc/jam. 5. Observasi adanya edema
 Edema berkurang perifer.
Do :
atau hilang. 6. Kaji suara nafas dan bunyi
- Urine output
 Kadar elektrolit jantung.
< 30 cc/jam.
dalam batas normal.
7. Berikan diet rendah elektrolit,
- Edema pada  Intake dan output
seimbang. rendah garam.
muka
 Hasil lab normal
8. Batasi pemberian cairan
(hidung, Ureum : 10-50 mg/dl.
Kreatinin : maksimal ( urin yang
bawah mata)
L : 0,7-0,14 mg/dl.
keluar/jam + IWL ).
ekstremitas. P : 0,4-1,2 mg/dl.
9. Anjurkan pada pasien untuk
- Peningkatan
tidak mengkonsumsi pisang
kadar
ambon.
kalium.
10. Kolaborasi dengan tim
- Kadar
medis:
ureum > 50
- Untuk pemasangan
mg/dl.
kateter
- Creatinin :
- Pemberian cairan
L: > 1,4
parenteral.
mg/dl.
- Pemberian diuretik.
P : > 1,2
- Pemberian oksigen sesuai
mg/dl.
dengan kebutuhan
- Hemodialisa.
2. Gangguan Tujuan : 1. Monitor dan catat tanda-
Setelah dilakukan tindakan tanda vital (tekanan
keseimbangan
keperawatan selama 3x24 darah, nadi, pernafasan).
asam-basa : asidosis jam, diharapkan gangguan 2. Monitor dan catat intake-
keseimbangan asam-basa output.
metabolik
berhubungan asidosis metabolik teratasi 3. Monitor tingkat
dengan kriteria hasil: kesadaran.
dengan penimbunan
1. Pernafasan 12-20 4. Kolaborasi dengan tim
asam organik x/mnt. medis :
2. Hasil AGD dalam - Untuk pemberian oksigen
sebagai hasil sisa
batas normal sesuai dengan indikasi.
metabolisme. PH : 7,35-7,45 - Pemberian obat : bicnat
PCO2 : 35-45 sesuai dengan indikasi.
DS: mmHg. - Monitor hasil AGD dan
- Pasien mengeluh HCO3:21-25 aseton.
sesak. mmHg. - Hemodialisa.
Do : 3. Aseton (-).
- Pernafasan > 20 4. Pernafasan normal
x/mnt. (dalam dan dan tidak
cepat). menimbulkan bau
- Hasil AGD keton seperti bau
menurun. PH ↓, asam cuka.
PCO2 ↓, HCO3↓.
- Adanya
penggunaan otot
bantu pernafasan.
- Pernapasan bau
keton.
- Hasil
pemeriksaan Aseton
(+).

Anda mungkin juga menyukai