Anda di halaman 1dari 8

Manuskrip

LITERATUR REVIEW : TERAPI PIJAT


REFLEKSI KAKI PADA PASIEN HEMODIALISIS
YANG MENGALAMI KECEMASAN
1.
Adum Rivaldi Rusdiansyah, 2. Fauzia H. Wada, 3. Ashar Prima

1.
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Diploma 3,Jurusan Keperawatan, Sekolah
tinggi ilmu kesehatan Bani Saleh
2.
Departemen Keperawatan Maternitas, Jurusan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bani Saleh
3.
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Jurusan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bani Saleh

SUBMISSION TRACK A B S T R A C T

Gagal Ginjal Kronis (GGK) menjadi masalah besar


dunia karena tidak dapat disembuhkan yang identik
dengan hilangnya fungsi ginjal jangka panjang.
KEYWORDS
Pasien yang menjalani hemodialisis mengalami
Hemodialysis, Foot Reflexology, Anxiety, berbagai masalah diantaranya kecemasan, Sehingga
Literature Review diperlukan terapi komplementer yang dapat dijadikan
CORRESPONDENCE pilihan dalam penanganan kecemasan. Salah satu
intervensi yang bisa digunakan adalah pijat refleksi
Phone: 085899665442
kaki. Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui
E-mail: adumrivaldi3@gmail.com pengaruh pijat refleksi kaki pada pasien hemodialisis
dengan masalah kecemasan. Desain dalam karya tulis
ilmiah ini adalah literatur review pencarian
menggunakan electronic data base yaitu google
schoolar. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian adalah hemodialysis, foot reflexology,
anxiety. Kriteria inklusi yang digunakan pada artikel
yaitu dapat diakses full text tersedia berbahasa inggris
dan indonesia tahun jurnal yang digunakan dibatasi
sepuluh tahun terakhir, hasil didapatkan dua jurnal
dari google schoolar, dari kedua jurnal membahasa
keefektifan dari pijat refleksi kaki terhadap
penurunan kecemasan pada pasien hemodialysis.
Hasil telaah literature menunjukan bahwa pijat
refleksi kaki sudah terbukti mudah dilakukan dan
efektif bagi pasien hemodialisa yang mengalami
kecemasan.

Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


FIRST AUTHOR / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.X. NO. X(XXXX)

I. PENDAHULUAN Rumah Sakit Seluruh Indonesia). Menurut


Gagal ginjal kronis (GGK) menjadi riskesdas (2018) menunjukkan bahwa
masalah besar dunia karena tidak dapat prevalensi penyakit gagal ginjal kronik di
disembuhkan yang identik dengan hilangnya indonesia pada usia ≥ 15 tahun mengalami
fungsi ginjal jangka panjang. Menurut peningkatan sebanyak 3,8% pada tahun
(Anothaisintawee, Rattanasiri, Ingsathit, 2018, dan Prevalensi orang yang menjalani
Attia, & Thakkinstian, 2009) bahwa GGK hemodialisis ≥ 15 tahun yaitu 19,3%.
menjadi beban kesehatan global yang provinsi jawa barat dilaporkan terdapat
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi 19,3% orang yang menjalani hemodialisis
sehingga akan mempengaruhi sistem (Rama, et al, 2020).
perekonomian global sebuah negara, dan
juga menjadi faktor risiko independen untuk Terapi GGK membutuhkan perawatan
penyakit kardiovaskular. Selain itu, GGK khusus seperti dialisis atau transplantasi
juga berkaitan dengan meningkatnya faktor ginjal. Banyak orang menggunakan dialisis
resiko premature mortality dan penurunan untuk mengobati GGK sehingga
kualitas hidup. menyebabkan bertambahnya usia harapan
hidup dan memiliki usia yang lebih panjang
Populasi GGK cenderung meningkat dari
(J., L., M., & F., 2017). Terapi hemodialisis
tahun ke tahun. World Health Organization
akan merubah ritme kehidupan seseorang,
(WHO) menerangkan bahwa data
baik bagi pasien maupun keluarganya.
pertumbuhan jumlah penderita GGK di dunia
Perubahan yang terjadi meliputi pola makan,
pada tahun 2013 meningkat sebesar 50% dari
pola minum, pola tidur, terapi obat-obatnya,
tahun sebelumnya dan di Amerika angka
dan aktivitas kehidupannya yang terjadi
kejadian penyakit ginjal kronik meningkat
dirumah serta di masyarakat, hal ini menjadi
sebesar 50% pada tahun 2014 dan setiap
suatu perhatian khusus, karena penyakit
tahun 200.000 orang Amerika menjalani
GGK akan menimbulkan berbagai macam
hemodialisis. Prevalensi GGK di seluruh
gangguan lainnya.
dunia diprediksi mencapai 8-16% dari
populasi penduduk atau 2-3% dari populasi
Dalam 3 dekade terakhir, faktor
dunia saat ini menderita gagal ginjal kronis.
psikologis telah menarik lebih banyak
Jumlah pasien penyakit ginjal teminal di
perhatian pada tahap akhir seperti pasien
Indonesia sekitar 50 orang per satu juta
dengan gagal ginjal kronis. Penelitian
penduduk (Data & Informasi Perhimpunan sebelumnya telah melaporkan beberapa

2
masalah psikologis seperti ide bunuh diri, dengan serius. Kecemasan yang tidak
depresi, kecemasan, gangguan seksual, ditangani dengan serius akan berdampak
masalah interpersonal, paranoia, keluhan negatif untuk pasien hemodialisis,
fisik, gangguan kompulsif, psikosis, agresi, diantaranya menurunnya kualitas hidup,
dan fobia meskipun para peneliti tidak stres, depresi, ketergantungan pada orang
sepakat dalam hal prevalensi dan intensitas lain, lamanya proses hemodialisis kesulitan
masalah ini di antara pasien HD bahwa 10% dalam mempertahankan pekerjaan, finansial,
pasien HD memiliki riwayat gangguan ancaman kematian perubahan konsep diri,
kejiwaan sementara itu hanya 2,5% pada perubahan peran serta perubahan interaksi
populasi umum. Pasien yang menjalani sosial (Finnegan-John & Thomas, 2013).
Hemodialisis (HD) untuk waktu yang lama,
menderita tekanan fisik dan psikologis, dan Penanganan kecemasan sudah dilakukan
mengalami perubahan serius dalam gaya secara farmakologis yaitu dengan
hidup dan kepribadian (Mahdavi, Gorji, memberikan obat anti kecemasan, namun
Gorji, Yazdani, & Ardebil, 2013) keadaan ini memerlukan pendekatan
multidisiplin untuk menurunkannya.
Kecemasan adalah psikopatologi lain Perawat juga memegang peranan penting
yang sering terjadi bersama dengan GGK / dalam hal ini, yaitu dengan memberikan
ESRD. Kecemasan adalah keadaan intervensi nonfarmakologis sebagai terapi
emosional dalam dimana individu complementer dalam penanganan
mengalami ketakutan, ketidakpastian, dan kecemasan. Salah satu terapi komplementer
takut karena mengantisipasi situasi yang yang dapat dijadikan pilihan dalam
mengancam. Gangguan kecemasan, tidak penanganan kecemasan untuk pasien yang
seperti keadaan kecemasan singkat yang menjalani hemodialisis yaitu pijat refleksi
disebabkan oleh peristiwa stres, berlangsung kaki. (Rama Ariwijaya, Eka Yulia Fitri. Y,
setidaknya 6 bulan, meluas dan bisa menjadi 2020; )(Prima, Pangastut, Setiyarini, &
lebih buruk tanpa perawatan, prevalensi Effendy, 2020)
kecemasan pada pasien GGK yang menjalani
hemodialisis sekitar 12% sampai 52% (Goh Terapi pijat refleksi kaki telah digunakan
& Griva, 2018) sebagai salah satu bagian dari terapi
komplementer untuk pasien yang berbeda
Masalah kecemasan pada pasien yang kondisi kesehatan. Pijat refleksi kaki sebagai
menjalani hemodalisis sangat umum terjadi, salah satu jenis terapi pijat, merangsang
akan tetapi masalah tersebut tidak ditangani refleks / refleksologi spesifik area dengan

3
FIRST AUTHOR / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.X. NO. X(XXXX)

kaki dan dapat meningkatkan homeostasis. II. METHODS


Area refleks adalah perwakilan dari tubuh Metode dalam penulisan karya tulis ilmiah
yang berbeda organ yang dapat dirangsang ini adalah dengan menggunaan studi
melalui jalur saraf atau aktivitas yang literature review. Studi literature review
menyerupai hormon. Tekanan diterapkan adalah uraian tentang teori, temuan dan
pada intervensi pijat refleksi gagal kristal bahan penelitian lain yang diperoleh dari
kalsium dan asam urat di jalur saraf dan bahan acuan untuk dijadikan landasan
menyebabkan respons psikologis. (Bahrami kegiatan penelitian untuk menyusun
et al, 2019) (Pamungkas, Prima, Wada, & kerangka pemikiran yang jelas dari
Astuti, 2021) perumusan masalah yang ingin diteliti.
adapun strategi Pencarian literature
Refleksologi pada subjek telah dilakukan dengan mencari publikasi artikel
ditunjukkan dalam berbagai uji klinis. dari literatur pendidikan kesehatan dan
Penelitian telah menunjukkan bahwa medis, pencarian dilakukan menggunakan
refleksologi mengurangi kecemasan, mual database: ProQuest dan pubmed/NCBI
dan muntah, nyeri, sulit tidur dan kelelahan. pencarian literature menggunakan key word
Di satu studi khusus yang dilakukan pada Hemodialysis, Foot Reflexology, Anxiety.
pasien dengan gagal ginjal kronis dan pasien dari hasil pencarian di database, ditemukan
hemodialisis, refleksologi terbukti memiliki 438 artikel yang relevant sesuai key word
efek positif pada kram, kelelahan, emosi dan dan dengan rentang waktu 10 tahun terakhir,
sistem kekebalan tubuh (Özdemir et al, terdiri dari google Schoolar. lalu membaca
2013) (Nissa, Wada, Astuti, Batubara, & judul satu persatu dan melakukan pemilihan
Prima, 2021) jurnal sesuai dengan kriteria inklusi hanya
didapatkan 2 jurnal yang sesuai dengan key
Penggunaan terapi komplementer dan word.
alternatif pijat refleksi kaki pada pasien
Identifikasi Abstrak
hemodialisis untuk menurunkan kecemasan
sudah pernah dilakukan, sehingga peneliti
Data base: Google Google
tertarik untuk mengetahui efek dari pijat Schoolar schoolar
Kata kunci: Hemodialysis, N=438
refleksi kaki untuk menurunkan kecemasan foot reflexology, anxiety

pada pasien hemodialisis.


10 tahun
terakhir

2 artikel (google schoolar)

4
berbicara bahasa Marathi atau
bahasa Inggris, dan menerima
perawatan hemodialisis dua kali
seminggu. Sampel dengan sakit
Full text serius atau tidak sadar, tidak ada
Berbahasa indonesia dan inggris luka, atau cedera pada kaki dan
Tidak berbayar yang memiliki neuropati perifer
atau masalah vaskular pada
ekstremitas bawah dikeluarkan dari
III. HASIL DAN PEMBAHSAN penelitian. (Choudhari, Potdar,
Pembahasan hasil telaah evidance base Hiremath, & Kharat, 2017)
berdasarkan teori dan hasil penelitian
b. Intervensi
didapatkan sebagai berikut :
intervensi yang dilakukan oleh
a. Karakteristik Responden Dehghanmehr et al, pada tahun (2019)
dilakukan intervensi satu jam
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dehghanmehr et al, pada tahun (2019) setelah memulai dialisis, pasien
penelitian dilakukan pada jenis ditempatkan pada posisi terlentang;
kelamin laki-laki dan perempuan lalu, ibu jari itu didorong langsung
yang mendapatkan reflexology,
berdasarkan kriteria inklusi tidak pada titik jaringan surya selama 10
ada peristiwa yang membuat stres menit untuk setiap kaki. Selama
pada tahun lalu (mis. kematian empat minggu, ini dilakukan secara
karena penutupan relatif), tidak ada
rotasi, pada tekanan 3 - 4 kg, dan
depresi dan kecemasan yang
parah, minimal usia 18 tahun, tiga kali seminggu. Untuk
durasi hemodialisis minimum enam mencegah hipotensi selama pijatan,
tahun bulan, dan menjalani dialisis
pasien ditanyai untuk berbaring di
tiga kali seminggu masing-masing
berlangsung selama empat jam. sisi kiri. (Dehghanmehr, et al., 2019)
(Dehghanmehr, et al., 2019)

penelitian yang dilakukan oleh Selanjutnya intervensi yang dilakukan oleh


Choudhari et al, pada tahun (2017) Choudhari et al, pada tahun (2017) dilakukan
penelitian ini dilakukan 40 sampel intervensi pada kelompok eksperimen
diberikan masing-masing dalam Setelah pre-test, kelompok eksperimen
kelompok eksperimen 20 dan menerima refleksologi kaki dua kali dalam
kontrol 20 dengan pengambilan seminggu selama 3 minggu berturut-turut
sampel yang mudah. Sampel yang dan setiap sesi berlangsung selama 20 menit
termasuk dalam penelitian ini di mana kelompok kontrol mengikuti
adalah yang memenuhi kriteria manajemen rutin rumah sakit. Pada akhir
inklusi dengan usia 18-65 tahun, minggu ke-3, tingkat kecemasan post-test

5
FIRST AUTHOR / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.X. NO. X(XXXX)

dinilai dengan alat yang sama. (Choudhari depresi pasien yang menjalani
et al., 2017) hemodialisis. Dalam akupresur
c. Efektivitas berbagai jalur energi, tekanan poin

Berdasarkan hasil penelusuran dirangsang melalui pijat dan

literature diketahui bahwa koreksi aliran energi, yang memicu

refleksologi efektif terhadap respons yang tepat di berbagai

kecemasan pada pasien organ dan kelenjar tubuh. Prosedur

hemodialisa. penelitian yang ini merangsang sekresi

dilakukan oleh Dehghanmehr et al, neurotransmiter dan

tidak ada perbedaan yang hormon adrenokortikotropik dan

signifikan antara ketiga kelompok dimediasi endorfin mekanisme,

dalam hal depresi (P = 0,051) dan dengan demikian mengurangi

kecemasan (P = 0,11). kecemasan dan depresi Sejauh ini,

Perbandingan skor rata-rata depresi pijat refleksi telah dijelaskan

dan kecemasan antara ketiga dengan referensi teori kontrol

kelompok setelah intervensi gerbang rasa sakit, teori impuls

mengungkapkan perbedaan yang saraf, peningkatan sekresi endorfin

signifikan antara ketiga kelompok dan enkephalin, membaik aliran

dalam hal kedua variabel (P darah, dan aliran limfatik.

<0,001). Analisis statistik (Dehghanmehr, et al., 2019)

menunjukkan itu skor depresi dan


Hasil penelitian oleh Choudhari et al,
kecemasan berbeda secara
menunjukkan bahwa pijat refleksi kaki
signifikan setelah intervensi antara
efektif untuk mengurangi tingkat kecemasan.
dua kelompok eksperimen dan
pada kelompok eksperimen, skor kecemasan
kontrol grup (P <0,001).
rata-rata adalah 24,5 dan pada kelompok
Direkomendasiikan bahwa
kontrol, skor rata-rata kecemasan pra-tes
akupresur dan refleksologi dapat
adalah 23,45. Nilai t-test tidak berpasangan
memiliki dampak positif pada
adalah 0,62 membuktikan bahwa tidak ada
mitigasi pasien depresi dan
perbedaan yang signifikan secara statistik
kecemasan. Berkat kemudahan
dalam tingkat kecemasan antara kelompok
aplikasi, metode ini dapat
eksperimen dan kontrol dalam pre-test di
digunakan oleh perawat untuk
<0,05. (Choudhari et al., 2017)
mengurangi kecemasan dan

6
IV. KESIMPULAN pijat refleksi kaki secara signiftikan mampu

Dari hasil penelusuran studi literatur review menurunkan kecemasan pada pasien yang

didapatkan 2 artikel yang melaporkan bahwa menjalani hemodialisis.

REFERENCES

Anothaisintawee, T., Rattanasiri, S., Ingsathit, A., Attia, J., & Thakkinstian, A. (2009).
Prevalence of chronic kidney disease: A systematic review and meta-analysis. Clinical
Nephrology, 71(3), 244–254. https://doi.org/10.5414/CNP71244
Bahrami, T., Rejeh, N., Heravi-Karimooi, M., Tadrisi, S. D., & Vaismoradi, M. (2019). The
effect of foot reflexology on hospital anxiety and depression in female older adults: A
randomized controlled trial. International Journal of Therapeutic Massage and
Bodywork: Research, Education, and Practice, 12(3), 16–21.
https://doi.org/10.3822/ijtmb.v12i3.429
Choudhari, S. K., Potdar, N., Hiremath, P., & Kharat, D. (2017). A study to assess
effectiveness of foot reflexology on anxiety of patients undergoing hemodialysis in
tertiary care hospital, Karad. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research,
10(7), 345–348. https://doi.org/10.22159/ajpcr.2017.v10i7.18602
Finnegan-John, J., & Thomas, V. J. (2013). The Psychosocial Experience of Patients with
End-Stage Renal Disease and Its Impact on Quality of Life: Findings from a Needs
Assessment to Shape a Service. ISRN Nephrology, 2013, 1–8.
https://doi.org/10.5402/2013/308986
Goh, Z. S., & Griva, K. (2018). Anxiety and depression in patients with end-stage renal
disease: Impact and management challenges – A narrative review. International Journal
of Nephrology and Renovascular Disease, 11, 93–102.
https://doi.org/10.2147/IJNRD.S126615
J., S., L., H., M., A. T., & F., I. (2017). Quality of Life of Chronic Kidney Disease Patients
With Routine Hemodialysis in General Hospitals in Sleman Yogyakarta. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 9(2), 213.
https://doi.org/10.22159/ijpps.2017v9i2.15844
Mahdavi, A., Gorji, M. A. H., Gorji, A. M. H., Yazdani, J., & Ardebil, M. D. (2013).
Implementing Benson’s relaxation training in hemodialysis patients: Changes in
perceived stress, anxiety, and depression. North American Journal of Medical Sciences,
5(9), 536–540. https://doi.org/10.4103/1947-2714.118917
Nissa, C., Wada, F. H., Astuti, P., Batubara, S. T., & Prima, A. (2021). Studi Literatur :
Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Gangguan Tidur Pada lansia. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Imelda, 7(1), 8–13.

7
FIRST AUTHOR / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.X. NO. X(XXXX)

Özdemir, G., Ovayolu, N., & Ovayolu, Ö. (2013). The effect of reflexology applied on
haemodialysis patients with fatigue, pain and cramps. International Journal of Nursing
Practice, 19(3), 265–273. https://doi.org/10.1111/ijn.12066
Pamungkas, latif F., Prima, A., Wada, F. H., & Astuti, P. (2021). Studi Literatur: Pengaruh
Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Imelda, 7(1), 14–19.
Prima, A., Pangastut, H. S., Setiyarini, S., & Effendy, C. (2020). The Effectiveness of Foot
Reflexology Massage in Reducing Cortisol Saliva Levels as a Biomarker of Stress for
Patients with Cancer. International Journal of Research in Pharmaceutical Science,
11(4), 7577–7584. https://doi.org/https://doi.org/10.26452/ijrps.v11i4.3965
Rama Ariwijaya, Eka Yulia Fitri. Y, K. A. (2020). Pengaruh terapi kombinasi relaksasi
terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa, 3.

Anda mungkin juga menyukai