Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN TINGKAT OVERHIDRASI PADA PASIEN

HEMODIALISA DI RSKG NY. R.A. HABIBIE BANDUNG TAHUN 2019

ROSE ROSMAWATI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

Email : roserosmawati5@gmail.com

ABSTRAK

Hemodialisa (HD) merupakan penatalaksanaan terapi ginjal pengganti bagi pasien Gagal
Ginjal Kronik, dilakukan dua sampai tiga kali seminggu selama empat sampai lima jam tiap kali
HD. Masalah yang sering dihadapi adalah overhidrasi yang ditandai dengan edema dan
penambahan berat badan berlebih diantara dua waktu dialisis yang dapat mempengaruhi
Interdialytic Weight Gain (IDWG). Peningkatan IDWG dapat disebabkan oleh berbagai macam
faktor baik faktor internal yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, stres,
self efficacy. Self efficacy yang tinggi memegang peran penting terhadap keyakinan dan
kemampuan melakukan perawatan diri terhadap penyakitnya. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan efikasi diri dengan tingkat overhidrasi pada pasien yang menjalani
hemodialisis
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif korelasi. Tehnik pengambilan sampel
purposive sampling dengan 72 sampel pasien yang menjalani hemodialisis rutin. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner efikasi diri pengembangan teori bandura dengan uji validitas dan
reliabilitas dan lembar observasi IDGW. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan
spearman rank (rho).
Hasil penelitian univariat setengah responden memiliki efikasi rendah (50.0%), sebagian
besar responden memiliki tingkat overhidrasi berat (77.8%) dan hasil bivariat untuk uji korelasi
menggunakan spearman rank (rho) terdapat hubungan sangat rendah efikasi diri dengan tingkat
overhidrasi pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan nilai p-velue 0.037 < α 0,05 dengan
koefisiensi korelasi 0.031.
Diharapkan perlu memotivasi diri untuk meningkatkan efikasi diri sehingga bisa mengendalikan
diri dalam membatasi asupan cairan. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lain
yang dapat mempengaruhi efikasi diri seperti dukungan keluarga dan faktor yang mempengaruhi
kejadian overhidrasi.

Kata Kunci : Efikasi Diri, Hemodialisa, Overhidrasi


Daftar Pustaka : 42 Buku, 27 Jurnal, 3 Website (2005-2019)
PENDAHULUAN filtrasi glomerulus selama lebih dari 3 bulan.
(Papadakis & J. Mcphee, 2016).
Gagal ginjal merupakan suatu
Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
keadaan dimana terjadinya penurunan fungsi
merupakan masalah kesehatan besar
ginjal secara optimal untuk membuang zat-
masyarakat di seluruh dunia. Selain sulit
zat sisa dan cairan yang berlebihan dari
disembuhkan, biaya perawatan dan
dalam tubuh (Markum, 2015). Gagal ginjal
pengobatannya pun sangat mahal, secara
kronik (GGK) merupakan penyakit dengan
global lebih dari 500 juta orang mengalami
penyebab yang sangat beragam yang
gagal ginjal kronik (Supriyadi, dkk., 2011).
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
Jumlah pasien gagal ginjal kronis terus
secara bertahap dan dalam waktu yang
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012
lama. Pasien bisa dikatakan gagal ginjal
berdasarkan United State Renal Data System
kronik jika mengalami penurunan laju
annual data report 2014 di Amerika Serikat
terdapat 636.905 jiwa yang mempunyai Salah satu pilihan terapi untuk pasien
penyakit gagal ginjal kronis jumlah tersebut gagal ginjal kronik adalah hemodialisis
meningkat 3,7% dari tahun 2011. Di (HD). Hemodialisis dilakukan untuk
Indonesia jumlah pasien baru gagal ginjal mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau
kronis pada tahun 2017 berdasarkan data racun tertentu dari peredaran darah manusia,
report of indonesin renal registry yaitu seperti kelebihan ureum, kreatinin, asam
sebanyak 30.831 jiwa dan pasien aktif urat, dan zat-zat lain melalui membran
menjalani terapi sebanyak 77.892 jiwa. semipermeable (Rahman, Kaunang, & Elim,
Jumlah tersebut terus meningkat dari tahun 2016). Pasien hemodialisa memiliki berat
ke tahun yang mana pada tahun 2007 pasien badan kering atau Interdialytic Weight Gain
dengan penyakit gagal ginjal kronis hanya (IDWG), yang dimana berat badan ini
6.862 jiwa. merupakan berat badan yang tidak adanya
Provinsi Jawa Barat merupakan penumpukan cairan dalam tubuh (edema)
provinsi di Indonesia yang berkontribusi dan menjadi tolak ukur terhadap kenaikan
cukup besar dalam penyakit gagal ginjal berat badan setiap dilakukan hemodialisa.
kronik dan terus mengalami peningkatan, Kenaikan berat badan pasien hemodialisa
pada tahun 2009 tercatat ada 2.003 penderita dari berat badan kering dianjurkan tidak
gagal ginjal konik, pada tahun 2010 lebih dari 5%. Persentase kenaikan badan
meningkat menjadi 2.412 penderita, pada kering / IDWG terbagi dalam tiga klasifikasi
tahun 2011 tercatat sebanyak 3.038 yaitu ringan (sebanyak 2-4%) , sedang
penderita, jumlah hanya berasal dari rumah (sebanyak 5-6%) dan berat (sebanyak 6-8%).
sakit yang mempunyai unit hemodialisa, Berat badan kering / IDWG dijadikan tolak
sehingga insidensi dan prevalensi pasien ukur untuk menentukan ultrafiltrasi pada
yang menderita gagal ginjal kronik jauh setelan program hemodialisa agar terapi
lebih banyak dari jumlah tersebut. Kota menjadi adekuat. Apabila berat badan pasien
Bandung prevalensi gagal ginjal kronik hemodialisa setiap terapi melebihi dari
sebanyak 0,6 % dan menduduki urutan ke 4 anjuran (overhidrasi) dapat mengakibatkan
jumlah penyakit gagal ginjal kronik setelah keluhan seperti mudah lelah, sesak, edema
Sumedang, Banjar dan Cianjur (Indonesia pada paru, ascites, edema pada ekstremitas,
Renal Registry, 2012). hingga kematian (Kresnawan Triyani, 2010).
Laporan prevalensi kenaikan reward dalam hidupnya akan
Interdialytic Weight Gain (IDWG) di mempersepsikan diri secara positif sehingga
beberapa negara mengalami kenaikan, terbentuklah keyakinan akan kemampuan
sekitar 9,7% - 49,5% di Amerika Serikat dan diri. Sebaliknya, seseorang yang sering
9,8% - 70% di Eropa (Pusat Data dan mendapatkan punishment (hukuman), akan
Informasi Kementerian Kesehatan RI., mempersepsikan dirinya secara negatif
2017). Peningkatan IDWG dapat disebabkan cenderung merasa bahwa dirinya tidak dapat
oleh berbagai macam faktor baik faktor melakukan apa-apa sehingga ketika
internal yang meliputi usia, jenis kelamin, dihadapkan dengan suatu masalah akan
tingkat pendidikan, rasa haus, stres, self mudah menyerah (Prestiana, 2012).
efficacy, maupun faktor eksternal yaitu Oleh karena itu individu dengan
dukungan keluarga dan sosial serta jumlah efikasi diri yang tinggi akan lebih mampu
intake cairan (Mustikasari, 2017). untuk mengelola penyakitnya dari pada
Teori kognitif sosial Bandura orang yang memiliki efikasi diri yang rendah
menyebutkan bahwa keyakinan self-efficacy (Sulistyaningsih & Dwi R, 2012).
mempengaruhi pilihan seseorang dalam Berdasarkn hasil studi pendahuluan
membuat atau menjalankan tindakan yang dengan wawancara dan meminta data dari
ingin mereka capai. Keyakinan ini juga rekam medis sehingga peliti ingin melihat
dapat membantu menentukan sejauh mana adakah hubungan efikasi diri dengan tingkt
usaha yang akan dikerahkan seseorang overhodrasi pada pasien yang menjalani
(Shunk, 1981 dalam Mukhid, 2009). hemodialisis di RSKG NY R.A Habibie
Efikasi diri tidak secara kebetulan Kota Bandung.
muncul dalam diri seorang individu. Ini TUJUAN PENELITIAN
berkembang dalam diri individu melalui Tujuan Umum
pengamatan-pengamatan terhadap akibat- Untuk mengetahui hubungan efikasi diri
akibat tindakan yang dilakukannya. Reward dengan kejadian overhidrasi pada pasien
dan punishment (hukuman) yang diterima hemodialisa di RSKG NY. R. A Habibie
individu dari lingkungannya atas tindakan Bandung Tahun 2019.
yang dilakukan dapat membentuk persepsi Tujuan Khusus
diri individu terhadap kemampuan diri.
Seseorang yang lebih sering mendapatkan
a. Mengidentifikasi karakteristik jenis Hemodialisis di RSKG NY R.A.
kelamin, usia, serta lamanya Habibie Bandung
hemodialisa.
Jenis Data Frekuen %
b. Mengidentifikasi tingkat efikasi diri si (n)
pada pasien hemodialisa. Usia
Remaja 8 11.
c. Mengidentifikasi kejadian overhidrasi Akhir 11 1
pada pasien hemodialisa. Dewasa 18 15.
Awal 15 3
d. Mengetahui keeratan hubungan antara Dewasa 20 25.
efikasi diri dengan kejadian Akhir 9
Lansia 20.
overhidrasi pada pasien hemodialisa. Awal 8
Lansia 27.
Akhir 8
Jenis Kelamin
METODE PENELITIAN Laki- 43 59.
Laki 29 7
Penelitian ini menggunakan desain Perempu 40.
penelitian Deskriptif Korelasi. Populasi an 3
Pendidikan
dalam penelitian ini adalah pasien rutin yang SD 5 6.9
menjalani hemodialisis di RSKG NY R.A SMP 12 16.
SMA 33 7
Habibie Kota Bandung sebnyak 198 Paien. PT 22 45.
Sampel didapatkan dengan teknik purposive 8
39.
sampling sehingga didaptkan jumlah sampel 6
72 responden. Pengumpulan data dilakukan Lama
Menjalani 30 41.
dengan menggunakan instrumen berupa Hemolialisis 14 7
kuesioner efikasi diri dan lembar observasi < 12 28 19.
Bulan 4
IDWG. Analisa dilakukan bertahap,analisa 12-24 38.
univariat untuk mengetahui gambaran Bulan 9
> 24
tingkat efikasi diri dan tingkat overhidrasi Bulan
dan bivariate dengan spearman rank (rho). Total 72 100
Berdasarkan hasil penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukan bahwa kurang dari setengah
a. Karakterisitik Responden
responden berdasarkan usia menunjukan
Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
lansia akhir 27.8%. Hal tersebut sesuai
Pendidikan dan Lamanya menjalani
dengan Smeltzer (2009) bahwa fungsi renal
akan berubah bersamaan dengan Penelitian ini dibuktikan oleh
bertambahnya usia. Sesudah usia 40 tahun Hidayati (2008) dan Nugroho (2015), yang
atau dewasa akhir akan terjadi penurunan juga menyimpulkan ada hubungan antara
laju filtrasi glomelurus secara progresif konsumsi minuman suplemen dengan
hingga usia 70 tahun, kurang lebih 50% dari kejadian gagal ginjal kronik sehingga
normal. Dengan perubahan tersebut fungsi peneliti menyimpulkan bahwa jenis
ginjal akan berkurang kemampuannya dalam kelamin laki-laki lebih beresiko terkena
merespon perubahan cairan dan elektrolit penyakit ginjal kronik yang diakibatkan
yang akut. Menurut penelitian yang karena kebiasaan buruk seperti merokok dan
dilakukan oleh Aisara, Azmi dan Yanni mengkonsumsi suplemen yang dapat
(2018) dalam penelitiannya yang mana mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
sebanyak (62.5%) orang yang mengalami bahkan kerusakan anatomi dan fisiologi
penyakit ginjal kronik yaitu pada rentan usia ginjal.
40-60 tahun.Berdasarkan hal tersebut
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Hasil penelitian menunjukan bahwa kurang dari setengah responden yang
lebih dari setengah responden yang berjenis berpendidikan SMA sebanyak 45.8%.
kelamin laki-laki sebanyak 59.7%, dengan Pendidikan memberikan pengaruh pada
bertambahnya usia akan mengalami wawasan dan pengetahuan dalam
pembesaran prostat yang dapat menghadapi sesuatu. Hal ini dikuatkan oleh
menyebabkan terjadinya obstruksi dan teori menurut Notoatmodjo (2012),
infeksi yang dapat berkembang menjadi pendidikan dapat mempengaruhi perilaku
gagal ginjal. Selain itu, pembentukan batu seseorang terhadap pola hidup terutama
ginjal lebih banyak diderita oleh laki-laki dalam motivasi sikap. Tingkat pendidikan
karena saluran kemih pada laki-laki lebih mempengaruhi perilaku seseorang dalam
panjang daripada perempuan. Laki-laki juga mencari perawatan dan pengobatan penyakit
lebih banyak memiliki kebiasaan hidup yang yang dideritanya, serta memilih dan
tidak sehat yang dapat mempengaruhi memutuskan tindakan yang akan dan harus
kesehatannya seperti merokok, merokok dijalani untuk mengatasi masalah
merupakan salah satu gaya hidup yang tidak kesehatannya.
sehat dan berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa yang lama menjalani hemodialisis <12
kurang dari setengah responden yang lama bulan. Gambaran berdasarkan dimensi
menjalani hemodialisa < 12 bulan sebanyak efikasi diri pada pasien yang menjalani
41.7%. Semakin lama orang menjalani HD, hemodialisis menunjukan lebih dari setengah
memberi peluang bagi pasien untuk lebih responden memiliki efikasi rendah pada
adaptatif dengan program terapi. Di sisi lain, dimensi magnitude sebanyak 55.6%.
semakin lama menjalani HD juga semakin
Dimensi magnitude mengarah pada
tinggi potensi munculnya komplikasi yang
kesulitan tugas yang diyakini individu akan
justru dapat menghambat kepatuhan
mampu mengatasi masalahnya. Pasien yang
terhadap program terapi (Sulistini, Sari, dan
menjalani hemodialisis memiliki
Hamid, 2013). Penelitian Butar (2012)
permasalahan keyakinan akan
menyatakan semakin lama pasien menjalani
kemampuannya dalam menjalankan diet
terapi hemodialisis maka pasien akan
pembatasan asupan cairan, Hal ini
semakin baik serta patuh karena pasien
dikarenakan pasien yang menjalani
mendapatkan pendidikan kesehatan atau
hemodialisisnya <12 bulan untuk
informasi tentang penyakitnya semakin
meningkatkan self efficacy masih sulit
banyak. Beda hal nya dengan pasien yang
karena proses penerimaan yang belum
lama menjalani hemodialisisnya < 12 bulan,
sepenuhnya menerima, kondisi pasien juga
hal ini dikarenakan proses penerimaan yang
yang belum stabil dan masih banyak
belum bisa diterima akan penyakit yang
permasalahan lainnya.
dideritanya.
Efikasi diri tidak secara kebetulan
Gambaran Efikasi Diri Pada Pasien
muncul dalam diri seorang individu, ini
Yang Menjalani Hemodialisis di RSKG
berkembang dalam diri individu melalui
NY R.A. Habibie Bandung
pengamatan-pengamatan terhadap akibat-
Hasil penelitian menunjukan bahwa Efikasi Frekuensi Persentase

lebih dari setengah responden yang memiliki Diri (n) (%)


Efikasi 13 18.0 %
efikasi rendah sebanyak 50.0 %. Faktor yang
Tinggi
mempengaruhi responden memiliki efikasi Efikasi 23 32.0 %
rendah utamanya karena faktor lama HD Sedang
diketahui kurang dari setengah responden Efikasi 36 50.0 %
Rendah
Total 72 100 %
akibat tindakan yang dilakukannya. Reward Hemodialisis di RSKG NY R.A.
dan punishment (hukuman) yang diterima Habibie Bandung
individu dari lingkungannya atas tindakan
Hasil penelitian menunjukan lebih dari
yang dilakukan dapat membentuk persepsi
setengah responden yang memiliki tingkat
diri individu terhadap kemampuan diri.
overhidrasi berat sebanyak 77.8 %. Hal ini
Pasien yang menjalani hemodialisis telah
dikarenakan pada tubuh responden terjadi
mengetahui akibat jika tidak melakukan HD,
peningkatan jumlah natrium dalam serum.
seperti yang dijelaskan oleh Supriyadi
Overhidrasi terjadi akibat overload cairan
(2011) seluruh pasien penyakit ginjal kronik
atau adanya gangguan mekanisme
berada pada kualitas hidup yang lebih baik
homeostatis pada proses regulasi
setelah melakukan hemodialisis, responden
keseimbangan cairan. Mekanisme
mengatakan sesak berkurang, lebih rileks
kompensasi tubuh pada kondisi
dan dapat istirahat dengan tenang, serta lebih
overhidrasi adalah berupa pelepasan
merasa nyaman di lingkungannya, namun
Peptida Natriuretik Atrium (PNA),
keadaan itu hanya tidak dirasakan
menimbulkan peningkatan filtrasi dan
selamanya, namun hanya sesaat setelah
ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan
menjalani hemodialisis, saat akan menjelang
penurunan pelepasan aldosteron dan ADH.
hemodialisis berikutnya pasien merasa
kurang nyaman lagi terhadap tubuhnya, hal Hubungan efikasi diri dengan kejadian
inilah yang membuat kualitas hidup pasien overhidrasi pada pasien yang menjalani
penyakit ginjal kronik naik turun. hemodialisis di RSKG NY R.A. Habibie
Bandung
Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Balaga (2012) menunjukkan bahwa
pasien penyakit ginjal kronik dengan tingkat
efikasi diri tinggi dapat melakukan aktifitas
fisik dan fungsi psikososial yang lebih tinggi
pula dibandingkan dengan yang mempunyai
efikasi diri yang lebih rendah.
Overhidra Frekuen Persenta
b. Gambaran Tingkat Overhidrasi
si si (n) se (%)
Pada Pasien Yang Menjalani Overhidra 3 4.1 %
si Ringan
Overhidra 13 18.1 %
si Sedang
Overhidra 56 77.8 %
si Berat
Total 72 100
Hasil analisa bivariat ini untuk yang terbaik dalam diri mereka. Keteguhan
menunjukan ada atau tidaknya hubungan mereka terhadap hal tersebut merupakan
efikasi diri dengan overhidrasi pada pasien komitmen untuk mereka. Keyakinan diri
yang menjalani hemodialisis. Hasil terhadap self efficacy juga memegang
penelitian menunjukan bahwa tingkat peranan kunci dalam pengaturan motivasi
overhidrasi berat dengan efikasi rendah diri seseorang (Bandura, 1991 dalam
sebesar 40.3%, ini menunjukan terdapat Bandura 1993).
hubungan antara efikasi diri dengan tingkat Dalam penelitian ini hampir sebagian
overhidrasi pada pasien yang menjalani besar responden memiliki efikasi rendah
hemodialisis, hal ini dibuktikan dengan dengan tingkat overhidrasi berat dapat
p=value 0,031 < α 0,05 hal dengan diartikan responden dalam penelitian ini
koefisiensi korelasi 0.037 dengan hasil masih kurangnya motivasi dalam diri untuk
tersebut bahwa hasil pengujian hipotesis mematuhi pengendalian asupan cairan
adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya dengan baik untuk mencegah terjadinya
ada hubungan efikasi diri dengan tingkat overhidrasi karena efikasi diri diartikan
overhidrasi pada pasien hemodialisa. sebagai suatu keyakinan seseorang tentang
Hasil ini didukung oleh teori kemampuannya dalam melakukan aktivitas
Bandura (2006) yang mengatakan bahwa tertentu yang akan berpengaruh terhadap
efikasi diri yang tinggi dibutuhkan untuk kehidupannya.
memunculkan motivasi dari dalam diri agar Self efficacy akan menentukan
dapat mematuhi terapi dan pengendalian bagaimana seseorang merasa, berpikir, dan
cairan dengan baik sehingga dapat mencegah memotivasi dirinya sendiri untuk bertindak
peningkatan IDWG (Bandura, 2006). Efek atau berperilaku. Sejalan dengan penelitian
keyakinan terhadap efikasi diri pada proses yang dilakukan Arova Nurmala (2014)
kognitif bentuknya bervariasi. Kebanyakan menyebutkan bahwa sebagian besar
perilaku diatur oleh pemikiran sebelumnya responden yang memiliki efikasi rendah
terhadap tujuan personal yang ingin tingkat kepatuhan menjalani diet cairannya
diwujudkan. Pengaturan tujuan personal ini sehingga kejadian overhidrasi pada
dipengaruhi oleh penilaian diri akan responden penelitiannya berada dalam
kemampuannya. Keyakinan efikasi diri yang kategori overhidrasi berat sebanyak (45%)
tinggi membuat seseorang mengatur tujuan serta penelitian yang dilakukan oleh
Sulistyaningsih (2019) dalam penelitiannya DAFTAR PUSTAKA
yang berjudul efiktivitas training efikasi diri Angraini, F. and Putri, A. F. (2016)
pada pasien penyakit ginjal kronik dalam „Pemantauan Intake Output
Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal
meningkatkan kepatuhan terhadap Kronik Dapat Mencegah Overload
intercairan mendapatkan hasil training Cairan‟, Jurnal Keperawatan
Indonesia, 19(3), pp. 152–
efikasi diri efektif untuk meningkatkan 160.
kepatuhan terhadap intake cairan pada Bandura, A. (2006) Guide For
Constructing Self-Efficacy
pasien penyakit ginjal kronik
Scales; Self-Efficacy Beliefs Of
Kesimpulan dari penjelasan diatas Adolescents. Information Age Publishing.
terdapat hubungan efikasi diri dengan Bağ, E., & Mollaoğlu, M. The
tingkat overhidrasi pada pasien yang evaluation of self-care and self-
efficacy in patients undergoing
menjalani hemodialisis, hal ini dikarenaka hemodialysis. Journal of Evaluation in
efikasi diri seseorang merupakan kekuatan Clinical Practice, 16(3), 605-
610. 2010.
akan keyakinan seseorang dalam mecapai
Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat
tujuan terbaik dalam hidupnya. Efikasi diri Darurat di Bidang Penyakit Dalam.
pada pasien hemodialisis merupakan hal Jakarta : EGC. 1999.

penting yang harus dimiliki dikarenakan Baradero , Mary . Seri Asuhan


Keperawatan Klien Gangguan
pasien yang menjalani hemodialisis akan Ginjal. Jakarta : EGC . 2009.
menghadapi berbagai macam permasalahan Baughman, D. C. and Hackley, J. C. (2000)
maupun komplikasi jika tidak melakukan „Keperawatan Medikal Bedah: Buku
Saku untuk Brunner dan
penatalaksanaan pembatasan asupan cairan Suddarth‟, Jakarta: EGC.
dengan baik.
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks.
Medical Surgical Nursing Clinical
Semakin tinggi efikasi diri maka
Management for Positive
akan semakin patuh juga dalam Outcome Seventh Edition. China :
Elsevier inc. 2005
melaksanakan diet pembatasan asupan
Black, M. . and Hawk, H. . (2009)
cairan. Efikasi diri memberikan kekuatan
Medical surgical nursing: clinical
kepada seseorang dalam mencapai sebuah management for positive outcome,
Elsevier, Singapura. Singapura:
tujuan, salah satunya tujuan untuk tetap
Elsevier Inc.
mempertahankan kondisi terbaiknya
Brunner, L. S. (2010) Brunner &
walaupun sedang menjalani proses Suddarth’s textbook of
pengobatan akan peyakit yang dideritanya
medical-surgical nursing. James, J., Baker, C. and Swain, H. (2008)
Lippincott Williams & Wilkins. „Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan‟,
Erlangga, Jakarta.
Corwin, E. J. (2009) „Buku saku
patofisiologi corwin‟, in. EGC Kara, Belguzar Caglar, & Kayser Kilic,
Selim Nonadherence With Diet
Fransiska, Kristina. Waspadalah 24 and Fluid Restrictions and
Penyebab Ginjal Rusak. Perceived Social Supporting Patients
Jakarta : Penerbit Cerdas Receiving Hemodialysis Journal of
Sehat. 2011. Nursing Scholarship; Third Quarter
Friska Novita W. H. (2017) “ Analisis 2007; 39, 3; ProQuest Research
Faktor Yang Mempengaruhi Library pg. 243. 2007.
Interdialytic Weight Gain Kahraman, A. and Graww. Mc. (2015)
(IDWG) Pasien Hemodialisis „Impact of interdialytic weight gain
Dengan Pendekatan Teori (IDWG) on nutritional
Precede- Proceed Di RSU Haji parameters, cardiovascular risk
Surabaya”. Skripsi. Fakultas Keperawatan factors and quality of life in
Universitas Airlangga. hemodialysis patients‟, BANTAO
Gorman, L. M. and Sultan, D. F. (2007) Journal, 13(1), pp. 25–33.
Psychosocial nursing for general patient Kurniawati, D. P., Widyawati, I. Y. and
care. FA Davis. Mariyanti, H. (2015) „Edukasi Dalam
Hidayati, S. and Sitorus, R. (2014) Meningkatkan Kepatuhan Intake
„Efektifitas Konseling Cairan Pasien Penyakit Ginjal
Analisis Transaksional Kronik (Pgk) On
Tentang Diet Cairan Terhadap Hemodialisis‟, Ners Fkp
Penurunan Interdialytic Weight Universitas Airlangga, pp.17.
Gain (IDWG) Pasien Gagal Ginjal Kemenkes RI (2014) „Situasi dan
Kronis yang Menjalani Hemodialisa Di Analisis Diabetes‟, Pusat Data
Rumah Sakit Umum Daerah dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, p.
Kardinah‟, in seminar nasional & 2. doi: 24427659.
internasional. Lewis, S. L. and Lousie R.. (2014)
Hill, R., Hall, H. and Glew, P. J. (2017) Clinical Companion to
Fundamentals of Nursing and Medical-Surgical Nursing-E-
Midwifery: A Person-Centred Approach Book. Elsevier Health Sciences.
to Care.
Istanti, Y. P. (2009) „Faktor-faktor yang Mustikasari, I. (2017) „Faktor-Faktor Yang
berkontribusi terhadap interdialytic Mempengaruhi Nilai Interdialytic
weight gains (IDWG) pada pasien Weight Gain Pasien Hemodialisa Di
chronic kidney diseases (CKD) di RSUD Panembahan Senopati
Unit Hemodialisis RS PKU Bantul‟, Gaster| Jurnal
Muhammadiyah Yogyakarta‟. IlmuKesehatan, 15(1), pp. 78–
Universitas Indonesia. Fakultas 86.
Ilmu Keperawatan
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Kronik (PGK) Yang Menjalani
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Hemodialisis Di RSUD Kota
PT Rineka Cipta Semarang‟, Keperawatan, 1(1).
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Tanujiarso, B. A. (2014) „Efektifitas
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Konseling Diet Cairan
PT Rineka Cipta Terhadap Pengontrolan
Interdialytic Weight Gain
Novitasari, I. (2015) „Gambaran Tingkat (Idwg) Pasien Hemodialisis
Kecemasan, Stres, Depresi Dan
Mekanisme Koping Pasien Di RS Telogorejo Semarang‟,
Penyakit Ginjal Kronik Yang Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan.
Menjalani Hemodialisis di Smeltzer, S. C. and Bare, B. G. (2009)
RSUD dr. Moewardi‟, Skripsi „Buku ajar keperawatan
Jurusan Keperawatan FK medikal bedah‟,
UNDIP. Jakarta: EGC, 1223.
Sulistyaningsih, D. R. (2017) „Efektivitas
Pusat Data dan Informasi Kementerian training efikasi diri pada pasien
Kesehatan RI. (2017) Infodatin; Situasi Penyakit Ginjal Kronik dalam
Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta. meningkatkan kepatuhan
Pratiwi, D. A. (2015) „Hubungan terhadap intake cairan‟,
Dukungan Keluarga dengan Majalah Ilmiah Sultan Agung,
Tingkat Depresi Gagal Ginjal 50(128), pp. 11–25.
Kronik dengan Hemodialisis di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta‟. Sherwood, Lauralle (2014). Fisiologi
STIKES‟Aisyiyah Yogyakarta. Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2.
Jakarta : EGC. 2014
Price, Sylvia A. & Lorraine M.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitiab
Wilson. Patofisiologi : Konsep
Kuantitatif Kualitatif dan R &
Klinis Proses- Proses Penyakit Edisi 6
D. Bandung: Afabeta.
Volume 2. Jakarta : EGC. 2006.
Sulistyaningsih, D. R. (2017) „Efektivitas
Rubenstain, David, David Wayne & John
training efikasi diri pada pasien
Bradley. Lecture Notes Kedokteran
Penyakit Ginjal Kronik dalam
klinis Edisi Keenam. Jakarta : meningkatkan kepatuhan
Erlangga. 2007. terhadap intake cairan‟,
Majalah Ilmiah Sultan Agung,
Saiti, A. (2014) „Analisis Faktor- Faktor 50(128), pp. 11–25.
yang Berhubungan Dengan Depresi pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Sulistini, R., Sari, I.P., & Hamid, N.A.
Menjalani Hemodialisis di (2013). Hubungan antara tekanan darah
RSUD Panembahan Senopati Bantul‟, pre hemodialisis dan lama
Skripsi. Yogyakarta: Universitas menjalani hemodialisis dengan
Muhammadiyah Yogyakarta. penambahan berat badan interdialitik di
Ruang Hemodialisis RS Moh. Hoesin
Shoumah, A. N. (2013) „Hubungan Depresi Palembang. Poltekes Kemmenkes
Dengan Interdialytic Weight Gain Palembang, Palembang. Jurnal
(IDWG) Pada Pasien Penyakit Ginjal
Kesehatan, 14(1), 1–8.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitiab
Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Afabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitiab
Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Afabeta.
Savitri, Y. A. and Parmitasari, D. L. N.
(2014) „Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Kronis Dalam Melakukan Diet Ditinjau
Dari Dukungan Sosial Keluarga‟.
UNIKA Soegijapranata.
Tjokoprawiro, A. et al. (2015) Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. 2nd
edn.Surabaya: Airlangga University
Press.
Wayunah, W., Saefulloh, M. and Nuraeni,
W. (2016) „Penerapan Edukasi
Terstruktur Meningkatkan Self
Efficacy Dan Menurunkan IDWG
Pasien Hemodialisa Di RSUD
Indramayu‟, Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 2(1),
pp. 22– 28.
Williams, P. A. (2017) Study Guide for
Dewit’s Fundamental Concepts and Skills
for Nursing-E-Book. Elsevier
Health Sciences.

Anda mungkin juga menyukai